Anda di halaman 1dari 6

A.

Macam-Macam dan Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif


Menurut Rumini dkk (1995:12) dalam pembelajaran kooperatif terdapat
beberapa variasi model yang dapat diterapkan, yaitu diantaranya :
1. Student Team Achievement Division (STAD)
Menurut Slavin (dalam Trianto, 2009), menyatakan bahwa pada
Student Teams Achievement Divisions (STAD), siswa ditempatkan dalam
tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut
tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Siswa di kelas tertentu dibagi
menjadi beberapa kelompok atau tim belajar, dengan wakil-wakil dari
kedua gender, dari berbagai kelompok rasial atau etnis, dan dengan
prestasi rendah, sedang, dan tinggi. Setelah guru menyampaikan suatu
materi, siswa yang tergabung dalam tim-tim tersebut menyelesaikan soal-
soal yang diberikan oleh guru. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan
atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi
pembelajarannya dan saling membantu satu sama lain untuk memahami
bahan pelajaran melalui tutorial satu sama lain atau melakukan diskusi.
Setelah menyelesaikan soal-soal, mereka menyerahkan pekerjaan secara
tunggal untuk setiap kelompok kepada guru. 1
Langkah langkah model pembelajaram studemt teams
Achlevements Divisioni ( STAD):
1) Penyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
2) Pembagian kelompok.
3) Guru melakukan presentasi.
4) Siswa melakukan kegiatan belajar dalam bentuk tim (kerja tim)
5) Kuis (evaluasi).
6) Penghargaan prestasi tim.

1
Lazim N, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Achievement Divisions
(Stad) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V Sd Negeri 35 Pekanbaru, Jurnal Primary
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Riau | Volume 6 | Nomor 2 | Oktober 2017 | ISSN: 2303-1514 |
2. Team Game Tournament (TGT)
Model belajar mengajar turnamen-permainan-tim (Teams Games
Tournament) yang dikembangkan oleh Robert Slavin, merupakan teknik
pembelajaran dengan menggabungkan kelompok belajar dengan kompetisi
tim, dan bisa digunakan untuk meningkatkan pembelajaran beragam fakta,
konsep dan ketrampilan (Silberman, 2006). Pembelajaran dengan model
ini akan merangsang keaktifan mahasiswa, sebab dalam Teams Games
Tournament semua mahasiswa tidak ada yang tidak aktif menyuarakan
pendapatnya, mahasiswa dengan kemampuan kelompok bawah maupun
kelompok atas bekerja sama menyelesaikan permasalahan yang diberikan
dalam pembelajaran.2
Metode Teams Games Tournament lebih mementingkan
keberhasilan kelompok dibandingkan keberhasilan individu. Penghargaan
yang didapatkan oleh kelompok sangat ditentukan oleh keberhasilan
penguasaan materi setiap anggota kelompok. Teams Games Tournament
menggunakan turnamen permainan akademik. Dalam turnamen ini
mahasiswa bertanding mewakili timnya dengan anggota tim lain yang
setara dalam kinerja akademik. (Nur, 2005)3
Langkah langkah model pembelajaran Team games Tournamen:
1) Tahap penyajian kelas (class presentation)
2) Tahap belajar dalam kelompok (teams)
3) Tahap perma inan (games)
4) Tahap pertandingan (tournament)

3. Jigsaw

2
Ratieh Widhiastuti, Teams Games Tournament (Tgt) Sebagai Metode Untuk Meningkatkan
Keaktifan Dan Kemampuan Belajar, Jurnal Pendidikan Ekonomi Dinamika Pendidikan Vol. IX, No.
1, Juni 2014 Hal. 48 - 56
3
Ibid,.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pertama kali dikembangkan
dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan di Universitas
Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin di Universitas John Hopkins
(Arends, 1997). Tipe mengajar jigsaw dikembangkan, sebagai metode
cooperatif learning. Tipe ini bisa digunakan dalam beberapa mata
pelajaran, seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
matematika, agama, bahasa dan lain-lain. Tipe ini cocok untuk semua
kelas. Lie (2004:41) menyatakan jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa
tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga
pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang
diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan
materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.4
Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat
kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal, yaitu kelompok induk
siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, jenis kelamin dan
latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok ahli, yaitu kelompok
siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda ditugaskan
untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan
tugastugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan
kepada anggota kelompok asal. Kelompok ahli merupakan gabungan dari
beberapa ahli yang berasal dari kelompok asal. Kunci keberhasilan jigsaw
adalah saling ketergantungan, yaitu setiap siswa bergantung kepada
anggota timnya untuk dapat memberikan informasi yang diperlukan
supaya dapat berkinerja baik pada saat penilaian (Slavin, 2008:237).5

Langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif jigsaw yakni:


1) siswa dikelompokkan dengan anggota kurang lebih 4-5 orang,
2) tiap orang dalam tim diberikan materi atau tugas yang berbeda
4
Nur Ainun Lubis dan Hasrul Harahap, Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Jurnal As-
Salam, Vol.1, No. 1, Mei - Agustus 2016 ISSN 2528-1402
5
Ibid,.
3) Anggota dalam tim yang berbeda dengan penugasan yang sama
membentuk kelompok baru (kelompok ahli),
4) Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok
asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang sub bab yang
mereka kuasai
5) tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
6) pembahasan
7) penutup

4. Group Investigatio (GI)


Model pembelajaran GI merupakan model pembelajaran kooperatif
yang mengharuskan siswa untuk aktif dan berpartisipasi dalam proses
pembelajaran dengan cara menggali/mencari informasi/materi yang akan
dipelajari secara mandiri dengan bahan-bahan yang tersedia (Medyasari,
Muhtarom, & Sugiyanti, 2017). Dengan proses ini, siswa akan belajar
dengan aktif, mencari informasi penting, dan akan mengembangkan
kemampuan berpikir kritisnya. Proses membangun pengetahuan secara
mandiri melatih siswa untuk menggali sebuah fakta, melakukan
generalisasi dan mengorganisasikan ide yang didapatkan. Hal ini akan
memberikan dampak yang baik pada kemampuan berpikir kritis siswa.
Dampak dari pencarian informasi secara mandiri ini nampak pada hasil
penelitian yang dilakukan (Medyasari dkk., 2017) dimana GI dinyatakan
efektif dilihat dari hasil belajar matematika siswa.6
Tahapan pelaksanaan model pembelajaran GI dimulai dengan
mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi topik dan membentuk
membentuk sebuah kelompok. Kemudian siswa merencanakan tugas yang
akan dipelajari dan melaksanakan investigasi. Setelah hasil dari investigasi

6
Bintang Wicaksono, dkk, Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) Dan Think Pair
Share (Tps) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis, Aksioma Vol. 8, No. 2, November 2017 e-ISSN
2579-7646
berhasil didapatkan, masing kelompok menyiapkan laporan akhir untuk
nantinya dapat dipresentasikan dan dievaluasi bersama (Slavin : 2012)
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Investigasi Kelompok
(Group Investigatio):
1) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok.
2) Merencanakan tugas-tugas belajar secara bersama-sama dengan siswa
dalam kelompoknya masing-masing.
3) Melaksanakan investigasi.
4) Menyiapkan laporan akhir.
Simpulan

Model Pembelajaran Kooperatif diantaranya 1) Team Game Tournament (TGT). 2)


Student Team Achievement Division (STAD). 3) Jigsaw. 4) Group investigation
(GI). Penerapan model TGT ada empat, yaitu class presentation, teams, games, dan
tournament. Sedangkan pada model STAD ada enam langkah, yaitu penyampaian
tujuan, pembagian kelompok, presentasi dari guru, kerja tim antara siswa, evaluasi,
dan yang terakhir apresiasi untuk prestasi tim. Dilanjutkan pada model jigsaw, ada
tujuh langkah dalam penerapannya, yaitu membentuk kelompok 4-5 orang, tiap orang
dalam diberikan materi yang berbeda, membentuk kelompok ahli, berdiskusi dalam
kelompok besar, tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi, pembahasan dan yang
terakhir penutup. Model yang terakhir adalah model GI, langkah penerapannya yaitu,
siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok, merencanakan tugas dalam kelompok,
melaksanakan investigasi, kemudian menyiapkan laporan akhir.

Daftar Pustaka

N, Lazim. 2017. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student


Achievement Divisions (Stad) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Siswa
Kelas V Sd Negeri 35 Pekanbaru”, Jurnal Primary Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Riau | Volume 6 | Nomor 2 | Oktober | ISSN: 2303-1514 |
Widhiastuti, Ratieh. 2014. “Teams Games Tournament (Tgt) Sebagai Metode Untuk
Meningkatkan Keaktifan Dan Kemampuan Belajar”, Jurnal Pendidikan
Ekonomi Dinamika Pendidikan Vol. IX, No. 1, Juni
Nur Ainun Lubis dan Hasrul Harahap. 2016. “Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw”,
Jurnal As-Salam, Vol.1, No. 1, Mei - Agustus ISSN 2528-1402
Bintang Wicaksono, dkk. 2017. “Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) Dan
Think Pair Share (Tps) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis”, Aksioma Vol.
8, No. 2, November e-ISSN 2579-7646

Anda mungkin juga menyukai