Anda di halaman 1dari 15

Peranan Bahasa dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Oleh:
Kharisma Diah Ayu Wulandari
(Universitas Sebelas Maret, kharismadiah@student.uns.ac.id )

Abstrak

Bahasa merupakan sistem lambang bunyi ujaran yang


digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat
pemakainya. Bagi manusia, bahasa memiliki dua fungsi,
sebagai media berpikir dan sebagai media komunikasi.
Proses berpikir manusia tidak dapat dilepaskan dari
bahasa yang dikuasainya karena manusia berpikir
melalui simbol-simbol bahasa. Gagasan dan pemikiran
manusia perlu untuk dikomunikasikan dengan orang
lain. Proses pengkomunikasian itu pun menggunakan
media bahasa.

Dewasa ini, kekhawatiran akan punahnya bahasa ibu


selayaknya menjadi perhatian besar masyarakat
Indonesia. Punahnya bahasa ibu atau bahasabahasa
lokal merupakan salah satu indikator punahnya warisan
budaya bangsa. Dalam kaitannya dengan
pengembangan ilmu pengetahuan, bahasa memegang
peranan yang sangat penting mengingat peran bahasa
sebagai media berpikir dan media berkomunikasi.
Sebuah bahasa yang baik untuk pengembangan ilmu
pengetahuan adalah bahasa yang mampu melaksanakan
dua peran tersebut dengan baik pula. Bahasa ilmu
pengetahuan hendaknya mampu
mengungkapkan sekaligus menjelaskan dan
merepresentasikan simbol-simbol sebuah konsep dalam
suatu ilmu. Ukuran sederhananya adalah kekayaan
sebuah bahasa
terhadap kosakata-kosakata, terutama yang
berkaitan dengan pesan berkonotasi pikiran.

Kata kunci :

Bahasa, Ilmu Pengetahuan, Pengembangan


A. Pendahuluan dan bahasa lokal sebagai warisan
budaya harus terus dijaga dan
Indonesia memiliki keindahan
dipertahankan
alam dan budaya yang menyebabkan
akhir-akhir ini menjadi tujuan
kunjungan orang-orang asing
(Mansan, 2015). Kekayaan alam dan
budaya yang ada di Indonesia
membuat warga asing tertarik dan
datang ke Indonesia untuk
mempelajari dan mengenal
kebudayaan yang ada di Indonesia.
Hal ini merupakan dampak dari
perkembangan dunia global dan pasar
bebas dengan meningkatnya jumlah
orang asing yang bekerja dan belajar
di Indonesia, di antaranya untuk
belajar bahasa Indonesia. Hal ini
dilakukan agar penutur asing tersebu
dapat berkomunikasi secara baik dan
benar ketika tinggal dan bekerja di
Indonesia. ( Mawadati & Saddhono,
2017, 67)
Dewasa ini, kekhawatiran akan
punahnya bahasa ibu selayaknya
menjadi perhatian besar masyarakat
Indonesia. Punahnya bahasa ibu atau
bahasabahasa lokal merupakan salah
satu indikator punahnya warisan
budaya bangsa. Dengan semakin
memudarnya warisan budaya bangsa
maka hilanglah karakter utama
bangsa, oleh sebab itu bahasa ibu
keberadaannya.( Saddhono, 2015, intelektual manusia. Manusia tidak
35) akan mencapai puncak
Kemampuan berbahasa kedewasaannya sebagai mahluk yang
merupakan ciri khusus manusia. rasional yang dapat dipisahkan dari
Manusia dapat berkomunikasi keahliannya berbahasa. Sehingga
dengan baik melalui penguasaan dan manusia berbahasa sesuai dengan
penggunaan bahasa. Bahasa tingkat pengetahuan dan
merupakan faktor penting dalam kemampuannya masing-masing.
kehidupan manusia sebagai makhluk Bahasa juga merupakan bagian
sosial, karena manusia akan selalu daripada realitas pengetahuan itu
membutuhkan orang lain dan tidak sendiri yang dalam cakupannya pun
bisa hidup sendiri. Bahasa dijadikan terkandung interpretasi dari pikiran
alat untuk menyampaikan, manusia itu sendiri. Pada prosesnya,
mengekspresikan atau menjelaskan bahasa akan melahirkan sebuah
sesuatu yang dapat dimengerti atau makna yang sebelumnya diolah oleh
dipahami oleh orang lain. pikiran yang kemudian melalui makna
(Dardjowidjoyo, 2003, 51) tersebut lahir sebuah pemikiran yang
Bahasa yang digunakan bisa dijadikan sebagai acuan dasar
merupakan suatu bukti kegiatan

dalam melakukan tindakan dan peran ganda, yaitu sebagai akar


(Dardjowidjojo, 2003, 65). dan produk budaya yang sekaligus
berfungsi sebagai sarana berpikir dan
Pengetahuan manusia dapat
sarana pendukung pertumbuhan dan
berkembang dikarenakan adanya dua
perkembangan ilmu pengetahuan dan
faktor, yaitu: Pertama, manusia
teknologi. Tanpa adanya peran bahasa
memiliki bahasa yang mampu
semacam itu, pengetahuan tidak akan
mengkomunikasikan informasi dan
dapat berkembang. Implikasinya di
jalan pikiran yang melatar belakangi
dalam pengembangan daya nalar,
informasi tersebut. Kedua, manusia
menjadikan bahasa sebagai prasarana
memiliki kemampuan berpikir menurut
berpikir modern. Makalah berikut
suatu alur kerangka berpikir tertentu.
membahas tentang bahasa dan
(Bakhtiar, 2014, 93)
peranannya dalam pengembangan
Berdasarkan uraian-uraian di ilmu pengetahuan.
atas, kita dapat menyadari bahwa ilmu
tanpa adanya bahasa tidak dapat
tumbuh dan berkembang. Selain itu B. Metode Penelitian
bahasa memiliki kedudukan, fungsi,
Penelitian ini menggunakan dikumpulkan dengan menggunakan
pendekatan sosiolinguistik. Metode metode perpustakaan dengan cara
yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
adalah metode penelitian kualitatif. dokumen untuk memilih data yang
Metode penelitian kualitatif dilakukan akan dijadikan objek penelitian.
pada kondisi alamiah dan bersifat Teknik analisis dokumen dilakukan
penemuan. Oleh karena itu, peneliti dengan cara membaca semua
harus memiliki bekal teori dan dokumen yang berkaitan dengan data
wawasan yang luas sehingga peneliti penelitian baik data primer maupun
dapat mudah bertanya, menganalisis, data skunder yang berupa tulisan-
dan mengkonstruksi objek yang akan tulisan yang berhubungan dengan
diteliti menjadi lebih jelas. objek penelitian. Teknik ini dilakukan
Penelitian yang dijadikan untuk mengidentifikasi data.
dasar penulisan adalah termasuk
jenis content analysis dengan metode C. Hasil dan Pembahasan
kualitatif. Penelitian ini melalui tiga
Ilmu
tahap penelitian yaitu tahap
pengumpulan data, penganalisisan 1. Pengertian Ilmu
data dan penyajian data. Data
Secara etimologi, ilmu berasal dari sistematis mengenai gejala-gejala
kata ilm (Bahasa Arab), Science kealaman, kemasyarakatan, atau
(Bahasa inggris) atau Scientia perseorangan untuk tujuan mencapai
(Bahasa Latin) yang mengandung kebenaran, memperoleh
kata kerja scire yang berarti tahu atau pemahaman, memberikan penjelasan
mengetahui. Dalam Kamus Besar ataupun melakukan penerapan.
Bahasa Indonesia, ilmu diartikan (Bakhiar, 2014, 12)
sebagai pengetahuan tentang suatu
Antara ilmu dengan
bidang yang disusun secara bersistem
pengetahuan memiliki perbedaan yang
menurut metode tertentu, yang dapat
cukup mendasar. Kalau pengetahuan
digunakan untuk menerangkan gejala
yang merupakan padan kata dari
tertentu di bidang (pengetahuan) itu.
knowledge merupakan kumpulan
Definisi Ilmu menurut The Liang Gie,
fakta-fakta, sedangkan ilmu adalah
adalah rangkaian aktivitas manusia
suatu kegiatan penelitian terhadap
yang rasional dan kognitif dengan
suatu gejala ataupun kondisi pada
metode berupa aneka prosedur dan
suatu bidang dengan menggunakan
tata langkah sehingga menghasilkan
berbagai prosedur,
kumpulan pengetahuan yang
cara, alat dan metode ilmiah lainnya sistematis, dapat diukur dan
guna menghasilkan suatu kebenaran dibuktikan.
ilmiah yang bersifat empiris,
b) Ilmu tidak mengartikan kepingan
sistematis, objektif, analisis dan
pengetahuan suatu putusan
verifikatif (Hendrik, 1996,
secara tersendiri, tetapi ilmu
38).Kebenaran ilmiah tersebut
menandakan seluruh kesatuan
merupakan bahan dasar dari suatu
ide yang mengacu ke obyek
ilmu, sehingga pengetahuan belum
yang sama dan saling berkaitan
dapat dikatakan sebagai ilmu, namun
secara logis.
ilmu pasti merupakan pengetahuan.
c) Ilmu dapat memuat hipotesis-
2. Ciri-ciri Ilmu
hipotesis dan teori-teori yang
Mengutip dari buku Amsal Bakhtiar, belum sepenuhnya dimantapkan.
Ilmu memiliki beberapa ciri sebagai
d) Ilmu menuntut adanya
berikut:
pengamatan dan metode berpikir
a) Ilmu merupakan sebagian- yang rapi. Oleh karena itu, ilmu
sebagian pengetahuan yang membawa suatu terminologi
bersifat koheren, empiris,

ilmiah yang disebut dengan berinteraksi dengan sesama. Bahasa


konsep-konsep ilmu. memiliki peranan yang sangat penting
bagi manusia karena dengan bahasa
Bahasa
manusia dapat berinteraksi dengan
1. Pengertian Bahasa lingkungannya. Bahasa juga
digunakan manusia untuk menjalin
Bahasa adalah suatu sistem
kerja sama dalam memecahkan atau
simbol-simbol bunyi yang arbitrer,
menyelesaikan masalah yang mereka
yang digunakan oleh suatu kelompok
hadapi (Suwandi, 2008: 97). Manusia
sosial untuk berkomunikasi. (Bloch
dalam menghadapi masalah
dan George, 1942, 65). Menurut
membutuhkan sesamanya dalam
Saussure, bahasa adalah merupakan
memecahkan masalah
suatu sistem tanda. Sedang menurut
sehingga terjalin kerjasama dalam
Wittgenstein bahwa ungkapan bahasa
menghadapi persoalan hal yang
merupakan suatu ungkapan
membantu dalam menjalin kerjasama
kehidupan (Kaelan, 1998, 159)
ialah bahasa. (Saddhono, 2018, 442)
Bahasa adalah alat yang
Bahasa sebagai penghubung
digunakan manusia dalam
terjalinnya interaksi. Pendapat diatas
Senada dengan pendapat penting dalam kehidupan khususnya
Kridalaksana yang mengemukakan di lingkungan pendidikan. Masyarakat
bahasa adalah sistem lambang bunyi di lingkungan pendidikan baik guru
arbitrer yang dipergunakan oleh maupun siswa dalam berinteraksi
masyarakat untuk bekerja sama, tentu menggunakan bahasa. Tanpa
berinteraksi, dan mengidentifikasi diri adanya bahasa guru dan siswa tentu
(Kridalaksana,2001:21). Bahasa yang tidak dapat melakukan aktivitas
dimaksud berwujud symbol yang kita pembelajaran sesuai dengan harapan
lihat dan kita dengra dalam lambing tujuan pembelajaran tersebut. proses
yang digunakan masyarakat dalam pembelajaran dikatakan lancar bila
berkomunikasi. Indonesia memilki terdapat interaksi yang baik antara
beraneka ragam bahasa sehingga guru dan siswa yang menjadikan
masyarakat Indonesia memiliki siswa menjadi aktif dan mampu
variasi bahasa masing-masing, menguasai pembelajaran.
namun dalam hal keberaneka ragam Penghubung Interaksi antara guru dan
bahasa Indonesia memilki bahasa siswa dikelas ialah bahasa. Guru
persatuan yaitu bahasa Indonesia. dalam hal menyampaikan
Penjelasan diatas menunjukkan pembelajaran ialah dengan bahasa,
bahasa memilki peranan yang sanagt

sehingga guru harus menguasai sendiri berfungsi sebagai sarana


bahasa yang dikuasai oleh peserta komunikasi serta sebagai sarana
didiknya. Keberanekaragaman suku di integrasi dan adaptasi. (Djojosuroto,
Indonesia melahirkan variasi bahasa. 2006, 34-35)
Hal tersebut menjadi suatu tantangan
Bahasa pada hakikatnya
bagi masyarakat khususnya dalam
merupakan suatu sistem simbol yang
lingkungan pendidikan. Guru dan
tidak hanya merupakan urutan bunyi-
siswa tentu menggunakan bahasa
bunyi secara empirik, melainkan
sesuai dengan bahasa yang
memiliki makna yang sifatnya non-
digunakan di lingkungan sekolah
empiris, Kaelan dalam bukunya
tersebut. (Saddhono, 2018, 442)
berjudul Filsafat, Semiotika dan
.Bahasa adalah sistem Hermeneutika halaman 6. Jadi bahasa
lambang bunyi ujaran yang digunakan merupakan sistem simbol yang
untuk berkomunikasi oleh masyarakat memiliki makna; bahasa merupakan
pemakainya. Bahasa yang baik alat komunikasi manusia; media
berkembang berdasarkan suatu penuangan emosi serta merupakan
sistem, yaitu seperangkat aturan yang sarana pengejawantahan
dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa
pikiran manusia dalam kehidupan ‘kuda’ yang melambangkan
sehari-hari. sejenis binatang berkaki empat
yang bisa dikendarai’ adalah tidak
2. Karakteristik Bahasa
bisa dijelaskan.
Menurut Soenjono Dardjowidjojo
b) Bahasa bersifat produktif artinya
dalam buku Psikolinguistik:
dengan sejumlah besar unsur
Pemahaman Bahasa Manusia (2003,
yang terbatas, namun dapat
283), Bahasa memiliki karakteristik
dibuat satuan-satuan ujaran yang
sebagai berikut:
hampir tidak terbatas. Sebagai
a) Bahasa bersifat abritrer (mana gambaran, menurut Kamus
suka) artinya hubungan antara Umum Bahasa Indonesia
lambang dengan yang susunan WJS. Purwadarminta
dilambangkan tidak bersifat bahasa Indonesia hanya
wajib, bisa berubah dan tidak mempunyai kurang lebih 23.000
dapat dijelaskan mengapa kosakata, tetapi dengan 23.000
lambang tersebut mengonsepi buah kata tersebut dapat dibuat
makna tertentu. Misalnya, kata jutaan kalimat yang tidak
terbatas.

c) Bahasa bersifat dinamis, artinya mempunyai latar belakang sosial


bahasa itu tidak lepas dari dan kebiasaan yang berbeda,
berbagai kemungkinan maka bahasa itu menjadi
perubahan yang sewaktu-waktu beragam, baik dalam tataran
dapat terjadi. Perubahan itu dapat fonologis, morfologis, sintaksis
terjadi pada tataran fonologis, maupun pada tataran leksikon.
morfologis, sintaksis, semantic, Salah satu buktinya adalah
maupun leksikon. Pada setiap munculnya beragam dialek yang
waktu mungkin saja terdapat berbeda pada satu bahasa.
kosakata baru yang muncul, Bahasa Jawa yang digunakan di
tetapi juga ada kosakata lama Surabaya berbeda dengan yang
yang tenggelam dan tidak digunakan di Yogyakarta. Begitu
digunakan lagi. juga bahasa Arab yang digunakan
di Mesir berbeda dengan yang
d) Bahasa bersifat beragam artinya
digunakan di Arab Saudi.
bahasa mempunyai kaidah atau
pola tertentu yang sama, namun e) Bahasa bersifat manusiawi yaitu
karena bahasa itu digunakan oleh Bahasa sebagai alat komunikasi
penutur yang heterogen yang
verbal, hanya dimiliki manusia. bahasa dan pikiran, maka seringkali
Hewan tidak mempunyai bahasa. muncul pertanyaan tentang
Yang dimiliki hewan sebagai alat bagaimana kaitan antara bahasa dan
komunikasi, yang berupa bunyi pikiran; apakah kita memakai pikiran
atau gerak isyarat, tidak bersifat saat kita berbahasa?; dapatkah kita
produktif dan dinamis. Manusia berbahasa tanpa pikiran, atau
dalam menguasai bahasa sebaliknya?; dapatkah bahasa
bukanlah secara instingtif atau mempengaruhi cara seseorang
naluriah, tetapi dengan cara berpikir?; dan berbagai pertanyaan
belajar. Hewan tidak mampu lainnya.
untuk mempelajari bahasa
Para psikolog telah banyak
manusia, oleh karena itu
melakukan eksperimen untuk
dikatakan bahwa bahasa itu
menjawab pertanyaan-pertanyaan di
bersifat manusiawi.
atas. satu diantaranya adalah Piaget.
Korelasi dan Interaksi antara Ilmu Melalui penelitiannya kepada anak-
dan Bahasa anak dalam berbahasa, dia
menyimpulkan bahwa ada dua
Ketika membahas tentang
macam modus pikiran, yaitu pikiran

terarah (directed)/pikiran intelijen itu bahasa harus membagi


(intelligent) dan pikiran pengalaman ini ke dalam
tak-terarah/pikiran autistik (autistic). kelompok-kelompok yang sama
Dalam kaitan antara hubungan atau mirip demi terwujudnya
bahasa dengan pikiran, maka perlu ujaran.
dijelaskan tentang hipotesis relativitas
b) Bahasa yang berbeda-beda
linguistik yang dicetuskan oleh Franz
mengklasifikasikan pengalaman
Boas. Dengan memperhatikan
dengan cara yang berbeda pula.
bahasa-bahasa Indian, Boas melihat
bahwa cara berpikir orang Indian c) Fenomena lingusitik itu
dipengaruhi oleh struktur bahasa yang umumnya bersifat taksadar
mereka pakai. Boas mendasarkan (unconscious).
hipotesisnya atas tiga argument,
Ilmu dan bahasa berhubungan
(Dardjowidjojo, 2003, 285-
antara kebutuhan-kebutuhan kita untuk
286) yaitu:
berekspresi dan berkomunikasi dan
a) Bahasa mengklasifikasi benda-benda yang ditawarkan kepada
pengalaman. Pengalaman kita melalui bahasa yang kita pelajari.
manusia itu tidak terbatas, karena Manusia hanya akan dapat
berkata dan memahami satu dengan berpikir
lainnya dalam kata-kata yang
Peran bahasa dalam ilmu
terbahasakan. Orientasi inilah yang
terungkap jelas dari fungsi bahasa
selanjutnya
sebagai media berpikir. Melalui
mempengaruhi bagaimana manusia kegiatan berpikir, manusia
berpikir dan berkata. Contoh dalam memperoleh dan mengembangkan
perilaku manusia yang tampak dalam ilmu pengetahuan dengan cara
hubungan ilmu dan bahasa adalah menghimpun dan memanipulasi ilmu
perilaku manusia ketika berbicara dan pengetahuan melalui aktivitas
dan menulis atau ketika dia mengingat, menganalisis,
memproduksi bahasa, sedangkan memahami, menilai, menalar, dan
prilaku yang tidak tampak adalah membayangkan. Selama melakukan
perilaku manusia ketika memahami aktivitas berpikir, bahasa berperan
yang disimak atau dibaca sehingga sebagai simbol-simbol (representasi
menjadi sesuatu yang dimilikinya mental) yang dibutuhkan untuk
atau memproses sesuatu yang akan memikirkan hal-hal yang abstrak dan
diucapkan atau ditulisnya. tidak diperoleh melalui penginderaan.
Contohnya seseorang yang sedang
1. Peran bahasa sebagai media

memikirkan seekor harimau, dia tidak generik mempunyai cakupan lebih luas
perlu menghadirkan seekor harimau dari homo sapiens, mahluk yang
dihadapannya. berpikir. Tanpa kemampuan
menggunakan simbol ini,
Berkat kemampuannya dalam
kemampuan berpikir secara sistmatis
berbahasa, manusia dapat
dan teratur tidak dapat dilakukan.
mengembangkan kebudayaan.
Hakikat manusia yang dilambangkan
Tanpa bahasa, maka hilanglah
sebagai animal rationale.
kemampuan manusia untuk
mengisyaratkan bahwa manusia
meneruskan nilai-nilai budaya dari
senantiasa melakukan aktifitas
satu generasi ke generasi lainnya
‘berpikir’. Keberadaan bahasa sebagai
(Djojosuroto, 2006, 47). Melalui
sesuatu yang khas milik manusia tidak
bahasa pula manusia dapat berpikir
hanya merupakan simbol belaka,
secara sistematis dan teratur.
namun juga merupakan media
Cassirer (Kaelan, 1998, 8) pengembang pikiran manusia terutama
mengatakan manusia adalah Animal dalam mengungkapkan realitas segala
Symbolicum, mahluk yang sesuatu.
menggunakan simbol, yang secara
Bahasa memang tidak selalu Pada umumnya, suatu pikiran
identik dengan berpikir. Jika yang kompleks dinyatakan dalam
seseorang ditanya apa yang sedang kalimat yang kompleks pula. Begitu
dipikirkannya, dia akan pula suatu kalimat yang kompleks
menggambarkan pikirannya melalui umumnya mengungkapkan suatu
bahasa. Meskipun pikirannya tidak pikiran yang kompleks pula.
berbentuk simbol-simbol linguistik Kompleksitas makna dalam kalimat
ketika dia ditanya, dia pasti yang kompleks ini muncul karena
mengungkapkan pikiran itu dalam dalam suatu kalimat yang kompleks
bentuk simbol-simbol linguistik agar selalu terdapat proposisi yang
proses komunikasi dengan penanya jumlahnya lebih banyak
berjalan dengan baik. Namun, (Dardjowidjojo, 2003, 288).
meskipun bahasa tidak identik
Kaitannya dengan proses
dengan berpikir, berpikir tidak dapat
berpikir manusia, maka bahasa tidak
dilakukan tanpa bahasa. Bahkan,
hanya dapat dipandang sebagai
karakteristik bahasa yang dimiliki
medium saja. Bahasa bukan hanya
seseorang akan menentukan objek
sekedar representasi kenyataan,
apa saja yang dapat dipikirkannya.
melainkan bahasa merupakan suatu

‘pikiran’, sebab tiada cara lain untuk disebarluaskan lagi untuk


berpikir tentang kenyataan itu selain ditindaklanjuti oleh ilmuwan lainnya.
melalui bahasa (Kaelan, 1998, 340). Selama dalam proses penelitian,
perumusan, dan publikasi temuan-
2. Peran bahasa sebagai media
temuan tersebut, bahasa memainkan
komunikasi
peran sentral, karena segala aktivitas
Komunikasi merupakan salah tersebut menggunakan bahasa
satu aspek penting dalam sebagai media.
pengembangan ilmu. Setiap ilmu
Dalam penelitian dan
dapat berkembang jika temuan-
komunikasi ilmiah, setiap ilmuwan
temuan dalam ilmu itu disebarluaskan
perlu mengembangkan dan
melalui tindakan berkomunikasi.
memahami bahasa yang digunakan
Temuan-temuan itu kemudian
dalam bidang yang ditekuni. Tanpa
didiskusikan, diteliti ulang,
bahasa yang mereka pahami bersama,
dikembangkan, disintetiskan,
kesalahpahaman akan sulit dihindari
diterapkan atau diperbaharui oleh
dan mereka tidak dapat
ilmuwan lainnya. Hasil-hasil diskusi,
sintetis, penelitian ulang, penerapan,
dan pengembangan itu kemudian
bersinergi untuk mengembangkan keadaan. Fungsi persuasi merupakan
ilmu. penggunaan bahasa yang bersifat
mengajak atau mempengaruhi.
Fungsi bahasa sebagai alat
Sedang fungsi entertainmen bahasa
komunikasi manusia mencakup lima
adalah penggunaan bahasa untuk
fungsi dasar, yaitu fungsi ekspresi,
menghibur, menyenangkan dan
fungsi informasi, fungsi eksplorasi,
memuaskan batin. Kelima fungsi ini
fungsi persuasi dan fungsi
sangat mendukung proses
entertainmen. Fungsi ekspresi
pengembangan ilmu pengetahuan,
mewadahi konsep bahwa bahasa
terutama fungsi informasi dan fungsi
merupakan media manusia untuk
eksplorasi. (Chaer, 2003, 33)
melahirkan ungkapan-ungkapan batin
yang ingin disampaikan penutur Bahasa Ilmu Pengetahuan
kepada orang lain. Fungsi informasi
Pada abad ke-16,
adalah fungsi untuk menyampaikan
pemahaman manusia tentang bahasa
pesan atau amanat kepada orang
berkisar pada hubungan ibu-anak
lain. Fungsi eksplorasi adalah
atau analisis historis bahasa yang
penggunaan bahasa untuk
menyebabkan kelahiran bahasa lain.
menjelaskan suatu hal, perkara dan

Misalnya bahasa Yahudi dianggap Diantara bahasa-bahasa di


sebagai bahasa tertua yang dunia, ada yang sangat mendukung
melahirkan bahasa Syiria dan Arab, untuk memikirkan masalah-masalah
sedang Yunani melahirkan bahasa filsafat. Sebagian lagi sangat sesuai
Mesir dan Copitc, bahasa Latin digunakan untuk membahas
menimbulkan bahasa Itali, Spanyol perdagangan. Ada juga yang sulit
dan Prancis, Tetonic melahirkan dipakai bahkan untuk memecahkan
bahasa Jerman, Inggris maupun masalah-masalah matematika
Flemis. Namun, memasuki abad ke- sederhana. Menurut Suriasumantri
17, pemahaman historisitas bahasa dalam kapasitasnya sebagai media
berubah menjadi pemahaman komunikasi, bahasa berfungsi untuk
keteraturan struktur bahasa, menyampaikan pesan pberkonotasi
keteraturan tipologik kelompok yang perasaan (emotif), pesan berkonotasi
menempatkan subjek pada urutan sikap (afektif), dan pesan berkonotasi
pertama, tindakan di urutan kedua pikiran (penalaran). Secara alami,
dan objek di urutan ketiga seperti tidak semua bahasa dikembangkan
bahas Inggris, Perancis dan Spanyol. oleh penuturnya dengan memberikan
(Suyono, 2002, 233) porsi yang sama terhadap
kemampuan menyampaikan ketiga bahwa keterbatasan kosa kata akan
jenis pesan itu. Masyarakat yang membuat seseorang cenderung tidak
gemar mengembangkan ilmu pasti berpikir logis, termasuk dalam
memiliki bahasa yang baik dalam menarik kesimpulan (Suyono, 2002,
fungsinya sebagai media penalaran 233).
(Ashari, 1987, 301).
Dilihat dari sisi kekayaan
Unsur bahasa yang mungkin kosakata yang mendukung
berperan paling sentral dalam pengembangan ilmu, bahasa Inggris
fungsinya sebagai media berpikir dan kelihatannya merupakan pilihan
media komunikasi adalah kata-kata. utama untuk dijadikan sebagai
Sehubungan itu, kriteria utama ‘linguafranca’ ilmiah bagi ilmuwan di
bahasa yang mendukung seluruh dunia. Kekayaan kosa kata
pengembangan ilmu adalah bahasa bahasa Inggris terungkap dari survey
yang kaya dengan kosa kata ilmiah, yang mengungkapkan bahwa bahasa
yang maknanya sudah disepakati, Inggris memiliki sekitas 450.000 kata
paling tidak oleh para ilmuwan. Peran (1981); bahasa Prancis dan Rusia
penting kosa kata dalam berpikir masing masing hanya memiliki sekitar
dapat ditelusuri melalui kenyataan 150.000 kata (1983); pada

tahun 1991, bahasa Indonesia


memiliki sekitar 72.000 kata (Huda, Bahasa memiliki peran yang
1999). Dalam konteks sangat besar bagi ilmu pengetahuan,
pengembangan ilmu di Indonesia, karena bahasa mempunyai keterkaitan
meskipun bahasa Inggris memiliki yang sangat kuat dengan pikiran.
unsur-unsur yang lebih lengkap untuk Bahasa merupakan media berpikir
dijadikan bahasa ilmu, bahasa manusia. Melalui kegiatan berpikir,
Indonesia ditetapkan menjadi prioritas manusia memperoleh dan
utama dengan pertimbangan bahwa mengembangkan ilmu pengetahuan
bahasa juga memiliki fungsi integratif,
atau sarana untuk mempersatukan
bangsa. Karena pilihan sudah dibuat,
maka bahasa Indonesia harus
didorong agar kaya denga kosa kata
yang mendukung pengembangan
ilmu.

D. Kesimpulan
dengan cara menghimpun dan Gagasan yang disampaikan dan
memanipulasi ilmu dan pengetahuan dipublikasikan dapat ditelaah dan
melalui aktivitas mengingat, dikembangkan dalam rangka
menganalisis, memahami, menilai, pengembangan ilmu pengetahuan.
menalar, dan membayangkan.
Unsur bahasa yang mungkin
Bahasa juga menjadi media berperan paling sentral dalam
yang sangat penting bagi proses fungsinya sebagai media berpikir dan
pengembangan ilmu pengetahuan media komunikasi adalah kata-kata.
dalam fungsinya sebagai alat Oleh karena itu, bahasa yang paling
komunikasi dan eksplorasi. Manusia baik bagi pengembangan ilmu
dapat menyampaikan gagasan dan pengetahuan adalah bahasa yang
pemikirannya melalui bahasa. memiliki banyak ragam kosakata.

DAFTAR PUSTAKA Dalam Penerjemahan Kitab

Anis M. Y & Saddhono K. 2016. Bidayatul-Hidayah Karya

Strategi Penerjemahan Imam Al-Ghazali. Akademi,

Arab-Jawa Sebagai Vol: 21, No. 01:37.

Sebuah Upaya Dalam Anshari &Saifudin, E. 1987. Ilmu,


Menjaga Kearifan Bahsa Filsafat, dan Agama,
Lokal (Indigenous Surabaya: Bina Ilm.
Language): Studi Kasus

Bakhtiar, A. 2014. Filsafat Ilmu, Jakarta: Balai Bahasa


Jakarta: Raja Grafindo
Djojosuroto, K. 2006. Filsafat
Persada.
Bahasa. Medan: Pustaka
Badudu, J.S. 1982. Kamus Book.
Ungkapan Bahasa
Chaer, A. 2003. Psikolinguistik:
Indonesia. Bandung: CV
Kajian Teoretik,
Sinar Baru.
Jakarta:Rineka Cipta.
Bloch, B. dan George, L. 1942.
Outline of Linguistic Dardjowidjojo, S. 2003.
Analysis, Baltimore: Psikolinguistik: Pemahaman
Linguistic Society of Bahasa
America. Manusia, Jakarta: Yayasan
Departemen Pendidikan dan Obor Indonesia.
Kebudayaan. 1989. Kamus
Mawadati, Andhayani, Saddhono, K.
Besar Bahasa Indonesia.
2017. Penggunaan Media Mahasiswa Bipa Untuk
Pembelajaran Menulis Bagi Memahami Budaya Lokal.
Komposisi: Jurnal Pendidikan
Bahasa, Sastra, Dan Seni,
Vol: xviii, No. 1:67.

Kaelan. 1998. Filsafat Bahasa,


Semiotika, dan Hermeneutika.
Yogyakarta: Paradigma.

Simatumpang, R.R., Rohmadi, M.,


Saddhono, K. 2018. Campur
Kode Bahasa Batak Toba
Dalam Interaksi Kelas Di SMK
Multi Karya Medan. The 1ST
International Conference On
Education Language And
Literature (Icon-Elite). Vol 18,
No 5:118.

Santoso, U. 2014. Kiat Menulis


Artikel Ilmiah. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Suyono, S. J. 2002. Tubuh Yang
Rasis; Telaah Krtis Michel
Foucault atas Dasar-dasar
Pembentukan Diri Kelas
Menegah Eropa,
Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Zakir, Ahmad. 2016. Mahir dalam


Menulis Artikel Ilmiah.
Jakarta: Pustaka Al-
Hikmah.

Anda mungkin juga menyukai