DAN RASULULLAH
Disusun Oleh :
Nabilla Nur Aisyah (2111100260)
Nada Naurah Putri Azizah (2111100261)
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................2
A. Pengertian Akhlak..................................................................2
B. Akhlak Kepada Allah ............................................................2
C. Akhlak Kepada Rasulullah.....................................................4
BAB III PENUTUP..........................................................................9
A. Kesimpulan.............................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ajaran Islam yang bersifat universal harus bisa diaktualisasikan
dalam kehidupan individu, masyarakat, berbangsa dan bernegara secara
maksimal. Aktualisasi tersebut tentu terkait dengan pelaksanaan hak dan
kewajibannya seseorang kepada Tuhan-Nya, rasul-Nya, sesamanya dan
lingkungannya. Khusus aktualisasi akhlak ( hak dan kewajiban ) seorang
hamba kepada Tuhannya terlihat dari pengetahuan, sikap, prilaku dan gaya
hidup yang dipenuhi dengan kesadaran tauhid kepada Allah SWT, Hal itu
bisa dibuktikan dengan berbagai perbuatan amal shaleh, ketaqwaan,
ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT secara ikhlas.
Untuk itulah dalam menata kehidupan, diperlukan norma dan nilai,
diperlukan standard an ukuran untuk menentukan secara obyektif apakah
perbuatan dan tindakan yang dipilih itu baik atau tidak, benar atau salah,
sehingga yang dilihat bukan hanya kepentingan diri sendiri, melainkan
juga kepentingan orang lain, kepentingan bersama, kepentingan umat
anusia secara keseluruhan.
Dan untuk itulah setiap individu dituntut memiliki komitmen
moral, yaitu spiritual pada norma kebajikan dan kebaikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Akhlak ?
2. Bagaimana perspektif Islam terhadap Akhlak kepada Allah ?
3. Bagaimana perspektif Islam terhadap Akhlak kepada Rasulullah ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian Akhlak
2. Untuk mengetahui perspektif Islam terhadap Akhlak kepada Allah
3. Untuk mengetahui perspektif Islam terhadap Akhlak kepada
Rasulullah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
Istilah akhlak sudah sangat akrab di tengah kehidupan kita, mungkin
hamper semua orang mengetahui arti kata “akhlak“ karena perkataan
akhlak selalu dikaitkan dengan tingkah laku manusia. Akan tetapi, agar
lebih jelas dan meyakinkan, kata “akhlak” masih perlu untuk diartikan
secara bahasa maupun istilah. Dengan demikian, pemahaman terhadap
kata “ akhlak” tidak sebatas kebiasaan praktis yang setiap hari kita dengar,
tetapi sekaligus dipahami secara filosofis, terutama makna subtansialnya.
Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, yaitu Jama’ dari kata
“khuluqun” yang secara linguistik diartikan dengan budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat, tata karma, sopan santun, adab, dan tindakan.
Kata “ akhlak “ juga berasal dari kata “khlaqa“ atau “khalqun“, artinya
kejadian, serta erat hubungannya dengan “Khaliq“, artinya menciptakan,
tindakan atau perbuatan, sebagaimana terdapat kata “al-Khaliq“, artinya
pencipta atau dan “makhluq“, artinya yang diciptakan.
Islam adalah agama yang mengatur cara berperilaku manusia.
Tanpa perilaku yang baik manusia akan sangat berpotensi membuat
kerusakan. Perlunya membina akhlak adalah sebagai salah satu misi Nabi
Muhammad ﷺdalam haditsnya :
ار َم ُأل َت ِّم َم ُب ِع ْثتُ ِإ َّن َما ِ اَأل ْخ
ِ َم َك الق
‘Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan keutamaan–
keutamaan akhlak.’1
1
Asmuni, Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta : Kalam Mulia, 2009.
2
Pertama, karena Allah-lah yang mencipatakan manusia. Dia yang
menciptakan manusia dari air yang ditumpahkan keluar dari tulang
punggung dan tulang rusuk.
2
Assegaf dan Abdurrahman, Studi Islam Kontekstual Eloborasi Paradigma Baru Muslim
Kaffah, Yokyakarta : Gema Media, 2005.
3
5. Berdo’a kepada Allah, artinya meminta sesuatu kepada Sang
Pencipta, agar apa yang diupayakan atau sesuatu yang diinginkan
tercapai. Adapun diantara syarat-syarat diijabahnya do’a
seseorang oleh Allah sebagai berikut; bersungguh dalam
memanjatkan do’a; penuh keyakinan do’anya diterima; berdo’a
khusyuk, memohon yang masuk akal, dilakukan secara ikhlas,
menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang oleh Allah.
6. Zikrullah, yaitu ingat kepada Allah. Dalam Islam, manusia
diperintahkan untuk selalu ingat kepada Allah baik waktu lapang
maupun waktu sempit, baik waktu sendirian maupun waktu
bersama-sama, baik waktu sehat maupun waktu sakit, Zikir yang
disuruh dalam Islam tidak terbatas jumlahnya atau zikir yang
sebanyak-banyaknya.
7. Bersyukur kepada Allah, yaitu menyadari bahwa segala nikmat
yang ada merupakan karunia Allah dan anugerah dari Allah
semata. Sehingga, kalau manusia mendapatkan nikmat, maka
pergunakan sesuai dengan yang diperintahkan Allah.
Adapun syukur itu dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk,
yaitu :
a. Pertama, syukur dengan hati, yaitu manusia harus menyadari
dengan kesadaran mendalam bahwa seluruh nikmat
datangnya dari Allah, seraya memuji kebesaran Allah dengan
hatinya.
b. Kedua, syukur dengan lisan, yaitu dengan cara bersyukur
senantiasa memuji kepada Tuhannya, mengucapkan bacaan
tahmid ketika mendapatkan nikmat, bertutur kata baik
kepada sesame dan meminta maaf bila melakukan kesalahan.
3
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah Aqidah Islam Ahlussunnah wal Jama’ah, Bogor :
Pustaka Imam Syafi’I, 2013.
4
kita tidak berjumpa dengannya, namun keimanan kita kepadanya membuat
kita harus berakhlak baik kepadanya, sebagaimana keimanan kita kepada
Allah Swt membuat kita harus berakhlak baik kepada-Nya.
Meskipun demikian, akhlak baik kepada Rasul pada masa sekarang
tidak bisa kita wujudkan dalam bentuk lahiriyah atau jasmaniyah secara
langsung sebagaimana para sahabat telah melakukannya. 4
Akhlak kepada Rasul, di antaranya yaitu :
1. Ridha Dalam Beriman Kepada Rasul
Iman kepada Rasul ﷺmerupakan salah satu bagian dari
rukun iman. Keimanan akan terasa menjadi nikmat dan lezat
manakala kita memiliki rasa ridha dalam keimanan sehingga
membuktikan konsekuensi iman merupakan sesuatu yang
menjadi kebutuhan. Karenanya membuktikan keimanan dengan
amal yang shaleh merupakan bukan suatu beban yang
memberatkan, begitulah memang bila sudah ridha. Ridha
dalam beriman kepada Rasul inilah sesuatu yang harus kita
nyatakan sebagaimana hadits Nabi ﷺ:
ُ ِ ِباهَّلل ِ َرض َر ًّبا , َو ِباِإْلسْ اَل ِم دِي ًنا, َرسُو ًل َو ِبم َُح َّم ٍد
يت
‘Aku ridha kepada Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai
agama dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul.’
(HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I dan
Ibnu Majah).
4
Al-Hufi dan Ahmad Muhammad, Akhlak Nabi Muhammad SAW Keluhuran dan
Kemuliaan Terjemahan oleh Masdar Helmy, Bandung : Gema Risalah Press, 1995.
5
Disamping itu, manakala seseorang yang telah mengaku
beriman tapi lebih mencintai yang lain selain Allah dan Rasul-
Nya, maka Rasulullah SAW tidak mau mengakuinya sebagai
orang yang beriman.
6
‘Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak akan
tersesat selamanya bila berpegang teguh kepada keduanya,
yaitu kitab Allah dan sunnahku.’ (HR. Hakim)
Dengan demikian, menghidupkan sunnah Rasul menjadi
sesuatu yang amat penting sehingga begitu ditekankan oleh
Rasulullah ﷺ.
7
‘Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan
berceritalah tentang Bani Israil tidak ada larangan.
Barangsiapa berdusta atas (nama) ku dengan sengaja, maka
hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka.’
(HR. Ahmad, Bukhari dan Tirmidzi dari Ibnu Umar)5
BAB III
PENUTUP
5
Ritonga dan A. Rahman, Akhlak Merakit Hubungan Manusia dengan Sesama Manusia,
Surabaya : Amelia, 2005.
8
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu
komponen utama agama islam adalah akhlak. Suatu perbuatan baru dapat
disebut sebagai cerminan akhlak jika dilakukan berulang-ulang sehingga
hampir menjadi suatu kebiasaan dan timbul dengan sendirinya tanpa
pertimbangan yang lama dan dipikir-pikir terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
9
Asmuni, Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta : Kalam Mulia,
2009.
Assegaf dan Abdurrahman, Studi Islam Kontekstual Eloborasi Paradigma
Baru Muslim Kaffah, Yokyakarta : Gema Media, 2005.
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah Aqidah Islam Ahlussunnah wal
Jama’ah, Bogor : Pustaka Imam Syafi’I, 2013.
Al-Hufi dan Ahmad Muhammad, Akhlak Nabi Muhammad SAW
Keluhuran dan Kemuliaan Terjemahan oleh Masdar Helmy, Bandung :
Gema Risalah Press, 1995.
Ritonga dan A. Rahman, Akhlak Merakit Hubungan Manusia dengan
Sesama Manusia, Surabaya : Amelia, 2005.
10