Disusun Oleh :
Indira Hanin Inayah 205070309111003
Zulhadiman 205070309111023
MALANG
2021
A. INTERPRETASI DATA
ASUPAN
2. Asupan Energi ● Kurang dari anjuran : <77% EAR Rata-rata asupan energi lansia kurang dari
Rata-rata asupan energi lansia ● Sesuai anjuran : ≥77% EAR EAR
763.93 kkal ● Hasil energi yang dikalikan EAR = 1477.5 kkal
● Hasil protein yang dikalikan EAR = 46.2 gram
● Hasil lemak yang dikalikan EAR = 41.2 gram
● Hasil karbohidrat yang dikalikan EAR = 230
gram
● Hasil serat yang dikalikan EAR = 23,1 gram
Protein: 59 gram
Lemak: 48 gram
KH: 280.5 gram
Serat: 27 gram
3. Asupan Protein Rata-rata asupan protein lansia kurang dari
Rata-rata asupan protein EAR
lansia 29.23 gram
4. Asupan Lemak Rata-rata asupan lemak lansia kurang dari
Rata-rata asupan lemak EAR
lansia 36.6 gram
5. Asupan Karbohidrat Rata-rata asupan karbohidrat lansia
Rata-rata asupan kurang dari EAR
karbohidrat lansia 83.3 gram
6. Asupan Serat Rata-rata asupan serat lansia kurang dari
Rata-rata asupan serat EAR
lansia 4.18 gram
POLA MAKAN
6. Frekuensi makan lansia Teratur : 3 kali sehari Sebanyak 50% dari lansia memiliki frekuensi
● < 3 kali = 50% Tidak teratur : < 3 kali sehari atau > 3 kali sehari makan yang teratur (3 kali sehari)
● 3 kali = 50%
7. Perbedaan pola makan Ada Sebanyak 80% lansia mengalami perubahan pola
perbedaan : 80% Tidak ada makan dari dulu hingga saat ini
perbedaan : 20%
Alasan
● Jenis bahan = 45%
● Frekuensi = 40%
● Porsi = 80%
8. Konsumsi jenis makanan Jenis bahan makanan Sebagian besar variasi bahan makanan yang
● Makanan pokok, lauk ● Tinggi : ≥ 5 jenis bahan dikonsumsi lansia rendah
hewani/nabati = 5% makanan
● Makanan pokok, lauk ● Sedang: 4 jenis bahan makanan
hewani/nabati, dan sayur ● Rendah: ≤ 3 jenis bahan
= 65% makanan
● Makanan pokok, lauk - (Baliwati, 2015)
hewani/nabati, sayur dan
buah = 30%
PENYAKIT INFEKSI
9. Menderita penyakit infeksi Sebanyak 85% lansia mengalami gejala penyakit
dalam 3 bulan terakhir infeksi dalam 3 bualn
● Ya: 85%
● Tidak: 15% terakhir
Gejala penyakit infeksi
● Batuk : 60%
● Pilek : 35%
● Sakit kepala : 10%
● Panas : 20%
● Sesak napas : 5%
● Diare : 5%
● Sakit gigi : 10%
● Gatal : 15%
PENYAKIT DEGENERATIF
1 Riwayat penyakit Sebagian besar keluarga lansia tidak memiliki
0. degeneratif keluarga Ya riwayat penyakit degeneratif
: 15%
Tidak : 85%
1 Penyakit degeneratif saat ini Sebanyak 60% lansia mengalami penyakit
1. Ya : 60% degeneratif
Tidak : 40%
● Darah tinggi : 25%
● Nyeri sendi : 40%
● Asam urat : 25%
● PJK : 5%
● Kencing manis : 10%
● Kolesterol tinggi :
10%
● Lainnya :
o asam lambung:
5%
12 Kesulitan Mengunyah dan Sebagian besar lansia tidak mengalami kesulitan
. Menelan (30%) dalam mengunyah dan menelan
Penyebab kesulitan
mengunyah dan menelan
- Jumlah gigi yang
kurang (20%)
- Tidak punya gigi
(15%)
- Sakit gigi/sakit
tenggorokan (10%)
GAYA HIDUP
1 Merokok : 15% Sabanyak besar lansia tidak merokok
3. ● 2-3 batang/hari :
10%
● >3 batang/hari : 5%
Tidak Merokok : 85%
15 Aktifitas fisik Rendah: <600 METs Sebagian besar aktivitas fisik lansia termasuk
. ● Berat: 15% rendah
Sedang: 600-2999 METs Berat:
● Sedang: 25% ≥3000 METs
● Rendah: 55% (IPAQ, 2005)
PSIKOLOGIS
16 Merasa Sebagian besar lansia mengurangi aktifitas fisik
. letih/lesu/lelah/letih/capek : dan sering merasa lemas Sebagian besar lansia
65% mengalami masalah psikologis
17 Merasa resah/gelisah/tidak
. tenang : 50%
PELAYANAN KESEHATAN
21 Tempat berobat paling Sebagian besar lansia memeriksakan diri ke
. sering ketika sakit: mantra/bidan setempat
● Dokter : 25%
● Puskesmas: 15%
● Matri/bidan: 55%
● Membeli obat di
warung: 5%
22 Ketersediaan Sebagian besar di daerah tinggal lansia sudah
. Prolanis/Posyandu terdapat Prolanis/Posyandu
Lansia/Posbindu :90% Lansia/Posbindu
23 Kehadiran dalam Sebagian besar lansia menghadiri
. Prolanis/Posyandu Prolanis/Posyandu Lansia/Posbindu yang ada
Lansia/Posbindu : 85% di daerah masing-masing
PENGETAHUAN GIZI DAN KESEHATAN
24 Tingkat pengetahuan Baik: >76-100% Sebagian besar lansia mempunyai pengetahuan
. ● Kurang : 75% Sedang: 56-75% mengenai makanan sehat
(Arikunto, 2010)
B. Participation Analysis Matrix
Potentials
Person / Group Category Characteristic Interest, motives, attitude (+) strength Implications for the project
(-) weakness
Lansia Beneficiaries Menurut pada anak ● Ingin berusia panjang (+) Menurut, banyak Menjadi sasaran utama dengan
dan menantu ● Tidak ingin terlalu pengalaman hidup, dihormati menyertakan keluarga
(keluarga) membebani keluarga anak dan keluarga
● Biaya pengobatan yang
terjangkau (-) Tidak memiliki penghasilan,
● Diurus oleh orang yang kemampuan fisik lemah
dipercaya
Suami/ istri Pelaku (actor) Sayang pada ● Ingin berusia panjang (+) Menurut, banyak Melibatkan pasangan lansia
lansia pasangannya, ingin ● Ingin selalu bersama pengalaman hidup, dihormati secara aktif dalam memberi
yang terbaik bagi pasangannya anak dan keluarga dukungan moral kepada lansia
dirinya dan ● Tidak ingin terlalu untuk dapat hidup lebih baik.
pasangannya membebani keluarga (-) Tidak memiliki penghasilan,
● Biaya pengobatan yang kemampuan fisik lemah
terjangkau
● Diurus oleh orang yang
dipercaya
Anak Pelaku (actor) Berpenghasilan, ● Menginginkan yang (+) Sumber dana lansia, sayang Melibatkan anak secara aktif
pemengang terbaik bagi orangtua pada orangtua dalam pemeriksaan kesehatan
keputusan, ● Penghasilan masih dan edukasi perawatan lansia
memiliki keluarga sedikit (-) Lelah dalam bekerja, tidak
sendiri ● Banyak kebutuhan memiliki waktu, penghasilan
untuk keluarganya masih standar
● Sibuk bekerja
Posyandu lansia Pelaku (aktor) Ramah, memberi ● Cakupan pelayanan (+) Terbuka untuk bekerjasama, Koordinasi dan kerjasama
pelayanan pada lansia oleh tenaga pelayanan kesehatan terpercaya
kesehatan kesehatan mencapai dengan tenaga kesehatan
target, terdidik.
● Meningkatkan
kebugaran pada lansia (-) Dilaksanaka setiap 1 bulan
dengan senam lansia sekali
● Menciptakan
kenyamanan bagi
lansia saat pelayanan
kesehatan
● Sebagai tempat
berinteraksi antara
lansia dengan teman
sejawat
Puskesmas Pelaku (aktor) Penyedia pelayanan ● Angka kesakitan pada (+) Memiliki cakupan pelayanan Koordinasi,kerjasama dan
kesehatan lansia menurun kesehatan yang luas pemberi pelayanan kesehatan
● Tingginya angka
harapan hidup pada (-) Jarak tempuh menuju
lansia puskesmas terlalu jauh atau
kondisi geografis tidak
mendukung.
Kepala desa Pelaku (aktor) ● Memiliki Ingin menjabat kembali (+) Mendapat simpati dan Perijinan, koordinasi,
kedudukan sebagai kepala desa dukungan masyarakat kerjasama, keterlibatan aktif
penting di
masyarakat (-) Pengetahun kurang tentang
● Sebagai pentingnya kesehatan lansia.
pemimpin
● Berkuasa
● Dapat dipercaya
Teman sejawat Pelaku (actor) Sulit menerima ● Ingin hidup sehat dan (+) Menurut pada keluarga dan Koordinasi dan kerjasama
perubahan, berumur panjang asisten, banyak pengalaman
bergantung pada ● Ingin diurus oleh orang hidup, mudah menerima
keluarga dan asisten yang dapat dipercaya informasi dari sesama lansia
● Biaya hidup dan
pengobatan yang (-) Kondisi fisik lemah,
terjangkau bergantung pada keluarga dan
● Tidak ingin terlalu orang lain, sulit menerima
merepotkan keluarga perubahan
dan asisten
● Ingin berkumpul
dengan sesama lansia
untuk berinteraksi
Asisten lasia Pelaku (actor) ● Ramah ● Ingin menjaga kondisi (+) Terbuka untuk bekerjasama, Memberi informasi terkait
● Dipercaya oleh kesehatan lansia memahami kebiasaan dan pola masalah gizi lansia,
lansia ● Memberi perawatan hidup lansia koordinasi, kerjasama, dan
● Sedikit terlibat pada lansia pendampingan
dalam (-) Tidak berani mengambil
pengambilan keputusan tanpa keluarga lansia
keputusan
terkait lansia
● Bersedia
membantu
lansia
Pengusaha Pelaku (actor) Orientasi terkait Kurang berinteraksi dengan (+) Bisnis lancar, memiliki Sponsor dan kerjasama
kepemilikan masyarakat penghasilan
materi
(-) Penghasilan yang tidak selalu
untung
C. Problem Tree
Cause :
Level 1
Kebutuhan zat gizi
tidak tercukupi
Penyakit
Outcome
atau
Alternatif
project
purpose
Kebutuhan zat gizi
tercukupi
Tubuh sehat
Keterangan :
Kriteria Alternatif 1 : Meningkatkan kebutuhan zat gizi Alternatif 2 : Meningkatkan kesehatan jasmani lansia
pada lansia
1. Sumber Daya
Manusia 5 3
Dana 4 5
Sarana Prasarana 4 2
Waktu 5 2
2. Dukungan Kebijakan 5 5
3. Dukungan Masyarakat 4 4
4. Sustainability 5 1
TOTAL SKOR 32 22
Overall Goal Menurunkan prevalensi ● Persentase lansia yang ● Data survey EAR ● Kondisi fisiologis lansia yang
kurang gizi pada lansia mengalami status kurang penilaian status sudah lemah
gizi menurun sebanyak 50% gizi ● Gangguan makan pada lansia
● Masalah psikologis pada lansia
● Penyakit infeksi pada lansia
meningkat
Project Purpose 1. Memperbaiki pola makan ● Persentase kecukupan ● Data survey EAR ● Kurangnya dukungan keluarga
pada lansia dari segi intake makanan lansia SQ-FFQ ● Perilaku lansia dalam
frekuensi, jenis dan porsi. meningkat menjadi >77% mencukupi kebutuhan gizi
kurang.
Result/Output 1. Meningkatnya ● 80% pengetahuan pada ● Metode pre- ● Lansia kesulitan menerima
pengetahuan gizi terkait lansia mengenai makanan posttest informasi baru
makanan sehat sehat meningkat. pengetahuan ● Rendahnya daya ingat
2. Variasi bahan makanan ● Lansia yang mengkonsumsi secara lisan ● Keterbatasan jangkauan bahan
yang dikonsumsi variasi bahan makanan ● Data survey EAR makanan
meningkat meningkat sebesar 80% SQ-FFQ ● Ekonomi yang kurang memadai
Kegiatan 1. Edukasi pada lansia Sarana:
2. Pemeriksaan rutin pada
● SDM
lansia ● Alat-alat pemeriksaan antrpometri
3. Melakukan monitoring ● Poster, leaflet, food model
dan evaluasi terkait ● Meja, kursi,alat tulis, speaker
kondisi kesehatan lansia. Prasarana:
4. Senam lansia
● Posyandu
● Balai desa
Biaya kegiatan: Rp 9.500.000
G. Rencana Monitoring Evaluasi
Chart Monitoring
Growth Weights P I A S
Monitoring coverage ;
and BMI
Promotion
Elderly Coverage ; P A S S
Feeding Individual
attendance
Food Adequacy of A P S I
Preparation supply
Quality
standard
Costs
Variety of
foodstuffs
Outcomes to be Monitored
Tingkat P
pengetahuan
P = Performs : Melakukan
A = Assists : Membantu
S = Supervises : Mengawasi
I = Informed : Diberitahu
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan di Posyandu dan Balai Desa, data dan informasi dari hasil pencatatan diolah dan dianalisa serta dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Kegiatan yang dimonitor adalah kegiatan pelayanan gizi baik. Cara melakukan monitoring dan evaluasi perlu memperhatikan jenis dan
waktu kegiatan yang dilaksanakan.
1. Penyuluhan/Edukasi Gizi
a. Input
1) Tenaga penyuluh (Ahli gizi /petugas kesehatan lainnya) dengan cara melihat keterlibatan tenaga penyuluh dari perencanaan kegiatan, persiapan
pelaksanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan hingga kegiatan monev. Selain itu dievaluasi juga bagaimana pemenuhan kompetensi petugas dibandingkan
dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh kementrian kesehatan
2) Materi penyuluhan dengan cara menentukan materi atau topik yang akan disampaikan. Evaluasi dilakukan dengan melihat ketepatan materi atau topik
yang disampaikan dengan permasalahan gizi lansia dan seberapa besar pemahaman lansia mengenai materi penyuluhan yang telah disampaikan.
3) Media penyuluhan dengan cara menentukan media yang akan digunakan dalam penyuluhan dengan melihat keefektifan dan efisiensi dalam penggunaan
media tersebut dalam menyampaikan penyuluhan. Evaluasi dilakukan dengan melihat keefektifan dan efisiensi penggunaan media terhadap daya
tangkap lansia mengenai materi penyuluhan,
4) Metode penyuluhan dengan cara menentukan metode yang akan dipakai saat penyuluhan. Selain itu, evaluasi dilakukan dengan melihat ketepatan
metode penyuluhan yang digunakan terhadap daya tangkap lansia mengenai materi penyuluhan
5) Ruang/Tempat penyuluhan dengan cara menentukan ruangan / tempat terselenggaranya penyuluhan. Selain itu, evaluasi dilakukan dengan cara melihat
respon dari peserta penyuluhan apakah ruangan tersebut nyaman digunakan untuk penyuluhan.
b. Proses
1) Frekuensi penyuluhan gizi yang direncanakan di Posyandu dan Balai Desa per bulan, triwulan, semester. Monitoring dilakukan dengan melihat
dokumentasi jadwal penyuluhan yang telah ditentukan meliputi waktu, tempat, tenaga penyuluh, dan materi yang akan disuluh. Evaluasi dilakukan
dengan melihat apakah rencana penyuluhan yang telah dibuat dapat terlaksana sesuai jadwal.
2) Frekuensi penyuluhan gizi yang dilaksanakan di Posyandu dan Balai Desa per bulan, triwulan, dan semester. Monitoring dilakukan dengan melihat
laporan hasil kegiatan penyuluhan yang telah terlaksana, absensi peserta. Evaluasi dilakukan dengan melihat frekuensi penyuluhan yang telah terlaksana
dalam kurun waktu per bulan, triwulan, dan semester.
c. Output
1) Hasil Pre test dan Post test materi penyuluhan. Monitoring dilakukan dengan menggunakan form pre test dan post test, laporan/rekapan hasil pre tet dan
post test. Evaluasi hasil pre test dan post test dilakukan setiap bulan berdasarkan hasil rekapan atau analisa dari pre test dan post test yang telah
dilakukan
2) Laporan hasil kegiatan penyuluhan gizi. Laporan hasil kegiatan merupakan bentuk monitoring yang dibuat setiap kali telah melaksanakan penyuluhan
yang dibuat oleh tenaga penyuluh. Evaluasi kegiatan penyuluhan dilakukan setiap satu bulan sekali dengan melihat kendala/hambatan, keberhasilan
yang didapatkan dalam kegiatan penyuluhan. Kemudian membuat rencana tindak lanjut dalam meningkatkan kegiatan penyuluhan gizi selanjutnya.
3) Peningkatan wawasan setelah mendapatkan penyuluhan melalui post test secara lisan. Monitoring dilakukan dengan melihat hasil laporan kegiatan
penyuluhan dan dan hasil pre test dan post test. Evaluasi peningkatan wawasan dilakukan setiap kali mendapatkan hasil pre test dan post test dengan
melihat adakah perubahan atau peningkatan wawasan setelah penyuluhan
d. Outcome
1) Dapat mengubah sikap dan perilaku lansia yang berpedoman kepada gizi seimbang dan PHBS yang dapat dipantau dengan cara pemberian
kuesioner/pre-test dan post test secara lisan serta wawancara (recall) asupan makan sehari untuk melihat asupan yang seimbang
1) Frekuensi pemeriksaan rutin yang direncanakan di Posyandu per bulan, triwulan, semester. Monitoring dilakukan dengan melihat jadwal pemeriksaan
yang telah ditentukan meliputi waktu, tempat, tenaga kesehatan, dan alat yang akan digunakan. Evaluasi dilakukan dengan melihat apakah rencana
pemeriksaan yang telah dibuat dapat terlaksana sesuai jadwal.
2) Frekuensi pemeriksaan rutin yang dilaksanakan di Posyandu dan Balai Desa per bulan, triwulan, dan semester. Monitoring dilakukan dengan melihat
laporan hasil kegiatan pemeriksaan rutin yang telah terlaksana. Evaluasi dilakukan dengan melihat frekuensi penyuluhan yang telah terlaksana dalam
kurun waktu per bulan, triwulan, dan semester.
3) Assesment antropometri dengan melihat standard dan cara pengukuran yang benar. Evaluasi dilakukan dengan melihat gold standard.
c. Ouput
1) Data antropometri, data pemeriksaan rutin, dan data variasi jenis makanan yang dikonsumsi lansia. Monitoring dilakukan dengan cara melihat hasil
kegiatan/pencatatan dan pelaporan di Posyandu setiap bulan. Evaluasi dilihat dari penurunan jumlah lansia gizi buruk dan peningkatan variasi jenis
makanan yang dikonsumsi.
d. Outcome
1) Dapat meningkatkan kesadaran lansia terhadap pemeriksaan kesehatan secara berkala yang dapat dipantau dengan kunjungan pada buku KMS dan BKL
2) Dapat meningkatkan pengetahuan lansia tentang makanan gizi seimbang yang dapat dipantau dengan melakukan wawancara (recall) asupan makan
sehari
a. Input
1) Tenaga pelaksana (Kader Posyandu, tenaga kesehatan) dengan melihat keterlibatan tenaga pelaksana (Kader Posyandu, tenaga kesehatan) dalam
pelaksanaan kegiatan di Posyandu (Tupoksi). Selain itu, dilakukan evaluasi dengan membandingkan antara tugas atau tupoksi tenaga pelaksana dengan
apa yang telah dilaksanakan petugas di Posyandu (apakah sesuai dengan tugas/tupoksinya)
2) Sarana dan prasarana untuk melakukan monev kesehatan lansia dengan cara menentukan dan melihat kondisi kondisi alat. Bisa menggunakan form
checklist. Evaluasi dilakukan sebulan sebelum dilakukannya pekan monev kesehatan lansia.
3) SOP yang ada di posyandu dengan cara memaksimalkan dan mensosialisasikan SOP kesehatan kepada tenaga kesehatan dan ibu kader yang bertugas.
SOP ini dapat dijadikan sebagai alat untuk memonitoring dan mengevaluasi dari kegiatan yang dilakukan selama proses monev kesehatan lansia
b. Proses
1) Perencanaan kegiatan monev kesehatan lansia dilakukan sebulan sekali dan seminggu sebelum pelaksanaan monev kesehatan lansia berikutnya.
Monitoring dapat dilihat dari pelaksanaan kegiatan yang berjalan sesuai dengan yang sudah ditetapkan.
2) Perencanaan program kerja kegiatan dilakukan setiap satu tahun sekali. Monitoring dilakukan dengan membuat buku khusus terkait program kerja
beserta dengan progress report (yang sudah, sedang dan akan dilakukan)
c. Output
1) Laporan hasil kegiatan monev kesehatan lansia. Laporan hasil kegiatan merupakan bentuk monitoring yang dibuat setiap kali telah melaksanakan
kegiatan monev kesehatan. Evaluasi kegiatan dilakukan setelah kegiatan berlangsung dengan melihat kendala/hambatan yang terjadi, keberhasilan yang
didapatkan dari kegiatan ini. Kemudian membuat rencana tindak lanjut untuk kegiatan monev kesehatan lansia selanjutnya.
d. Outcome
1) Meningkatkan minat lansia untuk aktif mengikuti kegiatan di posyandu yang dapat dipantau dengan rekapan angka kunjungan lansia
4. Senam Lansia
a. Input
1) Instruktur senam dengan cara melihat keterlibatan instruktur dari persiapan gerakan senam, pelaksanaan senam, hingga kegiatan monev. Evaluasi
bagaimana pemenuhan kompetensi instruktur senam dibandingkan dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan
2) Gerakan senam yang dipraktekkan oleh instruktur
3) Sarana dan prasarana yang mendukung
b. Proses
1) Frekuensi senam yang dilaksanakan di balai desa sebanyak sebulan sekali. Monitoring dilakukan dengan melihat jadwal senam terkait jumlah kehadiran
dan keaktifan lansia
c. Output
1) Dapat menambah wawasan dan pengalaman mengenai gerakan senam yang sesuai untuk lansia, serta meningkatkan kebugaran lansia.
d. Outcome
1) Dapat meningkatkan kesehatan lansia baik secara fisik dan mental serta meningkatkan kemandirian lansia yang dapat dipantau dengan wawancara
terkait kebermanfaat program senam ini pada lansia
2) Dapat meningkatkan pemahaman lansia terhadap pentingnya hidup sehat yang dapat dipantau dengan antusiasme lansia mengikuti senam selanjutnya