Anda di halaman 1dari 4

KETERAMPILAN SALING MEMBANTU SECARA POSITIF

Pembelajaran Kooperatif
Dengan demikian, akan terjalin kerja dan sikap saling membantu dalam menyelesaikan
permasalahan yang ditugaskan. Oleh sebab itu, pembelajaran ini biasa disebut sebagai
pembelajaran gotong royong.
Berikut definisi dan pengertian pembelajaran kooperatif dari beberapa sumber buku:
 Menurut Isjoni (2009), pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen.
 Menurut Sugiyanto (2010), pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
 Menurut Rohman (2009), pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
menekankan pada saling ketergantungan positif antar individu siswa, adanya tanggung
jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi intensif antar siswa, dan evaluasi proses
kelompok.
 Menurut Solihatin dan Raharjo (2007), pembelajaran kooperatif adalah suatu perilaku
bersama dalam membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam
kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja dipengaruhi oleh
setiap anggota kelompok.
 Menurut Isjoni dan Ismail (2008), pembelajaran kooperatif adalah suatu pendekatan atau
serangkaian strategi yang khas dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik
agar bekerja sama selama berlangsungnya proses pembelajaran.
 Menurut Hartono (2008), pembelajaran kooperatif adalah suatu penggunaan pembelajaran
kelompok-kelompok kecil sehingga para siswa bekerja sama untuk memaksimalisir belajar
mereka.

B. Tujuan Pembelajaran

Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif adalah agar peserta
didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai
pendapat dan memberikan kesempatan temannya untuk mengemukakan pendapat secara
berkelompok. Menurut Isjoni (2009), fungsi dan tujuan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

a. Hasil belajar akademik

Pembelajaran kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa
atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat model ini unggul dalam
membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan,
model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan
perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
b. Penerimaan terhadap Pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang
berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran
kooperatif memberi peluang kepada siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja
dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan
belajar saling menghargai satu sama lain.

c. Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja
sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial penting dimiliki siswa, sebab ini banyak anak
muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif

Menurut Rusman (2011) dan Suprijono (2011), unsur-unsur pembelajaran kooperatif adalah sebagai
berikut:

a. Saling Ketergantungan Positif (Positive Interdependence)

Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok.
Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan pada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota
kelompok secara individu untuk mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.

Beberapa cara saling membangun ketergantungan positif adalah sebagai berikut:

 Menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya terintegrasi dalam kelompok, pencapaian
tujuan terjadi jika semua anggota kelompok mencapai tujuan. Peserta didik harus bekerja sama
untuk mencapai tujuan.
 Mengusahakan agar semua anggota kelompok mendapatkan penghargaan yang sama jika
kelompok mereka berhasil mencapai tujuan.
 Mengatur sedemikian rupa sehingga peserta didik dalam kelompok hanya mendapatkan
sebagian dari keseluruhan tugas kelompok. Artinya, mereka belum dapat menyelesaikan tugas,
sebelum mereka menyatukan perolehan tugas mereka menjadi satu.

b. Tanggung Jawab Perseorangan (Personal Responsibility)

Tanggung jawab perseorangan artinya setiap siswa akan akan merasa bertanggung jawab untuk
melakukan yang terbaik. Unsur ini merupakan konsekuensi dari unsur yang pertama. Oleh karena itu,
keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus
memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk
keberhasilan kelompoknya.

Beberapa cara menumbuhkan tanggung jawab perseorangan adalah sebagai berikut:

 Kelompok belajar jangan terlalu besar.


 Melakukan assesmen terhadap setiap siswa.
 Memberi tugas kepada siswa, yang dipilih secara random untuk mempresentasikan hasil
kelompoknya kepada guru maupun kepada peserta didik di depan kelas.

Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif

Menurut Isjoni (2009), terdapat beberapa jenis pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran di kelas, antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Mencari Pasangan (Make a Match)

Salah satu keunggulan Make a Match adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu
konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Make a Match dapat digunakan dalam semua
mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia. Sebelum pembelajaran dimulai guru menyediakan
kartu-kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban. Siswa mendapatkan satu kartu dan harus mencari
kartu pasangan dalam batas waktu yang ditentukan guru.

b. Bertukar Pasangan

Prosedur teknik bertukar pasangan diawali dengan siswa mendapat satu pasangan yang ditunjuk guru.
Guru memberikan tugas dan mengerjakannya dengan pasangannya, setelah selesai setiap pasangan
bergabung dengan satu pasangan yang lain. Kedua pasangan tersebut saling bertukar pasangan. Siswa
diberi kesempatan untuk bekerjasama dengan orang lain. Pasangan bisa ditunjuk oleh guru atau
berdasarkan Teknik Mencari Pasangan.

c. Berpikir Berpasangan Berempat (Think Pair Share)

Think Pair Share seperti namanya Thinking, diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait
dengan pelajaran. Selanjutnya, Pairing yaitu guru memberi kesempatan siswa untuk bekerja
berpasangan. Hasil diskusi berpasangan dibicarakan dengan pasangan lain, tahap ini disebut Sharing.
Memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain.
Keunggulan model ini adalah memberi pastisipasi siswa secara optimal.

C. Jigsaw

Pembelajaran dengan jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Selanjutnya
guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok lebih kecil sesuai dengan jumlah konsep yang ada
pada topik. Dalam pembelajaran jigsaw terdapat kelompok ahli yang nantinya akan berkumpul dengan
ahli dari kelompok lain dan berdiskusi. Model ini guru memperhatikan skema atau latar belakang
pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skema ini agar pembelajaran lebih bermakna.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif

Setiap model pembelajaran bisanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga
dengan pembelajaran kooperatif. Adapun kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif adalah
sebagai berikut (Sanjaya, 2006):
a. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif

 Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi
dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari
berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
 Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan
dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
 Dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala
keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
 Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.

b. Kekurangan Pembelajaran Kooperatif

 Untuk memahami dan mengerti filosofis pembelajaran kooperatif memang perlu waktu. Sangat
tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa akan mengerti dan memahami
filsafat pembelajaran kooperatif. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya,
mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan.
Akibatnya keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok.
 Ciri utama kooperatif adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa
peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa
terjadi cara belajar yang demikian apa apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak
pernah dicapai oleh siswa.
 Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja
kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya prestasi yang diharapkan
adalah prestasi setiap individu siswa.
 Keberhasilan kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan
periode yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali
penerapan strategi ini.

Anda mungkin juga menyukai