Anda di halaman 1dari 29

TUGAS MATA KULIAH NUTRITION CARE PROCESS-INTERMONEV COMUNITY 1

PROJECT PLANNING MATRIX

Disusun Oleh :
Indira Hanin Inayah 205070309111003
Zulhadiman 205070309111023

Ni Putu Wanda Osiana Putri 205070309111020


Nisrina Vidiyah Dallilah 205070309111017
Ina Lorenta 195070300111039

Ezza Noer Sofhia 195070300111040

Naufal Vutra Heryanto 195070300111041

Khaira Masniva Aulia 195070300111042

Hafizah Aulia 195070300111043

Jessica Adelaide W. V 195070300111044

Rizka Azhari Wibowo 195070300111045


Nabila Kartika Yumna 195070301111001
Dinda Aulia Nadilla 195070301111002

Bagus Lukmannulhakim 195070301111003

Wida Masruchah 195070301111004


Nova Nuril Rosyida 195070301111005

Fania Nur Aini 195070301111006


Bilqis Nur Aini Fadlillah 195070301111007

Cesarina Ayu Fitriani 195070301111008

Zulfa Salshabilla Eka Suci 195070301111009

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2021
A. INTERPRETASI DATA

Sintesa Data Sasaran Lansia

N Data Dasar Cut off Sintesa Data


o.
ANTROPOMETRI
1. IMT ≤ 18,5 : underweight Prevalensi status gizi lebih
Underweight (35%) 18,5 – 22,9 : normal Tinggi
Normal (20%) 23-24,9 : overweight
Obesitas 1 (35%) 25-29,9 : obesitas 1
Obesitas 2 (10%) ≥30 : obesitas 2

Cut-off status gizi kurang 5-9% : rendah Prevalensi status gizi


10-19%: sedang kurang berada dalam
kategori Tinggi
20-39%: tinggi
≥40%: sangat tinggi (WHO,
2010)

ASUPAN
2. Asupan Energi ● Kurang dari anjuran : <77% EAR Rata-rata asupan energi lansia kurang dari
Rata-rata asupan energi lansia ● Sesuai anjuran : ≥77% EAR EAR
763.93 kkal ● Hasil energi yang dikalikan EAR = 1477.5 kkal
● Hasil protein yang dikalikan EAR = 46.2 gram
● Hasil lemak yang dikalikan EAR = 41.2 gram
● Hasil karbohidrat yang dikalikan EAR = 230
gram
● Hasil serat yang dikalikan EAR = 23,1 gram

Angka Kecukupan Gizi Lansia


Usia 50-64 tahun
Energi: 2112.5 kkal
Protein: 61 gram
Lemak: 59 gram
KH: 317 gram
Serat: 33 gram
Usia 65-80 tahun
Energi: 1725 kkal

Protein: 59 gram
Lemak: 48 gram
KH: 280.5 gram
Serat: 27 gram
3. Asupan Protein Rata-rata asupan protein lansia kurang dari
Rata-rata asupan protein EAR
lansia 29.23 gram
4. Asupan Lemak Rata-rata asupan lemak lansia kurang dari
Rata-rata asupan lemak EAR
lansia 36.6 gram
5. Asupan Karbohidrat Rata-rata asupan karbohidrat lansia
Rata-rata asupan kurang dari EAR
karbohidrat lansia 83.3 gram
6. Asupan Serat Rata-rata asupan serat lansia kurang dari
Rata-rata asupan serat EAR
lansia 4.18 gram
POLA MAKAN
6. Frekuensi makan lansia Teratur : 3 kali sehari Sebanyak 50% dari lansia memiliki frekuensi
● < 3 kali = 50% Tidak teratur : < 3 kali sehari atau > 3 kali sehari makan yang teratur (3 kali sehari)

● 3 kali = 50%
7. Perbedaan pola makan Ada Sebanyak 80% lansia mengalami perubahan pola
perbedaan : 80% Tidak ada makan dari dulu hingga saat ini
perbedaan : 20%

Alasan
● Jenis bahan = 45%
● Frekuensi = 40%
● Porsi = 80%
8. Konsumsi jenis makanan Jenis bahan makanan Sebagian besar variasi bahan makanan yang
● Makanan pokok, lauk ● Tinggi : ≥ 5 jenis bahan dikonsumsi lansia rendah
hewani/nabati = 5% makanan
● Makanan pokok, lauk ● Sedang: 4 jenis bahan makanan
hewani/nabati, dan sayur ● Rendah: ≤ 3 jenis bahan
= 65% makanan
● Makanan pokok, lauk - (Baliwati, 2015)
hewani/nabati, sayur dan
buah = 30%
PENYAKIT INFEKSI
9. Menderita penyakit infeksi Sebanyak 85% lansia mengalami gejala penyakit
dalam 3 bulan terakhir infeksi dalam 3 bualn
● Ya: 85%
● Tidak: 15% terakhir
Gejala penyakit infeksi
● Batuk : 60%
● Pilek : 35%
● Sakit kepala : 10%
● Panas : 20%
● Sesak napas : 5%
● Diare : 5%
● Sakit gigi : 10%
● Gatal : 15%
PENYAKIT DEGENERATIF
1 Riwayat penyakit Sebagian besar keluarga lansia tidak memiliki
0. degeneratif keluarga Ya riwayat penyakit degeneratif
: 15%
Tidak : 85%
1 Penyakit degeneratif saat ini Sebanyak 60% lansia mengalami penyakit
1. Ya : 60% degeneratif
Tidak : 40%
● Darah tinggi : 25%
● Nyeri sendi : 40%
● Asam urat : 25%
● PJK : 5%
● Kencing manis : 10%
● Kolesterol tinggi :
10%
● Lainnya :
o asam lambung:
5%
12 Kesulitan Mengunyah dan Sebagian besar lansia tidak mengalami kesulitan
. Menelan (30%) dalam mengunyah dan menelan
Penyebab kesulitan
mengunyah dan menelan
- Jumlah gigi yang
kurang (20%)
- Tidak punya gigi
(15%)
- Sakit gigi/sakit
tenggorokan (10%)
GAYA HIDUP
1 Merokok : 15% Sabanyak besar lansia tidak merokok
3. ● 2-3 batang/hari :
10%
● >3 batang/hari : 5%
Tidak Merokok : 85%
15 Aktifitas fisik Rendah: <600 METs Sebagian besar aktivitas fisik lansia termasuk
. ● Berat: 15% rendah
Sedang: 600-2999 METs Berat:
● Sedang: 25% ≥3000 METs
● Rendah: 55% (IPAQ, 2005)
PSIKOLOGIS
16 Merasa Sebagian besar lansia mengurangi aktifitas fisik
. letih/lesu/lelah/letih/capek : dan sering merasa lemas Sebagian besar lansia
65% mengalami masalah psikologis
17 Merasa resah/gelisah/tidak
. tenang : 50%

18 Merasa sering lupa : 35%


.

19 Sering mengurangi aktifitas


. fisik : 75%

20 Memiliki masalah yang tidak


. dapat diungkapkan : 10%

PELAYANAN KESEHATAN
21 Tempat berobat paling Sebagian besar lansia memeriksakan diri ke
. sering ketika sakit: mantra/bidan setempat
● Dokter : 25%
● Puskesmas: 15%
● Matri/bidan: 55%
● Membeli obat di
warung: 5%
22 Ketersediaan Sebagian besar di daerah tinggal lansia sudah
. Prolanis/Posyandu terdapat Prolanis/Posyandu
Lansia/Posbindu :90% Lansia/Posbindu
23 Kehadiran dalam Sebagian besar lansia menghadiri
. Prolanis/Posyandu Prolanis/Posyandu Lansia/Posbindu yang ada
Lansia/Posbindu : 85% di daerah masing-masing
PENGETAHUAN GIZI DAN KESEHATAN
24 Tingkat pengetahuan Baik: >76-100% Sebagian besar lansia mempunyai pengetahuan
. ● Kurang : 75% Sedang: 56-75% mengenai makanan sehat

● Sedang : 25% Kurang: <56% yang kurang

(Arikunto, 2010)
B. Participation Analysis Matrix

Potentials
Person / Group Category Characteristic Interest, motives, attitude (+) strength Implications for the project
(-) weakness
Lansia Beneficiaries Menurut pada anak ● Ingin berusia panjang (+) Menurut, banyak Menjadi sasaran utama dengan
dan menantu ● Tidak ingin terlalu pengalaman hidup, dihormati menyertakan keluarga
(keluarga) membebani keluarga anak dan keluarga
● Biaya pengobatan yang
terjangkau (-) Tidak memiliki penghasilan,
● Diurus oleh orang yang kemampuan fisik lemah
dipercaya

Suami/ istri Pelaku (actor) Sayang pada ● Ingin berusia panjang (+) Menurut, banyak Melibatkan pasangan lansia
lansia pasangannya, ingin ● Ingin selalu bersama pengalaman hidup, dihormati secara aktif dalam memberi
yang terbaik bagi pasangannya anak dan keluarga dukungan moral kepada lansia
dirinya dan ● Tidak ingin terlalu untuk dapat hidup lebih baik.
pasangannya membebani keluarga (-) Tidak memiliki penghasilan,
● Biaya pengobatan yang kemampuan fisik lemah
terjangkau
● Diurus oleh orang yang
dipercaya

Anak Pelaku (actor) Berpenghasilan, ● Menginginkan yang (+) Sumber dana lansia, sayang Melibatkan anak secara aktif
pemengang terbaik bagi orangtua pada orangtua dalam pemeriksaan kesehatan
keputusan, ● Penghasilan masih dan edukasi perawatan lansia
memiliki keluarga sedikit (-) Lelah dalam bekerja, tidak
sendiri ● Banyak kebutuhan memiliki waktu, penghasilan
untuk keluarganya masih standar
● Sibuk bekerja

Posyandu lansia Pelaku (aktor) Ramah, memberi ● Cakupan pelayanan (+) Terbuka untuk bekerjasama, Koordinasi dan kerjasama
pelayanan pada lansia oleh tenaga pelayanan kesehatan terpercaya
kesehatan kesehatan mencapai dengan tenaga kesehatan
target,  terdidik.
● Meningkatkan
kebugaran pada lansia (-) Dilaksanaka setiap 1 bulan
dengan senam lansia sekali
● Menciptakan
kenyamanan bagi
lansia saat pelayanan
kesehatan
● Sebagai tempat
berinteraksi antara
lansia dengan teman
sejawat

Puskesmas Pelaku (aktor) Penyedia pelayanan ● Angka kesakitan pada (+) Memiliki cakupan pelayanan Koordinasi,kerjasama dan
kesehatan lansia menurun  kesehatan yang luas pemberi pelayanan kesehatan
● Tingginya angka
harapan hidup pada (-) Jarak tempuh menuju
lansia puskesmas terlalu jauh atau
kondisi geografis tidak
mendukung.

Kepala desa Pelaku (aktor) ● Memiliki Ingin menjabat kembali (+) Mendapat simpati dan Perijinan, koordinasi,
kedudukan sebagai kepala desa dukungan masyarakat kerjasama, keterlibatan aktif
penting di
masyarakat (-) Pengetahun kurang tentang
● Sebagai pentingnya kesehatan lansia.
pemimpin
● Berkuasa
● Dapat dipercaya

Teman sejawat Pelaku (actor) Sulit menerima ● Ingin hidup sehat dan (+) Menurut pada keluarga dan Koordinasi dan kerjasama
perubahan, berumur panjang asisten, banyak pengalaman
bergantung pada ● Ingin diurus oleh orang hidup, mudah menerima
keluarga dan asisten yang dapat dipercaya informasi dari sesama lansia
● Biaya hidup dan
pengobatan yang (-) Kondisi fisik lemah,
terjangkau bergantung pada keluarga dan
● Tidak ingin terlalu orang lain, sulit menerima
merepotkan keluarga perubahan
dan asisten
● Ingin berkumpul
dengan sesama lansia
untuk berinteraksi

Asisten lasia  Pelaku (actor) ● Ramah ● Ingin menjaga kondisi (+) Terbuka untuk bekerjasama, Memberi informasi terkait
● Dipercaya oleh kesehatan lansia memahami kebiasaan dan pola masalah gizi lansia,
lansia ● Memberi perawatan hidup lansia koordinasi, kerjasama, dan
● Sedikit terlibat pada lansia pendampingan
dalam (-) Tidak berani mengambil
pengambilan keputusan tanpa keluarga lansia
keputusan
terkait lansia
● Bersedia
membantu
lansia

Pengusaha Pelaku (actor) Orientasi terkait Kurang berinteraksi dengan (+) Bisnis lancar, memiliki Sponsor dan kerjasama
kepemilikan masyarakat penghasilan
materi
(-) Penghasilan yang tidak selalu
untung
C. Problem Tree

Meningkatnya Menurunnya Peningkatan


mortalitas pada kualitas hidup risiko malnutrisi
Effects lansia lansia pada lansia

Problem TINGGINYA PREVALENSI


KURANG GIZI PADA LANSIA

Cause :

Level 1
Kebutuhan zat gizi
tidak tercukupi
Penyakit

Rata-rata asupan energi


lansia kurang dari EAR : Tingginya prevalensi
Karbohidrat pola makan yang buruk Tingginya prevalensi Tingginya prevalensi
Protein pada lansia gejala penyakit infeksi penyakit degeneratif pada
Lemak ( Frekuensi, Jenis, dan pada lansia (85%) lansia (60%)
Serat Porsi)

Cause : Gangguan Fisiologis Rendahnya


Variasi bahan Gangguan psikologi Gaya hidup tidak sehat
Gangguan Mengunyah pengetahuan Aktivitas fisik
Level 2 makanan rendah Merasa Lelah, gelisah,
dan menelan (30%) gizi terkait rendah
dan masalah yang tidak
makanan sehat bisa diungkapkan
D. Objective Tree kasus lansia

Menurunnya Meningkatnya Menurunkan


Impacts mortalitas pada kualitas hidup risiko malnutrisi
lansia lansia pada lansia

Goal MENURUNNYA PREVALENSI


KURANG GIZI PADA LANSIA

Outcome
atau
Alternatif
project
purpose
Kebutuhan zat gizi
tercukupi
Tubuh sehat

Rata-rata asupan energi


lansia sesuai anjuran dari Pola makan pada lansia Menurunnya prevalensi
baik gejala penyakit infeksi Menurunnya prevalensi
EAR : penyakit degeneratif pada
Karbohidrat ( Frekuensi, Jenis, dan pada lansia
Porsi) lansia
Protein
Lemak
Serat

Output Tidak ada gangguan psikologi Gaya hidup sehat


Tidak ada gangguan Variasi bahan Meningkatnya Aktivitas fisik
fisiologis (mengunyah makanan yang pengetahuan meningkat
dan menelan) dikonsumsi gizi terkait
meningkat makanan sehat
E. Alternatif Analisis

Keterangan :

Goal Menurunnya prevalensi kurang gizi pada lansia

Kriteria Alternatif 1 : Meningkatkan kebutuhan zat gizi Alternatif 2 : Meningkatkan kesehatan jasmani lansia
pada lansia

1. Sumber Daya

Manusia 5 3

Dana 4 5

Sarana Prasarana 4 2

Waktu 5 2

2. Dukungan Kebijakan 5 5

3. Dukungan Masyarakat 4 4

4. Sustainability 5 1

TOTAL SKOR 32 22

Skor 1 : Sangat tidak memungkinkan

Skor 2 : Tidak memungkinkan

Skor 3 : Cukup memungkinkan

Skor 4 : Lebih memungkinkan


Skor 5 : Sangat memungkinkan
F. Planning Project Matrix (PPM)

Nama Kegiatan : LASEGAR (Lansia Sehat Bugar)


Jangka Waktu : 6 Bulan

Tujuan Indikator Sumber Data Asumsi-Asumsi penting

Overall Goal Menurunkan prevalensi ● Persentase lansia yang ● Data survey EAR ● Kondisi fisiologis lansia yang
kurang gizi pada lansia mengalami status kurang penilaian status sudah lemah
gizi menurun sebanyak 50% gizi ● Gangguan makan pada lansia
● Masalah psikologis pada lansia
● Penyakit infeksi pada lansia
meningkat
Project Purpose 1. Memperbaiki pola makan ● Persentase kecukupan ● Data survey EAR ● Kurangnya dukungan keluarga
pada lansia dari segi intake makanan lansia SQ-FFQ ● Perilaku lansia dalam
frekuensi, jenis dan porsi. meningkat menjadi >77% mencukupi kebutuhan gizi
kurang.
Result/Output 1. Meningkatnya ● 80% pengetahuan pada ● Metode pre- ● Lansia kesulitan menerima
pengetahuan gizi terkait lansia mengenai makanan posttest informasi baru
makanan sehat sehat meningkat. pengetahuan ● Rendahnya daya ingat
2. Variasi bahan makanan ● Lansia yang mengkonsumsi secara lisan ● Keterbatasan jangkauan bahan
yang dikonsumsi variasi bahan makanan ● Data survey EAR makanan
meningkat meningkat sebesar 80% SQ-FFQ ● Ekonomi yang kurang memadai
Kegiatan 1. Edukasi pada lansia Sarana:
2. Pemeriksaan rutin pada
● SDM
lansia ● Alat-alat pemeriksaan antrpometri
3. Melakukan monitoring ● Poster, leaflet, food model
dan evaluasi terkait ● Meja, kursi,alat tulis, speaker
kondisi kesehatan lansia. Prasarana:
4. Senam lansia
● Posyandu
● Balai desa
Biaya kegiatan: Rp 9.500.000
G. Rencana Monitoring Evaluasi

Chart Monitoring

Project Possible Persons Involved in Project Activity


Activity Information
Community Elderly Group Health System Field Community Nutrition Officers
Nutrition Workers
Promoter

Growth Weights P I A S
Monitoring coverage ;
and BMI
Promotion

Elderly Coverage ; P A S S
Feeding Individual
attendance

Food Adequacy of A P S I
Preparation supply

Quality
standard
Costs

Variety of
foodstuffs

Outcomes to be Monitored

Tingkat P
pengetahuan

Variasi jenis Variety of P


bahan foodstuffs
makanan
yang
dikonsumsi

P = Performs : Melakukan

A = Assists : Membantu

S = Supervises : Mengawasi

I = Informed : Diberitahu
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan di Posyandu dan Balai Desa, data dan informasi dari hasil pencatatan diolah dan dianalisa serta dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Kegiatan yang dimonitor adalah kegiatan pelayanan gizi baik. Cara melakukan monitoring dan evaluasi perlu memperhatikan jenis dan
waktu kegiatan yang dilaksanakan.

Monitoring dan Evaluasi Kegiatan

1. Penyuluhan/Edukasi Gizi
a. Input
1) Tenaga penyuluh (Ahli gizi /petugas kesehatan lainnya) dengan cara melihat keterlibatan tenaga penyuluh dari perencanaan kegiatan, persiapan
pelaksanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan hingga kegiatan monev. Selain itu dievaluasi juga bagaimana pemenuhan kompetensi petugas dibandingkan
dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh kementrian kesehatan
2) Materi penyuluhan dengan cara menentukan materi atau topik yang akan disampaikan. Evaluasi dilakukan dengan melihat ketepatan materi atau topik
yang disampaikan dengan permasalahan gizi lansia dan seberapa besar pemahaman lansia mengenai materi penyuluhan yang telah disampaikan.
3) Media penyuluhan dengan cara menentukan media yang akan digunakan dalam penyuluhan dengan melihat keefektifan dan efisiensi dalam penggunaan
media tersebut dalam menyampaikan penyuluhan. Evaluasi dilakukan dengan melihat keefektifan dan efisiensi penggunaan media terhadap daya
tangkap lansia mengenai materi penyuluhan,
4) Metode penyuluhan dengan cara menentukan metode yang akan dipakai saat penyuluhan. Selain itu, evaluasi dilakukan dengan melihat ketepatan
metode penyuluhan yang digunakan terhadap daya tangkap lansia mengenai materi penyuluhan
5) Ruang/Tempat penyuluhan dengan cara menentukan ruangan / tempat terselenggaranya penyuluhan. Selain itu, evaluasi dilakukan dengan cara melihat
respon dari peserta penyuluhan apakah ruangan tersebut nyaman digunakan untuk penyuluhan.
b. Proses
1) Frekuensi penyuluhan gizi yang direncanakan di Posyandu dan Balai Desa per bulan, triwulan, semester. Monitoring dilakukan dengan melihat
dokumentasi jadwal penyuluhan yang telah ditentukan meliputi waktu, tempat, tenaga penyuluh, dan materi yang akan disuluh. Evaluasi dilakukan
dengan melihat apakah rencana penyuluhan yang telah dibuat dapat terlaksana sesuai jadwal.
2) Frekuensi penyuluhan gizi yang dilaksanakan di Posyandu dan Balai Desa per bulan, triwulan, dan semester. Monitoring dilakukan dengan melihat
laporan hasil kegiatan penyuluhan yang telah terlaksana, absensi peserta. Evaluasi dilakukan dengan melihat frekuensi penyuluhan yang telah terlaksana
dalam kurun waktu per bulan, triwulan, dan semester.
c. Output
1) Hasil Pre test dan Post test materi penyuluhan. Monitoring dilakukan dengan menggunakan form pre test dan post test, laporan/rekapan hasil pre tet dan
post test. Evaluasi hasil pre test dan post test dilakukan setiap bulan berdasarkan hasil rekapan atau analisa dari pre test dan post test yang telah
dilakukan
2) Laporan hasil kegiatan penyuluhan gizi. Laporan hasil kegiatan merupakan bentuk monitoring yang dibuat setiap kali telah melaksanakan penyuluhan
yang dibuat oleh tenaga penyuluh. Evaluasi kegiatan penyuluhan dilakukan setiap satu bulan sekali dengan melihat kendala/hambatan, keberhasilan
yang didapatkan dalam kegiatan penyuluhan. Kemudian membuat rencana tindak lanjut dalam meningkatkan kegiatan penyuluhan gizi selanjutnya.
3) Peningkatan wawasan setelah mendapatkan penyuluhan melalui post test secara lisan. Monitoring dilakukan dengan melihat hasil laporan kegiatan
penyuluhan dan dan hasil pre test dan post test. Evaluasi peningkatan wawasan dilakukan setiap kali mendapatkan hasil pre test dan post test dengan
melihat adakah perubahan atau peningkatan wawasan setelah penyuluhan
d. Outcome
1) Dapat mengubah sikap dan perilaku lansia yang berpedoman kepada gizi seimbang dan PHBS yang dapat dipantau dengan cara pemberian
kuesioner/pre-test dan post test secara lisan serta wawancara (recall) asupan makan sehari untuk melihat asupan yang seimbang

2. Pemeriksaan Rutin pada Lansia (Kesehatan dan Makanan Gizi Seimbang)


a. Input :
1) Jumlah lansia di wilayah setempat dengan cara melihat hasil kunjungan lansia ke Posyandu dan Balai Desa, dari data laporan kependudukan wilayah
setempat, angka proyeksi dari Dinas Kesehatan.Selain itu, evaluasi dilakukan per bulan dan per tahun dengan melihat adakah peningkatan atau
penurunan jumlah bayi dan balita di wilayah setempat.
2) Tenaga pelaksana (Kader Posyandu, tenaga kesehatan) dengan melihat keterlibatan tenaga pelaksana (Kader Posyandu, tenaga kesehatan) dalam
pelaksanaan kegiatan di Posyandu (Tupoksi). Selain itu, dilakukan evaluasi dengan membandingkan antara tugas atau tupoksi tenaga pelaksana dengan
apa yang telah dilaksanakan petugas di Posyandu (apakah sesuai dengan tugas/tupoksinya)
3) Buku Kesehatan Lansia dengan cara melihat apakah semua lansia yang datang ke Posyandu memiliki dan membawa BKL setiap datang ke Posyandu.
Selain itu, dilakukan evaluasi per bulan untuk mengetahui seberapa banyak lansia yang memiliki dan tidak memiliki BKL.
4) Alat ukur antropometri dengan melihat ketersediaan alat ukur antropometri yang tersedia di Posyandu masing-masing dan kondisi alat. Bisa
menggunakan form inventaris barang. Evaluasi dilakukan sebulan sekali untuk melihat apakah jumlah alat antropometri tersebut berkurang atau
bertambah dan bagaimana kondisi alat tersebut dan dibuat hasil laporan inventaris atau stock barang
5) Buku register/pencatatan di Posyandu (berdasarkan format SIP). Buku register/pencatatan di Posyandu ini dapat digunakan sebagai alat untuk
memonitor dan mengevaluasi kegiatan di Posyandu. Buku register/pencatatan ini harus diisi dan dilengkapi setiap bulan sebagai bukti data dasar di
Posyandu. Kemudian buku register/pencatatan tersebut dievalusi setiap bulannya untuk dilengkapi dan dilaporkan ke Puskesmas Kelurahan sebagai
laporan bulanan yang akan di kirim ke Puskesmas Kecamatan.
b. Proses

1) Frekuensi pemeriksaan rutin yang direncanakan di Posyandu per bulan, triwulan, semester. Monitoring dilakukan dengan melihat jadwal pemeriksaan
yang telah ditentukan meliputi waktu, tempat, tenaga kesehatan, dan alat yang akan digunakan. Evaluasi dilakukan dengan melihat apakah rencana
pemeriksaan yang telah dibuat dapat terlaksana sesuai jadwal.
2) Frekuensi pemeriksaan rutin yang dilaksanakan di Posyandu dan Balai Desa per bulan, triwulan, dan semester. Monitoring dilakukan dengan melihat
laporan hasil kegiatan pemeriksaan rutin yang telah terlaksana. Evaluasi dilakukan dengan melihat frekuensi penyuluhan yang telah terlaksana dalam
kurun waktu per bulan, triwulan, dan semester.
3) Assesment antropometri dengan melihat standard dan cara pengukuran yang benar. Evaluasi dilakukan dengan melihat gold standard.
c. Ouput
1) Data antropometri, data pemeriksaan rutin, dan data variasi jenis makanan yang dikonsumsi lansia. Monitoring dilakukan dengan cara melihat hasil
kegiatan/pencatatan dan pelaporan di Posyandu setiap bulan. Evaluasi dilihat dari penurunan jumlah lansia gizi buruk dan peningkatan variasi jenis
makanan yang dikonsumsi.
d. Outcome

1) Dapat meningkatkan kesadaran lansia terhadap pemeriksaan kesehatan secara berkala yang dapat dipantau dengan kunjungan pada buku KMS dan BKL
2) Dapat meningkatkan pengetahuan lansia tentang makanan gizi seimbang yang dapat dipantau dengan melakukan wawancara (recall) asupan makan
sehari

3. Melakukan monitoring dan evaluasi terkait kondisi kesehatan lansia

a. Input
1) Tenaga pelaksana (Kader Posyandu, tenaga kesehatan) dengan melihat keterlibatan tenaga pelaksana (Kader Posyandu, tenaga kesehatan) dalam
pelaksanaan kegiatan di Posyandu (Tupoksi). Selain itu, dilakukan evaluasi dengan membandingkan antara tugas atau tupoksi tenaga pelaksana dengan
apa yang telah dilaksanakan petugas di Posyandu (apakah sesuai dengan tugas/tupoksinya)

2) Sarana dan prasarana untuk melakukan monev kesehatan lansia dengan cara menentukan dan melihat kondisi kondisi alat. Bisa menggunakan form
checklist. Evaluasi dilakukan sebulan sebelum dilakukannya pekan monev kesehatan lansia.
3) SOP yang ada di posyandu dengan cara memaksimalkan dan mensosialisasikan SOP kesehatan kepada tenaga kesehatan dan ibu kader yang bertugas.
SOP ini dapat dijadikan sebagai alat untuk memonitoring dan mengevaluasi dari kegiatan yang dilakukan selama proses monev kesehatan lansia
b. Proses

1) Perencanaan kegiatan monev kesehatan lansia dilakukan sebulan sekali dan seminggu sebelum pelaksanaan monev kesehatan lansia berikutnya.
Monitoring dapat dilihat dari pelaksanaan kegiatan yang berjalan sesuai dengan yang sudah ditetapkan.
2) Perencanaan program kerja kegiatan dilakukan setiap satu tahun sekali. Monitoring dilakukan dengan membuat buku khusus terkait program kerja
beserta dengan progress report (yang sudah, sedang dan akan dilakukan)
c. Output

1) Laporan hasil kegiatan monev kesehatan lansia. Laporan hasil kegiatan merupakan bentuk monitoring yang dibuat setiap kali telah melaksanakan
kegiatan monev kesehatan. Evaluasi kegiatan dilakukan setelah kegiatan berlangsung dengan melihat kendala/hambatan yang terjadi, keberhasilan yang
didapatkan dari kegiatan ini. Kemudian membuat rencana tindak lanjut untuk kegiatan monev kesehatan lansia selanjutnya.
d. Outcome

1) Meningkatkan minat lansia untuk aktif mengikuti kegiatan di posyandu yang dapat dipantau dengan rekapan angka kunjungan lansia
4. Senam Lansia

a. Input
1) Instruktur senam dengan cara melihat keterlibatan instruktur dari persiapan gerakan senam, pelaksanaan senam, hingga kegiatan monev. Evaluasi
bagaimana pemenuhan kompetensi instruktur senam dibandingkan dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan
2) Gerakan senam yang dipraktekkan oleh instruktur
3) Sarana dan prasarana yang mendukung
b. Proses
1) Frekuensi senam yang dilaksanakan di balai desa sebanyak sebulan sekali. Monitoring dilakukan dengan melihat jadwal senam terkait jumlah kehadiran
dan keaktifan lansia
c. Output
1) Dapat menambah wawasan dan pengalaman mengenai gerakan senam yang sesuai untuk lansia, serta meningkatkan kebugaran lansia.
d. Outcome
1) Dapat meningkatkan kesehatan lansia baik secara fisik dan mental serta meningkatkan kemandirian lansia yang dapat dipantau dengan wawancara
terkait kebermanfaat program senam ini pada lansia
2) Dapat meningkatkan pemahaman lansia terhadap pentingnya hidup sehat yang dapat dipantau dengan antusiasme lansia mengikuti senam selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai