Anda di halaman 1dari 19

1.

PYMS (Pediatric Yorkhill Malnutrition Score)

Step 1 Apakah BMI berada Tidak 0


dibawah acuan? Ya 2
Step 2 Apakah akhir-akhir Tidak 0
ini anak mengalami Ya 0
penurunan BB?  Kehilangan BB yang tidak diharapkan
 Baju terasa longgar
 Penambahan BB yang rendah jika <2 tahun
Step 3 Apakah 1 minggu Tidak 0
terakhir anak Asupan makan seperti biasa
mengalami Ya 1
penurunan nafsu Mengalami penurunan asupan makan untuk 1
makan? minggu terakhir
Ya 2
Tidak ada asupan (atau asupan sangat sedikit)
untuk 1 minggu terakhir
Step 4 Akankah kebutuhan Tidak 0
gizi anak dipengaruhi Ya 1
oleh kondisi anak Untuk 1 minggu ke depan :
untuk kurang lebih 1  Mengalami penurunan asupan dan/atau
minggu ke depan  Mengalami peningkatan kebutuhan
dan/atau
 Mengalami peningkatan kehilangan
Ya 2
Tidak ada asupan (atau asupan sangat sedikit)
untuk 1 minggu terakhir
Step 5 Jumlah skor
keseluruhan (total Total Skor PYMS
dari
step 1 hingga step 4)
2. MST (Malnutrition Skrining Tools)

1 Apakah Anda kehilangan berat badan secara tidak a. Tidak (skor 0)


sengaja? Jika ya, berapa banyak (kg) Anda b. Ragu (skor 2)
kehilangan berat badan?
a. 1-5 kg Skor 1
b. 6-10 kg Skor 2
c. 11-15 kg Skor 3
d. >15 kg Skor 4
e. Ragu Skor 2
2 Apakah Anda mengalami penurunan asupan makan a. Tidak (Skor 0)
karena penurunan nafsu m(atau karena tidak bisa b. Iya (Skor 1)
mengunyah dan menelan)
Total Skor Skrining MST (Malnutrition Skrining Tools)
3. MNA (Mini Nutritional Assessment)

Last Name : First Name:


Sex: Age : Weight : Height : Date:

Has food intake declined over the past three months due to loss of appetite, digestive problems,
chewing or swallowing difficulties?
0 = Severe decrease in food intake
1 = Moderate decrease in food intake
2 = No decrease in food intake
Involuntary weight loss during the last 3 months?
0 = Weight loss greater than 3 kg (6.6 pounds)
1 = Does not know
2 = Weight loss between 1 and 3 kg (2.2 and 6.6 pounds)
3 = No weight loss
Mobility?
0 = Bed or chair bound
1 = Able to get out of bed/chair, but does not go out
2 = Goes out
Has the patient suffered psychological stress or acute disease in the past three months?
0 = Yes
2 = No
Neuropsychological problems?
0 = Severe dementia or depression
1 = Mild dementia
2 = No psychological problems
Body mass index (BMI)? (weight in kg / height in m2 )
0 = BMI less than 19
1 = BMI 19 to less than 21
2 = BMI 21 to less than 23
3 = BMI 23 or greater
Lives independently (not in a nursing home)?
1 = Yes
0 = No
Takes more than 3 prescription drugs per day?
0 = Yes
1 = No
Pressure sores or skin ulcers?
0 = Yes
1 = No
How many full meals does the patient eat daily?
0 = One meal
1 = Two meals
2 = Three meals
Selected consumption markers for protein intake Select all that apply.
 At least one serving of dairy products (milk, cheese, yogurt) per day?
Yes No

 Two or more servings of legumes or eggs per week?


Yes No
 Meat, fish or poultry every day?
Yes No

0.0 = if 0 or 1 Yes answer


0.5 = if 2 Yes answers
1.0 = if 3 Yes answers
Consumes two or more servings of fruits or vegetables per day?
0 = No
1 = Yes
How much fluid (water, juice, coffee, tea, milk) is consumed per day?
0.0 = Less than 3 cups
0.5 = 3 to 5 cups
1.0 = More than 5 cups
Mode of Feeding?
0 = Unable to eat without assistance *
1 = Feeds self with some difficulty **
2 = Feeds self without any problems
Self-View of Nutritional Status
0 = Views self as being malnourished
1 = Is uncertain of nutritional state
2 = Views self as having no nutritional problems
In comparison with other people of the same age, how does the patient consider his/her health
status?
0.0 = Not as good
0.5 = Does not know
1.0 = As good
2.0 = Better
Mid-arm circumference (MAC) in cm
0.0 = MAC less than 21
0.5 = MAC 21 to 22
1.0 = MAC 22 or greater
Calf circumference (CC) in cm
0 = CC less than 31
1 = CC 31 or greater
Screening Score (Max. 14 points)
24-30 points: Normal nutritional status
17-23,5 points: At risk of malnutrition
<17 points: Malnourished
4. STAMP

Komponen pertanyaan dari STAMP


Langkah 1 – Diagnosis
Apakah anak pernah didiagnosis penyakit yang berdampak terhadap gizi?
Ya – 3 poin
Mungkin – 2 poin
Tidak – 0 poin
Langkah 2 – Bagaimana asupan gizi anak?
Tidak ada – 3 poin
Baru saja menurun – 2 poin
Tidak ada perubahan/baik – 0 poin
Langkah 3 – Berat badan dan Tinggi badan
Gunakan grafik pertumbuhan atau tabel referensi persentil untuk menentukan
pengukuran anak
>3 Sentil (terpisah >= 3 kolom atau BB < 2 sentil) – 3 poin
>2 sentil/terpisah = 2 kolom – 2 poin
0 – 1 sentil/terpisah 0-1 kolom – 0 poin
Langkah 4 – Risiko malnutrisi secara keseluruhan
Risiko tinggi > 4 poin
Risiko sedang 2-3 poin
Risiko rendah 0-1 poin
Langkah 5 – Rencana Asuhan
Risiko tinggi – Merujuk ke dietitian, konsultan Nutritional support Team (NST), monitor
dan
tinjau ulang setiap minggu
Risiko sedang 2-3 – Monitor asupan gizi selama 3 hari. Ulangi skrining STAMP setelah 3
hari,
ubah rencana perawatan sesuai kebutuhan
Risiko rendah - Lanjutkan asuhan klinis rutin, Ulangi skrining STAMP setiap minggu bila
anak
masih dirawat, ubah rencana perawatan sesuai kebutuhan
5. Nutritional Risk Score/NRS (0-7 TAHUN)

NO VARIABEL SCORE PENGERTIAN


1 Nafsu Makan 0 Nafsu makan baik
2 Intake berkurang, sisa makanan lebih dari ½ porsi
3 Tidak ada nafsu makan lebih dari 24 jam
2 Kemampuan Untuk Makan 0 Tidak ada kesulitan makan tidak diare atau muntah
1 Ada masalah makan, sering muntah, diare ringan
2 Butuh bantuan untuk makan, muntah sedang dan
atau diare 1 – 2 kali sehari
3 Tidak dapat makan secara oral, disfagia, muntah
berat dan atau diare >2 kali sehari
3 Faktor Stress 0 Tidak ada
1 Pembedahan ringan atau infeksi
2 Penyakit kronik, bedah mayor, inflammatory bowel
disease atau penyakit gastro intestinal
3 Patah tulang, luka bakar, sepsis berat, penyakit
malignancy
4 Persentil Berat Badan 0 BB/TB sesuai standar
1 90 – 99 % BB/TB
2 80 – 89% BB/TB
3 < 79% BB/TB
Total skor =
6. NRS 2002 (Nutritional Risk Score 2002)
Skrining awal

No. Pertanyaan Jawaban


1 IMT < 20,5
2 BB turun dalam 3 bulan
3 Asupan makan turun dalam 1 minggu terakhir
4 Menderita sakit berat, misal : terapi intensif
Bila ada jawaban YA, lanjut skrining berikutnya

Skrining lanjutan

1. Gangguan status gizi 2. Kegawatan penyakit


Jawaban Skor Jawaban Skor
a. Status gizi normal a. Kebutuhan gizi normal
b. Penurunan BB > 5% dalam 3 b. Fraktur pinggang; pasien
bulan penyakit kronis dengan
atau komplikasi akut: sirosis; COPD;
Asupan makanan 50-75% dari hemodialysis kronik, DM,
kebutuhan normal pada minggu onkologi
lalu

c. Penurunan BB > 5% dalam 2 c. Bedah mayor abdomen, stroke,


bulan pneumonia berat, keganasan
atau hematologi (kanker darah)
IMT 18,5-20,5 + gangguan
kondisi umum
atau
Asupan makanan 25-50% dari
kebutuhan normal pada minggu
lalu

d. Penurunan BB > 5% dalam 1 e. Cedera kepala,


bulan (>15% dalam 3 bulan) transplantasi sumsum
atau tulang, pasien ICU
IMT < 18,5 + gangguan kondisi
um
atau
Asupan makanan 0-25% dari
kebutuhan normal pada minggu
lalu

3. Usia > 70 tahun

Total skor
7. MUST (Malnutrition Universal Screening Tools)

1 BMI pasien (kg/m2 ) a. Skor 0


a. >20 (>30 obese) b. Skor 1
b. 18,5-20 c. Skor 2
c. <18,5
2 Persentase penurunan berat badan secara tidak d. Skor 0
sengaja (3-6 bulan yang lalu) e. Skor 1
a. 10% f. Skor 2
b. 5-10%
c. >10%

3 Persentase penurunan berat badan secara tidak a. Skor 0


sengaja (3-6 bulan yang lalu) a. 10% b. Skor 1
c. Skor 2

Total Skor MUST (Malnutrition Universal Skrining Tools


8. SGA (Subjective Global Assessment)

SKOR SGA
DESKRIPSI JAWABAN A B C
RIWAYAT MEDIS
1. Berat Badan (BB)
• BB biasanya ..... ... Tidak tahu TB = .... cm
• BB awal masuk RS (Kg)/ kg ... Tidak tahu (jika tirah baring diukur PB)
saat ini .....
kg
(Bila ada data dikutip, bila
tidak ada ditimbang
Kehilangan BB selama 6 bln 1. ( ) tidak ada
terakhir 2. ( ) ada perubahan, bertambah atau menurun <
BB biasanya – BB awal masuk 5%
BB biasanya 3. ( ) ada penurunan BB 5-10%
4. ( ) ada penurunan > 10%
5. ( ) tidak tahu
Peubahan BB selama 2 minggu 1. ( ) tidak ada
terakhir Bila pasien tidak 2. ( ) tidak ada, tapi BB di bawah atau di atas
yakin, tanyakan: normal
1. Perubahan ukuran ikat 3. ( ) ada kenaikan, tapi BB belum normal
pinggang 4. ( ) BB turun
2. Perubahan ukuran pakaian
3. Asumsi teman terlihat “lebih
kurus” (catatan: IMT normal : 18,5 – 22,9)

2. Asupan Makanan 1. ( ) asupan cukup & tidak ada perubahan;


Perubahan dalam jumlah kalaupun ada, hanya sedikit atau dalam waktu
asupan akhirakhir ini singkat
dibandingkan dengan 2. ( ) asupan menurun daripada sebelum sakit
kebiasaan tapi tahap ringan
: 3. ( ) asupan rendah, tapi ada peningkatan
4. ( ) asupan sangat tidak cukup dan menurun
tahap berat daripada sebelumnya
Lamanya dan derajat 1. ( ) < 2 minggu, sedikit / tanpa perubahan
perubahan asupan makanan 2. ( ) > 2 minggu, perubahan ringan-sedang
3. ( ) tak bisa makan, perubahan drastis
3. Gejalan Gastrointestinal Jika tidak, Frekuensi Lamanya
langsung ke
1. Anoreksi 1. ( ) tidak 1. ( ) tidak
2. ( ) ya pernah 1. ( ) > 2 mgg
2. ( ) tiap hari 2. ( ) < 2 mgg
3. ( ) 2-3x/mgg
4. ( ) 1-2x/mgg
1. ( ) tidak 1. ( ) tidak
2. Mual 2. ( ) ya pernah 1. ( ) > 2 mgg
2. ( ) tiap hari 2. ( ) < 2 mgg
3. ( ) 2-3x/mgg
4. ( ) 1-2x/mgg
1. ( ) tidak 1. ( ) tidak
3. Muntah 2. ( ) ya pernah 1. ( ) > 2 mgg
2. ( ) tiap hari 2. ( ) < 2 mgg
3. ( ) 2-3x/mgg
4. ( ) 1-2x/mgg
1. ( ) tidak 1. ( ) tidak
4. Diare 2. ( ) ya pernah 1. ( ) > 2 mgg
2. ( ) tiap hari 2. ( ) < 2 mgg
3. ( ) 2-3x/mgg
4. ( ) 1-2x/mgg
• Jika beberapa gejala atau tidak ada gejala, sebentar-sebentar
• Jika ada beberapa gejala > 2 minggu
• Jika > 1 / semua gejala setiap hari/ teratur > 2 minggu
4. Kapasitas Fungsional 1. ( ) aktivitas normal, tidak ada kelainan,
Deskripsi keadaan fungsi tubuh kekuatan / stamina tetap
: 2. ( ) aktivitas ringan, mengalami hanya sedikit
penurunan (tahap ringan)
3. ( ) tanpa aktivitas / di tempat tidur, penurunan
kekuatan / stamina (tahap buruk)
5. Pebyakit dan Hubungannya
dengan
kebutuhan gizi 1. ( ) tidak
• Secara umum, ada 2. ( ) ya
gangguan stress 1. ( ) Rendah
metabolik ? ( mis : hernia ingunial, infeksi, peny.
• Bila ada, kategorinya : Jantung kongestif)
(stress metabolik akut) 2. ( ) Sedang
( mis : Dm + pneumonia )
3. ( ) Tinggi
( mis : ulcerative colitis + diare , kanker,
peritonitis berat)
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kehilangan lemak subkutan 1. ( ) tidak ada
(trisep, bisep) 2. ( ) salah satu tempat
3. ( ) kedua tempat
2. Kehilangan massa otot 1. ( ) tidak ada
(tl. Selangka, scapula / tl. 2. ( ) salah satu tempat
Belikat, tl. 3. ( ) kedua tempat
Rusuk, betis)
3. Edema 1. ( ) tidak ada
(bisa ditanyakan ke dokter / 2. ( ) salah satu tempat
perawat) 3. ( ) kedua tempat
4. Asites 1. ( ) tidak ada
(bisa ditanyakan ke dokter / 2. ( ) salah satu tempat
perawat) 3. ( ) kedua tempat
KESELURUHAN SKOR SGA
A = Gizi baik/normal (Skor “A” pada ≥ 50% kategori atau ada peningkatan
signifikan )
B = Gizi kurang/sedang (Skor “B” pada ≥ 50% kategori)
C = Gizi Buruk (Skor “C” pada ≥ 50% kategori, tanda-tanda fisik signifikan)
9. STRONG KIDS

Kuesioner STRONGKIDS

Dijawab oleh tenaga kesehatan


Apakah ada penyakit yang mendasari dengan risiko malnutrisi atau apakah adapembedahan
besar ? Ya = 2 poin
Apakah pasien dalam kondisi status gizi buruk berdasarkan pemeriksaan klinis secara
subjektif ? Ya = 1 poin

Dijawab oleh pengasuh anak


Apakah hal-hal di bawah ini ditemukan pada anak?
Diare yang berlebihan >5 x/hari dan/atau muntah >3x/hari
Penurunan asupan makan selama beberapa hari terakhir
Intervensi gizi yang sudah ada sebelumnya
Ketidakcukupan asupan gizi karena sakit
Ya = 1 poin
Apakah ada penurunan berat badan atau tidak adanya penambahan badan (bayi <1 tahun
selama beberapa minggu/bulan terakhir? Ya = 1 poin

Risiko tinggi 4-5 poin


Risiko sedang 1-3 poin
Risiko rendah 0 poin
Risiko tinggi – konsultasikan kepada dokter dan dietitien untuk diagnosis lengkap serta
konsultasikan kepada dokter/dietitien untuk rekomendasi gizi individu dan tindak lanjut.
Pertimbangkan meresepkan suplemen sampai menunggu konfirmasi status.
Risiko sedang – konsultasikan kepada dokter untuk diagnosis lengkap. Pertimbangkan
intervensi gizi dengan dietitien. Periksa berat badan 2x/minggu dan evaluasi risiko gizi tiap
minggu. Bila perlu konsultasikan pada spesialis dokter untuk diagnosis lengkap.
Risiko rendah – tidak ada intervensi gizi yang diperlukan. Periksa berat badan secara teratur
dan evaluasi risiko gizi setiap minggu (atau menurut kebijakan rumah sakit)
10. SNAQ (Short Nutrition Assesment Questionnaire)

1 Apakah terjadi penurunan BB tidak diinginkan? Jika a. Tidak (Skor 0)


ya >6 kg dalam 6 bulan terakhir b. Skor 3
>3 kg dalam 3 bulan terakhir c. Skor 2
2 Apakah terjadi penurinan nafsu makan dalam 1 bulan a. Tidak (Skor 0)
terakhir? b. Ya (Skor 1)
3 Apakah Anda mengonsumsi suplemen/makanan a. Tidak (Skor 0)
parenteral/tube feeding dalam 1 bulan terakhir? b. Ya (Skor 1)
Total Skor SNAQ (Short Nutritional Assesment
Questionaire)
1. Tujuan Skrining gizi
Mengetahui dan mengidentifikasi dengan cepat adanya risiko malnutrisi  dan kondisi khusus
pada pasien yang terdiri dari kelainan metabolic, hemodialisa anak, geriatric, perawatan
dengan kemotrapi, atau radiasi, luka bakar, pasien dengan imunitas, dan sakit kritis sebagai
langkah awal dilakukannya proses asuhan gizi yang terstandar  serta untuk memprediksi
kemungkinan outcome/dampak dari pengaruh intervensi yang diberikan (Herawati, 2014
dan Handayani et al., 2015)
2. Prinsip skrining gizi
Dalam skrining gizi memiliki prinsip yang disepakati masing-masing rumah sakit,
diantaranya : 
 Efisien, berarti singkat dan cepat serta mudah dilakukan dan hasil yang didapatkan dapat
dipercaya, (Mutia)
 Efektif : dapat dilakukan dalam waktu singkat, sebelum menentukan langkah asesmen
berikutnya (PGRS, 2013)
 Tidak berisiko pada pasien, tidak memperburuk atau memperparah kondisi penyakit
tertentu pada pasien (Par’i, 2014)
 Validitas terdiri dari 2 yaitu, sensitivitas dan spesifisitas. Nilai sensitivitas merupakan
gambaran positif dari respoden yang benar-benar sakit sedangkan nilai spesifisitas
merupakan gambaran negatif dari respoden yang tidak sakit.  Untuk kategori :
- Amat baik : SE dan SP >90%
- Baik : SE >70 SP <90
- Cukup baik : SE >60 SP <70
- Kurang baik  : SE dan SP <60
 Reliabilitas adalah ketepercayaan dimana disaaat pengukuran terhadap kelompok atau
subyek yang sama mendatangkan hasil yang relatif sama. Instrumen dikatakan reliabel
dilihat dari nilai kappa. Menurut Landis and Koch :
- Buruk : < 0,0
- Rendah : 0,00 - 0,20
- Cukup : 0,21 - 0,40
- Sedang : 0,41-0,60
- Baik : 0,61 - 0,80
- Hampir Sempurna : 0,81 - 1,00 (Susetyowati, 2014)
3. Yang terlibat dalam proses skrinning gizi
 Caregiver : berpartisipasi  dalam perawatan, berinteraksi, berbagi, serta mencari atau
memberi informasi kepada pasien lansia. Caregiver dapat berasal dari anggota keluarga,
teman, bahkan tenaga profesional atau perawat. Lansia mudah mengalami penurunan
daya ingat sehingga berdampak ke arah mudah lupa atau susah mengingat sesuatu. Maka
dari itu,  peran care giver dalam hal skrinig gizi yaitu sebagai pengingat atau orang yang
menemani lansia karena biasanya care giver selalu ada bersama dengan lansia (Yolanda
et al., 2020)
 Pendamping (Wali / Keluarga) 
 Tenaga kesehatan seperti : 
- Dokter selaku penanggung jawab kondisi klinis pasien
- Perawat berperan dalam membantu skrining gizi pada awal perawatan untuk melihat
tanda tanda vital, status gizi pasien, bekerja sama dengan dokter dan ahli gizi
- Dietisien / Nutrisionis bertugas mengkaji hasil skrining dan tindak lanjut skrining gizi
(PGRS, 2013)
4. Tahapan dan tindak lanjut skrining gizi
Berdasarkan SOP skrining gizi RSU Anisa, 2015, 
1.  Persiapan alat (alat tulis, form gizi pasien ,alat ukur status gizi, metline, timbangan ,
microtice, HU)
2. Persiapan petugas (petugas menyiapkan peralatan yang dibutuhkan , kemudian
mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien)
Pelaksanaan Skrining Gizi secara umum menurut (SNARS, 2016)
1. Menanyakan nama-nama dan ruangan pasien yang baru masuk Rumah Sakit kepada
perawat ruangan, atau bisa juga melihat pada catatan nama pasien.
2. Melengkapi identitas, diagnosa medis pasien dan menulis tanggal melakukan
kegiatan skrining untuk setiap pasien baru.
3. Melakukan pengukuran antropometri:
a. Mengukur berat badan pasien bila memungkinkan. Bila tidak, tanyakan berat badannya dan
kapan dilakukan penimbangan. Bila pasien tidak tahu, ragu, atau menimbang berat badan
sudah lama, lakukan pengukuran LILA. Bila pasien terakhir timbang berat badan dalam
keadaan hamil, ada oedema, ada massa, maupun amputasi, lakukan pengukuran LILA.
b. Mengukur tinggi badan pasien bila memungkinkan. Bila tidak, tanyakan tinggi badannya dan
kapan dilakukan pengukuran tinggi badan. Bila pasien tidak tahu, ragu, atau mengukur tinggi
badan sudah lama, lakukan pengukuran tinggi lutut. Bila pasien terakhir mengukur tinggi
badan dalam keadaan tidak bisa berdiri tegak, lakukan pengukuran tinggi lutut.
4. Menganamnesa perubahan gastrointestinal pasien.
5. Menyimpulkan apakah pasien berisiko masalah gizi atau tidak. Kriteria pasien yang
berisiko masalah gizi adalah :
a. Penyimpangan berat badan : kelebihan 20% dari berat badan ideal, kekurangan 10% dari
berat badab ideal, perubahan berat badan > 10% dalam 6 bulan terakhir, ketidakseimbangan
proporsi BB/TB pada anak, penyimpangan pertambahan berat badan pada ibu hamil.
b. Peningkatan kebutuhan metabolisme : demam, infeksi, hipertiroidism, luka bakar, pasca
operasi atau trauma jaringan lunak, trauma pada tulang, masa pertumbuhan, terapi
kortikosteroid.
c. Peningkatan kehilangan zat gizi : fistula, luka terbuka, abses, efusi, kehilangan darah kronis,
penyakit ginjal kronis, exudative enteropathy, luka bakar.
d. Penyakit kronis : diabetes mellitus, hipertensi, hiperlipidemia, penyakit arteri koroner
e. penyakit paru kronis, penyakit ginjal kronis, penyakit hati kronis, gagal jantung, karsinoma,
kemunduran mental, psikosis, epilepsi, rheumatoid arthritis, peptic ulcer, prolonge
comatose state.
f. Penyakit atau operasi saluran pencernaan : malformasi kongenital, ketidakmampuan
pankreas, malabsorpsi, sindrome blind loop, diare parah, fistula saluran pencernaan, reseksi
bagian lambung atau usus halus, pemotongan usus.
g. Masa pengobatan : insulin dan agen hipoglikemik lain, suplemen vitamin-mineral,
kortikosteroid, antikoagulan, MAO inhibitor, diuresis, antasid, etanol, obat kontrasepsi oral,
trisiklik antidepresan, fenilhidantoin.
h.  Ahli gizi menandatangani form skrining asuhan gizi pasien.
5. Pasien dengan hasil skrining beresiko malnutrisi, maka dilanjutkan dengan assessment
gizi dan proses asuhan gizi terstandar. Sedangkan pasien dengan hasil skrining tidak
beresiko malnutrisi maka dilakukan skrining ulang setelah 1 minggu. Jila hasil skrining
ulang menunjukkan resiko malnutrisi, maka dilanjutkan dengan proses asuhan gizi
terstandar (PGRS.,2013)
6. Kapan skrining gizi itu dilakukan
- 1x24 jam setelah pasien masuk rumah sakit (Kemenkes, 2013)
- Waktu skrining gizi juga dapat dilakukan lebih dari 24 jam jika dietisien tidak berada 24 jam
dirumah sakit (Herawati, 2015)
7. Kendala yang mungkin ditemukan pada saat melakukan skrining gizi dan solusi untuk
mengatasinya
 Kendala:
a. Kurangnya waktu saat melakukan skrining gizi (factor kendala terbesar)
b. SIkap pasien terhadap gizi yang terkadang sulit untuk menjalani skrining gizi khususnya
pasien lansia
c. Keterbatasan praktik umum baik karena factor  biaya serta factor sumber daya
d. Kurangnya pengetahuan pasien terkait skrining gizi|
e. Kurangnya kesadaran pasien akan pentingnya nutrisi 
f. Kekhawatiran pasien akan manfaat dari hasil skrining gizi
 Solusi:
1. Skrining gizi harus diaplikasikan pada penilaian kesehatan yang ada orang tua diatas 75
tahun
2. Harus mempunyai anggota staff atau tenaga kesehatan yang memiliki inisiatif tinggi
3. Menambah jumlah tenaga kerja dan ruangan untuk skrining gizi
4. Perlu pelatihan yang tepat mengenai skrining gizi
Sumber : ( Hamirudin, Charlton, Walton, Bonney, and Albert, 2013)
Tools Bagian/Parameter Skoring   Kelebihan Kekurangan  Validitas  Reliabel 

PYMS (anak IMT, kehilangan BB,  0 = rendah  Akurat berdasarkan komparasi Tidak ada pertnyaan yang Sensitivitas : 0,95
usia 1-16 intake makanan, tingkat  1 = medium antrompometri dan lebih baik spesifik terhadap penyakit 36% (Pars et
tahun )  keparahan penyakit untuk  >2 = tinggi)  dari strong kids dan STAMP kronis sehingga tidak dapat Spesifitas : al., 2020)
mempengaruhi ke status  Memiliki senstivitas tinggi dari mendeteksi malnutrisi 92%
gizi pasien STAMP dan strong kids (Rinella et al,
 Dapat mendeteksi malnutrisi 2017) 

MST -kehilangan berat badan  0-1 = tidak berisiko  sederhana  tidak dapat melihat adanya Se = 93% 0,677
(dewasa) -penurunan asupan  >2 = berisiko   cepat penyakit penyerta Sp = 97% (Susetyo
 valid  tidak dapat digunakan pada Amat baik  wati,
 reliabel pasien yang memiliki 2014) 

MNA Intake makanan  12-14= normal Sensitif dan reliabel, mudah, cepat,  Data kurang lengkap, dan Sensitivitas 0,51
(lansia) (berkurang atau tidak),  8-11 = berisiko tidak membutuhkan data lab dan kurang bisa digunakna pd 72% (Kondrup
penyakit akut, lingkar malnutrisi staff ahli, efektif, dapat digunakan pasien edema Spesifitas et al.,
betis, BB, TB, IMT, data  0-7= malnutrisi sesuai kebutuhan    Tidak dapat dilakukan jika 95% 2003)
neuropsikologis, mobilitas pasien lansia mengalami (power et al.,
pasien, kehilangan BB demensia 2018)
selama 3 bln terakhir

STAMP Diagnosis klinis, riwayat  ≥ 4 (tinggi risiko  Spesifik digunakan untuk anak  Tidak dapat mendeteksi SE = 77,4% 0,752 
(untuk anak asupan makan, TB dan malnutrisi) usia 2-17 tahun tingkat mikronutrien SP = 60%
2-17 tahun) BB, keselurhan rsiko  2 - 3 (risiko  Cepat, mudah digunakan   Tidak bisa mendeteksi Kesimpulan :
(Novianti, malnutrisi, rencana malnutrisi sedang)  (kemenkes 2018) kelebihan atau kekurangan cukup baik
2015) penyembuhan pasien  0-1 (rendah risiko  Mendetksi secara dini adanya asupan vitamin dan mineral (Pars et al.,
(wong et al., 2013) malnutrisi) malnutrisi (susetyowati 2014) pd anak (kemenkes 2018) 2020)
 Disertai tindakan untuk masing- (mutia)
masing risiko, memberikan  Tidak dapat memprediksi
panduan perawatan malnutrisi outcome klinis tanpa
dan terdapat tabel yang dapat intervensi gizi (suryani dkk.,
membantu melakukan skrining 2016)
dengan cepat

NRS (0-7 Nafsu makan,  0-3=Tidak berisiko   Sederhana, cepat, dan valid  Tidak  dapat untuk defisiensi SE = 82,1% 0,66  
tahun)  kemampuan makan,  4- 5 = sedang (suryadi dkk, 2018) mikronutrien SP = 77,8% Kesimpul
faktor stress dan persentil  >7 = risiko tinggi (susetyowati, 2014) Dianggap an :
BB  baik reliabel 
(Tasci et
al., 2020)

NRS- 2002  IMT, penurunan BB,  ≥3 : risiko Menunjukkan keefektifitaan  Tidak ada skor tambahan SE : 84% 0,719
(pasien penurunan asupan malnutrisi nutrtitional support, terdapat pada tingkat keparahan SP = 88.8 % (Andini
rawat inap makan, penyait pasien,  <3 : tidak berisiko  variabel faktor usia sehingga lebih penyakit,  (Andini dkk, dkk,
bedah status gizi, jenis penyakit (suryani 2018) reliabel  List penyakit terbatas 2017) 2017)
medis)  Dan tidak ada
pengelompokkan risiko
malnutrisi (Annisa) 

MUST Komponen  0 = Resiko rendah SE = 94% 0,532


(dewasa IMT, Kehilangan BB,  1 = Resiko sedang  Cocok di ruang rawat penyakit  Tidak dapat digunakan untuk SP = 66,3% (andini et
dengan Penyakit akut/kronis  ≥2 = Resiko tinggi dalam melihat kelebihan atau (andini et al., 2016)
penyakit  Hasil skrining sebanding dengan kekurangan vitamin dan al., 2016)
akut ) data pelayanan mineral
 Tepat untuk komunitas  Sedikit rumit
 Mudah meningkatkan kualitas
pelayanan gizi
 Bisa digunakan untuk semua
kelompok pasien dengan
berbagai jenis perawatan

SGA Riwayat kesehatan 60% :  A : Gizi baik    Dapat memprediksi kompilkasi  Butuh keahlian khusus dari SE = 95% -
(pasien  perubahan BB, asupan  B : malnutrisi  Untuk pasien malnutriisi di ICU pemeriksa serta buth untuk SP = 82%
bedah makan, perubahan gejala sedang (susetyowati., et al , 2014) pelatihan (wijayanto 2017) (prasad,
dewasa)  intestinal selama 2  C: malnutrisi berat  Form yang harus diisi banyak 2019)
minggu  Butuh waktu yang lebih
Pemeriksaan fisik 40% : banyak
evaluasi jaringan lemak,  Tidak efisien
kehilangan otot, edema
dan asites

Strong Kids Status gizi berdasarkan  1-3 = sedang  Disertai rekomendasi ntervensi  Penilaia klinis secara SE : 89% 0,87
(anak dan penilaian klinis, riwayat  4-5 – tinggi nutrisi pada setiap kategori subyektif dilakukan oleh SP : 100% (pars et
bangsal penyakit yang mendasari (Novianti, 2015) resiko (Novianti, 2015), cepat dan dokter anak yang terampil Tuokkola et al., 2020)
bedah malnutrsi serta mudah dilakukan (Ndede, 2020)  Penurunan dan kenaikan  al., 2019 (kak zul)
>1bulan-18 penurunan  BB  Dapat dilaksanakan oleh dokter  Parameter spesifik untuk
tahun) dengan intruks tertulis (Hapsari, penyakit kronis tidak ada
(Susetyowa 2020) (Justen dan Holst, 2014)
ti, 2021)  Dapat dilakukan berulang kali
 Mean dan SD jelas (dayang
(Justen dan Holst, 2014)

SNA Q Penurunan BB,  0-1 = tidak perlu Mudah, dapat diaplikasikan oleh Subyektif, tidak ada SE : 68% 0,78
(Dewasa) penurunan nafsu makan, intervensi seluruh tenaga kesehatan, pengelompokkan BMI SP : 86% (susetyo
konsumsi suplemen dan  2 = medium Kategori wati,
makanan enteral pada malnutrisi cukup baik 2018)
saat 1 bln terakhir  3 = malnutrisi
parah 

Dari tabel diatas dapat disimpulkan screening tools terbaik adalah


 Untuk skrining tools anak yaitu PYMS, karena memiliki tingkat keakuratan berdasarkan komparasi antropometri dan spesifisitas yang tinggi
dibanding STRONGKids dan STAMP (Teixieira dan Viana,2016). Selain itu PYMS juga memiliki validitas lebih tinggi daripada strong kids (Erawati et
al, 2017)
 Untuk lansia yaitu MNA karena parameter menggambarkan kondisi lansia dan memiliki niilai sensiivitas dan spesifisitas yang tinggi.
 Untuk dewasa yaitu NRS-2002 karena menurut peneliat RCT pada susetyowat (2014) NRS-2002 adalah alat skrining terbaik. Selain itu, NRS-2002
memiliki nilai sensitifitas yang lebih tinggi dibandingkan MUST dan juga dikatakan bahwa NRS-2002 lebih efektig dibandingkan MUST
(septahafani dkk, 2018)

Anda mungkin juga menyukai