Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMA Negeri 4 Malang 


SMA Negeri 4 Malang merupakan Sekolah Menengah Atas Negeri
yang terletak di Jl. Tugu Utara No. 1, Malang. Sekolah ini terletak di dalam
satu kompleks dengan Stasiun Malang yang dikenal dengan sebutan SMA
Tugu bersama-sama dengan SMA Negeri 1 Malang dan SMA Negeri 3
Malang. Dikenal dengan julukan SMA Tugu karena terletak di jalan Tugu
yang terkenal di Malang. Visi SMA Negeri 4 Malang yaitu unggul dalam
IMTAQ, IPTEK, berwawasan lingkungan, dan berpijak pada budaya bangsa,
serta berdaya saing tinggi. Motto yang diusung adalah Studium et Sapienta
(Stetsa) yang memiliki arti “belajar” dan “bijaksana”. Motto tersebut dipilih
karena dirasa sesuai dengan kenyataan bahwa kegiatan yang dominan di
sekolah adalah belajar dengan menggunakan nalar dan akal budi yang
bijaksana. Terdapat dua jurusan di sekolah ini, yaitu IPA dan IPS. Ada pula
banyak ekstrakulikuler yang dapat dipilih oleh siswa seperti Pramuka, PMR,
Basket, futsal, dan lain-lain.
B. Karakteristik Responden
Sub bab ini menguraikan hasil penelitian yang akan menggambarkan
karakteristik responden yaitu siswa SMA Negeri 4 Malang yang didasarkan
pada usia, berat badan, tinggi badan ,jenis kelamin, status gizi, tingkat
pengetahuan dan gaya hidup. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang
dilakukan maka karakteristik responden penelitian dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Usia Responden
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
No. Usia N %
1. 16 tahun 15 50
2. 15 tahun 11 36,67
3. 14 tahun 4 13,33
Total 30 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebanyak 15


responden atau 50% berusia 16 tahun, sebanyak 11 responden atau
36,67% berusia 15 tahun dan sebanyak 4 responden atau 13,33% berusia
14 tahun. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden

28
memiliki usia 16 tahun. Menurut kartono (1995) Pada usia 16 tahun remaja
dikategorikan kedalam remaja pertengahan dimana pada masa ini
perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal ini rentan akan
timbulnya kemantapan pada diri sendiri
2. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis kelamin n %
1 Laki-Laki 16 53,33
2 Perempuan 14 46,67
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebanyak 16
responden atau 53,33% adalah laki-laki dan sebanyak 14 responden atau
46,67% adalah perempuan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian
besar responden adalah laki-laki.
3. Status Gizi Responden
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan diperoleh
karakteristik responden berdasarkan Status Gizi yang dapat diuraikan
sebagai berikut :
Table 5 Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi
Jumlah
Status Gizi (BB/TB)
n %
Kurus 3 10

Normal 21 70

Gemuk 6 20

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebanyak 6


responden atau 20% memiliki status gizi gemuk, sebanyak 21 responden
atau 70% memiliki status gizi normal dan sebanyak 3 responden atau
10% memiliki status gizi kurus. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada
penyebaran kuesioner sebagian besar responden memiliki status gizi
normal. Berdasarkan hasil penelitian Lampus (2010) menunjukkan bahwa
hasil perhitungan status gizi (IMT) yang berasal dari pengukuran Tinggi
Badan (TB) dan Berat Badan (BB) pada remaja berusia 13-18 tahun
didapat 6 responden (15,8%) memiliki status gizi kurang, 29 responden
(76,3%) memiliki status gizi normal, 2 responden (5,3%) memiliki status
gizi lebih dan 1 responden (2,6%) memiliki status gizi obesitas. Hal ini

29
dikarenakan dua factor yaitu factor langsung dan factor tidak langsung.
Faktor langsung yaitu asupan makanan dan penyakit sedangkan faktor
tidak langsung berupa Ekonomi keluarga, Tingkat pengetahuan,
kebersihan lingkungan, dan gaya hidup.
Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan
zat-zat gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan
digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang
memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja
dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsier,
2011)
4. Sikap Responden
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan diperoleh
karakteristik responden berdasarkan sikap yang dapat diuraikan sebagai
berikut :
Table 6 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap
Jumlah
Sikap
n %
Kurang 1 3

Sedang 29 97

Tinggi 0 0

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebanyak 0


responden atau 0% memiliki sikap yang tinggi, sebanyak 29 responden
atau 97% memiliki sikap yang sedang dan sebanyak 1 responden atau
3% memiliki sikap yang kurang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada
penyebaran kuesioner sebagian besar responden memiliki sikap dengan
kategori sedang. Sikap dengan kategori sedang atau tinggi dikategorikan
ke dalam sikap yang baik. Remaja dengan sikap yang baik dapat
memberikan dukungan dalam proses pengendalian terjadinya status gizi.
Sikap yang dikategorikan kedalam sikap yang baik yaitu sikap
remaja yang dapat menjalankan pola hidup sehat seperti makan makanan
yang bervariasi,aktivitas fisik yang cukup,dan perilaku hidup bersih dan
sehat. Karena sikap merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang.

30
5. Gaya Hidup Responden
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan diperoleh
karakteristik responden berdasarkan gaya hidup yang dapat diuraikan
sebagai berikut :

Table 7 Distribusi Responden Berdasarkan gaya hidup


Jumlah
Gaya Hidup
n %
aktifitas (Activities) 24 80

minat (interest) 6 20

opini (Opinien) 0 0

Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sebanyak 24


responden atau 80% memiliki gaya hidup aktifitas, sebanyak 6 responden
atau 20% memiliki gaya hidup interest dan sebanyak 0 responden atau
0% memiliki gaya hidup opinion. Hasil ini menunjukkan bahwa yang
paling dominan adalah responden memiliki gaya hidup aktivitas dan gaya
hidup yang tidak dipilih sedikit yaitu opimi. Menurut Plumer dalam Sutisna
(2008) gaya hidup aktivitas yaitu gaya hidup yang meliputi kegiatan
secara aktiv seperti bekerja, hobi, liburan, anggota organisasi,belanja dan
organisasi. Sedangkan gaya hidup opini yaitu gaya hidup yang meliputi
kegiatan social,politik,bisnis dan budaya. Gaya hidup remaja merupakan
suatu identitas atau ciri dari suatu kelompok atau komunitas, dimana
setiap kelompok memiliki suatu ciri yang berbeda dengan kelompok yang
lain. Dengan demikian perubahan gaya hidup suatu kelompok akan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai aspek pada diri
seorang.
Di SMAN 4 Malang telah menetapkan full day scholl dimana
seluruh kegiatan murid banyak menghabiskan waktunya di sekolah. Dan
kegiatannya pun beragam mulai dari kegiatan extra kulikuler (basket,
sepak bola,tari,karate dll), kegiatan organisasi (UKS, pramuka, dan OSIS)
dan dilakukannya kegiatan jum’at bersih dimana setiap hari jum’at
sebelum jam pelajaran murid melakukan kegiatan bersih-bersih sekolah.

31
Hal tersebut yang mendorong gaya hidup remaja SMAN 4 Malang masuk
kedalam gaya hidup aktivitas.
C. Analisi Hubungan
1. Hubungan sikap dengan status gizi pada remaja
Berdasarkan hasil uji statistika Spearman Rank yang dilakukan
didapatkan hasil sebesar 0,607 dengan P-value sebesar 0,000. Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan
status gizi pada remaja. Dimana sikap merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Adanya hubungan yang signifikan menunjukkan sikap yang dimiliki
oleh seseorang akan memberikan dukungan dalam proses pengendalian
terjadinya status gizi. Hal ini dikarenakan sikap dapat mempengaruhi
tindakan yang akan dilakukan seseorang sehingga dapat menyikapi dan
menghindari factor resiko kejadian gizi kurang dan gizi lebih.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
olivia (2016) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara sikap dan
status gizi pada wanita usia subur. Hal ini dikarenakan faktor usia
mempengaruhi sikap terhadap status gizi.
2. Hubungan gaya hidup dengan status gizi pada remaja
Berdasarkan hasil uji statistika Spearman Rank yang dilakukan
didapatkan hasil sebesar 0,636 dengan P-value sebesar 0,000. Hal ini
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara gaya hidup
dengan status gizi pada remaja. Gaya hidup pada remaja juga dibagi
menjadi 3 yaitu aktivitas, minat dan opini. Pada penelitian ini gaya hidup
pada remaja sman 4 malang paling dominan yaitu aktivitas dimana
aktivitas merupakan gaya hidup yang paling bagus terhadap status gizi,
karena aktivitas merupakan tindakan seperti olahraga, bekerja , dan
komunitas. Dimana gaya hidup aktivitas mempunyai pengaruh terhadap
status gizi. Jadi semakin gaya hidup remaja aktiv maka status gizi nya pun
semakin baik atau normal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian abram (2015)
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gaya hidup
dengan status gizi kurang pada anak usia sekolah di Sekolah Dasar Negeri
Inpres Lesabe. Hal ini juga di buktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh
Damopolii (2013) tentang hubungan konsumsi fast food dengan kejadian

32
obesitas pada anak SD di kota Manado. Hal ini dikarenakan semakin gaya
hidup aktivi (aktivitas) maka status gizinya pun semakin baik atau normal.
3. Pembahasan Hubungan Sikap Dan Gaya Hidup Terhadap Status Gizi
Remaja
Berdasarkan hasil analisis bivariat digunakan untuk melihat
hubungan sikap dan gaya hidup terhadap status gizi pada remaja. Maka
analisis data yang digunakan untuk mencari hubungan sikap dan gaya
hidup terhadap status gizi pada remaja dengan menggunakan metode
analisa spearmen. Korelasi Spearman Rank. Berdasarkan hasil analisis
dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap
dengan status gizi pada remaja, hal ini ditunjukkan dengan koefisien
Korelasi Spearman Rank yaitu sebesar 0,607 dengan tingkat P-value
sebesar 0,000. Berdasarkan hasil analisis juga dapat diketahui bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya hidup dengan status gizi
pada remaja, hal tersebut ditunjukkan dengan koefisien Korelasi
Spearman Rank yaitu sebesar 0,636 dengan tingkat P-value sebesar
0,000.
Penilitian ini dilakukan di SMAN 4 Malang pada bulan febuari –
mei 2018 tentang Hubungan Sikap dan Gaya Hidup Terhadap Status Gizi
Pada Remaja Di SMAN 4 Malang dengan menggunakan keseluruhan
murid yang ada di sekolah sebagai sampel dari penelitian ini sebanyak 30
responden. Berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini responden
terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 16 orang (53,33%) responden
dan perempuan sebanyak 14 orang (46,67%) responden. Hasil data ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh abram (2015) menyatakan
bahwa responden terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 38 orang
(58,5%) responden dan perempuan sebanyak 27 orang (41,5%)
responden. Hasil data ini sama halnya dengan data data Riskesdas 2010
yang menunjukkan bahwa secara nasional masalah gizi khususnya pada
masalah kegemukan anak usia 6-12 tahun masih sangat tinggi, yaitu
9,2% atau masih di atas 5,0%, dan yang tertinggi adalah berjenis kelamin
laki-laki yaitu 10,7% dan perempuan 7,7%.
Dari hasil data yang didapatkan murid yang mempunyai status gizi
baik (normal) sebanyak 21 orang, kurang (kurus) sebanyak 3 orang, dan
status gizi lebih (gemuk) sebanyak 6 orang. Hasil data ini juga sejalan

33
dengan penelitian lapus (2010) menyatakan bahwa Berdasarkan hasil
perhitungan status gizi (IMT) yang berasal dari pengukuran Tinggi Badan
(TB) dan Berat Badan (BB) pada remaja berusia 13-18 tahun didapat 6
responden (15,8%) memiliki status gizi kurang, 29 responden (76,3%)
memiliki status gizi normal, 2 responden (5,3%) memiliki status gizi lebih
dan 1 responden (2,6%) memiliki status gizi obesitas. Hal ini dikarenakan
dua factor yaitu factor langsung dan factor tidak langsung. Faktor
langsung yaitu asupan makanan dan penyakit sedangkan faktor tidak
langsung berupa Ekonomi keluarga, Tingkat pengetahuan, kebersihan
lingkungan, dan gaya hidup.
Dari data sikap responden atau 0% memiliki sikap yang tinggi,
sebanyak 29 responden atau 97% memiliki sikap yang sedang dan
sebanyak 1 responden atau 3% memiliki sikap yang kurang. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pada penyebaran kuesioner sebagian
besar responden memiliki sikap dengan kategori sedang. Sikap dengan
kategori sedang atau tinggi dikategorikan ke dalam sikap yang baik.
Remaja dengan sikap yang baik dapat memberikan dukungan dalam
proses pengendalian terjadinya status gizi.
Gaya hidup dalam penelitian ini mencakup gaya hidup yang
aktivitas, minat dan opini. Berdasarkan hasil penelitian menunujukkan
bahwa responden yang memiliki gaya hidup yang aktivitas berjumlah 24
orang, minat berjumlah 6 orang dan opini berjumlah 0 orang. Dapat dilihat
perbandingan yang terjadi sangatlah jauh antara gaya hidup aktivitas dan
opini hal ini dikarenakan semakin gaya hidup aktivi (aktivitas) maka status
gizinya pun semakin baik atau normal.

34

Anda mungkin juga menyukai