kelas, para siswa duduk berpasangan antara tim mereka. Guru memberikan
pertanyaan di dalam kelas. Siswa diarahkan berfikir menuju sebuah jawaban pada
jawaban. Akhirnya, guru menanyakan untuk berbagi jawaban mereka pada semua
siswa.” Prosedur tersebut telah disusun dan dibentuk sedemikian rupa sehingga
dapat memberikan waktu yang lebih banyak kepada siswa untuk dapat berpikir
pair share. Model ini pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan
Koleganya di universitas Maryland pada 1981 dan diadopsi oleh banyak penulis
merupakan cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas.
10
11
dalam Think Pair Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berfikir, untuk
penyajian singkat atau siswa membaca tugas, atau situasi yang menjadi tanda
yang telah dijelaskan dan dialami. Guru memilih menggunakan think pair share
diskusi terhadap suatu masalah yang memerlukan informasi atau tindakan lanjut”
yang kemudian dilanjutkan dengan sidang pleno yang dipimpin oleh guru di kelas.
dalam strategi ini adalah sharing informasi, bertanya, meringkas gagasan orang
(Strategi Pembelajaran Kooperatif), yaitu: (1) adanya peserta dalam kelompok; (2)
adanya aturan kelompok; (3) adanya upaya belajar setiap anggota kelompok; dan
(4) adanya tujuan yang harus dicapai.” Jadi pembelajaran kooperatif merupakan
antara dua sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan
12
akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda – beda, sehingga antar
kegiatan belajar.
Dan menurut Sanjaya (2014:243) “Jadi, hal yang menarik dari SPK adalah
pengiring seperti relasi sosial, penerimaan terhadap peserta didik yang dianggap
lemah, harga diri, norma akademik, penghargaan terhadap waktu, dan suka
menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dari orang lain, serta dapat
tujuan utama model pembelajaran kooperatif ini, yakni hasil belajar akademik,
Model Think Pair Share (TPS) merupakan salah satu strategi dalam
heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung
jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran dan menyampaikan materi tersebut
kepada anggota kelompok lain dengan tetap mengacu pada materi pembelajaran
model think pair share di sekolah dapat dilakukan melalui beberapa cara di bawah
ini :
apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan
Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk
berpasangan.
dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif
melaporkan.
dalam student centered learning (SCL) Semua model pembelajaran itu baik
namun masih ada kelebihan dan kekurangannya tidak terkecuali pada model think
pair share berikut ini merupakan kelebihan dan kekurangan model think pair
a. Memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling
kelompok.
f. Seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling
kelas.
g. Dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan
komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling membantu
materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang
memecahkan masalah.
pembelajaran.
selanjutnya.
pada setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang sekali tidak hadir maka
siswa tersebut tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan mempengaruhi
apa yang disampaikan guru dan menjawab semua yang ditanyakan oleh
guru. dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar,
model pembelajaran Think Pair Share akan lebih menarik dan tidak
yang disampaikan oleh guru. Dengan pembelajaran TPS hal ini dapat
t. Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam PBM adalah hasil belajar
dapat bekerja sama dalam tim, sehingga siswa untuk dapat bekerja sama
18
adalah :
yang terbuang.
mengganggu antar siswa karena siswa baru tahu model Think Pair share.
berbeda – beda, Menurut Majid (2014:23) “Salah satu upaya dalam meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar sebagai bagian dari peningkatan kualitas
(2017:22) “Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana
tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak.” Penilaian Proses Belajar
dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Jadi
penilaian bisa dijadikan alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil
belajar siswa.
bahwa penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil
belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini memberi isyarat bahwa
20
objek yang dinilai adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada umumnya
dilihat dari perubahan tingkah laku setelah mengalami proses belajar mengajar.
Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang
dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar, terutama hasil belajar kognitif
mental siswa yang lebih baik dibandingkan pada saat sebelum belajar.yang tidak
belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar.”
Terciptanya proses belajar yang efektif dan efisien akan menjadikan hasil belajar
lebih berarti, lebih bermakna serta berdaya guna pada diri individu yang belajar.
lainnya.
21
system pelaksanaannya.
Hasil belajar yang demikian dapat dicapai antara lain apabila kegiatan
mengajar atau menyampaikan mata pelajaran sesuai dengan gaya belajar siswa,
keefektifan belajar akan semakin tinggi bila kegiatan mengajar sesuai bagi setiap
siswa.
Yang dimaksud dengan hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil
belajar siswa yang diperoleh setelah melakukan model pembelajaran Think Pair
Share (TPS), dan nilai tes akhir pada setiap siklus. Dari tes yang dilakukan
2.1.2.1 Belajar
belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia, dan perubahan
keterampilan, daya pikir, dan lain-lain. Hal ini berarti peningkatan kualitas dan
tersebut belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain, ia mengalami
mengemukakan bahwa “ secara psikologis belajar berarti suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungan.”
“Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
Maka dari beberapa pendapat diatas belajar dapat diartikan sebagai suatu
proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari latihan pengalaman individu
kecakapan atau dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam hal ini
juga dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan
penyesuaian diri.
Dari uraian diatas juga dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan belajar itu
ada tiga jenis yaitu untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan
keterampilan serta pembentukan sikap. Jadi pada intinya tujuan belajar itu adalah
nilai-nilai. Dan pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar.
3. Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan. Hal ini
untuk belajar.
lainnya.
memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi suatu kegiatan yang
2.1.3 Hubungan antara Model Think Pair Share dengan Hasil Belajar
Model Think Pair Share (TPS) merupakan salah satu strategi dalam
akademiknya.
Think Pair Share (TPS), karena model pembelajaran ini memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bekerja sendiri atau bekerja sama dengan orang lain. Siswa
25
dilatih bernalar dan dapat berpikir kritis untuk memecahkan masalah yang
diberikan oleh guru. Hasilnya siswa mampu menemukan jalan keluar terhadap
masalah yang mereka hadapi dengan bekerja sama dengan teman sebangkunya.
Disamping itu penggunaan model ini dapat memberikan siswa waktu lebih banyak
konsep.
idenya dengan orang lain. Membantu siswa respek pada orang lain dan menyadari
mungkin salah, yang akan diterima kalau fakta-fakta yang membenarkannya dan
akan ditolak jika salah atau palsu. Maka menurut peneliti hipotesis tindakan dari
penelitian ini adalah : Model Think Pair Share diduga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi fiqih kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Jember.