Oleh :
Dhayu Dwi Nur Sidiq 0910730006
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRE-DIETETIC INTERNSHIP ROTASI COMMUNITY
(PELAKSANAAN KEGIATAN NCP KOMUNITAS PADA KELOMPOK SASARAN BAYI)
DI PUSKESMAS KECAMATAN TAJINAN KABUPATEN MALANG
Tanggal 29 April 2013 s.d 11 Mei 2013
Oleh :
Dhayu Dwi Nur Sidiq 0910730006
Community Supervisor
BAB III
PEMBAHASAN
3. Tingkat pengetahuan Ibu bayi Tingkat pengetahuan Ibu bayi mengenai ASI
mengenai ASI ekslusif ekslusif masih tergolong kurang. Sebanyak
50% dari total 20 responden mengetahui
pengertian dari ASI ekslusif sedangkan
sisanya 50% lainnya tidak tahu atau tidak
menjawab.
Cutt off
Prevalensi Tingkat pengetahuan suatu daerah:
• Rendah = < 60%
• Cukup = 60% - 80%
• Tinggi = >80%
4. Tingkat pengetahuan Ibu bayi tentang Tingkat pengetahuan Ibu bayi mengenai IMD
inisiasi menyusui dini (IMD) masih tergolong kurang. Sebanyak 20% dari
total 20 responden mengetahui pengertian dari
IMD dan sisanya sebanyak 80% tidak tahu
atau tidak menjawab.
Cutt off
Prevalensi Tingkat pengetahuan suatu daerah:
• Rendah = < 60%
• Cukup = 60% - 80%
• Tinggi = >80%
5. Tingkat pengetahuan Ibu bayi tentang Tingkat pengetahuan Ibu bayi mengenai
makanan prelakteal makanan prelacteal masih tergolong kurang
Berdasarkan hasil screening dari total 20
23
Cutt off
Prevalensi Tingkat pengetahuan suatu daerah:
• Rendah = < 60%
• Cukup = 60% - 80%
• Tinggi = >80%
6. Status gizi berdasarkan BB/U Cut off :
Prevalensi Underweight suatu daerah :
• rendah = < 10%
• sedang = 10% - 19.9 % , tinggi = 20% -
29.9% , sangat tinggi >= 30%
(Gibson 2005 p.348)
Berdasarkan hasil screening data dari total 20
responden untuk prevalensi underweight
tergolong masih rendah, karena didapatkan
sebanyak 5% saja bayi yang mengalami
underweight, dan sisanya 5 % gizi lebih serta
90% lainnya normal.
7. Status gizi berdasarkan TB/U Cut Off:
Prevalensi Stunting suatu daerah :
• rendah = < 20%
• sedang = 20% - 29.9 % , tinggi = 30% -
39.9% , sangat tinggi >= 40%
(Gibson 2005 p.348)
Berdasarkan hasil screening data dari total 20
responden untuk prevalensi stunting tergolong
masih rendah, karena didapatkan bayi stunting
hanya sebesar 15% (bayi sangat pendek 5%
dan bayi pendek 10%) dan sisanya 85%
lainnya bayi normal.
8. Status gizi berdasarkan BB/TB Cut off :
24
a. AFP >2% 0% 0%
b. Pnemonia balita ≥ 0% 12%
c. Pasien baru TB BTA positif 40% 38,1% -1,9%
d. DBD yang ditangani 100% 100% 0%
e. Penderita diare 70% 76% 6%
Dari (table 3.2) diatas, terlihat bahwa cakupan pelayanan kunjungan bayi mencapai
96,25%. Angka tersebut sudah memenuhi target yang diharapkan yaitu sebesar 90 %.
Kemudian cakupan pemberian MP ASI pada anak usia 6-24 bulan masih kurang
memenuhi target yakni pencapaian pada tahun 2012 sebesar 35,7% sedangkan target
yang diharapkan sebesar 40%. Serta cakupan penanganan balita gizi buruk dan
penanganan penyakit seperti pneumonia, DBD dan diare sudah mencapai target yang
diharapkan.
Dari tabel 2 diatas diketahui bahwa penyakit yang paling banyak diderita masyarakat
Kecamatan Tajinan adalah ISPA. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit infeksi masih menduduki
peringkat tertinggi. Tingginya kejadian ISPA bisa terjadi karena rendahnya perilaku hidup bersih
dan sehat yang ada di masyarakat Tajinan. Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi yang lebih
intensif tentang PHBS.
Penyakit otot menempati posisi kedua, hal ini bisa terjadi karena sebagian besar
penduduk Kecamatan Tajinan (66%) adalah petani/buruh tani yang melakukan aktifitas fisik
yang berat. Hal ini menyebabkan gangguan otot dan jaringan.
Selain penyakit infeksi yang tinggi, ternyata penyakit degeneratif (hipertensi primer)
mulai banyak diderita oleh masyarakat Tajinan. Ini menunjukkan bahwa sudah mulai terjadi
pergeseran dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. Jadi perlu dilakukan sosialisasi tentang
penyakit degeneratif kepada masyarakat.
27
No. Person/ Categorize Characteristics Interest, Potential Implication for the project
group motives, (strenght/weak
attitudes ness)
1. Ibu Bayi Subjek -Tingkat - Ingin memliki - Gampang -Tingkat pengetahuan meningkat
pengetahuan bayi yg tumbuh menerima mengenai ASI ekslusif
mengenai praktik dan informasi - bisa melakukan praktik menyusui
menyusui , praktik berkembang - Memasak, dengan benar
ASI ekslusif dan secara optimal memenuhi -menerapkan pola makanan yg sehat
makanan prelakteal dan sehat kebutuhan gizi
yang rendah - ingin seluruh ibu dan bayi
- moody (tergantung anggota
mood) keluarganya
sehat
2. keluarga pendukung Berada di sekitar -ingin seluruh -Berpengaruh - Mendukung untuk memenuhi
busui anggota pada kondisi kebutuhan gizinya busui
keluarga sehat busui
-sebagai
motivator
3. Kader Pelayan Menyelenggarakan Memberikan -Jumlah sedikit, Bekerja sama meningkatkan praktik ASI
posyandu kesehatan posyandu pelayanan tidak ekslusif dan menyusui yg benar serta
terbaik untuk menjangkau menyalurkan program intervensi
menjamin seluruh wilayah
kesehatan -
Menyampaikan
30
No. Person/ Categorize Characteristics Interest, Potential Implication for the project
group motives, (strenght/weak
attitudes ness)
informasi
kesehatan pd
saat posyandu
4. Tenaga Pelayanan Melayani Memberikan -sumber Bekerja sama meningkatkan kesehatan
kesehatan kesahatan masyarakat pelayanan informasi masyarakat
terbaik untuk kesehatan
menjamin untuk
kesehatan masyarakat
seluruh
masyarakat -Jumlahnya
sedikit, tidak
mampu
menjangkau
seluruh
masyarakat,teru
tama
masyarakat
pedesaan
5. Tokoh Pendukung Berpengaruh dalam Masyarakat Dapat Bekerjasama meningkatkan kesehatan
masyarakat/ masyarakat hidup sehat mempengaruhi masyarakat,
agama sejahtera penerimaan
dan
31
No. Person/ Categorize Characteristics Interest, Potential Implication for the project
group motives, (strenght/weak
attitudes ness)
kepercayaan
masyarakat,
menghilangkan
mitos
merugikan
32
Pendekatan
Tujuan : Meningkatkan Praktek ASI Eksklusif
I. Menurunkan praktek II. Meningkatkan III. Menurunkan
pemberian makanan praktik IMD pemberian MP ASI
prelakteal Dini dan memotivasi
Kriteria
ibu untuk kembali
memberikan ASI
saja sampai umur
bayi 6 bulan
Kegiatan: Edukasi Gizi Kegiatan: Edukasi Kegiatan: Edukasi Gizi
kepada bidan desa terkait Gizi kepada bidan kepada sasaran busui
praktik pemberian dan kader desa terkait manfaat ASI
makanan prelakteal terkait praktik IMD eksklusif, MP ASI,
dan manfaat IMD tahapan pemberian MP
ASI dan cara memerah
serta penyimpanan ASI
Aktifitas - Berdiskusi dengan - Meningkatkan - Meningkatkan
tenakes (bidan desa) pengetahuan pengetahuan dan
terkait pemberian tenaga kesehatan informasi Gizi tentang
makanan prelakteal tentang prosedur dampak pemberian
pelaksanaan IMD makanan prelakteal
yang benar dan MP ASI Dini
- Tenaga - Meningkatan
Kesehatan pengetahuan dan
melakukan Role informasi gizi terkait
play terkait ASI eksklusif
pelaksaan IMD
yang benar
- Meningkatkan
pengetahuan
serta diskusi
tentang praktik
33
IMD
Sumber daya:
- dana 4 4 4
- alat dan 5 4 4
bahan
- waktu 3 3 3
- infrastruktur 3 3 4
- tenaga kerja 4 5 4
Tingkat 4 4 4
keparahan
masalah
Sosial dan 4 4 4
masyarakat
Tingkat 3 3 4
keberlangsunga
n
Kemungkinan 4 3 5
dilakukan
Total 34 33 36
Dari hasil perhitungan diatas, skala prioritas pendekatan yang akan dilakukan adalah:
1. Edukasi Gizi terkait ASI Eksklusif dan MP-ASI
2. Edukasi gizi kepada bidan desa dan kader terkait IMD
3. Edukasi gizi kepada bidan desa terkaitpraktik pemberian makanan prelakteal
Penting
Overall Meningkatkan praktek Praktek Asi Eksklusif Nutrition Survey Cuaca yang
Goal ASI Eksklusif meningkat menjadi tidak
50% mendukung
Project 1. Meningkatkan
sehingga
purpose informasi tentang ASI
kegiatan
Eksklusif dan MP-ASI
intervensi
dini
tidak
terlaksana
2. Memotivasi ibu bayi
untuk pemberian ASI
saja pada bayi
sampai umur 6 bulan
Output / 1. Meningkatkan akses 1. Adanya Hasil rekap nilai
Result informasi gizi dan peningkatan pre test dan post
kesehatan tentang pengetahuan. test dan daftar
ASI Eksklusif dan Jawaban benar absensi
MP-ASI saat post test
mencapai 70%
2. Kehadiran 5 orang
sasaran edukasi
(ibu/pengasuh
bayi)
2. Meningkatkan tingkat Peningkatan tingkat Hasil rekap nilai
pengetahuan ibu pengetahuan ibu > pre test dan post
menyusui tentang 60% test
Makanan prelakteal
dan MP-ASI dini,
serta dampak
keduanya terhadap
praktek ASI eksklusif
sesuai dengan sasaran kegiatan yaitu bayi, dan kemudian diadakan small class untuk
pemberian materi. Materi edukasi disampaikan melalui presentasi powerpoint dan
pembagian leaflet berisikan materi untuk dibawa pulang oleh peserta.
3.2.8.2 Tujuan
Meningkatkan praktek pemberian ASI ekslusif
Menurunkan praktek pemberian makanan prelakteal
3.2.8.3 Metodologi/ Strategi Pendekatan
Strategi publikasi untuk menarik massa dilakukan dengan cara, yaitu :
Publikasi ke ibu yang memiliki bayi di sekitar wilayah Posyandu Kantor
Kelurahan dengan bantuan kader posyandu dan bidan desa.
3.2.8.4 Pelaksanaan
a. Waktu : Rabu, 8 Mei 2013
b. Tempat : Kantor Kelurahan Desa Sumbersuko
c. Target peserta: minimal 5 0rang
d. Alat dan Bahan
Alat tulis untuk pre test dan post test
Leaflet
Lembar registrasi/absensi
Daftar pertanyaan
Laptop
Dokumentasi (kamera)
3.2.8.5 Materi
Materi yang disampaikan yakni terkait:
Definisi makanan prelakteal
Contoh makanan prelakteal
Dampak dari pemberian makanan prelakteal
Definisi dan manfaat ASI eksklusif
Definisi dari MP ASI beserta tahapannya dan contoh MP ASI sesuai
tahapannya
09.00-09.15 Persiapan
38
Pembukaan
09.30-09.45 Perkenalan
Penyampaian tujuan acara
09.45-10.00 Pretest
11.00-11.15 penutupan
3.2.8.8 Petugas
Pemateri dan penanggung jawab: Dhayu Dwi Nur Sidiq
3.2.8.9 Media Promosi kesehatan
Media yang digunakan saat kegiatan intervensi adalah leaflet yang bisa dibawa pulang
oleh peserta yang hadir pada saat edukasi.
Gambar 3.3 Jumlah Jawaban Benar Pre Test dan Post Test Tiap Peserta
Berdasarkan gambar grafik di atas , diketahui bahwa terjadi peningkatan
pengetahuan sebelum edukasi dengan sesudah diberi edukasi. Seluruh peserta
mengalami peningkatan pengetahuan yang ditandai dengan nilai post test yang
meningkat, dan sebagian besar (4 dari 7 orang) bisa menjawab seluruh pertanyaan
pilihan ganda dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa target kegiatan edukasi terkait
dengan peningkatan pengetahuan kelompok sasaran ibu bayi atau pengasuh bayi
tentang ASI eksklusif dan MP ASI telah tercapai (>60%).
Pos IV (H Fauzi) 35 28
PMT penyuluhan
Suplementasi Vitamin A diberikan kepada seluruh anak balitaumur 6-59 bulan secara
serentak:
o Untuk bayi umur 6-11 bulan pada bulan Februari atau Agustus
o Untuk anak balita umur 12-59 bulan pada bulan Februari danAgustus
Tenaga yang memberikan suplementasi Vitamin A pada bayidan anak balita adalah
dokter, bidan, perawat, tenaga gizi dll dan kader terlatih.
Sebelum dilakukan pemberian kapsul, tanyakan pada ibu balitaapakah pernah
menerima kapsul Vitamin A pada 1 (satu) bulanterakhir.Cara pemberian kapsul pada
bayi dan anak balita:
o Berikan kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi dan kapsul merah(200.000 SI) untuk
balita
o Potong ujung kapsul dengan menggunakan gunting yang bersih
o Pencet kapsul dan pastikan anak menelan semua isi kapsul(dan tidak
membuang sedikitpun isi kapsul)
o Untuk anak yang sudah bisa menelan dapat diberikan langsungsatu kapsul untuk
diminum
Tempat pemberian kapsul vitamin A di sarana fasilitas kesehatan (rumah sakit,
puskesmas, puskesmaspembantu (Pustu), polindes/poskesdes, balai pengobatan,
praktek dokter/bidan swasta, posyandu, sekolah Taman Kanak-kanak, Pos PAUD
termasuk kelompokbermain, tempat penitipan anak, dll. (Depkes, 2009)
Prinsip
PMT Pemulihan diberikan dalam bentuk makanan atau bahan makanan lokal
dan tidak diberikan dalam bentuk uang.
PMT Pemulihan hanya sebagai tambahan terhadap makanan yang dikonsumsi
oleh balita sasaran sehari-hari, bukan sebagai pengganti makanan utama.
PMT Pemulihan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita sasaran
sekaligus sebagai proses pembelajaran dan sarana komunikasi antar ibu dari
balita sasaran.
PMT pemulihan merupakan kegiatan di luar gedung puskesmas dengan
pendekatan pemberdayaan masyarakat yang dapat diintegrasikan dengan
kegiatan lintas program dan sektor terkait lainnya.
PMT Pemulihan dibiayai dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
Selain itu PMT pemulihan dapat dibiayai dari bantuan lainnya seperti partisipasi
masyarakat, dunia usaha dan Pemerintah Daerah.
o Makanan tambahan untuk pemulihan anak balita usia 24-59 bulan berupa
makanan keluarga (Depkes RI, 2011).
Food recall yang akan dilakukan adalah 2 days food recall, yang mana 2 days food
recall diharapkan dapat menggambarkan intake aktual dan food pattern dari responden.
Observasi dilakukan terhadap perilaku yang dapat diamati secara langsung, yang mana
diharapkan agar data yang didapat lebih valid jika dibandingkan data wawancara.
(Contoh: pemberian MP ASI yang tepat pada bayi usia tertentu dapat diamati langsung
saat ibu memberikan makanan pada bayinya saat home visit)
Wawancara dilakukan tidak hanya kepada responden tetapi juga kepada keluarga
responden dengan harapan dapat memperoleh data perubahan perilaku yang lebih
objektif.
44
Selain melihat adanya perubahan perilaku, juga dilakukan penilaian terhadap kesiapan
untuk berubah (readiness to change) dengan cara wawancara kepada responden maupun
kepada keluarga responden. Kesiapan berubahan didasarkan pada tingkatan perubahan
perilaku (stages of change) sebagai berikut:
Tingkatan (Stage) Deskripsi
Pre-contemplation Pasien tidak menyadari bahaya penyakit yang diderita dan
belum berkeinginan untuk berubah
(Tidak ada keinginan untuk melakukan perubahan dalam
jangka waktu 6 bulan)
Contemplation Pasien siap melakukan perubahan prilaku dalam waktu 6
bulan ke depan
Preparation Pasien siap melakukan perubahan dalam waktu 30 hari,
dan telah mengambil langkah-langkah untuk berubah
Action Pasien telah mengalami perubahan prilaku dalam 6 bulan
terakhir
Maintenance Pasien telah mengalami perubahan prilaku selama > 6
bulan
Tempat
Hari/Tanggal Waktu
Pelaksanaan
Rumah Bu Sulis
Monitoring dan
Kamis, 09 Mei 2013 16.00 WIB RT.06/RW.02 Dusun
evaluasi weekday
Tambakasri
Rumah Bu Sulis
Monitoring dan
Minggu, 12 Mei 2013 10.00 WIB RT.06/RW.02 Dusun
evaluasi weekend
Tambakasri
45
3.3.1.2 Responden 2
a. Identitas Responden
Nama : Reni
Nama Bayi : Kenza (10 bulan)
Alamat : Dusun Tambakasri RT 6 RW 2
b. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Monev
c. Tempat Ha
Hari/Tanggal Waktu
Pelaksanaan sil
Rumah Bu Reni
Monitoring dan
Kamis, 09 Mei 2013 16.00 WIB RT.06/RW.02 Dusun
evaluasi weekday
Tambakasri
Rumah Bu Reni
Monitoring dan
Minggu, 12 Mei 2013 10.00 WIB RT.6/RW.02 Dusun
evaluasi weekend
Tambakasri
Monev Perubahan Tingkah Laku
BAB IV
4.1 Kesimpulan
1. Masalah yang banyak terjadi pada bayi di Desa Sumbersuko adalah praktik ASI
Eksklusif yang masih rendah yang dipengaruhi oleh praktik pemberian makanan pre
2. Intervensi yang dipilih adalah edukasi gizi yang dilakukan pada Ibu bayi atau pengasuh
3. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pre dan post test diketahui bahwa terjadi
4.2 Saran
1. Kegiatan intervensi terkait praktik ASI Eksklusif pada bayi diharapkan dilakukan secara
3. Adanya program intervensi dengan level output lebih tinggi yakni perubahan perilaku