SUPIANA
Pengenalan
Starategi pembelajaran kooperatif berlandaskan pada teori belajar Vygotsky (1978, 1986) yang menekankan pada interaksi sosial sebagai sebuah mekanisme untuk menyokong perkembangan kognitif.
Selain itu, kaedah ini juga disokong oleh teori belajar information processing dan cognitive theory of learning.
sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama pelajar dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah pelajar sebagai anggota kumpulan kecil yang peringkat kemampuannya berbeza. Slavin (Solihatin, 2007), pembelajaran koope-ratif atau Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana pelajar belajar dan bekerja dalam kumpulankumpulan kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur ke-lompok yang bersifat heterogen.
Hakekat Sosiokultural Vygotsky Konsep konsep sulit Keterampilan Kooperatif Lihat tabel 2
Berpusat pada siswa
Learning Community
Hasil belajar Akademik Keterampilan Sosial
Sintaks
Lingkungan belajar dan Sistem Pengelolaan
MODEL PEMBELAJARAN
Landasan Teoritik
LANDASAN PEMIKIRAN
Pengetahuan ditemukan dan dikembangkan oleh
siswa
Siswa membangun pengetahuan secara aktif Pengajar berusaha mengembangkan kompetensi dan
kemampuan siswa
Pendidikan adalah interaksi pribadi antara para siswa,
SINTAKS PEMBELAJARAN
Fase
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar siswa Fase 2 Menyajikan informasi Fase 3 Mengorganisasikan siswa Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demostrasi atau lewat bahan bacaan Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kedalam kelompok belajar dan membantu agar setiap kelompok melakukan transisi secara fisien Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka
Membimbing kelompok bekerja dan mengerjakan tugas mereka belajar Fase 5 Evaluasi Fase 6 Memberikan penghargaan Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
Paling sederhana Kelas dikelompokkan, tiap kelompok beranggotakan 4-5 orang yang heterogen
Tiap
anggota
kelompok
bekerjasama
untuk
memahami diskusi
JIGSAW
Pembagian heterogen),
kelompok menjadi
(5-6
orang asal
secara dan
kelompok
kelompok ahli
Materi pelajaran diberikan dalam bentuk teks Setiap anggota tim bertanggung jawab untuk menuntaskan materi pembelajaran yang ditugaskan kepadanya, kemudian mengajarkan
Kelompok Kooperatif
X X X X X X X X X X X X X X X
X O
X O
X O
X O
X O
Kelompok Ahli
O O O
O O
INVESTIGASI KELOMPOK
Paling kompleks dan sulit diterapkan Siswa terlibat dalamperencanaan, baik topic yang dipelajari atau prosedur penyelidikan yang akan digunakan Memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit dari pada pendekatan yang lainnya yang teacher centered. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok (5-6 anggota) yang heterogen Kelompok dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama pada topic-opik tertentu Tahapan IK: Siswa memilih opik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam pada topi tersebut, menyiapkan dan mempresentasikan laporanya kepada seluruh kelas.
PENDEKATAN STRUKTURAL
Menekankan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa
TPS (Think-Pair-Share)
Memberi siswa waktu lebih bnyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lainnya.
Think: Guru mengajukan soalan atau isu pelajaran, siswa diminta untuk memikirkanya sejenak secara
mandiri
Pair: Guru meminta siswa berpasangan, diskusi, dan berbagi jawaban selama 4-5 menit.
Share: Guru meminta pasangan siswa untuk berbagi dengan seluruh kelas secara bergiliran
Melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah bahan pelajaran dan memeriksa pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut
modul,
siswa belajar kumpulan dengan dibantu oleh siswa pandai
kunci,
memberikan
tanggapan)
terhadap
wacana
menggambarkan saling hubungan antara penyelidikan, gejala, produk, proses dan sikap ilmiah. Sehingga dalam proses pembelajarannya tidak menghafal konsep, tetapi bagaimana pelajar membina konsep sendiri dengan mengadakan eksperimen dan penyelidikan dari gejala alam sekitar dengan cara belajar yang bermakna. Salah satu cara yang dilakukan adalah menerapkan kaedah pembelajaran kooperatif. Kerana pembelajaran kooperatif mengajarkan dan memberikan kesempatan kepada pelajar membangun konsep kendiri berdasarkan temuan secara inkuiri dan belajar bekerjasama dalam hubungan yang saling menguntungkan.
Kajian Lepas
Slavin (1995) mengemukakan bahawa dari 45 laporan
penyelidikan, 37 di antaranya menunjukkan bahawa hasil belajar akademik pelajar pada kelas dengan pembelajaran kooperatif lebih tinggi daripada kelas konvensional. Lapan diantaranya tidak ada perbedaan. Telaah Slavin didasarkan alas penyelidikan pembelajaran kooperatif mulai tahun 1972 sampai tahun 1986 di sekolah-sekolah kota, pinggiran dan pedesaan di Amerika Serikat. Peneiitian tersebut di atas dilakukan pada semua jenjang keias sekolah dasar pada bidang studi matematika sains, bahasa, geografi dan ilmu sosial.
Lanjutan
Hasil penyelidikan lain berasal dari Ong Eng Tek
(1998) yang melakukan penyelidikan eksperimental dengan membandingkan model pembelajaran kooperatif dengan konvensional pada bidang studi matematika di kelas 4 SD di Malaysia. Hasil penyelidikan tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar akademik peserta didik pada pembelajaran kooperatif lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan hasil belajar, dengan model pembelajaran konvensional.
Lanjutan
Puma, Jones, Rock dan Fernandes (1993) mengemukakan
bahwa 79% dari guru SR dan 62% dari guru SMR terus menerapkan model pembelajaran kooperatif pada kelas yang dibinanya. Kerana pembelajaran kooperatif disamping unggul dalam mempengaruhi hasil belajar akademik, juga dalam pencapaian tujuan sosial dan affektif peserta didik. Keunggulan dimaksud ialah: a) pencapaian hasil belajar akademik lebih tinggi; b) lebih peduli dan menyokong hubungan pertemanan; c) lebih sehat secara psikologis,