Anda di halaman 1dari 25

Oleh:

SUPIANA

P 59211 FAKULTI PENDIDIKAN UNIVERSITI KEBANGSAAN MALAYSIA 2012

Pengenalan
Starategi pembelajaran kooperatif berlandaskan pada teori belajar Vygotsky (1978, 1986) yang menekankan pada interaksi sosial sebagai sebuah mekanisme untuk menyokong perkembangan kognitif.
Selain itu, kaedah ini juga disokong oleh teori belajar information processing dan cognitive theory of learning.

Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif


Menurut Lie (2003: 12) Pembelajaran Kooperatif adalah

sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama pelajar dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah pelajar sebagai anggota kumpulan kecil yang peringkat kemampuannya berbeza. Slavin (Solihatin, 2007), pembelajaran koope-ratif atau Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana pelajar belajar dan bekerja dalam kumpulankumpulan kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur ke-lompok yang bersifat heterogen.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF (CL)


Landasan Teoritik

Teori Belajar Konstruktivis CTL

Hakekat Sosiokultural Vygotsky Konsep konsep sulit Keterampilan Kooperatif Lihat tabel 2
Berpusat pada siswa

Learning Community
Hasil belajar Akademik Keterampilan Sosial

Hasil Belajar Siswa

Sintaks
Lingkungan belajar dan Sistem Pengelolaan

Enam fase utama Proses demokrasi dan Peran aktif siswa

Siswa bel dlm klp. Kecil Dg tkt mampu beda

MODEL PEMBELAJARAN

Direct Instruction (DI)

Cooperative Learning (CL)

Problem Based Instruction (PBI)

Empat Ciri Khusus

Landasan Teoritik

Tujuan Hasil Belajar Siswa

Tingkah Laku Mengajar (Sintaks)

Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan

LANDASAN PEMIKIRAN
Pengetahuan ditemukan dan dikembangkan oleh

siswa
Siswa membangun pengetahuan secara aktif Pengajar berusaha mengembangkan kompetensi dan

kemampuan siswa
Pendidikan adalah interaksi pribadi antara para siswa,

dan antara guru dengan para siswa.

SINTAKS PEMBELAJARAN
Fase
Fase 1

Tingkah Laku Guru


Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai

Menyampaikan tujuan dan memotivasi pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar siswa Fase 2 Menyajikan informasi Fase 3 Mengorganisasikan siswa Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demostrasi atau lewat bahan bacaan Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kedalam kelompok belajar dan membantu agar setiap kelompok melakukan transisi secara fisien Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka

kelompok-kelompok belajar Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan mengerjakan tugas mereka belajar Fase 5 Evaluasi Fase 6 Memberikan penghargaan Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

TIPE PEMBELAJARAN KOOPERATIF


STAD
Jigsaw Investigasi Kelompok Pendekatan struktural (NHT, TPS, TGT, TAI, CIRC)

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION


Paling sederhana Kelas dikelompokkan, tiap kelompok beranggotakan 4-5 orang yang heterogen

Tiap

anggota

kelompok

bekerjasama

untuk

memahami diskusi

bahan pelajaran melalui tutorial atau

Kuis diberikan secara individual tiap 1-2 minggu,


untuk mengetahui skor perkembangan siswa

JIGSAW

Pembagian heterogen),

kelompok menjadi

(5-6

orang asal

secara dan

kelompok

kelompok ahli

Materi pelajaran diberikan dalam bentuk teks Setiap anggota tim bertanggung jawab untuk menuntaskan materi pembelajaran yang ditugaskan kepadanya, kemudian mengajarkan

materi tersebut kepada teman sekelompoknya


yang lain.

Kelompok Kooperatif
X X X X X X X X X X X X X X X

X O

X O

X O

X O

X O

Kelompok Ahli
O O O

O O

Sumber Slavin (1995)

INVESTIGASI KELOMPOK

Paling kompleks dan sulit diterapkan Siswa terlibat dalamperencanaan, baik topic yang dipelajari atau prosedur penyelidikan yang akan digunakan Memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit dari pada pendekatan yang lainnya yang teacher centered. Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok (5-6 anggota) yang heterogen Kelompok dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama pada topic-opik tertentu Tahapan IK: Siswa memilih opik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam pada topi tersebut, menyiapkan dan mempresentasikan laporanya kepada seluruh kelas.

PENDEKATAN STRUKTURAL

Menekankan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa

Kelompok dibentuk dengan beranggotakan 2-6 anggota

Menghendaki siswa bekerja saling membantudalam


kelompok-kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif daripada individual

Struktur tugas lebih ditekankan pada tujuan-tujuan

sosial (active listening dan time token) dan akademik

(TPS, NHT, TGT, TAI, dan CIRC)

TPS (Think-Pair-Share)

Memberi siswa waktu lebih bnyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lainnya.

Think: Guru mengajukan soalan atau isu pelajaran, siswa diminta untuk memikirkanya sejenak secara

mandiri

Pair: Guru meminta siswa berpasangan, diskusi, dan berbagi jawaban selama 4-5 menit.

Share: Guru meminta pasangan siswa untuk berbagi dengan seluruh kelas secara bergiliran

NHT (Numbered Heads Together

Melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah bahan pelajaran dan memeriksa pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut

Tahapan NHT: Penomboran, mengajukan soalan,

berfikir bersama, dan menjawab.

TGT (Team Game Turnament)


Tahapan (Slavin):
Tahap penyajian kelas (class precentation) Belajar dalam kelompok (teams) Permainan (geams) Pertandingan (tournament) Perhargaan kelompok ( team recognition).

TAI (Team Asisted Individualization


Tahapan TAI (Slavin, 1985) adalah:
buat kumpulan heterogen dan berikan bahan ajar berupa

modul,
siswa belajar kumpulan dengan dibantu oleh siswa pandai

anggota kumpulan secara individual, saling tukar jawaban,


saling berbahagi sehingga terjadi diskusi,
penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.

CIRC (Cooperatif Integrated Reading and composition)


Tahapan:
Membentuk kumpulan-kumpulan heterogen 4 orang Guru memberikan wacana bahan bacaan sesuai dengan

materi bahan ajar


Siswa berkongsi (membaca bergantian, menemukan kata

kunci,

memberikan

tanggapan)

terhadap

wacana

kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya


Presentasi hasil kelompok
Refleksi.

PENILAIAN DAN EVALUASI


Langkah 1 Menetapkan skor dasar Langkah 2 Menghitung skor kuis terkini Langkah 3 Menghitung skor perkembangan Setiap siswa diberikan skor berdasarkan skor kuis-kuis yang lalu Siswa memperolehi poin untuk kuis yang berkaitan dengan pembelajaran terkini Siswa mendapatkan poin pengembangan yang ditentukan oleh selisih skor dasar dengan skor terkini Lebih dari 10 di bawah skor dasar 0 poin 10 poin di bawah sampai 1 poin di bawah skor dasar 10 poin 10 poin diatas skor dasar .. 20 poin Lebih dari 10 poin . 30 poin

IMPLIKASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP SAINS


Pendidikan sains adalah salah satu disiplin ilmu yang

menggambarkan saling hubungan antara penyelidikan, gejala, produk, proses dan sikap ilmiah. Sehingga dalam proses pembelajarannya tidak menghafal konsep, tetapi bagaimana pelajar membina konsep sendiri dengan mengadakan eksperimen dan penyelidikan dari gejala alam sekitar dengan cara belajar yang bermakna. Salah satu cara yang dilakukan adalah menerapkan kaedah pembelajaran kooperatif. Kerana pembelajaran kooperatif mengajarkan dan memberikan kesempatan kepada pelajar membangun konsep kendiri berdasarkan temuan secara inkuiri dan belajar bekerjasama dalam hubungan yang saling menguntungkan.

Kajian Lepas
Slavin (1995) mengemukakan bahawa dari 45 laporan

penyelidikan, 37 di antaranya menunjukkan bahawa hasil belajar akademik pelajar pada kelas dengan pembelajaran kooperatif lebih tinggi daripada kelas konvensional. Lapan diantaranya tidak ada perbedaan. Telaah Slavin didasarkan alas penyelidikan pembelajaran kooperatif mulai tahun 1972 sampai tahun 1986 di sekolah-sekolah kota, pinggiran dan pedesaan di Amerika Serikat. Peneiitian tersebut di atas dilakukan pada semua jenjang keias sekolah dasar pada bidang studi matematika sains, bahasa, geografi dan ilmu sosial.

Lanjutan
Hasil penyelidikan lain berasal dari Ong Eng Tek

(1998) yang melakukan penyelidikan eksperimental dengan membandingkan model pembelajaran kooperatif dengan konvensional pada bidang studi matematika di kelas 4 SD di Malaysia. Hasil penyelidikan tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar akademik peserta didik pada pembelajaran kooperatif lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan hasil belajar, dengan model pembelajaran konvensional.

Lanjutan
Puma, Jones, Rock dan Fernandes (1993) mengemukakan

bahwa 79% dari guru SR dan 62% dari guru SMR terus menerapkan model pembelajaran kooperatif pada kelas yang dibinanya. Kerana pembelajaran kooperatif disamping unggul dalam mempengaruhi hasil belajar akademik, juga dalam pencapaian tujuan sosial dan affektif peserta didik. Keunggulan dimaksud ialah: a) pencapaian hasil belajar akademik lebih tinggi; b) lebih peduli dan menyokong hubungan pertemanan; c) lebih sehat secara psikologis,

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF


Kelebihan model pembelajaran kooperatif : 1. Pelajar lebih memperoleh kesempatan dalam hal meningkatkan hubungan kerjasama antar kawan. 2. Peserta didik lebih memperolehi kesempatan untuk mengembangkan aktiviti, kreativitas, kemandirian, sikap kritis, sikap dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. 3. Guru tidak perlu mengajarkan seluruh pengetahuan kepada pelajar, cukup konsep-konsep pokok kerana dengan belajar secara kooperatif peserta didik dapat melengkapi sendiri. Namun demikian model pembelajarn kooperatif juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya : 1. Memerlukan alokasi masa yang relatif lebih banyak, terutama kalau belum terbiasa. 2. Membutuhkan persiapan yang lebih terprogram dan sistemik. 3. Kalau peserta didik belum terbiasa dan menguasai belajar kooperatif, pencapaian hasil belajar tidak akan berjaya.

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai