PROBLEM-BASED LEARNING
Grup C
Claretta Saraswati
Afrielia Laily
Senja Deanantha
Dheastiana Citra D.
Rosa Nabilla
Orchidara Herning K.
Selvy Revitasari
Yota Lizafni
Atika Audini M.
Vivi Dian W
Rahmayanti Nurmala
Moniska Dwijanti
Dania Kumalasari Utomo
Putri Mamluatun
DAFTAR ISI
ISI
B. SKENARIO
Unclear Term
Rekanan
Spesifikasi
Pengertian
Orang yang mempunyai hubungan timbal balik dalam
kepentingan perdagangan (KLBI, )
Spesifikasi deskripsi secara detail yang diketahui penjual dan
pembeli (Palacio, 2012)
Penanganan makanan yang menangani secara langsung mulai
Food Handling
FIFO
Perpetual
Inventory
Valuing Inventory
Inventory System
D.
DAFTAR CUES
Ahli gizi mampu mengawasi dan mengevaluasi proses penyelenggaraan makanan di RSUD X
yang meliputi pengadaan bahan makanan samapai penyajian serta inventarisasi dan dapat
mengatasi masalah yang ada.
2.
3.
4.
5.
Metode dalam sistem distribusi dan service beserta yang cocok untuk skenario
6.
7.
F.
HASIL BRAINSTORMING
1. Apa tujuan pengadaan bahan makanan?
a. Untuk memenuhi stock bahan makanan yang sesuai dengan spesifikasi, dalam
segi kuantitas dan kualitas
b. Untuk memenuhi stok bahan makanan di gudang
c. Untuk memenuhi kebutuhan makanan dan zat gizi konsumen
4
Karyawan produksi
6. Fungsi dan komponen apa yang harus ada pada spesifikasi bahan makanan?
a. Jumlah dan kualitas bahan makanan
b. Organoleptik bahan makanan
c. Jenis bahan makanan
Fungsi spesifikasi bahan makanan sebagai evaluasi terhadap pengadaan bahan
makanan.
7. Apa yang harus ada pada surat perjanjian rekanan?
a. Identitas pihak 1 dan 2
5
b. Tanggal
c. Materai
d. Hak dan kewajiban pihak yang terkait
e. Isi
f.
Sanksi pelanggaran
Service
Service
12. Apa tujuan pengawasan dan evaluasi dalam pengadaan bahan makanan?
a. Untuk mendapatkan bahan makanan yang sesuai dengan kualitas dan
kuantitas dan spesifikasinya
b. Untuk mengurangi kerugian yang mungkin ditimbulkan
c. Untuk mengurangi terjadinya kesalahan yang sama
d. Untuk panduan memperbaiki kesalahan
e. Untuk memilih metode yang tepat
13. Bagaimana cara mengontrol pengadaan bahan makanan?
a. Menggunakan metode pembelian dan penerimaan yang tepat
6
Pembeli dan penjual harus menyepakati jumalah dan harga sebelum pengiriman
(vendor yang pelayanan dipercaya dan harga sesuai yang dapat dipertimbangkan)
Jika penawaran tertulis dengan jelas, dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi
terkait dengan kualitas, harga dan pengiriman
Kerugian :
Memungkinkan adanya manipulasi ketika sejumlah uang yang terlihat dan adanya
kepentingan politik
(Palacio,2012)(Puckett,2004)
Pemilihan Langsung;
Pasal 37
(1) Pengadaan pekerjaan yang tidak kompleks dan bernilai paling tinggi Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dapat dilakukan dengan:
a. Pelelangan Sederhana untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya; atau
b. Pemilihan Langsung untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi.
(2) Pelelangan Sederhana atau Pemilihan Langsung dilakukan melalui proses
pascakualifikasi.
(3) Pelelangan Sederhana atau Pemilihan Langsung diumumkan sekurangkurangnya di website K/L/D/I, dan papan pengumuman resmi untuk
masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE, sehingga
masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat dan memenuhi
kualifikasi dapat mengikutinya.
(4) Dalam Pelelangan Sederhana atau Pemilihan Langsung tidak ada
negosiasi teknis dan harga.
Pasal 38
(1) Penunjukan Langsung terhadap 1 (satu) Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dapat dilakukan dalam hal:
a) keadaan tertentu; dan/atau
b) pengadaan Barang khusus/Pekerjaan Konstruksi khusus/Jasa Lainnya
yang bersifat khusus.
(2) Penunjukan Langsung dilakukan dengan mengundang 1 (satu) Penyedia
Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa
Lainnya
yang
dinilai
mampu
pekerjaannya
harus
segera/tidak
dapat
ditunda
c.
d.
Negosiasi dan seleksi: Melakukan dialog yang efektif dan jelas dengan
calon vendor, melakukan komitmen terkait harga, kualitas, dan
pengiriman. Selama tahap negosiasi dan seleksi, pembeli menggunakan
informasi yang diperoleh selama tahap penyelidikan untuk mengeluarkan
perintah pembelian awal. Sebelum melakukannya, bagaimanapun
manajer harus bertemu dengan pemasok untuk membahas persyaratan
pembayaran, pengiriman, dan kontrak, jika berlaku.
(Puckett, 2004)
Harga satuan
g. Warna
h. Nama pabrik
i.
Grade
j.
Kuantitas
n. Keterangan khusus
-
Sayur dan buah: varietasnya apa, lokasi geografis, tingkat kematangan dan ciri
fisik
Produk susu: kandungan lemak, jumlah bakteri, suhu penerimaan dan saat
pengiriman
(Palacio 2012)
Pencatatan atas transaksi persediaan yang dilaksanakan setiap waktu, baik saat
penerimaan dan pemasukan barang maupun terhadap pengeluaran persediaan
barang
Pencatatan atas transaksi dilakukan terus menerus untuk setiap jenis persediaan dan
untuk menjamin keakuratan jumlah persediaan hitungan fisik persediaan dilakukan
setahun sekali.
Ditunjukkan untuk barang yang bernilai tinggi (mahal) dan untuk barang yang mudah
dicatat pemasukan dan pengeluarannya digudang
Kelebihan :
Pendataan jelas
lebih update
laporan berkala
mudah pelaporan
Kekurangan :
pengawasan ketat
13
perhitungan tiap ada barang masuk dan tetap membutuhkan bantuan physical
inventory
mahal
Dunia A. Firdaus (2005) Puckett (2004) Palacio (2009)
Actual profit : keuntungan dari operasi metode fifo sesuai dengan material
pembelian
Propoer closing stock valuation: penafsiran harga terakhir yang ada digudang
mencerminkan trend harga di pasar.
No fluctuation in price : tidak ada fluktuasi harga. Harga tidak turun naik
Kelemahan FIFO :
Harga barang yang digunakan merefleksikan harga yang ada di pasar saat ini
Kelemahan LIFO
Kurangnya perbandingan
Stok barang menggunakan harga lama, tidak menunjukkan harga saat ini
14
c. Weighted average
Stok dan yang terjual berdasarkan harga rata-rata pembelian.
d. Latest Purchase Price Method
Barang yang ada di gudang menggunakan harga terakhir pembelian.
e. Actual Purchase Price Method (Spesific Price)
Menghitung nilai barang yang ada di gudang sesuai dengan harga saat barang dibeli.
f.
Base Stock
Merupakan kombinasi dari FIFO dan LIFO. Kelebihan dan kekurang sama dengan
metode FIFO dan LIFO
5. Metode dalam sistem distribusi dan service beserta yang cocok untuk skenario
.
A. Service
Self service : Tamu atau pelanggan yang membawa makanan pilihan mereka sendiri
dari tempat display ke ruang makan. Contoh yang paling terkenal dari self-service,
atau ambil-dan-pergi, adalah kantin.
Tray service : tray service adalah metode service dengan menggunakan nampan. Jadi
makanan yang sudah siap, disajikan nampan dan diantarkan kepada pasien oleh
karyawan atau perawat.
Wait service
1. Counter.
Para tamu duduk di meja counter yang membuat makanan untuk kemudahan dan
kecepatan layanan dan memungkinkan satu atau dua petugas untuk menangani.
Pengaturan tempat diletakkan dan dibersihkan oleh pelayan dan kedekatan lokasi
persiapan makanan ke unit yang melayani memfasilitasi mudah penanganan
makanan. Desain kontra U-berbentuk memanfaatkan ruang secara maksimal, dan
personil dapat melayani banyak pelanggan dengan langkah beberapa untuk
bepergian.
2. Table Service
15
Sebagian besar restoran dan hotel atau motel ruang makan menggunakan pola
pelayanan yang lebih formal dapat diamati sebagai salah satu dines di perusahaan
jasa makanan komersial di seluruh dunia. Secara umum, empat gaya utama
layanan diklasifikasikan dalam layanan meja adalah Amerika, Perancis, Rusia, dan
banquet.
Portable Meals
1. Off-Premise Delivery
Salah satu contoh layanan off-premise adalah memberikan makanan kepada panti
jompo, sakit kronis, atau individu yang lemah tetapi tidak memerlukan rawat inap.
Rencana ini, kadang kadang disebut Makanan-on-Wheels, upaya untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi makanan untuk orang-orang yang digunakan untuk sementara
waktu, atau untuk orang tua yang mungkin hidup sendiri dan tidak mampu
memasak sendiri.
2. On-Premise Delivery.
Distribusi makanan untuk para pekerja di tempat kerja mereka dengan ponsel
gerobak yang bergerak di seluruh pabrik. Gerobak dilengkapi dengan dipanaskan
dan refriger- bagian diciptakan untuk barang-barang sederhana menu seperti
sup, minuman panas, sandwich, item makanan ringan, buah-buahan, dan kue-kue.
Pekerja membayar petugas keranjang sebagai pilihan yang dibuat. Ini
menyediakan layanan hemat waktu bagi karyawan yang mungkin memiliki jarak
yang jauh untuk pergi ke kantin sentral dalam pabrik besar selama periode makan
singkat.
B. Metode Delivery
1. Centralized Delivery-Service System
Makanan ini diolah untuk makanan individu atau banyak pada lokasi sentral atau
berdekatan dengan dapur utama. Makanan sudah diolah maka langsung
didistribusikan ke pasien.
(+) Kontrol ukuran porsi makanan. Tenaga kerja yang dibutuhkan sedikt. Cocok
untu restauran dan rumah sakit.
(-) rentan waktu yang dibutuhkan terlalu panjang
2. Desentralized Delivery-Service System
Makanan dalam jumlah besar siap dikirim panas atau dingin ke dapur cabang.
Makanan dilakukan penasan ulang.
(+) makanan akan memiliki kwalitas yang lebih baik, cocok untuk rumah sakit
besar, sekolah, hotel.
(-) waktu dan energi banyak, membutuhkan lebih fasilatas dan peralatan.
16
Kesimpulan :
Metode service yang digunakan untuk pasien menggunakan metode tray service
karena metode ini biasa digunakan di rumah sakit dan untuk metode deleverynya
menggunakan metode Centralized Delivery-Service System dan Desentralized
Delivery-Service System. Untuk Centralized Delivery-Service System bisa digunakan
untuk pasien VIP dan VVIP, dan untuk Desentralized Delivery-Service System bisa
digunakan untuk pasien kelas biasa.
Sedangkan metode service yang digunakan untuk karyawan yaitu metode self
service dan metode deliverynya menggunakan metode Centralized Delivery-Service
System, karena biasanya rumah sakit menyediakan kantin untuk karyawan dan
keluarga pasien.
(Palacio, 2009)
- Membuat jadwal pemesanan agar pemesanan terjadwal dan berjalan secara berkala
- Menjaga komunikasi dengan vendor sehingga tidak terjadi kesalahfahaman
- Pengecekan dibagian penerimaan yang dilakukan oleh tenaga ahli
- Memilih dengan tepat penggunaan metode dalam pengadaan bahan makanan
- Melakukan pengontrolan dalam proses penerimaan (suhu saat penerimaan).
- Melakukan pemeriksaan keamanan, sanitasi, label bahan makanan
- Melakukan pencatatan :kombinasi antara physical inventory dan perpetual inventory
- Memastikan FIFO berjalan baik
- Melakukan kontrol pengirim (vendor) saat pengiriman : mengantisipasi kedatangan
vendor, mempunyai list spesifikasi bahan makanan yang dipesan (purchase order)
17
Kontrol stok yang efektif penting untuk membantu Anda memesan jumlah yang tepat dari
persediaan dan peralatan dan, idealnya, Anda harus melakukan control stok sebelum
melakukan pembelian.
gudang pun bisa dilakukan, tujuannya agar petugas gudang tidak hanya mengetahui
barang yang ada hanya di dalam gudang mereka, melainkan dapat mulai mengenali
barang barang yang ada di gudang lain, sehingga kesalahanpengiriman jika salah
seorang petugas tidak masuk dapat diminimalisir. Diharapkan dengan dilakukannya
hal ini, efisiensidan produktifitas perusahaan khususnya dalam pengiriman pesanan
dapat ditingkatkan.
(Sarah dan Heri, 2012)
Adannya penggunaan supervisi. Supervisi bertugas sebagai pemantau bahan
makanan juga dapat menghandle bagian gudang.
(Palacio,2012)
19
H. HIPOTESIS
Kontrol
Pengadaan Bahan
Makanan RS X
Spesifikasi Teknik
Spesifikasi Penampilan
Spesifikasi
Bahan
Makanan
Pembelian
Spesifikasi Pabrik
Kembali
ke
Vendor
Ditolak
Invoice
Metode
Penerimaan
Diterima
Penyimpanan
Perpetual
Inventory
Valuing
Inventory
FIFO
Pengolahan
Centralized
Distribusi
VVIP , VIP,
Karyawan
Kombinasi
Decentralized
Kelas
1,2,3
Penyajian
Pasien
Non Pasien
Tray Service
Self Service
MONEV
20
B. REKOMENDASI
Skenario dalam PBL minggu ini dapat menambah dan memperdalam pengetahuan
mahasiswa mengenai bidang food service management pada proses pengadaan bahan
makanan di rumah sakit khususnya pada proses penerimaan dan pembelian. Diharapkan
dengan adanya skenario ini dapat mempermudah mahasiswa dalam proses belajar dan
menambah wawasan mahasiswa tentang proses pengadaan bahan makanan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Sakit
Haji
Jakarta
Tahun
2011.
Laporan
Magang.
Program
Studi
Kesehatan
22
TIM PENYUSUN
A. KETUA
1. Putri M
125070305111001
B. SEKRETARIS
C.
1. Senja Deanantha
125070300111033
2. Orchidara Herning K.
125070300111037
ANGGOTA
1. Afrielia Laily
125070300111032
2. Rosa Nabilla
125070300111036
3. Claretta Saraswati
125070300111031
4. Dheastiana Citra D.
125070300111034
5. Selvy Revitasari
125070300111038
6. Atika Audini M.
125070300111030
7. Moniska Dwijanti
125070302111001
8. Vivi Dian W
125070301111031
9. Putri M
125070305111001
125070301111032
125070302111002
125070301111029
D. FASILITATOR
Bu Yudi Arimbawani
E. PROSES DISKUSI
1.
2.
Mampu memancing mahasiswa untuk berpikir lebih kritis dan tanggap selama diskusi
24