Anda di halaman 1dari 13

MATA KULIAH

SEJARAH SASTRA
Sabtu, 30 september 2017

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2017
SEJARAH SASTRA PADA ZAMAN HINDU-BUDHA

Oleh Kelompok III


Fadhlia Hifra 1706102010054
Miftahul Jannah 1706102010067
Wirdatul Jannah 1706102010069

Dosen Pengasuh Mata Kuliah,


Herman R, S.Pd., M.Pd.
PETA KONSEP

I II III IV V

Sejarah Sastra Jenis-jenis


pada zaman puisi
zaman Definisi
Hindu-Budha
Hindu- dan ciri-
Budha ciri puisi Contoh
zaman puisi
Hindu- zaman Kesimpulan
Budha. Hindu-
Budha
Sejarah Sastra pada zaman
Hindu-Budha

Hindu-Budha

Dibawa pengaruh
Indonesia
oleh Hindia

Pengaruh Hindu-Budha dari Hindia ke Indonesia berhasil


membawa kemajuan yang pesat, terutama dalam seni
sastra.
JENIS-JENIS PUISI
PADA ZAMAN HINDU-
BUDHA

JENIS-JENIS PUISI
PADA ZAMAN
HINDU-BUDHA

1. GURINDAM 2. MANTRA 3. TALIBUN 4. SYAIR 5. PANTUN 6. SELOKA


1.Gurindam

Definisi

Gurindam adalah bentuk puisi lama yang terdiri dari dua bait, tiap
bait terdiri dari dua baris kalimat dengan rima yang sama, yang
merupakan satu kesatuan yang utuh. Dalam gurindam pada baris
pertama berisikan semacam soal, baris kedua berisikan jawabannya.

Contoh:

*Apabila mulut benar mengucapkan


Niscayalah menjadi sumber kekuatan

*Bila hati tiada terjaga


Murkalah dari segala Dewa
2. Mantra

Definisi

Mantra adalah bentuk puisi lama yang tertua yang di anggap


memiliki kekuatan ghaib dan dibaca dengan berirama. Pada
zaman hindu-budha mantra di manfaatkan sebagai pengobatan
suatu penyakit dan pemujaan terhadap Dewa-Dewa.

Contoh:
Artinya:
Om Kamasva mam mahadevah,
Om Sanghyang Widhi Wasa, Yang
Sarvaprani hitangkara,
Maha Utama, ampunilah hamba-Mu,
Mam moca sarva papebhyah,
semua makhluk Engkau jadikan
Palayasva sada sivah.
sejahtera, dan Engkau bebaskan
hamba-Mu dari segala kenestapaan
atas tuntutan suci-Mu, oh Penguasa
kehidupan.
3.Talibun

Definisi

Talibun merupakan bentuk puisi lama yang memiliki sampiran dan


isi. Jumlah barisnya genap dan lebih dari empat baris. Pada masa
Hindu-Budha, talibun berisi tentang nasihat-nasihat.

Contoh:
Debu bertebaran di atas genangan
Genangan membuat noda menghitam
Kelam dan tiada mengering
Andaikan kebahagiaan mulai menghilang
Kemudian timbullah semua kenangan
Kau jangan menangis sehari semalam
Kau jangan menangis hingga mata kering
Ingatlah Dewa sumber gemilang
4. Syair

Definisi
Syair merupakan salah satu jenis puisi lama yang menggambarkan
ekspresi atau pikiran orang yang membuatnya. Syair terdiri atas
empat baris dalam setiap barisnya dan bersajak a-a-a-a. Pada masa
Hindu-Budha syair biasanya berisi tentang dongeng atau cerita.

Contoh:
Mangkubumi saudagar kaya
Kerabat raja yang bijaksana
Berputra seorang elok rupanya
Empu Jamitka konon namanya.
Empu Jamitka terus bertambah usianya
Hingga dewasa menjadi cendikia
Dikawinkan dengan sira Manguntur namanya
Putri cantik pandai betutur kata
.
5. Pantun

Definisi
Pantun adalah puisi lama yang setiap baitnya terdiri dari empat
baris, baris satu dan dua sebagai sampiran dan baris tiga dan empat
sebagai isi, disertai dengan sajak a-b-a-b. Pada masa Hindu-budha
pantun sering digunakan untuk menyatakan nasihat-nasihat
agama.

Contoh:

Sungai deras mengalir


Perahu lewat tanpa bertanya
Tubuh di sucikan dengan air
Pikiran di sucikan dengan satya.
6. Seloka

Definisi
Kata seloka berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu suatu bentuk puisi
Hindu yang terdapat dalam kitab-kitab kesustraan Hindia seperti
Ramayana dan Mahabrata. Seloka mempunyai bait terdiri atas dua
baris, biasanya berisi pelajaran/petuah berhikmat, isi baitnya saling
berhubungan, dan tidak terikat oleh sajak akhir.

Contoh:
Lurus jalan ke payakumbuh
Kayu jati bertimbal jalan
Dimana hati tak akan rusuh
Ibu mati bapak berjalan
Kayu jati bertimbal jalan
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan
Ke mana untung diserahkan
KESIMPULAN

Perkembangan pengaruh Hindu-Bundha dari Hindia


1
membawa kemajuan pesat untuk memacu para pujangga
menghasilkan karya-karya sastra.

Karya sastra yang ada pada masa Hindu-Budha tidak


2 disebutkan pengarangnya disebabkan oleh adanya proses
penyampaian yang masih menggunakan mulut ke mulut.

3ha Sastra puisi pada masa Hidu-Budha masih digunkan untuk


memuja dewa-dewa.
Sekian &
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai