Anda di halaman 1dari 11

Kajian Kualitas Model Pembelajaran

Cooperative Script di Indonesia

Untuk memenuhi tugas


Pembelajaran Matematika Sekolah
yang dibina oleh Dr. Sukoriyanto, M.Si

Disusun oleh:

Bagus Pudja Setiawan (200311858007)


Dinda ayu kusuma (200311867318)
Seva Akhidah Islami (200311858011)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MIPA
PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA
Oktober 2020
Cooperative Script
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar.
Belajar, mengajar, dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru
atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi
segala hal yang guru lakukan didalam kelas, pada dasarnya mengatakan apa yang dilakukan
guru pada proses belajarnya mengajar agar berjalan lancar, bermoral dan membuat siswa
merasa nyaman merupakan bagian dari aktivitas mengajar, juga secara khusus mencoba dan
berusaha untuk mengimplementasikan kurikulum dalam kelas. Sementara itu pembelajaran
adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan professional
yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum (Dimyati dan Mudjiono, 2009)
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Pembelajaran seharusnya menjadi aktivitas bermakna yakni
pembebasan untuk mengaktualisasi seluruh potensi kemanusiaan, bukan sebaliknya.
Pembelajaran merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan daya
ingat siswa adalah pembelajaran dengan model cooperative script (Slavin ,2006).
Cooperative script adalah model pembelajaran dimana siswa bekerja berpasangan dan
mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Pada pembelajaran cooperative script masalah yang dipecahkan bersama akan
disimpulkan bersama. Peran guru sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk
mencapai tujuan belajar. Selain itu, guru mengontrol siswa selama pembelajaran
berlangsung dan guru memberikan pengarahan jika siswa merasa kesulitan. Berdasarkan
pengertian yang diungkapkan diatas, antara satu dengan yang lainnya memiliki maksud
yang sama yaitu terjadi suatu kesepakatan antara siswa dengan guru dan siswa dengan
siswa untuk berkolaborasi memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran dengan cara-
cara yang kolaboratif seperti halnya menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan
sosial siswa ( maksum dkk, 2013).

1. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Script


Model pembelajaran cooperative script merupakan salah satu bentuk atau model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran cooperative script dalam pengembangannya
telah mengalami banyak adaptasi sehingga melahirkan beberapa pengertian dan bentuk
yang sedikit berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun pada intinya sama.
Cooperative script adalah skenario pembelajaran cooperative. model pembelajaran
cooperative script adalah pembelajaran yang mengatur interaksi peserta didik seperti
ilustrasi kehidupan social peserta didik dengan lingkungannya sebagai individu, dalam
keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas. Pembelajaran
cooperative script adalah kontrak belajar yang eksplisit antara guru dan siswa dengan siswa
mengenai cara berkolaborasi.
Cooperative script merupakan model pembelajaran yang dilakukan secara
berkelompok. Kelompok dipilih berdasarkan heterogenitas siswa dengan acuhan nilai dari
masing-masing peserta didik. Kemudian dalam kelompok tersebut, terbagi menjadi sub
kelompok, dimana setiap sub kelompok ditentukan siapa yang menjadi pembicara dan siapa
yang menjadi pendengar.
pada pembelajaran cooperative script masalah yang dipecahkan bersama akan
disimpulkan bersama (Maksum dkk, 2013). Pembelajaran model cooperative script
berpijak pada paham konsumtif. Masalah yang dipecahkan bersama akan disimpulkan
bersama, peran guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai
tujuan belajar. Pada interaksi siswa terjadi kesepakatan, diskusi menyampaikan pendapat
dari ide-ide pokok materi, saling mengingatkan dari kesalahan konsep yang disimpulkan,
membuat kesimpulan bersama. Interaksi belajar yang terjadi benar-benar interaksi dominan
siswa dengan siswa. Aktivitas siswa selama pembelajaran cooperative scrip benar-benar
memberdayakan potensi peserta didik untuk mngaktualisasikan pengetahuan dan
keterampilannya.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
suatu model pembelajaran yang menggunakan adanya kerjasama antara siswa dalam suatu
kelompok kecil yang bersifat heterogen untuk mencapai tujuan belajar bersama

2. Tujuan Model Pembelajaran Cooperative Script


Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa
agar dapat terlihat secara aktif dalam proses berfikir dalam kegiatan belajar mengajar.
Beberapa ahli menyatakan bahwa model pembelajaran cooperative script tidak hanya
unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna
untuk menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, komunikasi siswa, pemahaman konsep
siswa dalam bekerjasama dan membantu teman. Selain itu keterlibatan siswa secara aktif
pada proses pembelajaran dapat memberikan dampak positif terhadap siswa untuk
meningkatkan prestasi belajarnya (Isjono, 2009).
Maka dari itu pembelajaran cooperative script merupakan salah satu model
pembelajaran yang diyakini mampu meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa karena
pembelajaran ini berorientasi pada siswa. Pembelajaran cooperative script memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membangun pemahaman suatu konsep dan komunikasi
siswa melalui aktivitas sendiri dan interaksinya dengan siswa lain. Pembelajaran
cooperative script juga dapat memberikan dukungan bagi siswa dalam saling tukar
menukar ide, memecahkan masalah, berpikir alternatif, dan meningkatkan kecakapan
berbahasa.

3. Prinsip Model Pembelajaran Cooperative Script


(Alit, 2002) menyatakan prinsip model pembelajaran cooperative script.
a. Siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, disamping
tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
b. Siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama.
c. Siswa harus berbagi tugas dan berbagi tanggung jawab, sama besarnya diantara para
anggota kelompok.
d. Siswa akan diberi suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh
terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
e. Siswa berbagi kepemimpinan, sementara mereka memperoleh ketrampilan bekerja
sama selama belajar.
f. Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang
dipelajari dalam kelompok.

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Cooperative Script


Setiap metode pasti ada kelebihan dan kekurangannya, demikian pula pada model
cooperative script, menurut (Miftahul, 2011) terdapat pula kelebihan dan kekurangannya
yakni :
a. Kelebihan:
1. Mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada
kemampuan sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar
dari siswa lain.
2. Mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan
dengan ide temannya. Ini secara khusus bermakna ketika dalam proses pemecahan
masalah.
3. Membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa yang kurang
pintar dan menerima perbedaan yang ada.
4. Merupakan suatu strategi yang efektif bagi siswa untuk mencapai hasil akademik dan
sosial termasuk meningkatkan prestasi, percaya diri dan hubungan interpersonal
positif antara satu siswa dengan siswa yang lain.
5. Banyak menyediakan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawabannya
dan menilai ketepatan jawaban.
6. Mendorong siswa yang kurang pintar untuk tetap berbuat.
7. Interaksi yang terjadi selama pembelajaran cooperative script membantu memotivasi
siswa dan mendorong pemikirannya.
8. Dapat meningkatkan atau mengembangkan keterampilan berdiskusi.
9. Memudahkan siswa melakukan interaksi social.
10. Siswa lebih menghargai ide orang lain.
11. Dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
b. Kekurangan:
1. Beberapa siswa mungkin pada awalnya takut untuk mengeluarkan ide, takut dinilai
teman dalam kelompoknya.
2. Tidak semua siswa mampu menerapkan model pembelajaran cooperative script.
Sehingga banyak tersita waktu untuk menjelaskan mengenai model pembelajaran ini.
3. Penggunaan model pembelajaran cooperative script harus sangat rinci melaporkan
setiap penampilan siswa dan tiap tugas siswa, dan banyak menghabiskan waktu untuk
menghitung hasil prestasi kelompok.
4. Sulit membentuk kelompok yang solid yang dapat bekerja sama dengan baik.
5. Penilaian terhadap murid sebagai individual menjadi sulit karena tersembunyi di
dalam kelompok.
6. Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu. Hanya dilakukan dua orang (tidak
melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).

5. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Cooperative Script


Menurut Suprijono (2010), langkah-langkah yang harus dilakukan dalam metode
pembelajaran Cooperative Script adalah sebagai berikut :
1. Guru membagi peseta didik untuk berpasangan
2. Guru membagikan materi kepada tiap peserta didik untuk dibaca dan membuat
rangkuman
3. Guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai
pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan
ide-ide pokok dalam ringkasannya
5. Sementara pendengar menyimak, mengoreksi, menunjukkan ide-ide pokok
yang kurang lengkap dan membantu mengingatkan atau menghafal ide-ide
pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
6. Bertukar peran, yang semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya
7. Kesimpulan peserta didik Bersama dengan guru dan penutup
Proses penyelesaian dilakukan dalam tahapan-tahapan pembelajaran yang disajikan
pada tabel berikut.
Tahap Aktivitas Guru dan Peserta didik
Tahap 1 Pada tahap ini guru melakukan beberapa langkah
Persiapan berikut.
a. Guru membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
b. Guru mempersiapkan bahan ajar dan lembar
pengamatan
c. Guru membuat soal-soal pertanyaan yang
bertujuan melihat sejauh mana pemahaman siswa
terhadap materi.
Tahap 2 Pada tahap ini guru dan siswa melakukan beberapa
Penyajian Kelas langkah berikut.
a. Pembukaan
1) Guru mengabsen siswa
2) Guru memperhatikan kesiapan belajar siswa
3) Guru menjelaskan model pembelajaran yang
akan diterapkan
4) Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai
5) Guru memberikan motivasi
b. Kegiatan Inti
1) Guru mengelompokkan siswa secara
berpasangan yang terdiri dari 2 orang dalam
satu kelompok
2) Guru menyampaikan materi yang akan
diajarkan pada awal pembelajaran
3) Guru memberikan LKS
4) Siswa diminta untuk melaksanakan kegiatan
dalam LKS
5) Setelah siswa yang bekerja tadi mendapatkan
jawaban, kemudian guru bersama siswa
menetapkan kelompok pertama yang akan
tampil untuk berperan sebagai pendengar dan
pembicara
6) Guru meminta kepada kelompok yang
ditunjuk untuk mempresentasikan hasil
kerjanya didepan kelas bersama
pasangannya, sedangkan siswa lainnya
menanggapi.
7) Setelah pembicara mempresentasikan hasil
kerjanya, kemudian bertukar peran yang
semula sebagai pembicara bertukar menjadi
pendengar, jika terdapat kekurangan dalam
penyampaian pembicara.
c. Penutupan
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari
2) Guru memberikan kuis diakhir pembelajaran

A. Contoh Pelaksanaan Model Pembelajaran Cooperative Script


Berikut ini akan diberikan salah satu alternatif contoh bagaimana menerapkan kelima
tahap pembelajaran berbasis masalah tersebut. Dalam contoh ini diambilkan materi untuk
mata pelajaran Matematika kelas X terkait dengan topik/sub topik sifat dan aturan tentang
persamaan dan pertidaksamaan kuadrat. Kompetensi dasar yang dipilih adalah:
3.4 Memecahkan masalah yang berkaittan dengan sistem persamaan linier dan
pertidaksamaan linier dan kuadrat.
4.4 Menentukan himpunan penyelesaian persamaan dan pertidaksamaan kuadrat.
Tahapan dalam penerapan model pembelajaran Cooperative Script sebagai berikut.
1. Tahap ke-1 (Fase 1): Persiapan
Pada tahap ini, guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan
mempersiapkan bahan ajar, lembar pengamatan serta membuat soal-soal pertanyaan
yang bertujuan untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi.
Peserta didik mampu:
a. Memecahkan masalah yang berkaittan dengan sistem persamaan linier dan
pertidaksamaan linier dan kuadrat.
b. Menentukan himpunan penyelesaian persamaan dan pertidaksamaan kuadrat.
c. Menunjukkan sikap tanggung jawab, kerjasama, dan tidak mudah menyerah
dalam memecahkan masalah
2. Tahap ke-2 (fase 2), penyajian kelas
Pada tahap ini dibagi menjadi tiga bagian lagi, yaitu pembukaan, kegiatan inti, dan
penutupan. Berikut adalah kegiatan pembelajaran pada setiap bagian.
a. Pembukaan
Kegiatan pembelajaran yang dimungkinkan sebagai berikut.
1) Guru mengabsen siswa
2) Guru memperhatikan kesiapan belajar siswa
3) Guru menjelaskan model pembelajaran yang akan diterapkan
4) Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai
5) Guru memberikan motivasi
b. Kegiatan Inti
Kegiatan pembelajaran yang dimungkinkan sebagai berikut.
1) Guru mengelompokkan siswa secara berpasangan yang terdiri dari 2
orang dalam satu kelompok
2) Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan pada awal pembelajaran,
yaitu tentang definisi, sifat, dan jenis persamaan dan pertidaksamaan
kuadrat.
3) Guru memberikan LKS yang berisikan materi dan kegiatan tentang
persamaan dan pertidaksamaan linier dan kuadrat.
4) Siswa diminta untuk melaksanakan kegiatan dalam LKS
5) Setelah siswa yang bekerja tadi mendapatkan jawaban, kemudian guru
bersama siswa menetapkan kelompok pertama yang akan tampil untuk
berperan sebagai pendengar dan pembicara
6) Guru meminta kepada kelompok yang ditunjuk untuk mempresentasikan
hasil kerjanya didepan kelas bersama pasangannya, sedangkan siswa
lainnya menanggapi.
7) Setelah pembicara mempresentasikan hasil kerjanya, kemudian bertukar
peran yang semula sebagai pembicara bertukar menjadi pendengar, jika
terdapat kekurangan dalam penyampaian pembicara.
c. Penutupan
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
2) Guru memberikan kuis diakhir pembelajaran

B. Teknik Penilaian dalam Model Pembelajaran Cooperative Script


Teknik penilaian dalam model pembelajaran Cooperative Script dapat dilakukan
berupa obeservasi dan refleksi.
a. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran yang berlangsung
di kelas.
b. Refleksi
Keaktifan siswa dalam belajar sudah memuaskan, ditandai dengan adanya
kesungguhan dan keaktifan siswa dalam kerja kelompok. Guru pun
membimbing siswa dalam diskusi kelompok, dimana siswa yang belum
mengerti bertanya kepada teman kelompoknya yang sudah mengerti bahkan
bertanya kepada guru. Sehingga siswa lebih kelihatan aktif dan bersemangat
mengikuti proses pembelajaran.

6. Materi yang Digunakan pada Model Pembelajaran Cooperative Script


Salah satu materi matematika yang dapat digunakan dalam model pembelajaran
Cooperative Script yaitu materi persamaan dan pertidaksamaan kuadrat. Dengan model
tersebut siswa lebih aktif dengan kelompoknya untuk bertukar fikiran agar dapat
meningkatkan komunikasi matematika, pemahaman konsep dan kemampuan penalaran
siswa.

7. Media yang Diperlukan dalam Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model Cooperative


Script
Media yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu buku paket
matematika kurikulum 2013 merupakan bahan pembelajaran penjelasan materi persamaan
dan pertidaksamaan. Didukung dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) disusun hanya
menekankan latihan soal dan juga LKS tetap menyajikan uraian materi secara singkat.
Dengan menggunakan buku paket matematika dan LKS siswa dapat mengembangkan diri
mulai dari mengaitkan konsep-konsep yang dipeljari. Dengan penjelasan yang mendukung
adanya buku paket siswa dan LKS proses pembelajaran dengan model Cooperative Script
berdiskusi dengan kelompok teman sebaya akan lebih lama dan pengetahuan lebih luas
dibandingkan dengan belajar secara pasif. sehingga dalam penyampaian materi di depan
kelas lebih efektif.
8. Keterampilan yang harus Dimiliki Guru dan Siswa dalam Pembelajaran dengan
Model Cooperative Script

Dalam pembelajaran dengan menggunakan model Cooperatif Script guru dituntun


untuk kreatif agar dalam proses pembelajaran siswa tertantang dan termotivasi dalam
penyelesaian masalah, guru bukan hanya menjadi pengamat atau berdiri didepan kelas
memberikan langkah-langkah penyelesaian masalah saja, melainkan berperan sebagai
fasilitator dan pengatur jalannya diskusi. Guru harus membuat suasana didalam seperti
hidup agar siswa dapat aktif semua dan terampil, dengan begitu siswa dilatih belajar
terampil, berani menyampaikan pendapat dan mempunyai tanggung jawab dalam
meyelesaikan masalah.

Guru sebagai fasilitator akan mendekati atau mengajak diskusi bagi siswa yang
kelompoknya pasif. Dengan begitu siswa dapat menumbuhkan menikiran yang kritis atau
berfikir secara kritis, kemampuan dalam pemecahakan masalah, dan kemampuan
komunikasi siswa yang merupakan kemampuan yang esensial dalam pembelajaran
sehingga perlu bagi siswa untuk memiliki kemampuan tersebut karena melalui komunikasi
siswa dapat menuangkan hasil pemikirannya, baik secara verbal atau tertulis. Untuk
meningkatkan komunikasi, kemampuan pemecahan masalah, dan berfikir kritis tumbuhlah
rasa minat belajar yang tinggi untuk mendalami materi persamaan dan pertidaksamaan
kuadrat rasa ingi tau siswa akan tinggi dalam menyelesaikan masalah pada materi tersebut.
Didasari dengan model pembelajaran cooperative script membuat siswa menarik yang
mana siswa akan lebih berperan aktif dari pada guru.

9. Hasil yang Dicapai oleh Siswa dalam Pembelajaran dengan Cooperative Script

(Ismail, 2016) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa model cooperative scrif


dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika mahasiswa yang memperoleh
pembelajaran cooperative scrif lebih baik dari pada mahasiswa yang memperoleh
pembelejaran berbasis pengalaman, ditinjau dari kemampuan awal matematika walaupun
masih termasuk kategori sedang. Hal ini di karenakan faktor utama yang mempengaruhi
aktifitas mahasiswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran cooperative scrif.

Pada penelitian yang berjudul kemampuan pemecahan masalah matematika siswa


dalam pembelajaran matematika menggunakan model cooperative scrif. (Aisjah, 2013)
mengatakan bahwa terdapat peningkatan yang menunjukkan nilai rata-rata siswa kelas VII
A tergolong kualifikasi baik dibanding dengan model pembelajaran langsung termasuk
dalam kualifikasi kurang pada siswa VII C SMPN 15 Banjarmasin. Rata-rata kulifikasi baik
faktor utamanya menggunkan menerapan model pembelajaran cooperative scrif.

Pada hasil penelitian (Aflachatun, 2019) dijelaskan bahwa model pembelajaran


cooperative script dapat meningkatkan hasil belajar dibuktikan dari hasil analisis semua
nilai 31 siswa di siklus I rata-rata sebesar 67,74%, pada siklus II jumlah rata-rata 31 siswa
80,84%, peningkatan dari siklus I ke siklus II mencapai 11,16%. Peningkatan hasil belajar
faktor utama dipengarhui oleh model pembelaharan Cooperative Script.

10. Kesimpulan Mengenai Kualitas Pembelajaran dengan Model Cooperative Script di


Indonesia
Pembelajaran model cooperative script di Indonesia dapat meningkatkan kualitas
belajar siswa dalam memahami materi matematika yang diberikan. Jika proses
pembelajaran kurang berkualitas mengakibatkan prestasi belajar siswa kurang baik
perlunya model pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar. cooperative scrif
meruapakan model pembelajaran dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara
lisan mengikhtisarkan, bagian dari materi yang dipelajari (Andriana, 2016). Pembelajaran
cooperative scrif benar-benar memperdayakan potensi siswa untuk mengaktualisasikan
pengetahun dan keterampilannya, jadi benar-benar sangat sesuai dengan pendekatan
konstruktivisme yang dikembangkan saat ini, misalnya siswa mengungkapkan kesalahan
pada siswa yang lain pada saat proses pembelajaran.
Selain itu peneliti (Aisjah, 2014) menyetakan model pembelajaran cooperative
script adalah model pembelajaran yang dalam prosesnya menuntut siswa untuk selalu aktif
dalam proses pembelajaran mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran,
sehingga dapat meminimalisir peran guru dalam kegiatan pembelajaran. model
pembelajaran cooperative script membuat siswa bekerja sama secara berpasangan dan
bergantian secara lisan dalam mengikhtisarkan bagian-bagian materi yang dipelajari. Model
ini ditujukan untuk membantu siswa berpikir secara sistematis dan berkonsentrasi pada
materi pelajaran. Dengan model pembelajaran ini, siswa dilatih untuk saling bekerja sama
satu sama lain dalam suasana menyenangkan untuk meningkatkan kemapuan pemecahan
masalah.
Daftar Rujukan

A’la, Miftahul. 2011. Quantum Teaching. Diva Press. Yogyakarta :

Aflachatun Nia, Luh Putu Sendratari, I Wayan Mudana. (2019) Penerapan Model
Pembelajaran Cooperative Script dalam Pembelajaran Sosiologi untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Iis 5 Sma Negeri 2 Banjar Semester Genap
Tahun Pelajaran 2017/2018. e-Journal Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan
Ganesha. Vol 1 : hal 133

Aisjah Juliani Noor, Norlaila. 2014. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Cooperative Script. EDU-
MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2:hal 256

Alit, Mahisa. 2002. Pembelajaran Kooperatif, Apa Dan Bagaimana. Cirebon: SD Negeri 2
Bungko Lor

Dimyati Dr. Dan Mudjiono, Drs. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. PT.Rineka Cipta.

Isjoni, Msi. 2009. Cooperative Learning. ALFABETA. Bandung.

Ismail M Nur. 2016. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Mahasiswa


Melalui Model Pembelajaran Cooperative Script. BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP
Universitas Subang. Vol.3:2

Maksum A, Dkk. 2013. Model Cooperative Script Berpendekatan Science, Environment,


Technology, And Society (Sets).Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 7 (1): 1072-1082.

Slavin, R.E. 2006. Accommodating Student Diversity In Reading And Writing Instruction:
A Cooperative Learning Approach. Journal Of Technology Education, 18 (1): 52-55.

Suprijono. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.

Anda mungkin juga menyukai