GURU PEMBIMBING :
KELOMPOK 5 KELAS X – 2 :
Disusun oleh :
Tsaniyah Ghaliyah ( 29 )
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyesaikan makalah
ini.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................ii
DAFTAR IS...........................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................
A.Saran..................................................................10
B.Kesimpulan.........................................................10
BAB IV PENUTUP...............................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................12
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Nafsu merupakan perangkat yang pasti ada pada diri manusia. Tiada seorang pun yang tidak memilikinya.
Karena nafsu merupakan pendorong manusia yang kuat untuk bisa melakukan segala perbuatan, baik itu
perbuatan baik maupun buruk. Perbuatan baik ataupun buruk digerakkan oleh nafsu, artinya nafsu
menjadi komando segala kegiatan manusia, sekaligus sebagai motor penggerak yang menggerakkan segala
macam tingkah laku manusia. Dari nafsu inilah manusia bisa berbuat baik dan bisa juga berbuat jelek.
Sebetulnya setiap manusia diciptakan dengan potensi diri yang luar biasa, tetapi hawa nafsu dapat
menghambat potensi itu muncul di permukaan. Potensi yang dimaksud di sini adalah potensi untuk
menciptakan keadilan, ketentraman, keamanan, kesejahteraan, persatuan dan hal-hal baik lainnya.
Dalam kenyataannnya manusia cenderung mengikuti nafsu syahwatnya, padahal pada hakikatnya syahwat
(keinginan) nafsu adalah kecenderungan kepada sesuatu yang sesuai dengan tabiatnya (watak), dan
menjauhi sesuatu yang tidak disukai dan dicintai, padahal seringkali kerusakan jiwa disebabkan karena
hal-hal yang amat disukainya itu, dan keselamatan karena menjauhi hal-hal tersebut.
Dalam Alqur’an sendiri, banyak ayat yang berbicara tentang manusia. Manusia dalam Alqur’an sering
mendapat pujian seperti penciptaan manusia dengan bentuk sebaik-baiknya pada . Kemudian disebutkan
juga manusia sebagai mahluk yang lebih mulia dibanding mahluk-mahluk yang lain pada . Pada saat yang
sama, manusia bisa lebih buruk dibandingkan dengan setan dan binatang sekalipun. Adapun celaan bagi
manusia disebutkan pada bahwa manusia amat aniaya dan ingkar nikmat.
1
Beberapa potensi manusia menurut Quraish Shihab, yang mengungguli dari mahluk-mahluk lain sehingga
manusia dijadikan khalifah di muka bumi. pertama, manusia mempunyai kemampuan untuk mengetahui
sifat-sifat, fungsi dan kegunaan segala macam benda. Kedua ditundukannya bumi, langit, dan sebagainya,
oleh Allah kepada manusia . Ketiga, manusia dianugerahkan akal dan pikiran serta pancaindra dan
kekuatan positif untuk mengubah corak kehidupan. Potensi-potensi tersebut mempunyai peran penting
untuk menjadikan manusia mahluk yang mulia dan pelaksanaan sebagai khalifah di muka bumi.
Selain potensi positif di atas, adapula potensi negatif pada diri manusia yaitu nafsu yang bisa
menjerumuskan manusia untuk mengikuti hawa nafsu dan setan seperti yang digambarkan dalam Alqur’an
pada dimana Adam dan Hawa dihasut oleh setan dan mengikuti hawa nafsu mereka untuk melupakan
Pembicaraan tentang potensi negatif atau yang sering disebut hawa nafsu maka pembahasannya masuk
dalam bagian ilmu tasawuf. Hawa nafsu sendiri dalam psikologi sufi merupakan sebuah aspek psikis yang
pertama menjadi musuh terburuk bagi diri kita. Nafsu juga dapat tumbuh menjadi alat yang tak terhingga
nilainya. Tingkat terendahnya menurut Robert Frager adalah nafs tirani yang merupakan seluruh kekuatan
dalam diri yang menjauhkan kita dari jalan spiritual. Kekuatan-kekuatan ini mengakibatkan rasa sakit dan
penderitaan yang dahsyat dan mendorong kita untuk menyakiti orang-orang yang kita cintai.
2
B.Rumusan Masalah
1. Apa hakikat dan sifat dasar dari nafsu dalam ajaran islam?
2.pengertian dari nafsu syahwat?
3. Bagaimana cara pengendalian nafsu syahwat?
4.hikmah dari menundukkan nafsu syahwat ?
5.makna dari nafsu amarah (gadab)?
6.cara mengendalikan nafsu amarah ?
7.hikmah saat sudah bisa mengendalikan nafsu amarah ?
8. dampak hawa nafsu bagi manusia?
9. bahaya ketika seseorang mengikuti hawa nafsu nya?
10. ke untungan melawan hawa nafsu?
3
C.Tujuan
1. Tujuan makalah ini ialah memahami hakikat dan pengertian
nafsu secara islami
2.Mengetahui bagaimana konsep bahaya nafsu syahwat dan
caramenundukkan serta hikmah menundukkan nafsu syahwat
Mengetahui cara pengendalian nafsu amarah (gadab) serta
hikmah mengendalikan nafsunya
3.makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
menambah khazanah keilmuan bagi yang membacanya dan
yang mengamalkannya
4. Secara praktis penelitian ini ditujukan untuk umat Islam agar
dapat memahami dan mengenali cara pengendalian nafsu
sebagaimana ajaran Alqur’an.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A.Hakikat dan Sifat Dasar Nafsu
Kenapa hawa nafsu diciptakan? Pada hakikatnya semua manusia memiliki nafsu, karena manusia tidak
dapat hidup jika tidak ada nafsu. Allah menciptakan manusia disertai dengan hawa nafsu. Banyak
mengandung faedah, meski tidak bisa hidup jika tidak ada nafsu. Andaikata nafsu makan dicabut (misalnya)
pasti binasalah manusia. Jika nafsu terhadap lawan jenis dihilangkan, mereka tidak punya keturunan dan
akhirnya binasa. Nafsu adalah keinginan seseorang atau dorongan hati yang kuat untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Hawa nafsu adalah sesuatu yang disenangi oleh jiwa, baik bersifat positif maupun negatif, baik bersifat
jasmani maupun ruhani. Perbuatan baik ataupun buruk digerakkan oleh nafsu, artinya menjadi pusat
komando segala kegiatan manusia, sekaligus sebagai motor penggerak yang menggerakkan segala macam
tingkah laku manusia. Nafsu itu ibarat seperti sungai dia bisa mengalir dengan tenang dan bisa meluap atau
menghancurkan, dan karena itu perlu dikontrol dengan sistem bendungan dan irigasi yang baik sehingga
memberikan manfaat yang maksimal bagi kehidupan manusia dan lingkungannya. Sehingga pada
hakikatnya nafsu itu penting bagi diri manusia akan tetapi penggunaan nafsu yang tidak terkontrol pada
diri manusia itu yang berbahaya.
5
B.Memahami Nafsu Syahwat
Secara istilah, nafsu adalah keinginan seseorang atau dorongan hati yang kuat untukmemenuhi kebutuhan
hidupnya. Syahwat secara lughawi artinya menyukai atau menyenangi. Yaitu kecintaan terhadap sesuatu
sehingga kecintaan itu menguasai hatinya.
Kecintaan itu sering menyeret seseorang untuk melanggar hukum Allah ’azza wa Jalla dengan tujuan untuk
mendapatkan sesuatu yang lezatt. Adapun secara istilah syari’at, nafsu syahwat adalah kecondongan jiwa
terhadap sesuatu yang disukainya sehingga keluar dari batas syari’at.Maka hakikat syahwat (keinginan)
nafsu adalah kecenderungan kepada sesuatu yang sesuai dengan tabi’atnya (watak) dan menjauhi sesuatu
yang tidak disukai dan dicintai. Akan tetapi, sebenarnya keberadaan syahwat pada manusia itu tidak
tercela, karena terdapat faedah dan manfaat didalamnya. Celaan itu tertuju jika manusia melewati batas
dalam memenuhi syahwat. Misalnya, menuruti nafsu syahwat dengan melakukan kemaksiatan mulai dari
menonton film porno, berpacaran dan akhirnya sampai pada perzinaan.
1.Syahwat dan kesenangan terhadap harta benda, sehingga melahirkan kerakusan, perampokan,
pencurian, manipulasi, korupsi, bahkan kekerasan fisik, seperti pembunuhan dan penganiayaan.
2.Syahwat dari kesenangan terhadap seks, sehingga melahirkan kejahatan dan kekejian berupa perzinaan,
pemerkosaan dan penyimpangan seksualitas lainnya, bahkan hanya karena seks terjadi pembunuhan dan
penganiayaan fisik.
3.Syahwat dan kesenangan terhadap jabatan dan kedudukan, sehingga melahirkan para pejabat dan
pemimpin yang zalim, otoriter, bahkan diktator. Akhirnya menindas siapa saja yang akan menghalang-
halangi
6
1. Merusak potensi diri seseorang
4. Melahirkan kerakusan, perampokan, pencurian, manipulasi, korupsi, bahkan kekerasan fisik, seperti
pembunuhan dan penganiayaan. Sebagai dampak menuruti syahwat harta ) Lahirnya para pejabat dan
pemimpin yang zalim, otoriter, bahkan diktator.
6.Dampak menuruti syahwat kesenangan terhadap kelezatan makanan, akan menimbulkan berbagai
macam penyakit tubuh.
7.Nafsu akan mendorong manusia untuk berbuat jahat, melampiaskan syahwat dan menentang ajaran
agama
7
1. Meningkatkan taqwa kepada Allah dengan menerapi diri dengan rasa takut kepada Allah Swt.
2.Dengan Mujahadah
Mujahadah berasal dari kata al-jihad yaitu berusaha dengan segala kesungguhan, kekuatan dan
kesanggupan pada jalan yang diyakini benar. Mujahadah artinya berusaha untuk melawan dan
menundukkan kehendak hawa nafsu.
2.Hidup lebih terarah dan terkontrol. Selamat dan bahagia dunia akhirat
Memang sifat marah merupakan tabiat manusia, karena mereka memiliki nafsu yang cenderung ingin
selalu dituruti dan tidak mau ditolak keinginannya. Nafsu amarah adalah satu musuh dalam (musuh batin)
yaitu nafsu yang selalu memerintahkan kepada keburukan dan jauh lebih berbahaya dibandingkan musuh-
musuh yang lainnya
8
b.cara menundukan keamarahan (gadab )
a) Dengan riyadah
Cara menundukan sifat-sifat tercela marah diperlukan pelatihan diri (riyadah) dan kesabaran dalam
menghadapi segala rintangan
b) Mujahadah
Berusaha sungguh-sungguh dengan sekuat tenaga menahan hawa nafsu untuk tidak melampiaskannya
kepada kemarahan, dan menyadari akan dampak negatifnya bila melampiaskan marah.
9
BAB III
SARAN DAN KESIMPULAN
A.Saran
Setelah mempelajari tentang nafsu, ada beberapa saran yang bisa Anda pertimbangkan:
1.Introspeksi Diri : Refleksikan bagaimana nafsu-nafsu ini mungkin mempengaruhi kehidupan Anda.
Identifikasi area di mana Anda mungkin perlu lebih banyak pengendalian diri atau penyesuaian.
2.Kendalikan Diri :Usahakan untuk mengendalikan nafsu-nafsu syahwat dan amarah dengan mengacu pada
ajaran agama dan nilai-nilai moral. Ini dapat membantu menciptakan keseimbangan dalam tindakan dan
reaksi emosional Anda.
3.Latihan Sabar : Latihlah diri Anda dalam mengatasi nafsu amarah dengan sabar dan penenangan diri. Ini
dapat membantu menghindari konflik yang tidak perlu dan memperkuat karakter Anda.
4.Pengembangan Spiritual : Manfaatkan pemahaman tentang nafsu untuk mendalami aspek spiritual
dalam agama Anda. Ini bisa melalui meditasi, doa, atau berbagai bentuk ibadah yang membantu
memperdalam hubungan dengan Tuhan.
5.Bimbingan Agama : Jika memungkinkan, diskusikan apa yang telah Anda pelajari dengan seorang
pemimpin agama atau seorang yang berpengalaman dalam bidang spiritual. Mereka dapat memberikan
panduan yang lebih mendalam dan pribadi.
6.bersikap Lembut pada Diri Sendiri : Ingatlah bahwa perjalanan mengendalikan nafsu adalah proses yang
berkelanjutan. Jangan terlalu keras pada diri sendiri jika terjadi kemunduran.
B.Kesimpulan
secara islam, nafsu itu adalah kecondongan jiwa kepada sesuatu yang disukainya, lalu jika
condongnya kepada sesuatu yang sesuai dengan syari'at, maka terpuji, namun sebaliknya,
jika kecondongannya kepada sesuatu yang bertentangan dengan syari'at, maka tercela.
Perlunya mengendalikan nafsu syahwat agar tetap dalam batas-batas yang ditetapkan oleh
agama, serta mengelola nafsu amarah dengan sabar dan bijak. Pengendalian nafsu-nafsu ini
merupakan bagian integral dari perjalanan spiritual dalam Islam, untuk mencapai
pembersihan diri dan mendekatkan diri kepada Allah.
10
BAB IV
PENUTUP
Dengan mengakhiri makalah ini, kita diingatkan tentang pentingnya
pengendalian diri dan perjalanan spiritual dalam menjalani kehidupan.
Pemahaman tentang nafsu-nafsu, baik syahwat maupun amarah, merupakan
panggilan untuk meraih keseimbangan dan kesucian dalam setiap aspek
aktivitas kita. Semoga makalah ini menjadi langkah awal dalam merenungkan
nilai-nilai Islam dan menerapkan mereka dalam tindakan sehari-hari. Semoga
Allah memberikan petunjuk dan kekuatan kepada kita semua dalam
menghadapi ujian-ujian nafsu, serta menjalani kehidupan yang bermanfaat dan
penuh berkah.
Terima kasih atas perhatiannya , sekian dari kelompok kami , mohon maaf
apabila ada salah kata dalam penyampaian.dimana segala kekurangan datang
dari manusia dan segala kelebihan datang dari allah swt.demikian
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
11
DAFTAR PUSTAKA
https://a1office.co/solutions/shared/view?
fileKey=AKIDAH+AKHLAK_MA_KELAS+X_KSKK_2020_CompressPdf-
9bac2a13c6697032adeffa7ba24dfc37.pdf
https://lampung.nu.or.id/keislaman/hakikat-hawa-nafsu-adalah-netral-4DQCQ
https://www.gramedia.com/literasi/nafsu/
https://islamdigest.republika.co.id/berita/qmbxji366/islam-anjurkan-syahwat-
yang-terkendali#:~:text=REPUBLIKA.CO.ID%2C%20JAKARTA,kedudukan%2C
%20dan%20lain%2Dlain
https://kumparan.com/berita-update/pengertian-syahwat-serta-penjelasannya-
menurut-agama-islam-1yMijXBHqiq
https://shafta.sch.id/menghindari-sifat-marah-ghadab/
https://www.studocu.com/en-us/document/american-intercontinental-
university/sociology/kelas-10-the-best/30358127
https://an-nur.ac.id/makna-marah-ga%E1%B8%8Dab-dampak-negatif-dan-cara-
menghindarinya/
https://idr.uin-antasari.ac.id/11973/4/BAB%20I.pdf
12