1
Lazim N, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Achievement Divisions
(Stad) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V Sd Negeri 35 Pekanbaru, Jurnal Primary
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Riau | Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
2. Team Game Tournament (TGT)
Model belajar mengajar turnamen-permainan-tim (Teams Games
Tournament) yang dikembangkan oleh Robert Slavin, merupakan teknik
pembelajaran dengan menggabungkan kelompok belajar dengan kompetisi
tim, dan bisa digunakan untuk meningkatkan pembelajaran beragam fakta,
konsep dan ketrampilan (Silberman, 2006). Pembelajaran dengan model
ini akan merangsang keaktifan mahasiswa, sebab dalam Teams Games
Tournament semua mahasiswa tidak ada yang tidak aktif menyuarakan
pendapatnya, mahasiswa dengan kemampuan kelompok bawah maupun
kelompok atas bekerja sama menyelesaikan permasalahan yang diberikan
dalam pembelajaran.2
Metode Teams Games Tournament lebih mementingkan
keberhasilan kelompok dibandingkan keberhasilan individu. Penghargaan
yang didapatkan oleh kelompok sangat ditentukan oleh keberhasilan
penguasaan materi setiap anggota kelompok. Teams Games Tournament
menggunakan turnamen permainan akademik. Dalam turnamen ini
mahasiswa bertanding mewakili timnya dengan anggota tim lain yang
setara dalam kinerja akademik. (Nur, 2005)3
Langkah langkah model pembelajaran Team games Tournamen:
1) Tahap penyajian kelas (class presentation)
2) Tahap belajar dalam kelompok (teams)
3) Tahap perma inan (games)
4) Tahap pertandingan (tournament)
3. Jigsaw
2
Ratieh Widhiastuti, Teams Games Tournament (Tgt) Sebagai Metode Untuk Meningkatkan
Keaktifan Dan Kemampuan Belajar, Jurnal Pendidikan Ekonomi Dinamika Pendidikan Vol. IX, No.
1, Juni 2014 Hal. 48 - 56
3
Ibid,.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pertama kali dikembangkan
dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan di Universitas
Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin di Universitas John Hopkins
(Arends, 1997). Tipe mengajar jigsaw dikembangkan, sebagai metode
cooperatif learning. Tipe ini bisa digunakan dalam beberapa mata
pelajaran, seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
matematika, agama, bahasa dan lain-lain. Tipe ini cocok untuk semua
kelas. Lie (2004:41) menyatakan jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa
tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga
pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang
diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan
materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.4
Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat
kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal, yaitu kelompok induk
siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, jenis kelamin dan
latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok ahli, yaitu kelompok
siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda ditugaskan
untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan
tugastugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan
kepada anggota kelompok asal. Kelompok ahli merupakan gabungan dari
beberapa ahli yang berasal dari kelompok asal. Kunci keberhasilan jigsaw
adalah saling ketergantungan, yaitu setiap siswa bergantung kepada
anggota timnya untuk dapat memberikan informasi yang diperlukan
supaya dapat berkinerja baik pada saat penilaian (Slavin, 2008:237).5
6
Bintang Wicaksono, dkk, Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) Dan Think Pair
Share (Tps) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis, Aksioma Vol. 8, No. 2, November 2017 e-ISSN
2579-7646
berhasil didapatkan, masing kelompok menyiapkan laporan akhir untuk
nantinya dapat dipresentasikan dan dievaluasi bersama (Slavin : 2012)
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Investigasi Kelompok
(Group Investigatio):
1) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok.
2) Merencanakan tugas-tugas belajar secara bersama-sama dengan siswa
dalam kelompoknya masing-masing.
3) Melaksanakan investigasi.
4) Menyiapkan laporan akhir.
Simpulan
Daftar Pustaka