2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan rahmat-Nya makalah
sederhana ini dapat kami selesaikan. makalah ini ditulis guna memenuhi tugas kuliah
Pengantar Kajian Puisi yang dibina oleh Ibu Emma Marsella,S.S.,M.Si. pada Jurusan Sastra
Indonesia, Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan makalah ini, ada beberapa kendala yang kami hadapi. Namun,
dengan kesabaran dan dukungan dari rekan yang bersedia meluangkan waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu
kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan tulisa-tulisan
berikutnya. Dan kepada yang telah rela memberikan kritik dan sarannya, saya ucapkan
terima kasih.
2
DAFTAR ISI
Bab I
Pendahuluan
……………………………………………………………………………….4
Bab II
Pembahasan …………………………………………………………………………….…5
Bab III
Penutup ………………………………………………………………………………17
A. kesimpulan ………………………………………………………………………17
B. Saran ………………………………………………………………………17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan suatu karya yang luas dan banyak sekali jenisnya.Salah satunya
adalah puisi,puisi merupakan seni tulis yang fungsi kualitas estetiknya digunakan sebagai
tambahan. Puisi sendiri dibedakan menjadi dua jenis yaitu puisi baru dan puisi lama.Dalam
sebuah karya sastra juga terdapat prosa penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan
penggunaan pengulangan,rima merupakan sesuatu yang membedakan puisi dengan prosa.
Baris dalam puisi juga bisa dibentuk secara bebas.Hal ini merupakan cara bagaimana kita
menunjukan pola pemikiran kita sendiri terhadap suatu karya satra.Terkadang ada puisi yang
hanya di ulang-ulang suku katanya namun hal ini menjadi sesuatu yang wajar karena hal ini
dianggap suatu kebebasan bagi penulis untuk menciptakan sebuah karya sastra.Dalam puisi
juga terdapat majas yang disisipkan agar bahasa puisi menjadi lebih indah.
B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat kami ringkas
adalah sebagai berikut :
4
C. Tujuan Penulisan
D. Metode Penulisan
Makalah ini dikerjakan berdasarkan kekreatifan dan potensi pengembangan suatu pokok
pembahasan dan metode pustaka.
E. Manfaat Penulisan
Diharapkan dengan dibuatnya makalah ini dapat bermanfaat dan membantu khalayak
untuk memahami jenis-jenis puisi baik puisi lama dan puisi baru yang ada dalam dunia
sastra.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. PUISI LAMA
Puisi lama atau puisi konvensional merupakan tipe puisi yang masih terikat oleh
persajakan, pengaturan larik dalam tiap-tiap bait, dan kuantitas kata dalam tiap-tiap larik, dan
juga musikalitas puisi terlalu diperhatikan. Dalam perihal ini, yang tergolong di dalam jenis-
jenis puisi lama ialah pantun, syair, gurindam, bidal, talibun, dan lain sebagainya.
Adapun beberapa ciri atau karateristik dari puisi lama adalah sebagai berikut.
Puisi lama sudah menjadi salah satu kebudayaan yang turun-temurun di Indonesia dan tak
jarang sudah menjadi bagian dalam ritual adat. Karenanya puisi lama memiliki aturan
tersendiri yang tidak boleh dilanggar. Adapun aturannya adalah sebagai berikut:
2. PUISI BARU
Puisi baru adalah jenis puisi yang tidak terikat dengan aturan-aturan baku tertentu dalam
pembuatan atau pembacaannya. Artinya puisi baru merupakan jenis puisi yang bebas, tidak
terikat dengan aturan terkait jumlah suku kata, jumlah kata, jumlah baris, rima (sajak)
ataupun jumlah bait dalam pembuatannya. Tidak ada aturan terhadap jumlah suku kata, kata,
baris, rima (sajak) atau jumlah bait dalam pembuatannya.
6
Bentuk tertulis rapi dan simetris.
Mempunyai sajak yang teratur ( a-a-a-a atau a-b-a-b atau a-b-c-d a-b-c-d atau lainnya)
tetapi tidak ada aturan baku terhadap sajak ini.
Biasanya penulisnya diketahui namanya.
Sebagian puisi baru memiliki 4 baris dalam satu bait atau biasa disebut puisi 4 seuntai.
Bentuk antar bait dapat berbeda antara yang satu dengan yang lain, tetapi isinya tetap
berhubungan.
7
2). Temanya tidak hanya tentang adat atau kawin paksa tetapi mencakup masalah yang
kompleks seperti: emansipasi wanita, kehidupan, kaum intelek dan sebagainya.
3). Bentuk puisinya puisi bebas, mementingkan keindahan bahasa, dan mulai digemari bentuk
baru yang disebut soneta, yaitu puisi dari italia yang terdiri dari 14 baris.
4). Pilihan kata-katanya diwarnai dengan kata-kata indah-indah seperti dewangga, nan, kelam,
mentari, nian, kandil, nirmala, beta, pualam, manikam, juwita, dan sebagainya.
5). Kiasan yang banyak dipergunakan adalah gaya bahasa perbandingan.
3. Periode1945-1953.
Periode ini disebut juga angkatan ’45. Ciri-ciri puisi pada periode ini antara lain:
1). Puisinya adalah puisi bebas yang tidak terikat oleh pembagian bait, baris, dan persajakan.
2). Gaya atau aliran yang banyak dianut oleh aliran ekpresionisme.
3). Diksinya mengemukakan pengalaman batin yang mendalam dan mengungkapkan intensitas
arti.
4). Kosa katanya adalah bahasa sehari-hari.
5). Gaya bahasa yang metafora dan simbolik banyak mempergunakan kata-kata, frasa, dan
kalimat bermakna ganda yang menyebabkan tafsiran ganda bagi pembaca.
6). Gaya sajaknya prismatis, hubungan baeris dan kalimat-kalimatnya bersifat implisit.
7). Gaya pernyataan pikiran berkembang dan hal ini terus berkembang dan menjadi sloganis.
8). Gaya ironi dan sinisme banyak kita jumpai dalam puisi-puisi periode ini.
Sastrawan-satrawan yang termasuk ke dalam periode ini di antaranya :
a. Chairil Anwar
Karya puisinya antara lain : kumpulan puisi Deru Campur Debu (Kerikil Tajam dan Yang
Terempa dan Yang Luput, Kerawang Bekasi, Aku, Diponegoro, Siap Sedia, Perjanjian
8
dengan Bungkarno, Senja di Pelabuhan Kecil, Derai-derai Cemara, Kawanku dan Aku,
Cintaku Jauh di Pulau, Dalam Kereta, dll).
b. Asrul Sang
Karya puisinya antara lain : Surat dari Ibu, Anak Laut.
c. Sitor Situmorang
Karya puisinya antara lain : Bunga, Lagu Gadis Itali, Bunga Batu, Sanur.
d. Muhammad Ali
Karyanya adalah umpulan Puisi Bintang Dini.
4. Periode1966-1970
Periode ini disebut juga periode Angkatan ’66. Kehidupan sosial masyarakat Indonesia
pada masa ini ditandai dengan adanya berbagai demonstrasi mahasiswa menentang
kepemimpinan Orde Lama. Adapun ciri-ciri puisi periode ini adalah sebagai berikut :
a. Isi dianggap lebih penting daripada bentuk dan bahasanya bebas.
b. Kebanyakan bertema perlawanan melawan tirani dan kekejaman (Orde Lama).
c. Dipengaruhi pujangga dunia, tetapi tetap berusaha mempertahankan jati diri bangsa.
d. Beraliran idealisme.
Sastrawan-sastrawan pada angkatan ini antara lain:
a. Farid Maulana
Karya:puisi Surat Cinta.
b. W.S. Rendra
Karya : kumpulan puisi Blues untuk Bnie, kumpulan puisi Balada orang-orang tercinta.
c. Taufik Ismail
Karya : kumpulan puisi Sajak Tirani, Benteng
5. Periode 1970 – sekarang
Pada periode ini muncul puisi-puisi yang disebut puisi kontemporer. Istilah kontemporer
ini menunjukan pada waktu bukan pada model puisi tertentu, karena pada masa kontemporer
ini banyak model puisi yang konvensional.
Ada pun ciri-ciri periode ini adalah:
9
1). Protes yang dikemukakan tidak seperti dalam periode ’66 yang ditunjukan kepada orde lama
dan kemunafikan, tetapi tentang kepincang-pincangan masyarakat pada awal industrialisasi.
2). Kesadaran bahwa aspek manusia merupakan subjek dan bukan objek dalam pembangunan
3). Banyak mengungkapkan kehidupan batin religius dan cenderung mistik.
4). Cerita dan pelukisan bersifat alogoris dan fable.
5). Hak – hak asasi manusia di perjuangkan, kebebasan, persamaan, pemerataan dan terhindar
dari pencemaran teknologi modern.
6). Kritik juga dikemukakan bagi para penyeleweng.
Sastrawan-sastrawan pada periode ini antara lain:
a. Sutarji Calzoum Bachri
Karya: Pot, Aku Datang Padamu, Pecah, Kosong
b. Emha Ainun Nadjib
Karya: Kubakar Cintaku, Tidak Bisa Kaubiarkan Matahari,.
c. Soedjarwo
Karya: Bunga-bunga Puisi, Taman Sastra Kita.
d. Remy Sylado
Karya: yaitu Puisi Mbeling 2005 yang merupakan kumpulan sajak yang memuat puisi
humor.
e. Taufik Ismail
1. Balada
Balada adalah puisi baru yang menggambarkan cerita, terdiri dari 3 bait, dengan masing-masing 8 larik,
berima a-b-a-b-b-c-c-b kemudian beralih rima a-b-a-b-b-c-b-c.
Contoh balada :
W.S Rendra
10
Para lelaki telah keluar di jalanan
dengan kilatan-kilatan ujung baja
dan kuda-kuda para penyamun
telah tampak di perbukitan kuning
bahasa kini adalah darah.
Sampai di teratak
istri rebah bergantung pada kaki
dan pada anak lelakinya ia berkata:
11
- Anak lanang yang tunggal!
kubawakan belati kepala penyamun bagimu
ini, tersimpan di daging dada kanan.
2. Himne
Himne adalah puisi baru yang digunakan untuk memuji Tuhan, pahlawan atau tanah air.
Contoh himne :
3. Ode
Ode merupakan bentuk puisi baru yang berupa sanjungan kepada seseorang yang berjasa. Gaya bahasa yang
dipilih dalam penciptaan Ode adalah tipe gaya bahasa yang anggun dan santun karena ditujukan untuk
memuji.
Guruku…
Engkau pahlawanku
Pahlawan tanpa tanda jasa
Engkau menemaniku
Saatku di sekolah
Saatku belum mengenalmu
Engkau mengajariku
Mulai dari Taman Kanak- kanak
Hingga ku sampai kuliahGuruku…
Takkan kulupakan semua jasamu
Yang telah bersusah payah mengajariku
Hingga aku bisa
Terima kasih guruku
4. Epigram
12
Epigram adalah jenis puisi baru yang didalamnya memuat ajaran hidup.
LAGU KEMATIAN
Mati bagiku hanyalah istilah sementara esensinya sama saja karna hidup dan mati tiada beda
yang beda mampu tidak kita memaknai hidup dalam mati dan mati dalam hidup
Sebab : manusia terlalu sibuk memperebutkan simbol ketuhanan tanpa merengkuh sejatinya
makna tuhan
5. Romansa
Romansa adalah jenis puisi baru yang dikarang oleh penyair dan berisikan kisah cinta atau perasaan penyair
tentang cinta.
6. Elegi
13
7. Satire
Aku bertanya
Oleh : WS Rendra
Aku bertanya…
tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan, sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan, termangu-mangu dalam kaki dewi kesenian.
8. Distikon
Distikon adalah sajak yang didalamnya berisi dua baris kalimat, dalam tiap baitnya berima a-a.
Ilmu
9. Terzina
Terzina adalah jenis jenis puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 3 baris
10. Kuatrain
Kuatrain adalah puisi yang terdiri dari 4 baris dalam tiap baitnya.
14
11. Kuint
Kuint adalah puisi baru yang tiap baitnya berisi lima baris.
12. Sektet
Sektet adalah puisi baru yang berisi enam baris pada satu bait.
Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)
13. Septima
Septima adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari tujuh baris.
14. Oktaf
Oktaf adalah jenis puisi baru yang pada tiap baitnya berisi 8 baris.
15
Contoh puisi oktaf :
15. Soneta
16
BAB III
PENUTUP
Demikian makalah ini kami buat, atas partisipasinya kami ucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya. apabila ada kesalahan dalam penulisan atau pembahasan kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
3.1. Simpulan
Dari makalah yang telah kami buat ini dapat di simpulkan dalam beberapa inti pokok
dari pembahasan makalah.
1. Puisi merupakan suatu karya sastra yang memiliki banyak karakteristik yang
membedakan dengan karya sastra lain,dan dapat juga membedakan puisi lama dan
puisi baru.
2. Puisi juga mempunyai fungsi yang beragam,
3. Puisi memiliki begitu banyak jenis untuk dipelajari.
4. Puisi juga memiliki masing-masing kesamaa ciri-ciri.antara puisi lama dan puisi baru
3.2. Saran
Untuk pembaca agar dapat menjadikan ini sebagai ilmu baru yang berguna dan bisa
menyadarkan masyarakat tentang arti sebuah puisi yang merupakan suatu karya sastra.
17
DAFTAR PUSTAKA
18