28
memiliki usia 16 tahun. Menurut kartono (1995) Pada usia 16 tahun remaja
dikategorikan kedalam remaja pertengahan dimana pada masa ini
perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal ini rentan akan
timbulnya kemantapan pada diri sendiri
2. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis kelamin n %
1 Laki-Laki 16 53,33
2 Perempuan 14 46,67
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebanyak 16
responden atau 53,33% adalah laki-laki dan sebanyak 14 responden atau
46,67% adalah perempuan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian
besar responden adalah laki-laki.
3. Status Gizi Responden
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan diperoleh
karakteristik responden berdasarkan Status Gizi yang dapat diuraikan
sebagai berikut :
Table 5 Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi
Jumlah
Status Gizi (BB/TB)
n %
Kurus 3 10
Normal 21 70
Gemuk 6 20
Jumlah 30 100
29
dikarenakan dua factor yaitu factor langsung dan factor tidak langsung.
Faktor langsung yaitu asupan makanan dan penyakit sedangkan faktor
tidak langsung berupa Ekonomi keluarga, Tingkat pengetahuan,
kebersihan lingkungan, dan gaya hidup.
Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan
zat-zat gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan
digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang
memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja
dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsier,
2011)
4. Sikap Responden
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan diperoleh
karakteristik responden berdasarkan sikap yang dapat diuraikan sebagai
berikut :
Table 6 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap
Jumlah
Sikap
n %
Kurang 1 3
Sedang 29 97
Tinggi 0 0
Jumlah 30 100
30
5. Gaya Hidup Responden
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan diperoleh
karakteristik responden berdasarkan gaya hidup yang dapat diuraikan
sebagai berikut :
minat (interest) 6 20
opini (Opinien) 0 0
Jumlah 30 100
31
Hal tersebut yang mendorong gaya hidup remaja SMAN 4 Malang masuk
kedalam gaya hidup aktivitas.
C. Analisi Hubungan
1. Hubungan sikap dengan status gizi pada remaja
Berdasarkan hasil uji statistika Spearman Rank yang dilakukan
didapatkan hasil sebesar 0,607 dengan P-value sebesar 0,000. Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan
status gizi pada remaja. Dimana sikap merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Adanya hubungan yang signifikan menunjukkan sikap yang dimiliki
oleh seseorang akan memberikan dukungan dalam proses pengendalian
terjadinya status gizi. Hal ini dikarenakan sikap dapat mempengaruhi
tindakan yang akan dilakukan seseorang sehingga dapat menyikapi dan
menghindari factor resiko kejadian gizi kurang dan gizi lebih.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
olivia (2016) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara sikap dan
status gizi pada wanita usia subur. Hal ini dikarenakan faktor usia
mempengaruhi sikap terhadap status gizi.
2. Hubungan gaya hidup dengan status gizi pada remaja
Berdasarkan hasil uji statistika Spearman Rank yang dilakukan
didapatkan hasil sebesar 0,636 dengan P-value sebesar 0,000. Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara gaya hidup
dengan status gizi pada remaja. Gaya hidup pada remaja juga dibagi
menjadi 3 yaitu aktivitas, minat dan opini. Pada penelitian ini gaya hidup
pada remaja sman 4 malang paling dominan yaitu aktivitas dimana
aktivitas merupakan gaya hidup yang paling bagus terhadap status gizi,
karena aktivitas merupakan tindakan seperti olahraga, bekerja , dan
komunitas. Dimana gaya hidup aktivitas mempunyai pengaruh terhadap
status gizi. Jadi semakin gaya hidup remaja aktiv maka status gizi nya pun
semakin baik atau normal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian abram (2015)
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gaya hidup
dengan status gizi kurang pada anak usia sekolah di Sekolah Dasar Negeri
Inpres Lesabe. Hal ini juga di buktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh
Damopolii (2013) tentang hubungan konsumsi fast food dengan kejadian
32
obesitas pada anak SD di kota Manado. Hal ini dikarenakan semakin gaya
hidup aktivi (aktivitas) maka status gizinya pun semakin baik atau normal.
3. Pembahasan Hubungan Sikap Dan Gaya Hidup Terhadap Status Gizi
Remaja
Berdasarkan hasil analisis bivariat digunakan untuk melihat
hubungan sikap dan gaya hidup terhadap status gizi pada remaja. Maka
analisis data yang digunakan untuk mencari hubungan sikap dan gaya
hidup terhadap status gizi pada remaja dengan menggunakan metode
analisa spearmen. Korelasi Spearman Rank. Berdasarkan hasil analisis
dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap
dengan status gizi pada remaja, hal ini ditunjukkan dengan koefisien
Korelasi Spearman Rank yaitu sebesar 0,607 dengan tingkat P-value
sebesar 0,000. Berdasarkan hasil analisis juga dapat diketahui bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya hidup dengan status gizi
pada remaja, hal tersebut ditunjukkan dengan koefisien Korelasi
Spearman Rank yaitu sebesar 0,636 dengan tingkat P-value sebesar
0,000.
Penilitian ini dilakukan di SMAN 4 Malang pada bulan febuari –
mei 2018 tentang Hubungan Sikap dan Gaya Hidup Terhadap Status Gizi
Pada Remaja Di SMAN 4 Malang dengan menggunakan keseluruhan
murid yang ada di sekolah sebagai sampel dari penelitian ini sebanyak 30
responden. Berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini responden
terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 16 orang (53,33%) responden
dan perempuan sebanyak 14 orang (46,67%) responden. Hasil data ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh abram (2015) menyatakan
bahwa responden terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 38 orang
(58,5%) responden dan perempuan sebanyak 27 orang (41,5%)
responden. Hasil data ini sama halnya dengan data data Riskesdas 2010
yang menunjukkan bahwa secara nasional masalah gizi khususnya pada
masalah kegemukan anak usia 6-12 tahun masih sangat tinggi, yaitu
9,2% atau masih di atas 5,0%, dan yang tertinggi adalah berjenis kelamin
laki-laki yaitu 10,7% dan perempuan 7,7%.
Dari hasil data yang didapatkan murid yang mempunyai status gizi
baik (normal) sebanyak 21 orang, kurang (kurus) sebanyak 3 orang, dan
status gizi lebih (gemuk) sebanyak 6 orang. Hasil data ini juga sejalan
33
dengan penelitian lapus (2010) menyatakan bahwa Berdasarkan hasil
perhitungan status gizi (IMT) yang berasal dari pengukuran Tinggi Badan
(TB) dan Berat Badan (BB) pada remaja berusia 13-18 tahun didapat 6
responden (15,8%) memiliki status gizi kurang, 29 responden (76,3%)
memiliki status gizi normal, 2 responden (5,3%) memiliki status gizi lebih
dan 1 responden (2,6%) memiliki status gizi obesitas. Hal ini dikarenakan
dua factor yaitu factor langsung dan factor tidak langsung. Faktor
langsung yaitu asupan makanan dan penyakit sedangkan faktor tidak
langsung berupa Ekonomi keluarga, Tingkat pengetahuan, kebersihan
lingkungan, dan gaya hidup.
Dari data sikap responden atau 0% memiliki sikap yang tinggi,
sebanyak 29 responden atau 97% memiliki sikap yang sedang dan
sebanyak 1 responden atau 3% memiliki sikap yang kurang. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pada penyebaran kuesioner sebagian
besar responden memiliki sikap dengan kategori sedang. Sikap dengan
kategori sedang atau tinggi dikategorikan ke dalam sikap yang baik.
Remaja dengan sikap yang baik dapat memberikan dukungan dalam
proses pengendalian terjadinya status gizi.
Gaya hidup dalam penelitian ini mencakup gaya hidup yang
aktivitas, minat dan opini. Berdasarkan hasil penelitian menunujukkan
bahwa responden yang memiliki gaya hidup yang aktivitas berjumlah 24
orang, minat berjumlah 6 orang dan opini berjumlah 0 orang. Dapat dilihat
perbandingan yang terjadi sangatlah jauh antara gaya hidup aktivitas dan
opini hal ini dikarenakan semakin gaya hidup aktivi (aktivitas) maka status
gizinya pun semakin baik atau normal.
34