Anda di halaman 1dari 3

Sejarah Sastra Indonesia

Sejarah sastra adalah ilmu yang memperlihatkan perkembangan karya sastra dari waktu ke
waktu. Sejarah sastra bagian dari ilmu sastra yaitu ilmu yang mempelajari tentang sastra dengan
berbagai permasalahannya. Di dalamnya tercakup teori sastra, sejarah sastra dan kritik sastra,
dimana ketiga hal tersebut saling berkaitan.

Selanjutnya (Todorov; 1985: 61) mengatakan bahwa tugas sejarah sastra adalah:
1. meneliti keragaman setiap kategori sastra.
2. meneliti jenis karya sastra baik secara diakronis, maupun secara sinkronis.
3. menentukan kaidah keragaman peralihan sastra dari satu masa ke masa.

Kesusastraan Indonesia Modern

Lahirnya Kesusastraan Indonesia Modern

Jika menggunakan analogi ¨Sastra ada setelah bahasa ada¨ maka kesusastraan Indonesia baru ada
mulai tahun 1928. Karena nama ¨bahasa Indonesia¨ secara politis baru ada setelah bahasa
Melayu di diikrarkan sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928 yang dikenal
dengan Sumpah Pemuda.

Namun menurut Ayip Rosidi dan A. Teeuw, Kesusastraan Indonesia Modern ditandai dengan
rasa kebangsaan pada karya sastra. Contohnya seperti : Moh. Yamin, Sanusi Pane, Muh. Hatta
yang mengumumkan sajak-sajak mereka pada majalah Yong Sumatera sebelum tahun 1928.

Sastra Modern
•Ciri-ciri:

–Bergaya aktif-romantis
–Tema dan bahasa dinamis
–Tema diambil dari kehidupan sehari-hari
–Pengarang diketahui dengan jelas

•Periodisasi sastra modern:

–Pujangga Baru (tahun 1930/1933)


–Angkatan ’45
–Angkatan ’50-’60an
–Angkatan ’66-’70-an
–Angkatan Dasawarsa ’80-an
–Angkatan Reformasi
–Angkatan 2000-an
–Cyber Sastra
Angkatan Pujangga Baru
•Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka
terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang
menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan.
•Ciri dari angkatan ini ialah karyanyabersifat romantik-idealistik.
•Angkatan ini dipelopori oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah, dan Armin Pane.
•Contoh pengarang dan karyanya yang termasuk angkatan Pujangga Baru:

–S.T.Alisjahbana, “Layar Terkembang”


–Armin Pane, “Belenggu”
–Tengku Amir Hamzah, “Nyanyi Sunyi”

Angkatan ‘45
•Disebut juga angkatan Chairil Anwar, angkatan Jepang, atau angkatan Modern
•Disebut aliran modern dalam kesusastraan Indonesia karena bercirikan ingin bebas dari segala
ikatan
•Karya sastra angkatan ini lebih bersifat realistik dibandingkan dengan Angkatan Pujangga Baru
•Pengarang-pengarang terkenal yang termasuk angkatan ’45 diantaranya adalah Chairil Anwar,
Idrus, Achdiat K. Miharja, Aoh Kartamiharja, dan Rustandi Kartakusumah
•Contoh pengarang dan karyanya yang termasuk angkatan ‘45:

–Chairil Anwar, “Kerikil Tajam”


–Pramoedya Ananta Toer, “Perburuan”
–Mochtar Lubis, “Tak Ada Esok”

Angkatan ’50-60an
•Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra “Kisah”, asuhan H.B. Jassin.
•Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi.
•Contoh pengarang dan karyanya yang termasuk angkatan ’50-’60an:

–N.H.Dini, “Pertemuan Dua Hati”


–Ajip Rosidi, “Pertemuan Kembali”
–Ali Akbar Navis, “Robohnya Surau Kami”

Angkatan ’66-70-an

•Sering juga disebut angkatan kontemporer.


•Angkatan ini ditandai dengan terbitnya majalah sastra Horison.
•Pada angkatan ini, mulailah muncul aliran yang beragam dalam karya sastra.
•Contoh pengarang dan karyanya yang termasuk angkatan ’66-’70an:
–Putu Wijaya, “Telegram”
–Sapardi Djoko Darmono, “Ayat-ayat Api”
–Iwan Simatupang, “Merahnya Merah”

Angkatan ’80-an
•Ditandai dengan banyaknya roman percintaan.
•Pada masa angkatan ini, karya sastra Indonesia tersebar luas di berbagai majalah dan penerbitan
umum, majalah Horison sudah tidak ada lagi.
•Contoh pengarang dan karyanya yang termasuk angkatan ’80-an:

–Hilman, “Lupus”
–Marga T, “Badai Pasti Berlalu”
–Ashadi Siregar, “Cintaku Di Kampus Biru”

Angkatan Reformasi
•Kemunculan angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra yang bertemakan sosial-
politik, khususnya yang bertemakan reformasi.
•Akan tetapi, wacana mengenai lahirnya angkatan ini tidak berhasil dikukuhkan karena tidak
memiliki ‘juru bicara’.

Angkatan 2000-an
•Pada tahun 2002, Korrie Layun Rampan membuat wacana tentang lahirnya sastrawan angkatan
2000, yang terdiri atas kurang-lebih 100 penyair, cerpenis, novelis, eseis, dan kritikus sastra.
•Beberapa contoh sastrawan yang termasuk ke dalam Angkatan 2000 ialah:

–Ayu Utami
–Ahmadun Yosi Herfanda
–Dorothea Rosa Herliany

Cyber Sastra
•Pada masa kini, banyak karya sastra yang tidak hanya dipublikasikan melalui buku atau
majalah, melainkan juga melalui internet.
•Contoh situs mengenai sastra Indonesia:

–www.duniasastra.com
–www.puisi-indonesia.org
–www.fordisastra.com

Anda mungkin juga menyukai