Sastra Kontemporer adalah sastra masa kini, sastra sezaman, sastra dewasa ini. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sastra kontemporer adalah sastra yang hidup pada
masa kini atau sastra yang hidup dalam waktu yang sama. Sastra Kontemporer juga bisa
dikatakan sebagai sastra mutakhir karena pada masa itu sastra dianggap sebagai ujung dari
penciptaan karya sastra pada masanya dan bisa juga disebut sastra modern seiring periode
waktu tetapi antara sastra modern dan mutakhir bukan hanya sebatas periode waktu tetapi
juga karena pola pikir seorang pengarang yang memiliki pola pemikiran yang maju untuk
menciptakan karya sastra. Maka sastra yang berkembang di negara kita pada masa sekarang
disebut Sastra Indonesia Kontemporer yang diartikan sebagai sastra yang hidup di Indonesia
pada masa kini atau sastra yang hidup di Indonesia pada masa mutakhir, sastra yang hidup di
Indonesia pada saat sekarang atau dapat juga disebut dengan sastra modern.
Munculnya Sastra Kontemporer merupakan reaksi terhadap sastra konvensional yang
dianggap telah mendominasi eksistensi karya sastra. Sastra Kontemporer merambah pada
seluruh jenis karya sastra, seperti novel, puisi dan drama. Sastrawan angkatan '45 dianggap
sebagai embrio sastra kontemporer. Tokoh-tokoh yang termasuk pada tokoh sastrawan
kontemporer yaitu Chairil Anwar, Toto Sudarto Bachtiar, Sitor Situmorang, Taufik Ismail,
Gunawan Mohammad, Soebagio Sastrowrdjojo, dan Sutardji Calzoum.
Era Sastra Indonesia Kontemporer merupakan periode yang berlangsung dari tahun
1950-an hingga sekarang. Era ini ditandai oleh keberagaman tema, gaya penulisan, dan
pengaruh budaya yang tercermin dalam karya-karya sastra. Perkembangan teknologi dan
globalisasi juga memiliki dampak signifikan dalam membentuk sastra pada masa ini.
Munculnya sastra Indonesia era kontemporer dapat dijelaskan oleh beberapa faktor yang
saling terkait. Berikut adalah beberapa faktor penyebab lahirnya Era Sastra Kontemporer di
Indonesia:
1. Perubahan Sosial dan Politik
Perubahan besar dalam tatanan politik dan sosial, seperti kemerdekaan
Indonesia pada tahun 1945 dan jatuhnya rezim Orde Baru pada tahun 1998,
memberikan kesempatan bagi penulis untuk lebih bebas mengekspresikan pandangan
mereka. Sastra menjadi saluran untuk mengungkapkan perubahan sosial, aspirasi, dan
kritik terhadap pemerintahan.
2. Globalisasi dan Teknologi
Kemajuan dalam teknologi informasi dan komunikasi, serta terbukanya akses
terhadap informasi global, telah memungkinkan penulis Indonesia untuk berinteraksi
dengan ide dan tren internasional. Globalisasi juga mendorong adopsi bentuk-bentuk
baru dalam sastra dan membawa masukan dari berbagai budaya.
3. Pendidikan dan Literasi
Peningkatan tingkat literasi dan akses pendidikan yang lebih baik di Indonesia
memberikan kesempatan bagi lebih banyak penulis untuk muncul. Semakin banyak
orang yang memiliki keterampilan menulis dan kesempatan untuk berbagi karya
mereka, yang pada gilirannya berkontribusi pada keragaman sastra Indonesia.
4. Diversifikasi Identitas dan Perspektif
Sastra Indonesia era kontemporer mencerminkan diversifikasi identitas dan
perspektif di dalam masyarakat. Pengarang dari berbagai latar belakang budaya, etnis,
agama, dan gender mulai mengangkat suara mereka, memberikan gambaran yang
lebih kaya tentang pengalaman manusia.
5. Pertumbuhan Industri Penerbitan
Peningkatan jumlah penerbitan dan platform online telah membuka peluang
bagi penulis untuk menerbitkan karya mereka dengan lebih mudah. Ini
memungkinkan karya-karya yang mungkin sebelumnya tidak mendapat perhatian
menjadi lebih mudah diakses oleh pembaca.
Semua faktor di atas telah berinteraksi untuk membentuk lanskap sastra Indonesia era
kontemporer yang beragam, inklusif, dan tercermin dalam karya-karya yang menggambarkan
perjalanan bangsa dan masyarakat dalam menghadapi tantangan zaman modern.
Era Sastra Indonesia Kontemporer dapat diikhtisarkan lagi menjadi beberapa tahun
periode sesuai perkembangannya pada masing-masing periode, antara lain:
Puisi Indonesia Kontemporer adalah puisi Indonesia yang lahir di dalam waktu
tertentu yang berbentuk dan bergaya tidak mengikuti kaidah-kaidah puisi lama pada
umumnya. Istilah puisi Indonesia kontemporer mulai dipopulerkan pada 1970-an.
Gerakan puisi kontemporer yang melanda dunia memberi corak terhadap kehidupan
puisi Indonesia. Ciri-ciri Puisi Kontemporer meurut Sumardi di dalam makalahnya
berjudul Mengintip Puisi Indonesia Kontemporer yang dikutip oleh Purba 2010:37,
menegaskan ciri-ciri Puisi Kontemporer sebagai berikut:
1. Puisi yang sama sekali menolak kata sebagai media ekspresinya
2. Puisi yang bertumpu pada simbol-simbol nonkata, dan menampilkan kata
seminimal mungkin sebagai intinya.
3. Puisi yang bebas memasukkan unsur-unsur bahasa asing atau bahasa
daerah.
4. Puisi yang memakai kata-kata supra, kata-kata konvensional yang
dijungkirbalikkan dan belum dikenal masyarakat umum.
5. Puisi yang menganggap tipografi secara cermat sebagai bagian dari daya
atau alat ekspresinya.
6. Puisi yang berpijak pada bahasa inkonvensional, tetapi diberi tenaga baru
dengan cara menciptakan idiom-idiom baru.
Beberapa Bentuk dari Jenis Puisi Kontemporer :
1. Puisi yang terdiri dari garis dan gambar berupa kubus segi empat.
2. Puisi yang menggunakan simbol-simbol dengan menampilkan atau kalimat
seruan yang sedikit.
3. Puisi yang bebas memasukkan unsur-unsur bahasa asing dan bahasa
daerah.
4. Puisi yang memakai kata-kata supra, kata-kata konvensional yang
dijungkirbalikkan dan belum dikenal masyarakat umum
5. Puisi yang menggarap tipografi secara cermat sebagai bagian daya atau
alat ekspresi.
6. Puisi yang berpijak pada bahasa konvensional, tetapi diberi tenaga baru
dengan cara menciptakan idiom-idiom baru.
7. Puisi mbeling atau puisi lagu. Puisi ini mengungkapkan hidup sosial kota-
kota besar yang sering menampilkan sikap penulis yang skeptis, pesimis,
anarkis, dan individualis.
8. Puisi yang sangat memperhatikan unsur bunyi
9. Puisi konkret atau puisi gambar dengan sepatah kata atau kalimat
menyertainya. Puisi seperti ini bisanya disebut puisi rupa atau puisi seni
rupa.
Cerita Pendek Indonesia Kontemporer
Cerita pendek Indonesia bermula dari cerita anekdot, lalu cerita perang dan
lukisan masyarakat. Cerita-cerita pendek kontemporer muncul tidak selalu
mengikuti pola cerita-cerita pendek yang telah ada, tetapi dengan perkembangan
jenis atau genre sastra yang lain. Para cerpenis juga melakukan inovasi ke dalam
tak selalu mengikuti pola cerita-cerita pendek yang telah ada, tetapi dengan
perkembangan jenis atau genre sastra yang lain. Para cerpenis juga melakukan
inovasi ke dalam dunia kreativitas.
Cerita pendek kontemporer dapat dikatakan sebagai protes terhadap
kepincangan-kepincangan masyarakat. Hal lain yang melatarbelakangi munculnya
cerita pendek kontemporer adalah pergeseran nilai kehidupan secara menyeluruh
yang di tandai dengan semangat modern. Sedangkan semangat kontemporer lebih
dijiwai oleh persoalan kehidupan manusia.
Konsep cerita pendek sebenarnya berasal dari konsep sastra barat. Istilah
cerita pendek adalah sinonim dari kata short story dan istilah cerita pendek
Indonesia kontemporer dipadankan dengan contemporery short story. Di
Indonesia istilah cerita pendek Indonesia dipadankan dengan istilah cerita pendek
mutakhir, cerita pendek inkonvensional, cerita pendek masa kini. Cerita pendek
Indonesia kontemporer adalah cerita pendek yang berisikan kehidupan manusia
Indonesia yang terasing dari dunianya karena gencetan suasana metropolis, yang
pemberontak, yang beradap di tengah-tengah pergulatan nilai-nilai saling
bertentangan yang membuktikan bahwa manusia mempunyai potensi-potensi yang
unik.
Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan, ada beberapa ciri-ciri
yang dimiliki oleh cerita pendek Indonesia kontemporer yaitu:
1. Cerita pendek Indonesia kontemporer berciri anti logika
2. Cerita pendek Indonesia kontemporer berciri mengabaikan plot.
3. Cerita pendek Indonesia kontemporer berciri absurd.
4. Cerita pendek Indonesia kontemporer berciri anti tokoh.
5. Cerita pendek Indonesia kontemporer berciri terasing atau serba kompleks.
Novel Indonesia Kontemporer
Pengertian Novel Kontemporer secara sederhana adalah novel yang hidup
pada masa sekarang. Novel kontemporer diistilahkan juga novel inkonvensional
atau novel mutakhir. Novel kontemporer dianggap sebagai novel inkonvensional
karena dianggap menyimpang dari semua sistem penulisan fiksi yang ada selama
ini. Novel kontemporer muncul dilatarbelakangi adanya pergeseran nilai secara
menyeluruh dan persoalan kehidupan.
Novel Indonesia kontemporer memiliki ciri-ciri yaitu:
1. Anti tokoh
2. Anti alur
3. Bersuasana misteri atau gaib
4. Cenderung mengungkapkan transendental, sufistik
5. Cenderung kembali ke tradisi lama atau warna lokal.
Ciri Khas Sastra Indonesia Kontemporer:
Nama Kelompok 9: