Anda di halaman 1dari 13

LAHIRNYA CYBER

SASTRA
Dosen Pengampu: Sri Mulyani, M.Pd.

Nama kelompok:
Agusti Dwi Adityawan (202121500478)
Cahya Permana (202121500111)
Scania Purwasih (202121500071)
PENGERTIAN SASTRA
CYBER
Sastra cyber dapat dikatakan sebagai sastra yang
ditulis atau dikerjakan menggunakan media internet
atau teknologi informatika lainnya.Satra cyber
adalah aktivitas sastra yang memanfaatkan
komputer dan internet. Sastra cyber ini dijadikan
sebagai wahana untuk berkreasi di
bidang sastra yang dapat dilakukan oleh siapa pun.
PERKEMBANGAN SASTRA CYBER
Istilah sastra cyber mulai populer memang baru beberapa dekade terakhir.
Lebih tepatnya pada saat budaya internet tumbuh berkecamuk di
Indonesia. Endraswara (2013: 182-183) memaparkan definisi sastra cyber
bermula dari kata cybersastra yang dapat dirunut dari asal katanya yakni
cyber, yang dalam bahasa Inggris tidak bisa berdiri sendiri, melainkan
terjalin dengan kata lain seperti cyberspace, cybernate dan cybernetics.

Cyberspace berarti ruang (berkomputer) yang saling terjalin membentuk


budaya di kalangan mereka. Cybernate berarti pengendalian proses
menggunakan komputer. Cybernetics yakni mengacu pada sistem kendali
otomatis, baik dalam sistem komputer (elektronik) maupun jaringan
syaraf. Dari pengertian ini, dapat dikemukakan bahwa cybersastra atau
sastra cyber adalah aktivitas sastra yang memanfaatkan komputer atau
internet.
Neuage dalam bukunya yang berjudul Influence of the World Wide Web on Literature
(1997) menyebutkan bahwa sastra cyber diperkirakan lahir untuk pertama kalinya pada
tahun 1990, namun baru semenjak tahun 1998 mulai mencapai popularitasnya. Setelah
itu, komunitas-komunitas sastra cyber banyak bermunculan dengan memanfaatkan
teknologi seperti situs, mailing list (milis), forum, dan kini juga blog. Tidak hanya itu,
berbagai macam situs dan fitur jejaring sosial yang menawarkan publik mengembangkan
kreativitas juga memfasilitasinya melalui Wattpad, FanFiction, Twitlonger
(perkembangan dari Twitter), fitur catatan di Facebook, dan sebagainya.

Internet seolah memberikan iklim kebebasan yang hakiki, tanpa sensor. Semua boleh
memajang karyanya dan semua orang juga boleh mengapresiasinya dari berbagai penjuru
di dunia. Kebutuhan besar para penggiat sastra untuk berkarya dan memublikasikan
karyanya menemukan titik terang dengan adanya internet sebagai ruang sosialisasi tanpa
batas.
Pada perkembangannya, sastra cyber menjadi alternatif baru bagi sastrawan untuk mempublikasikan
karyanya ke tengah masyarakat. Dalam khazanah sastra Indonesia diketahui bahwa kapabilitas seorang
sastrawan ditentukan oleh karyanya. Tidak ada suatu jenjang akademik apapun dan manapun yang dapat
menyatakan kesejatian seorang penulis karya sastra sebagai sastrawan mapan. Hal itu lebih ditentukan
oleh karya sastranya yang memiliki eksistensi di tengah masyarakat sehingga secara langsung maupun
tidak langsung muncul konvensi masyarakat mengenai kedirian seseorang sebagai sastrawan.

Kehadiran sastra cyber telah mampu memberikan ruang segar bagi para sastarawan pemula yang selama
ini terbelenggu dengan ruang eksklusifme dunia sastra. Para pemula telah mendapatkan ruang khusus
untuk mampu menunjukkan eksistensi diri mereka di tengah jejaring komunikasi global tanpa batas yang
telah menghilangkan jarak dan sekat antara sastrawan mula dan sastrawan senior. Ini merupakan indikasi
positif yang paling digadang-gadang para kalangan muda. Generasi mula seolah mampu menjebol
dinding pemisah yang selama menjadi kendala mental para sastrawan mula.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
SASTRA CYBER

Tak dapat dipungkiri kehadiran cyber sastra diibaratkan seperti angin segar bagi
para penulis dan satsrawan. Karena dengan kehadirannya dapat memupus rasa
pesimis dan putus asa yang dirasakan oleh diri penulis. Apalagi bagi penulis
pemula yang namanya belum dikokohkan dalam buku sastra terbitan manapun.
Terkait dengan media, sastra cyber sejatinya memiliki keunggulan yang tidak
dimiliki oleh sastra cetak.
KELEBIHAN SASTRA CYBER

1. Dalam cyber sastra sebuah karya dapat dengan mudah menyebar ke berbagai penjuru dunia
hanya dalam hitungan detik dan sastra cyber relative murah dan terjangkau.

2. Penulis yang memiliki homepage pribadi dapat dengan mudah memajang hasil karyanya
kapan saja tanpa menunggu persetujuan dari editor sebagaimana yang dialami oleh sastra
cetak.

3. Sastra cyber membuka ruang gerak yang luas bagi tumbuhnya sastra alternatif yang
memberontak terhadap kemapanan dan bukan hanya menjadi media duplikasi dari tradisi
sastra cetak.
4. Cyber sastra juga membuka berbagai alternatif penyajian karya sastra.

5. Cyber sastra sebagai penunjang pelestarian lingkungan hidup dengan


memperkecil pemakaian kertas.

6. Sastra cyber dipercaya akan tumbuh menjadi industry raksasa sebagaimana sastra
cetak saat ini.
KEKURANGAN SASTRA
CYBER

1. Sastra Cyber dianggap masih premature, belum selesai, belum final, dan belum
menjadi satu kesatuan.

2. Sutardji Calzoum Bachri mengkritik keras adanya cyber sastra, karena ia


mempertanyakan mutu dari sastra cyber dan legistimasi sastrawan cyber karena
belum jelas keproduktivitasan mereka. Kualitas karya sastrawan cyber juga
dipertanyakan karena tidak adanya system seleksi ketata di internet sebagaimana
yang dilakukan oleh para editor sastra di media cetak, sehingga seolah-olah dunia
cyber hanya akan menjadi semacam tong sampah.

3. Kekhawatiran akan adanya anarkisme puitik sastra internet. Sebab karya yang paling
sufi hingga yang vulgar sekalipun bisa hadir dengan bebas.
4. Kekhawatiran sebab karya sastra Indonesia nantinya akan semakin menjamur
sehingga karya sastra semakin miskin kritik. Dan pada akhirnya karya sastra di
Indonesia hanya untuk diciptakan, tetapi sulit untuk menunjukan capaian-
capaiannya sebagai representasi dari realitas sosial.

5. Dikemukakan oleh Muhammad Al-Fayyadi (2001:170) ia mengatakan bahwa


penulis yang berkecimpung di dalam cyber sastra adalah penulis yang sedang
coba-coba atau main-main dan menjadikan sastra cyber sebagai modus karena
sulitnya menerbitkan karya di sastra koran atau penerbitan.

6. Sastra cyber sebenarnya tidak bebas dari keterbatasan sebagai akibat


ketergantungannya pada jasa internet dan tersediannya computer.

Terlepas dari segala pro dan kontra, cyber sastra telah menjadi genre sastra
baru yakni sastra cyber. Beberapa contoh platfrom sastra cyber seperti
Wattpad, PlukMe, Cabaca, Mangatoon, dan Webtoon yang bisa menjadi wadah
untuk menyalurkan bakat menulis.
SIMPULAN

Kehadiran sastra cyber memang membawa keunikan tersendiri dalam khazanah kesusastraan
Indonesia maupun dunia karena melalui mediumnya yang dianggap baru, ia tumbuh sebagai
implikasi dari perkembangan zaman yang semakin modern. Selain itu, sastra cyber juga dianggap
menjadi jalan untuk merespons dinamika kehidupan sosial yang terjadi di masyarakat dengan
segenap isu dan permasalahan yang melingkupinya. Kemunculan sastra cyber di tengah-tengah
perkembangan dunia sastra memang menimbulkan pendapat yang tidak homogen karena pada
realitasnya ada beragam penilaian yang menanggapi fenomena sastra cyber tersebut. Namun
sebenarnya tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya sastra cyber, para penulis pemula dan
tentu saja pembaca diberikan kebebasan yang seluas-luasnya untuk menulis dan membaca karya
sastra yang mereka sukai. Oleh karena itu, perselisihan antara sastrawan senior yang
mempertanyakan mutu sastra cyber seharusnya dapat dijawab dengan kemauan untuk merangkul
dan mengayomi para penggiat sastra cyber tersebut secara adil dan bijaksana.
THANK U
Mohon maaf jika ada kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik tuhan dan kesalahan
datang dari setan, kita hanya korban

Anda mungkin juga menyukai