Anda di halaman 1dari 23

BAB VIII

PEMBELAJARAN
PENDEKETAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF YANG
1. Coorperative learning
2. Communicative learning
3. Problem Base learning

TIM DOSEN
Belajar dan Pembelajaran
Universtas Indraprasta PGRI
Pembelajaran Kooperatif
(Cooperative Learning)
Pengertian:
• Oxford Dictionary (1992) mendefinisikan
kooperatif berarti bersedia untuk membantu.
• Pendekatan pembelajaran yang berfokus pada
penggunaan kelompok kecil untuk bekerja sama
dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam
mencapai tujuan belajar.
• Pendekatan pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada anak didik untuk bekerja
sama dengan temannya dalam tugas-tugas
terstruktur. (Lie, A., 1995).
Tipe-tipe Model
Pembelajaran
Kooperatif
Metode ini dipandang paling sederhana
dari metode pembelajaran kooperatif
yang lain. Para guru menggunakan
metode STAD untuk mengajarkan
informasi akademik baru kepada
siswa setiap minggu, baik melalui
penyajian verbal (secara
lisan/bersifat kata kerja) maupun
tertulis.
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 atau 5 orang
secara heterogen/terdiri dari beberapa unsur yang
berbeda, berfariasi dan beraneka ragam (menurut
prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain)
2. Guru menyajikan bahan ajar
3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan
oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang
sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota
lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu
mengerti.
4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa.
Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
5. Memberikan penghargaan kelompok dan penutup
Metode pembelajaran kooperatif dimana siswa
ditempatkan ke dalam tim beranggotakan empat sampai
enam siswa untuk mempelajari materi akademik yang
telah dipecah menjadi bagian-bagian untuk tiap anggota
Kelompok Asal
a b c a b c a b c a b c a b c
d e d e d e d e d e

a a a b b b c c c d d d e e e
a a b b c c d dk e e

Kelompok Ahli
Langkah-langkah :
1. Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri
4 atau 5 siswa secara heterogen.
2. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks;
dan setiap anggota siswa bertanggung jawab untuk
mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut.
3. Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki
tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik
yang sama. Kumpulan siswa semacam itu disebut’kelompok
pakar’(expert group).
4. Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar
kembali ke kelompok semula (home teams) untuk mengajar
anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam
kelompok pakar .
5. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam ‘‘home
teams’’, para siswa dievaluasi secara individual mengenai
bahan yang telah dipelajari.
6. Pemberian skor dan penghargaan kelpmpok dilakukan
seperti dalam metode STAD.
(Teaching Games Tournaments)
Prinsip model TGT ini pada dasarnya
sama dengan model tipe STAD, yang
berbeda hanyalah cara mengetahui
kemampuan siswanya saja. Kalau
didalam TGT diakhiri dengan
permainan / turnamen yang pesertanya
perwakilan dari masing-masing
kelompok.
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model TGT dapat
diilustrasikan sebagai berikut:
1 Guru menyampaikan materi pembelajaran ke siswa
secara klasikal (paling sering menggunakan model
pembelajaran langsung).
2 GURU MEMBAGI SISWA KE DALAM BEBERAPA
KELOMPOK (SETIAP Kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa
yang heterogen, baik dari segi kemampuan, agama, jenis
kelamin atau lainnya)
3 Dilanjutkan diskusi kelompok untuk penguatan materi
(saling membantu untuk memperdalam materi yang
sudah diberikan)
4 Guru meminta masing-masing kelompok untuk
mengirimkan wakil-wakilnya duduk dalam setiap meja
turnamen guna bertanding melawan anggota kelompok
lainnya.

MEJA MEJA
TURNAMEN TURNAMEN

MEJA MEJA
TURNAMEN TURNAMEN
KOMPOSISI SETIAP MEJA TURNAMEN DAPAT
DIILUSTRASIKAN SEBAGAI BERIKUT:
Team A Team B

Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah

MEJA MEJA MEJA MEJA


TURNAMEN TURNAMEN TURNAMEN TURNAMEN

Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah

Team C Team D
Tournament
Perangkat tournamen:
– Satu set lembar tournament (soal dan
jawaban)
– Satu set skor tournamet
– Satu set kartu nomor yang bersesuaian
dengan nomor soal
Pelaksanaan tournament

a. Melakukan drawing kartu untuk menentukan


pembaca pertama (pembaca pertama adalah yang
memperoleh nomor terbesar)
b. Pembaca pertama mengocok kartu-kartu dan
mengambil kartu teratas
c. Pembaca membaca dengan keras soal sesuai dengan
nomor yang terambil
d. Kesempatan pertama menjawab soal kuis turnamen
diberikan kepada pembaca, selanjutnya giliran
menjawab bagi anggota kelompok yang lain searah
putaran jarum jam. siswa yang ada di sebelah kiri
atau kanannya(penantang pertama) punya opsi untuk
menantang dan memberikan jawaban yang berbeda.
Kalau tidak menjawab boleh diliwati.
Pelaksanaan tournament
e. Penantang kedua boleh menantang kalau mempunyai
jawaban yang berbeda, kalau tidak menantang boleh
melewatinya. Akan tetapi, penantang harus hati-hati
karena mereka harus mengembalikan kartu yang telah
dimenangkan ke dalam kotak (jika ada) apabila jawaban
mereka salah.
f. Jika semua penantang telah lewat penantang kedua
mengecek jawaban dan membacanya dengan keras.
Pembaca atau penantang yang memperoleh jawaban yang
benar dapat menyimpan kartunya.
g. Putaran berikutnya, posisinya berubah, penatang
pertama menjadi pembaca, penantang kedua, menjadi
penantang kedua.
h. Kegiatan ini dilakukan sampai kartu di meja habis
i. Skor individu diperoleh dari banyaknya kartu yang
diperoleh.
5 Guru memberi penghargaan pada kelompok
berdasarkan jumlah dari hasil perolehan skor
dari masing-masing meja turnamen (atau sama
seperti dalam model STAD)
PROBLEM BASSED
LEARNING (PBL)
❑ Menurut Kamdi (2007: 77) Problem Based
Learning (PBL) merupakan model
kurikulum yang berhubugan dengan
masalah dunia nyata siswa.
❑ Menurut Nurhadi (2004: 65) Problem
based learning adalah kegiatan interaksi
antara stimulus dan respons, merupakan
hubungan antara dua arah belajar dan
lingkungan.
5 Bentuk
pembelajaran PBL

❑Permasalahan sebagai pemandu


❑ Permasalahan sebagai kesatuan dan
alat evaluasi
❑ Permasalahan sebagai contoh
❑ Permasalahan sebagai fasilitasi
proses belajar
❑ Permasalahn sebagai simulasi
belajar
Penerapan
pembelajaran PBL

a. Orientasi peserat didik terhadap masalah

b. Mengorganisasikan peserta didik


c. Membimbing penyelidikan individu dan
kelompok
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah

Anda mungkin juga menyukai