Anda di halaman 1dari 13

Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif atau cooperative learning adalah pembelajaran yang


secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antara siswa untuk
menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.
Model pembelajaran ini akan mebekali kemandirian, kreatif serta keterlibatan lasing siswa dalam
proses pembelajaran.1 Cooperative learning juga merupakan model pembelajaran yang
menekankan aktivitas kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok, mempelajari
materi pelajaran, dan memecahkan masalah secara kolektif kooperatif. Pendekatan belajar
kooperatif membutuhkan adanya modifikasi tujuan pembelajaran dari sekadar penyampaian
informasi (transfer of information) menjadi konstruktif pengetahuan (construction of knowledge)
oleh individu melalui belajar berkelompok. Model pembelarajan cooperative learning juga
merupakan model pembelajaran yang sangat membantu belajar peserta didik. Sebagaimana telah
disinggung diatas dengan model pembelajaran ini siswa bekerja sama dengan kelompok dalam
mencari, menemukan dan mendiskusikan dengan kelompok serta memaparkan kepada semua
teman-teman belajar dikelas.
Tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan keadaan dimana keberhasilan
individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Tujuan utama
pembelajaran kooperatif yaitu: agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama
teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada
orang lain untuk mengemukakan ide dan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka
secara berkelompok.

Terdapat beberapa model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) yang bisa digunakan
dalam kegiatan pembelajaran, berikut beberapa tipe-tipe dari model pembelajaran kooperatif
sebagai berikut:
a. Model Pembelajaran tipe Two Stay Two Stray, model pembelajaran dimana setiap anggota
kelompok mengirim perwakilan kelompok tersebut untuk memberikan serta membagikan
hasil dan informasi ke kelompok lain.
b. Model pembelajaran tipe Make a Match (Mencari Pasangan) model pembelajaran dimana
setiap peserta didik diberikan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban kemudian mencari
1
Sulaiman. 2014. Model Pembelajaran Cooperative Learning (Suatu Analisis Psikologis Dalam Pembelajaran).
ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 hal. 25-35.
pasangan kartu yang cocok seperti jika peserta didik mendapatkan kartu yang bertuliskan
soal maka peserta didik itu mencari pasangan kartu tersebut yang berisi jawaban.
c. Model pembelajaran tipe Snowball Throwing, model pembelajaran yang dimana peserta
didik dibentuk dalam kelompok kemudian masing-masing kelompok menunjuk perwakilan
kelompoknya dan diberi tugas dari guru lalu masing-masing peserta didik membuat
pertanyaan yang di bentuk seperti bola yang didalamnya berisi pertanyaan,kemudian
dilempar ke murid lain yang masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang
diperoleh.
d. Model Pembelajaran tipe Team Game Tournament, model pembelajaran dimana setiap
peserta didik dalam kelompoknya saling membantu memahami materi dan megerjakan tugas
dan di pandu dengan kompetensi antar anggota dalam bentuk permainan
e. Model pembelajaran tipe Giving Question and Getting Answer, model pembelajaran ini
dimana setiap peserta didik dalam kelompoknya di beri dua kartu, kartu pertama untuk
bertanya dan kartu kedua untuk menjawab yang akan digunakan pada sesi tanya jawab.
f. Model pembelajaran tipe Think-Pair-Share, model dengan tipe ini dimana setiap peserta
didik diberi tugas untuk memikirkan tugasnya sendiri, berdiskusi dengan pasangannya
kemudian membagikan hasil diskusinya dalam kelompok.
g. Model Tipe Jigsaw, model dengan tipe ini dimana seluruh perwakilan setiap anggota
kelompok berkumpul untuk mempelajari dan membahas topik yang sama kemudian masing-
masing peserta didik kembali ke kelompok asal untuk mengajarkan materi yang di dapat
kepada anggota kelompoknya.
h. Model Pembelajaran Tipe Number Head Together, model pembelajaran tipe ini dimana
peserta didik siswa dalam setiap kelompoknya di beri nomor urut serta tugas kemudian guru
memanggil salah satu nomor untuk melaporkan hasil kerja kelompoknya.

Berikut ini akan dikemukakan beberapa keuntungan yang diperoleh baik oleh guru maupun
peserta didik di dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode cooperative learning.
1. Melalui cooperative learning menimbulkan suasana yang baru dalam pembelajaran. Dengan
digunakannva model cooperative learning, maka tampak suasana kelas menjadi lebih hidup
dan lebih bermakna.
2. Membantu guru dalam mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan
mencarikan alternatif pemecahannya karena dengan diskusi kelompok mampu membuat
peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan belajar.
3. Penggunaan cooperative learning merupakan suatu metode yang efektif untuk
mengembangkan program pembelajaran terpadu. Dengan cooperative learning peserta didik
tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan aspek kognitif saja melainkan mampu
mengembangkan aspek afektif dan psikomotor.
4. Dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan reflektif. Hal ini dikarenakan
kegiatan pembelajaran ini lebih banyak berpusat pada peserta didik, sehingga peserta didik
diberi kesempatan untuk turut serta dalam diskusi kelompok.
5. Mampu mengembangkan kesadaran pada diri peserta didik terhadap permasalahan-
permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitarya. Dengan bekerja kelompok maka
timbul adanya perasaan ingin membantu peserta didik lain yang mengalami kesulitan
sehingga mampu mengembangkan sosial skill peserta didik.
6. Metode cooperative learning mampu melatih peserta didik dalam berkomunikasi seperti
berani mengemukakan pendapat, berani dikriik, maupun menghargai pendapat orang lain.
Komunikasi interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik maupun peserta didik
dengan peserta didik menimbulkan dialog yang akrab dan kreatif.

Di samping kelebihan, metode cooperative learning juga memiliki kelemahan. Kelemahan


metode cooperative learning yaitu:
1. Kemungkinan akan terjadi ketidakstabilan peserta didik di kelas. akibatnya guru khawatir
bahwa akan terjadi keriuhan di kelas karena peserta didik kurang teratur bekerja dalam
kelompok.
2. Banyak peserta didik tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain. Peserta
didik yang tekun merasa harus bekerja melebihi peserta didik yang lain dalam grup mereka,
sedangkan peserta didik yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup
dengan peserta didik yang lebih pandai.
3. Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan
pribadi peserta didik karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok. Karakteristik pribadi
tidak luntur hanya karena bekerjasama dengan orang lain, justru keunikan itu semakin kuat
bila disandingkan dengan orang lain.
4. Banyak peserta didik takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara adil, bahwa
satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut. Dalam cooperative learning
pembagian tugas rata, setiap anggota kelompok harus dapat mempresentasikan apa yang
telah didapatnya dalam kelompok sehingga ada pertanggungjawaban secara individu.

Contoh penerapan cooperative learning tipe jigsaw dalam pembelajaran IPA SD materi pesawat
sederhana
1. Kelas dibentuk kelompok dengan tiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa. Guru memberikan
bahan materi mengenai pesawat sederhana untuk dibahas bersama kelompok.
2. Tiap kelompok mengirimkan 1 orang perwakilan untuk mendiskusikan hasil diskusi
kelompoknya masing-masing.
3. Perwakilan kelompok tersebut kembali ke kelompoknya masing-masing dan menyampaikan
hasil diskusi dengan kelompok lain (tutor sebaya).
4. Guru melakukan tes/kuis untuk mengukur pengetahuan siswa tentang materi pesawat
sederhana yang sudah dibahas.
5. Setelah itu semua siswa kembali ke tempat duduknya semula dan membahas materi tersebut
bersama-sama. Lalu guru memberi penguatan atau tambahan informasi untuk memperkaya
pengetahuan siswa tentang pesawat sederhana.

Project Based Learning


Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana dalam Lestari (2015) model pembelajaran
Project Based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang memperkenankan peserta didik
untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruksi pembelajarannya dan mengkulminasikannya dalam
produk nyata. Sedangkan menurut Trianto dalam Lestari (2015) Project Based Learning adalah
sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar
kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.
Menurut Made Wena dalam Lestari (2015) model pembelajaran Project Based adalah
model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran
dikelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek merupakan suatu bentuk kerja yang
memuat tugas-tugas kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan yang sangat
menantang dan menuntun peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat
keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan peserta didik untuk
bekerja secara mandiri.
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Project Based
Learning merupakan model pembelajaran inovatif yang melibatkan kerja proyek dimana peserta
didik bekerja secara mandiri dalam mengkonstruksi pembelajarannya dan mengkulminasikannya
dalam produk nyata. Dalam kerja proyek memuat tugas-tugas kompleks berdasarkan kepada
pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang dan menuntun peserta didik untuk
merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta
memberikan kesempatan peserta didik untuk bekerja secara mandiri.

Dalam menggunakan metode pemberian proyek ini ada beberapa langkah yang harus di lalui
oleh guru terhadap siswa:
1. Rumuskan permasalahannya dengan jelas
2. Lakukan pembagian tugas serta deskripsi dari masing-masing tugas itu
3. Buat jadwal kegiatan sesuai dengan waktu yang disediakan
4. Rumuskan apa yang diharapkan diperoleh dari setiap kegiatan
5. Buat kesimpulan menyeluruh
6. Usahakan supaya hasil dari proyek itu meningkatkan keterampilandan diketahui banyak
orang (pameran, disajikan dan lain-lain)

Menurut Made Wena dalam Lestari (2015), model pembelajaran projectbased learning
mempunyai beberapa kekurangan dan kelebihan sebagai berikut:
1. Kelebihan Model Pembelajaran Project Based Learning
a. Meningkatkan motivasi
b. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
c. Meningkatkan kolaborasi
d. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber
e. Increased resource – management skill
2. Kelemahan Model Pembelajaran Project Based Learning
a. Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan masalah.
b. Memerlukan biaya yang cukup banyak.
c. Banyak peralatan yang harus disediakan.

Contoh penerapan projectbased learning dalam pembelajaran IPA SD materi pernapasan


manusia
1. Guru melakukan metode tanya jawab dengan siswa mengenai ciri fisik yang muncul saat
manusia bernapas
2. Guru menampilkan video pembelajaran tentang materi pernapasan dan memberi tambahan
penjelasan mengenai system dan proses pernapasan
3. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat model system pernapasan sederhana
dari balon, botol bekas, dan sedotan bekas
4. Siswa diberi waktu 1 minggu untuk membuat model tersebut
5. Setelah 3 hari ditugaskan, guru akan memonitor perkembangan proyek masing-masing siswa
6. Setelah seminggu, tugas dikumpul dan diujicobakan
7. Siswa mencoba mengoperasikan dan mengamati proyeknya masing-masing
8. Siswa diminta untuk menjelaskan apa yang ia amati dari model tersebut
9. Guru menyimpulkan hasil karya siswa dan memperkaya pengetahuan siswa dengan
menambahkan informasi terkait system pernapasan dan model yang dibuat oleh siswa

Beberapa hal yang perlu


diperhatikan dalam
penerapan model
pembelajaran kooperatif adalah:
1) Positif interdependence,
artinya adanya
ketergantungan antara siswa
secara positif, 2) Perlu
dikembangkan
interaksi personal antar
siswa, 3) Setiap anggota
perlu belajar dan
menyumbang demi pekerjaan
dan keberhasilan kelompok,
4) Perlu
dikembangkan keterampilan
siswa, dan 5) Siswa perlu
menilai bagaima
mereka bekerja secara efektif
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam
penerapan model
pembelajaran kooperatif adalah:
1) Positif interdependence,
artinya adanya
ketergantungan antara siswa
secara positif, 2) Perlu
dikembangkan
interaksi personal antar
siswa, 3) Setiap anggota
perlu belajar dan
menyumbang demi pekerjaan
dan keberhasilan kelompok,
4) Perlu
dikembangkan keterampilan
siswa, dan 5) Siswa perlu
menilai bagaima
mereka bekerja secara efektif
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam
penerapan model
pembelajaran kooperatif adalah:
1) Positif interdependence,
artinya adanya
ketergantungan antara siswa
secara positif, 2) Perlu
dikembangkan
interaksi personal antar
siswa, 3) Setiap anggota
perlu belajar dan
menyumbang demi pekerjaan
dan keberhasilan kelompok,
4) Perlu
dikembangkan keterampilan
siswa, dan 5) Siswa perlu
menilai bagaima
mereka bekerja secara efektif
PPT

Koperatif
Model pembelajaran kooperatif atau cooperative learning adalah pembelajaran yang secara sadar
dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antara siswa untuk menghindari
ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Model
pembelarajan cooperative learning juga merupakan model pembelajaran yang sangat membantu
belajar peserta didik, dengan model pembelajaran ini siswa bekerja sama dengan kelompok
dalam mencari, menemukan dan mendiskusikan dengan kelompok serta memaparkan kepada
semua teman-teman belajar dikelas.
Tujuan utama pembelajaran kooperatif yaitu agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok
bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan
kepada orang lain untuk mengemukakan ide dan gagasannya dengan menyampaikan pendapat
mereka secara berkelompok.
Tipe-tipe dari model pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
a. Model Pembelajaran tipe Two Stay Two Stray
b. Model pembelajaran tipe Make A Match (Mencari Pasangan)
c. Model pembelajaran tipe Snowball Throwing
d. Model Pembelajaran tipe Team Game Tournament
e. Model pembelajaran tipe Giving Question And Getting Answer
f. Model pembelajaran tipe Think-Pair-Share
g. Model Tipe Jigsaw
h. Model Pembelajaran Tipe Number Head Together

Keuntungan menerapkan cooperative learning dalam pembelajaran


1. Menimbulkan suasana yang baru dalam pembelajaran
2. Membantu guru dalam mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi
3. Efektif untuk mengembangkan program pembelajaran terpadu
4. Dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan reflektif
5. Mampu mengembangkan kesadaran pada diri peserta didik terhadap permasalahan-
permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitarya
6. Melatih peserta didik dalam berkomunikasi
Kelemahan metode cooperative learning yaitu:
1. Kemungkinan akan terjadi ketidakstabilan/keriuhan peserta didik di kelas
2. Banyak peserta didik tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain
3. Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan
pribadi
4. Banyak peserta didik takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara adil

Project Based Learning


Model pembelajaran Project Based Learning merupakan model pembelajaran inovatif yang
melibatkan kerja proyek dimana peserta didik bekerja secara mandiri dalam mengkonstruksi
pembelajarannya dan mengkulminasikannya dalam produk nyata.
Dalam menggunakan metode pemberian proyek ini ada beberapa langkah yang harus di lalui
oleh guru terhadap siswa:
1. Rumuskan permasalahannya dengan jelas
2. Lakukan pembagian tugas serta deskripsi dari masing-masing tugas itu
3. Buat jadwal kegiatan sesuai dengan waktu yang disediakan
4. Rumuskan apa yang diharapkan diperoleh dari setiap kegiatan
5. Buat kesimpulan menyeluruh
6. Usahakan supaya hasil dari proyek itu meningkatkan keterampilandan diketahui banyak
orang (pameran, disajikan dan lain-lain)

Kelebihan Model Pembelajaran Project Based Learning


a. Meningkatkan motivasi
b. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
c. Meningkatkan kolaborasi
d. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber
e. Increased resource – management skill

Kelemahan Model Pembelajaran Project Based Learning


a. Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan masalah.
b. Memerlukan biaya yang cukup banyak.
c. Banyak peralatan yang harus disediakan.
Sumber Referensi
Sulaiman. 2014. Model Pembelajaran Cooperative Learning (Suatu Analisis Psikologis Dalam
Pembelajaran). ISSN 2086 – 1397 Volume V Nomor 2. Juli – Desember 2014 hal. 25-35.
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/2003/1/MODEL%20PEMBELAJARAN%20COO
PERATIVE%20LEARNING%20%20%28Suatu%20Analisis%20Psikologis%20Dalam
%20Pembelajaran%29.pdf (diakses pada Rabu, 29 September 2021 pukul 17.00)
Eveline dan Hartini. 2019. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
ISBN: 978-979-450-618-9
Istiyani. 2019. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Giving Question
And Getting Answer Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar IPA Pada Peserta Didik Kelas
IV Min 2 Bandar Lampung. Skripsi. Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung. http://repository.radenintan.ac.id/10862/1/SKRIPSI%20%202.pdf (diakses pada
Rabu, 29 September 2021 pukul 21.00)
Lestari, Tutik. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menyajikan Contohcontoh
Ilustrasi Dengan Model Pembelajaran Project Based Learning dan Metode Pembelajaran
Demonstrasi Bagi Siswa Kelas XI Multimedia SMK Muhammadiyah Wonosari. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. https://eprints.uny.ac.id/29375/1/Tutik%20
Lestari_10520244042.pdf (diakses pada Rabu, 29 September 2021 pukul 21.15)
Tambak, Syahraini. 2017. Metode Cooperative Learning dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. Jurnal Al-hikmah Vol. 14, No. 1, April 2017 ISSN 1412-5382
https://core.ac.uk/download/pdf/322503081.pdf (diakses pada Rabu, 29 September 2021
pukul 22.00)
Sumarni, Imas. 2020. Penerapan Model Project Based Learning (Pjbl) Untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPA Tentang Sifat-Sifat Cahaya di
Kelas VA Semester II Bagi Siswa SD Negeri Bantarkemang 1 Tahun Ajaran 2017/2018.
Jurnal Teknologi Pendidikan. 9. 10.32832/tek.pend.v9i1.2764. (diakses pada Rabu, 29
September 2021 pukul 22.20)

Anda mungkin juga menyukai