Anda di halaman 1dari 15

PAPER

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PPKn

Paper ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Pembelajaran PPKN MI/SD

Dosen Pengampu : Dra. Nurhasanah Leni, M.Hum

Disusun Oleh :

Sri Wulandari

NPM : 2111100130

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1445 H/2023 M
PENDAHULUAN
Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang menggambarkan
proses kegiatan belajar-mengajar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru. Selain itu model pembelajaran juga merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran. Sebuah model
pembelajaran biasanya tidak dipakai untuk menjelaskan proses pembelajaran yang rumit,
tetapi model pembelajaran dipakai untuk menyederhanakan proses pembelajaran dan
menjadikannya lebih mudah dipahami dalam tindakan saat proses pembelajaran
berlangsung. Model pembelajaran berperan penting dalam mengisi kegiatan pem-
belajaran. Guru harus mengkaitkan model-model pembelajaran pada materi yang akan
diajarkan kepada siswa.
Menjadi guru yang ideal dan inovatif adalah sebuah tuntutan yang tidak bisa
dihindari. Masa depan bangsa ini ditentukan oleh kader-kader muda bangsa, sedangkan
penanggung jawab utama masa depan kader-kader muda ter- sebut berada di pundak guru,
karena gurulah yang langsung berinteraksi dengan mereka dalam membentuk
kepribadian, memberikan pemahaman, menerbangkan imajinasi dan cita- cita,
membangkitkan semangat, dan menggerakkan kekuatan mereka. Dari gurulah siswa-
siswa membayangkan masa depan dan mencanangkan sebuah impian hidup. Ketika guru
yang hadir energik, menarik, berwawasan luas, humoris, dan mampu menguasai kelas,
maka kedatangan guru tersebut sangat dinanti. Sebab, yang keluar darinya adalah
mutiara-mutiara emas yang sulit untuk diulang untuk yang kedua kalinya. Sebaliknya,
ketika guru yang masuk tidak dapat mengemas mata pelajaran menjadi menu yang
menarik dan selalu membuat siswanya terbebani, maka kehadirannya dibenci oleh para
siswa yang diekspresikan dengan banyak hal yang tidak baik.
Cara paling efektif yang dapat dilakukan guru untuk tetap fokus pada penguasaan
materi ialah dengan meng- gabungkan target pembelajaran ke dalam pengajaran kita
sehari-hari. Misalnya pada pelajaran PPKn dapat dihubungkan dengan model
pembelajaran Problem Based Learning, model pembelajaran berbentuk memecahkan
masalah yang terjadi di lingkungan. Untuk itu, model pembelajaran sangat membantu
dalam meningkatkan pemahaman siswa. Adapun model-model pembelajaran yang
berkaitan dengan PPKn, berikut macam-macam dan penjelasannya:
A. Model Pembelajaran Jigsaw
1. Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw
Model pembelajaran jigsaw merupakan sebuah model belajar kooperatif
yang di dalamnya menuntut siswa dalam bekerja kelompok yang berbentuk
kelompok kecil. Cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat
sampai dengan enam orang dan siswa bekerja sama. Selain itu, siswa memiliki
banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat, dan mengolah informasi
yang didapat maupun dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Setiap
ke- lompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan
bagian materi yang dipelajari dan dapat me nyampaikan kepada kelompok
lainnya.
Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang paling
fleksibel. Model pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu variasi model
Collaborative Learning, yaitu proses belajar kelompok dimana setiap anggota
menyumbangkan informasi, pengalaman, ide,sikap,pendapat,kemampuan, dan
keterampilan yang dimilikinya untuk secara bersamasama saling meningkatkan
pemahaman seluruh anggota. Menurut Rusman, model pembelajaran jigsaw ini
juga dikenal dengan kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok
dihadapkan pada permasalahan yang berbeda. Namun, permasalahan yang
dihadapi setiap kelompok sama, kita sebut sebagai team ahli yang bertugas
membahas permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya, hasil pembahasan itu di
bawa ke kelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya.1
Pembelajaran kooperatif2 jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai
materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Model Pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw adalah salah satu model yang terdiri dari tim-tim belajar

1
Zainal, Aqib. “Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif)” . (Bandung : Yrama Widya, 2013), 167.

Isjoni. “Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok”.


2

(Bandung: Alfabeta Lie, 2009), 111.


heterogen, beranggotakan 4-6 siswa, setiap siswa bertanggung jawab atas
penguasaan bagian dari materi belajar dan harus mampu mengajarkan bagian
tersebut kepada anggota tim lainnya. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah
suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu
kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan
mampu mengajarkan materi tersebut kepada orang lain dalam kelompoknya.
Dalam teknik ini, siswa dapat bekerja sama dengan siswa lainnya dan
mempunyai tanggung jawab lebih dan mempunyai banyak kesempatan pula untuk
mengolah informasi yang di dapat dan meningkatkan keterampilan
berkomunikasi dan bersosialisasi. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif
dimana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam
melaksanakan pembelajaran. Model pembelajaran seperti ini harus dioptimalkan
karena dapat meningkatkan kemampuan berkreatif siswa dan tentunya
meningkatkan prestasi siswa. Di samping itu, pembelajaran ini juga dapat
meningkatkan komunikasi siswa karena berani menyampaikan apa yang telah ia
dapat kepada kelompok lain maupun kelompok sendiri, sehingga siswa yang
kurang percaya diri untuk menyampaikan pendapat bisa dilatih untuk lebih berani
dengan pembelajaran model ini.

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Jigsaw


Adapun Langkah-langkah dari Model Pembelajaran Jigsaw adalah sebagai
berikut:
a. Membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4-6 orang3
b. Tiap orang dalam kelompok diberi sub topik yang berbeda.
c. Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik masing-masing dan
menetapkan anggota ahli yang akan bergabung dalam kelompok ahli.

3
Robert E, Slavin. “Cooperative Learning” (London: Allymand Bacon, 2005),
112.
d. Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkum- pul dan
mengintegrasikan semua sub topik yang telah dibagikan sesuai dengan
banyaknya kelompok.
e. Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan saling
membantu untuk menguasai topik tersebut.
f. Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke
kelompok masing-masing, kemudian menjelaskan materi kepada rekan
kelompoknya.
g. Tiap kelompok mempersentasikan hasil diskusi.
h. Guru memberikan tes individual pada akhir pembe- lajaran tentang materi
yang telah didiskusikan.
i. Siswa mengerjakan tes individual atau kelompok yang mencakup semua
topik.

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw


Model pembelajaran jigsaw memiliki kelebihan dan kekurangan adalah
sebagai berikut:
Kelebihan :
a. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada
kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.
b. Pemerataan kekuasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih
singkat.4
c. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam
berbicara dan berpendapat.
d. Meningkatkan motivasi dan saling menghargai antara sesama siswa.
e. Memberikan peluang untuk menyampaikan gagasan secara terbuka karena
jumlah siswa yang terbatas dalam setiap kelompok.
f. Dapat mengurangi rasa kantuk dibanding belajar sendiri. Jika belajar
sendiri sering kali rasa bosan timbul dan rasa kantuk pun datang. Apalagi

4
Ibrahim, “Pembelajaran Kooperatif” (Surabaya : University Press, 2000), 5.
jika mempelajari pelajaran yang kurang menarik perhatian atau
pelajaran yang sulit. Dengan belajar bersama, orang punya teman yang
memaksa aktif dalam belajar.5
g. Dapat meransang motivasi belajar. Melalui kerja kelompok, akan
dapat menumbuhkan perasaan ada saingan. Jika sudah menghabiskan
waktu dan tenaga yang sama dan ternyata ada teman yang mendapat nilai
lebih baik, akan timbul minat mengejarnya.

Kekurangan :
a. Prinsip utama model pembelajaran ini adalah pembelajaran oleh teman
sendiri, ini akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam
memahami satu konsep yang akan di diskusikan bersama dengan siswa
lain. Dalam hal ini pengawasan guru menjadi hal yang mutlak di perlukan
agar tidak terjadi kesalahan.
b. Pengelompokan dilakukan terlebih dahulu, mengurutkan kemampuan
belajar siswa dalam kelas.
c. Sulit menyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi
pada teman, jika siswa tidak punya rasa percaya diri.
d. Aplikasi model pembelajaran ini bila dilaksanakan dikelas yang besar
(lebih dari 40 siswa ) sangatlah sulit.
e. Sebelum tim ahli, misalnya ahli materi pertama kembali ke kelompok asal
yang akan bertugas sebagai tutor sebaya, perlu dilakukan tes penguasaan
materi yang menjadi tugas mereka.

B. Model Pembelajaran Mind Mapping


1. Pengertian Model Pembelajaran Mind Mapping
Mind mapping pertama kali diperkenalkan oleh Tony Buzan dari
Inggris, seorang pakar pengembangan otak, kreativitas, dan resolusi pendidikan

5
Sudrajat, Akhmad. “Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik Dan
Model Pembelajaran”, ( Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2008), 88-89.
sejak awal tahun 1970-an. Mind mapping merupakan suatu teknik mencatat yang
kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran dengan
sangat sederhana.
Menurut Silberman, Mind mapping atau pemetaan pikiran
merupakan cara kreatif bagi setiap peserta didik untuk menghasilkan gagasan,
mencatat apa yang akan dipelajari, atau merencanakan tugas baru. Hernowo juga
mengatakan bahwa pemetaan pikiran merupakan cara yang sangat baik untuk
menghasilkan dan menata gagasan sebelum menulis.14 Mind mapping
merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif, dan akan memetakan pikiran
peserta didik sehingga dapat mengidentifikasi dengan jelas materi yang telah
dipelajari.
Menurut Tony Buzan dalam Syafrudin mengatakan Mind mapping
adalah suatu cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan
memetakan pikiran-pikiran. Sedangkan menurut Carolin Edward, mengatakan
bahwa Mind mapping adalah cara paling efektif dan efesien untuk memasukan,
menyimpan dan mengeluarkan data dari atau ke otak. Sistem ini bekerja sesuai
dengan cara kerja alami otak kita, sehingga dapat mengoptimalkan seluruh potensi
dan kapasitas otak manusia. Mind mapping adalah suatu teknis grafis
yang memungkinkan kita untuk mengeksplorasi seluruh kemampuan otak kita
untuk keperluan berfikir dan belajar.
Mind mapping6 yang melibatkan secara aktif dua belah otak manusia,
yaitu otak kanan dan otak kiri. Seperti yang diketahui pemetaan pikiran (Mind
mapping) adalah pemanfaatan seluruh otak degan meggunakan citra visual dan
prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Otak sering kali mengingat
informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk dan perasaan. Peta
pikiran menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik ini dalam suatu
pola dari ide-ide yang berkaitan seperti peta jalan yang digunakan untuk
belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan. Peta ini dapat membangkitkan
ide-ide orisinil dan memicu ingatan yang mudah. Ini jauh lebih mudah daripada

6
Sutanto Widura, Mind Map Langkah Demi Langkah (Jakarta : PT Gramedia,
2016), 16.
metode pencatatan tradisonal karena ia mengaktifkan kedua belahan otak. Cara
ini juga menenangkan, menyenangkan dan kreatif.
Menurut Sujiono, dkk. mind mapping berasal dan bahasa inggris, yang
terdiri dari dua kata yaitu mind yang berarti pikiran dan mapping yang berarti
pemetaan, sehingga mind mapping dapat diartikan sebagai pemetaan pikiran atau
peta pikiran. Konsep mind mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan
tahun 1970-an yang menyatakan bahwa mind mapping adalah sistem
penyimpanan, penarikan data, dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan
raksasa, yang sebenarnya ada di dalam otak manusia yang menakjubkan.
Mind mapping adalah teknik mencatat kreatif dalam pe- metaan pikiran
berbagai suatu manfaat materi pelajaran yang akan memudahkan siswa belajar.
Mind mapping di kategorikan kreatif karena dalam pembuatannya, mind mapping
membutuhkan pemanfaatan imajinasi dari siswa sesuai denganModel
Pembelajaran mind mapping merupakan model pembelajaran yang dapat
mengembangkan kreatifitas, keaktifan, daya hafal, pengetahuan dan kemandirian
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Aris Shoimin, “Mind
mapping atau pemetaan pikiran adalah teknik pemanfaatan seluruh otak dengan
menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan”.
2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Mind Mapping
Adapun Langkah-langkah dari pelaksanaan Model Pembelajaran Mind
Mapping adalah sebagai berikut:
a. Mulai dari bagian tengah permukaan sebuah kertas kosong dengan sisi
terpanjang diletakkan mendatar Kenapa begitu? Karena memulai dari
tengah-tengah permukaan kertas akan memberikan keleluasaan bagi cara
kerja otak untuk memencar keluar ke segala arah dan mengekspresikan
diri lebih bebas alami.7
b. Gunakan sebuah gambar untuk gagasan utama. Kenapa begitu? Karena
suatu gambar bernilai seribu kata dan membantu siswa menggunakan

7
Tony, Buzan. Buku Pintar Mind Mapping (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2013), 17.
imajinasi membuat tetap terfokus, memusatkan pikiran dan membuat otak
semakin aktif dan sibuk.
c. Gunakan warna pada seluruh mind map. Kenapa begitu? Karena warna
membuat mind map tampak lebih cerah dan hidup, meningkatkan
kekuatan dahsyat bagi cara berpikir kreatif dan ini juga adalah hal yang
menyenangkan.
d. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar sentral dan hubungan
cabang-cabang tingkat kedua dan ketiga pada tingkat pertama dan kedua,
dan seterusnya. Kenapa begitu? Karena otak bekerja dengan asosiasi. Jika
kita menghubungkan cabang-cabang, kita akan jauh lebih mudah dalam
memahami dan mengingat.
e. Buatlah cabang-cabang mind map berbentuk meleng- kung. Kenapa
begitu? Karena kreativitas dengan garis- garis lurus akan membosankan
mata kita. Otak kita jauh lebih tertarik pada garis-garis lengkung seperti
yang kita temukan di alam.
f. Gunakan satu kata kunci untuk setiap cabang. Kenapa begitu? Karena kata
kunci tunggal akan menjadikan mind map lebih kuat dan fleksibel.
Masing-masing kata kunci akan lebih mampu menyalakan pikiran-pikiran
baru.
g. Gunakan gambar di seluruh mind map. Kenapa begitu? Karena gambar
dan simbol mudah diangkat dan merangsang asosiasi-asosiasi baru dan
kreatif.
3. Kelebiham dan Kekurangan Model Pembelajaran Mind Mapping
Model Pembelajaran Mind Mapping8 memiliki kelebihan dan kekurangan
adalah sebagai berikut:
Kelebihan :

8
Ramlah dan Natriani Syam, “Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Siswa Kelas IV SDN 54 Kota Parepare” . ( Makassar : Jurnal Publikasi Pendidikan,
2015), 19.
a. Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.9
b. Mudah melihat gambaran keseluruhan.
c. Memudahkan penambaran informasi baru.
d. Setiap peta bersifat unik.
e. Mudah mengingatnya karena ada penanda-penanda visualnya.
f. Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan.
g. Catatan lebih padat dan jelas.
h. Catatan lebih terfokus pada inti materi.
i. Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan dan
membuat hubungan.
j. Mengaktifkan seluruh otak.
k. Membersihkan akal dari kesusutan mental.
l. Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan.
m. Membantu menunjukan hubungan antara bagian-bagian informasi yang
saling terpisah.
n. Memberi gambaran yang jelas pada kesuluruhan dan perincian.
o. Memungkinkan kita untuk mengelompokan konsep, membantu
kita membandingkanya.
Kekurangan :
a. Hanya peserta didik yang aktif yang terlibat.
b. Tidak sepenuhnya peserta didik yang belajar.
c. Tidak bisa dimasukkan jumlah detail informasi.

C. Model Pembelajaran Picture and Picture


1. Pengertian Model Pembelajaran Picture and Picture
Menurut Istarani, metode Picture and Picture adalah suatu metode belajar
yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis.
Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan.

9
Mudjiono Dan Dimyati. Belajar Dan Pembelajaran. ( Jakarta: Rineka Cipta,
2013 ), 20.
Metode apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik
dalam setiap proses pembelajaran.
Inovatif10 setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru,
berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap
pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk
menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan
menggunakan metode, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri
yang diperoleh dari proses pembelajaran.
Menurut Hamalik, Metode Pembelajaran ini mengandalkan gambar
sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor
utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran
guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk
kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar.
Model picture and picture adalah salah satu metode pembelajaran yang
menggunakan pendekatan komunikatif atau mengutamakan kelompok-
kelompok dengan menggunakan media gambar yang dipasangkan atau
diurutkan menjadi logis. Model picture and picture mengandalkan
gambar sebagai media dalam proses pembelajaran.11
Model ini juga menuntut siswa untuk bertanggung jawab atas
segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. Membebaskan siswa
untuk berargumen berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dan dapat
melatih siswa untuk berpikir logis. Pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) merupakan betuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan
bekerja dalam kelompok- kelompok kecilsecara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari 4 sampai 6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen. Model pembelajaran kooperatif sangat banyak jenis dan variasinya
salah satunya adalah picture and picture. Model pembelajaran picture and
picture merupakan model pembelajaran kooperatif atau mengutamakan

10
Suyatno. Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo : Masmedia Buana
Pustaka, 2009), 148.
11
Azhar, Arsyad. Media Pembelajaran. ( Jakarta : Rajawali Pers, 2016), 281.
adanya kelompok-kelompok dengan menggunakan media gambar yang
dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis.
Menurut Kurniasih dan Sani, model pembelajaran ini mengandalakan
gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini
menjadi factor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses
pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar. Menurut shoimin dinyatakan
bahwa “Model Pembelajaran Picture and Picture merupakan model
pembelajaran yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan
menjadi urutan logis”.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Picture and Picture merupakan model pembelajaran yang
menggunakan media gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan
yang logis. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai faktor
utama dalam proses pembelajaran. Melalui gambar, siswa akan mampu lebih
mudah mengerti materi pembelajaran yang disampaikan selain itu siswa akan
mengetahui hal-hal yang belum pernah dilihatnya.
2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Picture and Picture
Adapun Langkah-langlah Model Pembelajaran Picture and Picture adalah
sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Menyajikan materi sebagai pengantar.
c. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi.
d. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang atau
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
e. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut. f) Dari
alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
f. Kesimpulan/rangkuman.
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Picture and Picture
Model Pembelajaran Picture and Picture memiliki kelebihan dan kekurangan
adalah sebagai berikut:
Kelebihan :
a. Materi yang diajarkan lebih terarah.
b. Guru bisa dengan mudah mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
c. Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu
subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa beragumen
terhadap gambar yang diperlihatkan.
d. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
e. Dapat memunculkan motivasi belajar siswa kearah yang lebih baik
f. Siswa lebih cepat memahami disebabkan gambar.
g. Siswa dapat mengembangkan daya nalar dalam berpikir logis.
Kekurangan:
a. Sulit menemukan gambar yang sesuai kompetensi dari materi pelajaran
PPKn yang akan diajarkan.
b. Menghabiskan waktu untuk mencari gambar yang berkaitan dengan
materi pelajaran PPKn.
c. Guru harus memiliki keterampilan penguasaan kelas dengan baik, karena
model pembelajaran ini rentan siswa yang menjadi kurang aktif dan juga
rentan kegaduhan.
d. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai
terutama untuk gambar yang akan diperlihatkan supaya pelajaran PPKn
yang akan disampaikan bisa berjalan dengan baik dan lancar.
KESIMPULAN

Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang menggambarkan


proses kegiatan belajar-mengajar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru. Selain itu model pembelajaran juga merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran. Sebuah model
pembelajaran biasanya tidak dipakai untuk menjelaskan proses pembelajaran yang rumit,
tetapi model pembelajaran dipakai untuk menyederhanakan proses pembelajaran dan
menjadikannya lebih mudah dipahami dalam tindakan saat proses pembelajaran
berlangsung.
Model pembelajaran berperan penting dalam mengisi kegiatan pem- belajaran.
Guru harus mengkaitkan model-model pembelajaran pada materi yang akan diajarkan
kepada siswa. Adapun model-model pembelajaran yang berkaitan dengan PPKn, adalah
sebagai berikut ;
1. Model Pembelajaran Jigsaw
2. Model Pembelajaran Mind Mapping
3. Model Pembelajaran Picture and Picture
DAFTAR RUJUKAN

Aqib, Zainal. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).


Bandung : Yrama Widya. 2013.
Isjoni. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung : Alfabeta.
2009.
Slavin, Robert E. Cooperative Learning. London : Allymand Bacon. 2005.
Ibrahim. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. 2000.
Buzan, Tony. Buku Pintar Mind Mapping . Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. 2023.
Natriani Syam dan Ramlah, Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial Siswa
Kelas IV SDN 54 Kota Parepare, Jurnal Publikasi Pendidikan, Vol. 5 No. 3,
September 2015.
Suyatno. Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Sidoarjo : Masmedia Buana Pustaka. 2009.
Arsyad,Azhar. Media Pembelajaran.jakarta:Rajawali Pers. 2016.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. 2013.
Mawardini, A, dkk. Gallery Walk’s and Picture And Picture Toward The Math’s Result
Study. Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5(1), 29-40.
2018.

Anda mungkin juga menyukai