Anda di halaman 1dari 29

19

LAPORAN PRE DIETETIC INTERNSHIP ROTASI COMMUNITY


(PELAKSANAAN KEGIATAN NCP KOMUNITAS PADA KELOMPOK SASARAN BAYI)
DI PUSKESMAS TAJINAN KABUPATEN MALANG
Tanggal 29 April 2013 s.d 11 Mei 2013

Oleh :
Dhayu Dwi Nur Sidiq 0910730006

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2013
20

LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRE-DIETETIC INTERNSHIP ROTASI COMMUNITY
(PELAKSANAAN KEGIATAN NCP KOMUNITAS PADA KELOMPOK SASARAN BAYI)
DI PUSKESMAS KECAMATAN TAJINAN KABUPATEN MALANG
Tanggal 29 April 2013 s.d 11 Mei 2013

Oleh :
Dhayu Dwi Nur Sidiq 0910730006

Telah mendapat persetujuan dan dipresentasikan pada


Hari/Tanggal : Jum’at/17 Mei 2013

Perceptor, Community Instructure,

drg. Titik Purwanti Dian Kurniawati A.md.Gz


NIP. 19590331 198911 2 001 NIP. 19830729 201001 2 012

Community Supervisor

Eriza Fadhillah, S.Gz M.Gizi


NIP. 1984 09272008122002
21

BAB III

PEMBAHASAN

3.2 NCP Komunitas Sasaran Bayi


Sasaran pada perencanaan program gizi untuk NCP Komunitas ini adalah bayi yang
didasarkan pada screening dan hasil kuesioner. Sebaran responden pada 20 orang di Desa
Sumbersuko diambil dari 5 Pos Posyandu di Desa Sumbersuko yakni Pos 2 (Posyandu Pak
Mudin), Pos 3 (Posyandu Balai Desa), Pos 4 (Posyandu H. Fauzi), Pos 5 (Posyandu Pak
Carik) dan terakhir Pos 6 (Posyandu Pak Mudakir).
Pengambilan data dasar atau data primer menggunakan media kuesioner yang
dilakukan pada tanggal 30 April 2013 sampai dengan 2 Mei 2013. Data dasar yang
dikumpulkan meliputi data identitas responden, data antropometri, data sosial ekonomi,
perilaku ASI ekslusif. praktik IMD, pemberian makanan pre lacteal, praktik pemberian MP-
ASi dini, pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif, Sosial Budaya, pengetahuan Ibu,
pelayanan kesehatan dan Askes serta riwayat penyakit selama 2 minggu terakhir, form 24
Hour Recall. Selanjutnya data yang diperoleh diolah dengan menggunakan software SPSS
16.

3.2.1 Intepretasi Hasil Screening Data Primer


Intepretasi data primer hasil screening bisa dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Data Primer dan Intepretasi Berdasarkan Data dari 20 Responden
Data primer Analisa dan Intrepetasi
1. Praktek ASI eklusif Praktik pemberian ASI ekslusif berdasarkan
hasil screening dari total 20 responden masih
cukup kurang, didapatkan presentase sebesar
10% saja yang memberikan ASI eksklusif.
Sedangkan hampir 90% tidak memberikan ASI
eksklusif.

(Berdasarkan Target Riskesdas 2010 untuk


pencapaian cakupan pemberian ASI eksklusif
adalah 80% ).
2. Pemberian Makanan Prelakteal Sebanyak 95% dari total 20 responden,
22

hampir seluruhnya bayi mendapatkan


makanan/minuman prelakteal sedangkan
hanya 5% saja yang tidak mendapat
prelakteal. Berdasarkan data screening
tersebut dapat disimpulkan bahwa praktik
pemberian makanan prelacteal di desa
sumbersuko masih cukup tinggi (>50%).

3. Tingkat pengetahuan Ibu bayi Tingkat pengetahuan Ibu bayi mengenai ASI
mengenai ASI ekslusif ekslusif masih tergolong kurang. Sebanyak
50% dari total 20 responden mengetahui
pengertian dari ASI ekslusif sedangkan
sisanya 50% lainnya tidak tahu atau tidak
menjawab.

Cutt off
Prevalensi Tingkat pengetahuan suatu daerah:
• Rendah = < 60%
• Cukup = 60% - 80%
• Tinggi = >80%
4. Tingkat pengetahuan Ibu bayi tentang Tingkat pengetahuan Ibu bayi mengenai IMD
inisiasi menyusui dini (IMD) masih tergolong kurang. Sebanyak 20% dari
total 20 responden mengetahui pengertian dari
IMD dan sisanya sebanyak 80% tidak tahu
atau tidak menjawab.

Cutt off
Prevalensi Tingkat pengetahuan suatu daerah:
• Rendah = < 60%
• Cukup = 60% - 80%
• Tinggi = >80%
5. Tingkat pengetahuan Ibu bayi tentang Tingkat pengetahuan Ibu bayi mengenai
makanan prelakteal makanan prelacteal masih tergolong kurang
Berdasarkan hasil screening dari total 20
23

responden, didapatkan hanya 5% yang


mengetahui pengertian dari makanan
prelakteal dan sisanya sebanyak 95% tidak
tahu atau tidak menjawab.

Cutt off
Prevalensi Tingkat pengetahuan suatu daerah:
• Rendah = < 60%
• Cukup = 60% - 80%
• Tinggi = >80%
6. Status gizi berdasarkan BB/U Cut off :
Prevalensi Underweight suatu daerah :
• rendah = < 10%
• sedang = 10% - 19.9 % , tinggi = 20% -
29.9% , sangat tinggi >= 30%
(Gibson 2005 p.348)
Berdasarkan hasil screening data dari total 20
responden untuk prevalensi underweight
tergolong masih rendah, karena didapatkan
sebanyak 5% saja bayi yang mengalami
underweight, dan sisanya 5 % gizi lebih serta
90% lainnya normal.
7. Status gizi berdasarkan TB/U Cut Off:
Prevalensi Stunting suatu daerah :
• rendah = < 20%
• sedang = 20% - 29.9 % , tinggi = 30% -
39.9% , sangat tinggi >= 40%
(Gibson 2005 p.348)
Berdasarkan hasil screening data dari total 20
responden untuk prevalensi stunting tergolong
masih rendah, karena didapatkan bayi stunting
hanya sebesar 15% (bayi sangat pendek 5%
dan bayi pendek 10%) dan sisanya 85%
lainnya bayi normal.
8. Status gizi berdasarkan BB/TB Cut off :
24

Prevalensi wasting suatu daerah :


• rendah = < 5%
• sedang = 5% - 9.9 % , tinggi = 10%
-14.9% , sangat tinggi >= 15 %
(Gibson 2005 p.348)
Berdasarkan hasil screening data dari total 20
responden untuk prevalensi wasting tergolong
masih rendah, karena didapatkan sebanyak
5% saja bayi yang mengalami status gizinya
wasting, dan sisanya 5 % gizi lebih serta 90%
lainnya normal.

3.2.2 Intepretasi data sekunder


3.2.2.1 Total jumlah bayi di Kecamatan Tajinan
Berdasarkan data demografi tahun 2013, total jumlah bayi di Kecamatan Tajinan
adalah sebanyak 900 jiwa dari 53.230 jiwa total penduduk. Dan terdapat total 60Pos
Posyandu di Kecamatan Tajinan.
3.2.2.2 Sarana Upaya Kesehatan
 Puskesmas induk :1
 Puskesmas pembantu :3
 Polindes /Ponkesdes : 10
 Posyandu : 60
 URJ Pojok Gizi :1
 Apotik :1

3.2.2.3 Data Cakupan Pelayanan Kesehatan Untuk Bayi


Tabel 3.2Data Pencapaian Indikator Standart Pelayanan Minimal Puskesmas Tajinan 2012
TARGET PENCAPAIAN KESENJA
NO INDIKATOR SPM
2012 TAHUN 2012 NGAN
1 Cakupan kunjungan bayi 90% 96,25% 6,25%
2 Cakupan pemberian MP-ASI pada 40% 35,7% -4,3%
anak usia 6 – 24 bulan (gakin)
3 Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit
25

a. AFP >2% 0% 0%
b. Pnemonia balita ≥ 0% 12%
c. Pasien baru TB BTA positif 40% 38,1% -1,9%
d. DBD yang ditangani 100% 100% 0%
e. Penderita diare 70% 76% 6%

Dari (table 3.2) diatas, terlihat bahwa cakupan pelayanan kunjungan bayi mencapai
96,25%. Angka tersebut sudah memenuhi target yang diharapkan yaitu sebesar 90 %.
Kemudian cakupan pemberian MP ASI pada anak usia 6-24 bulan masih kurang
memenuhi target yakni pencapaian pada tahun 2012 sebesar 35,7% sedangkan target
yang diharapkan sebesar 40%. Serta cakupan penanganan balita gizi buruk dan
penanganan penyakit seperti pneumonia, DBD dan diare sudah mencapai target yang
diharapkan.

3.2.2.4 Data Pola Penyakit di Puskesmas Tajinan Tahun 2012


Data riwayat pola penyakit yang sering terjadi di wilayah kecamatan Tajinan bias dilihat
pada tabel 3.3, sebagai berikut :

Tabel 3.3 Data Pola Penyakit di Puskesmas Tajinan Tahun 2012


N JENS PENYAKIT JUMLAH PENDERITA
O
1 ISPA 9.910
2 Penyakit Otot dan Jaringan Penyakit lain 2.109
3 Hipertensi Primer 1.758
4 Gastritis 1.641
5 Diare dan GE Non Spesifik 1.554
6 Caries Gigi 824
7 Faringitis 692
8 Atotik Dematitis 643
9 Hipertensi Sekunder 601
10 Asma 579
26

Dari tabel 2 diatas diketahui bahwa penyakit yang paling banyak diderita masyarakat
Kecamatan Tajinan adalah ISPA. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit infeksi masih menduduki
peringkat tertinggi. Tingginya kejadian ISPA bisa terjadi karena rendahnya perilaku hidup bersih
dan sehat yang ada di masyarakat Tajinan. Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi yang lebih
intensif tentang PHBS.
Penyakit otot menempati posisi kedua, hal ini bisa terjadi karena sebagian besar
penduduk Kecamatan Tajinan (66%) adalah petani/buruh tani yang melakukan aktifitas fisik
yang berat. Hal ini menyebabkan gangguan otot dan jaringan.
Selain penyakit infeksi yang tinggi, ternyata penyakit degeneratif (hipertensi primer)
mulai banyak diderita oleh masyarakat Tajinan. Ini menunjukkan bahwa sudah mulai terjadi
pergeseran dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. Jadi perlu dilakukan sosialisasi tentang
penyakit degeneratif kepada masyarakat.
27

3.2.3 Problem tree

Praktek pemberian ASI ekslusif


rendah

Praktik IMD rendah Pemberian MP ASI


Praktek pemberian makanan Motivasi ibu untuk
dini tinggi
prelakteal tinggi memberikan ASI rendah

Volume ASI yg keluar sedikit Pengetahuan ibu tentang


Tenkes memberi makanan ASI eklusif, IMD dan MP ASI
prelakteal rendah

Status gizi ibu KEK tinggi menurut Kurangnya dorongan


LILA dan dukungan dari
keluarga

Intake pemenuhan energy dan


protein kurang

Informasi tentang kesehatan kurang


28

3.2.4 Objective tree

Praktek pemberian ASI ekslusif


meningkat

Praktik IMD meningkat Pemberian MP ASI


Praktek pemberian makanan Motivasi ibu untuk
dini menurun
prelakteal rendah memberikan ASI meningkat

Volume ASI yg keluar banyak Pengetahuan ibu tentang


Tenkes memberi makanan ASI eklusif, IMD dan MP ASI
prelakteal meningkat

Status gizi ibu KEK menurut LILA


Kurangnya dorongan
rendah
dan dukungan dari
keluarga

Intake pemenuhan energy dan


protein meningkat

Informasi tentang kesehatan


meningkat
29

3.2.5 Analisa Partisipan

No. Person/ Categorize Characteristics Interest, Potential Implication for the project
group motives, (strenght/weak
attitudes ness)
1. Ibu Bayi Subjek -Tingkat - Ingin memliki - Gampang -Tingkat pengetahuan meningkat
pengetahuan bayi yg tumbuh menerima mengenai ASI ekslusif
mengenai praktik dan informasi - bisa melakukan praktik menyusui
menyusui , praktik berkembang - Memasak, dengan benar
ASI ekslusif dan secara optimal memenuhi -menerapkan pola makanan yg sehat
makanan prelakteal dan sehat kebutuhan gizi
yang rendah - ingin seluruh ibu dan bayi
- moody (tergantung anggota
mood) keluarganya
sehat
2. keluarga pendukung Berada di sekitar -ingin seluruh -Berpengaruh - Mendukung untuk memenuhi
busui anggota pada kondisi kebutuhan gizinya busui
keluarga sehat busui
-sebagai
motivator
3. Kader Pelayan Menyelenggarakan Memberikan -Jumlah sedikit, Bekerja sama meningkatkan praktik ASI
posyandu kesehatan posyandu pelayanan tidak ekslusif dan menyusui yg benar serta
terbaik untuk menjangkau menyalurkan program intervensi
menjamin seluruh wilayah
kesehatan -
Menyampaikan
30

No. Person/ Categorize Characteristics Interest, Potential Implication for the project
group motives, (strenght/weak
attitudes ness)
informasi
kesehatan pd
saat posyandu
4. Tenaga Pelayanan Melayani Memberikan -sumber Bekerja sama meningkatkan kesehatan
kesehatan kesahatan masyarakat pelayanan informasi masyarakat
terbaik untuk kesehatan
menjamin untuk
kesehatan masyarakat
seluruh
masyarakat -Jumlahnya
sedikit, tidak
mampu
menjangkau
seluruh
masyarakat,teru
tama
masyarakat
pedesaan
5. Tokoh Pendukung Berpengaruh dalam Masyarakat Dapat Bekerjasama meningkatkan kesehatan
masyarakat/ masyarakat hidup sehat mempengaruhi masyarakat,
agama sejahtera penerimaan
dan
31

No. Person/ Categorize Characteristics Interest, Potential Implication for the project
group motives, (strenght/weak
attitudes ness)
kepercayaan
masyarakat,
menghilangkan
mitos
merugikan
32

3.2.6 Analisis Alternatif

Pendekatan
Tujuan : Meningkatkan Praktek ASI Eksklusif
I. Menurunkan praktek II. Meningkatkan III. Menurunkan
pemberian makanan praktik IMD pemberian MP ASI
prelakteal Dini dan memotivasi
Kriteria
ibu untuk kembali
memberikan ASI
saja sampai umur
bayi 6 bulan
Kegiatan: Edukasi Gizi Kegiatan: Edukasi Kegiatan: Edukasi Gizi
kepada bidan desa terkait Gizi kepada bidan kepada sasaran busui
praktik pemberian dan kader desa terkait manfaat ASI
makanan prelakteal terkait praktik IMD eksklusif, MP ASI,
dan manfaat IMD tahapan pemberian MP
ASI dan cara memerah
serta penyimpanan ASI
Aktifitas - Berdiskusi dengan - Meningkatkan - Meningkatkan
tenakes (bidan desa) pengetahuan pengetahuan dan
terkait pemberian tenaga kesehatan informasi Gizi tentang
makanan prelakteal tentang prosedur dampak pemberian
pelaksanaan IMD makanan prelakteal
yang benar dan MP ASI Dini
- Tenaga - Meningkatan
Kesehatan pengetahuan dan
melakukan Role informasi gizi terkait
play terkait ASI eksklusif
pelaksaan IMD
yang benar
- Meningkatkan
pengetahuan
serta diskusi
tentang praktik
33

IMD

Sumber daya:
- dana 4 4 4
- alat dan 5 4 4
bahan
- waktu 3 3 3
- infrastruktur 3 3 4
- tenaga kerja 4 5 4
Tingkat 4 4 4
keparahan
masalah
Sosial dan 4 4 4
masyarakat
Tingkat 3 3 4
keberlangsunga
n
Kemungkinan 4 3 5
dilakukan
Total 34 33 36

Dari hasil perhitungan diatas, skala prioritas pendekatan yang akan dilakukan adalah:
1. Edukasi Gizi terkait ASI Eksklusif dan MP-ASI
2. Edukasi gizi kepada bidan desa dan kader terkait IMD
3. Edukasi gizi kepada bidan desa terkaitpraktik pemberian makanan prelakteal

3.2.7 Project Planning Matrix

Tujuan Indikator Sumber Data Asumsi


34

Penting
Overall Meningkatkan praktek Praktek Asi Eksklusif Nutrition Survey Cuaca yang
Goal ASI Eksklusif meningkat menjadi tidak
50% mendukung
Project 1. Meningkatkan
sehingga
purpose informasi tentang ASI
kegiatan
Eksklusif dan MP-ASI
intervensi
dini
tidak
terlaksana
2. Memotivasi ibu bayi
untuk pemberian ASI
saja pada bayi
sampai umur 6 bulan
Output / 1. Meningkatkan akses 1. Adanya Hasil rekap nilai
Result informasi gizi dan peningkatan pre test dan post
kesehatan tentang pengetahuan. test dan daftar
ASI Eksklusif dan Jawaban benar absensi
MP-ASI saat post test
mencapai 70%
2. Kehadiran 5 orang
sasaran edukasi
(ibu/pengasuh
bayi)
2. Meningkatkan tingkat Peningkatan tingkat Hasil rekap nilai
pengetahuan ibu pengetahuan ibu > pre test dan post
menyusui tentang 60% test
Makanan prelakteal
dan MP-ASI dini,
serta dampak
keduanya terhadap
praktek ASI eksklusif

Kegiatan 1. Merencanakan Rincian kegiatan:


edukasi gizi tentang
1. Pembukaan acara
ASI Eksklusif dan
MP-ASI serta  Ucapan selamat datang
35

tahapannya  Penyampaian tujuan kegiatan


2. Menunjukkan  Penyampaian agenda acara
Dampak yang terjadi 2. Acara inti
bila memberikan
 Pre test
makanan prelakteal
 Penyampaian materi
dan MP-ASI dini
 Tanya jawab
(diskusi dan sharing )
 Post test
3. Menjelaskan contoh
 Pembagian booklet
menu MP ASI sesuai
3. Penutupan
dengan tahapannya.
4. Membuat booklet  Kesimpulan acara
tentang ASI ekslusif,  Ucapan terimakasih
MP ASI dan contoh
MP ASI

3.2.8 Rencana Intervensi


3.2.8.1 Gambaran Umum Kegiatan
Penyuluhan atau edukasi pada sasaran bayi diadakan pada tanggal 8 Mei 2013.
Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Kelurahan Desa Sumbersuko bersamaan dengan
kegiatan posyandu rutin awal bulan pada minggu kedua. Peserta yang hadir dipilih
36

sesuai dengan sasaran kegiatan yaitu bayi, dan kemudian diadakan small class untuk
pemberian materi. Materi edukasi disampaikan melalui presentasi powerpoint dan
pembagian leaflet berisikan materi untuk dibawa pulang oleh peserta.
3.2.8.2 Tujuan
 Meningkatkan praktek pemberian ASI ekslusif
 Menurunkan praktek pemberian makanan prelakteal
3.2.8.3 Metodologi/ Strategi Pendekatan
Strategi publikasi untuk menarik massa dilakukan dengan cara, yaitu :
 Publikasi ke ibu yang memiliki bayi di sekitar wilayah Posyandu Kantor
Kelurahan dengan bantuan kader posyandu dan bidan desa.
3.2.8.4 Pelaksanaan
a. Waktu : Rabu, 8 Mei 2013
b. Tempat : Kantor Kelurahan Desa Sumbersuko
c. Target peserta: minimal 5 0rang
d. Alat dan Bahan
 Alat tulis untuk pre test dan post test
 Leaflet
 Lembar registrasi/absensi
 Daftar pertanyaan
 Laptop
 Dokumentasi (kamera)
3.2.8.5 Materi
Materi yang disampaikan yakni terkait:
 Definisi makanan prelakteal
 Contoh makanan prelakteal
 Dampak dari pemberian makanan prelakteal
 Definisi dan manfaat ASI eksklusif
 Definisi dari MP ASI beserta tahapannya dan contoh MP ASI sesuai
tahapannya

3.2.8.6 Pertanyaan Pre dan Post test


Pre test dilakukan sebelum penyampaian materi, post test diberikan setelah
materi disampaikan. Berikut ini daftar pertanyaan untuk pre test dan post test:
37

1. Apa itu makanan prelakteal?


a. Makanan yang diberikan 1-2 hari sebelum pemberian ASI
b. Makanan yang diberikan pada saat bayi umur 4 bulan
c. Makanan yang diberikan pada saat bayi umur lebih dari 6 bulan

2. Sebutkan contoh makanan prelakteal?


a. ASI b. Kolostrum c. Air Gula, tajin, susu formula, air madu

3. Sebutkan dampak dari pemberian makanan prelakteal?


a. Bayi lebih sehat
b. Meningkatkan resiko kesakitan , karena kurangnya zat imun tubuh untuk bayi
c. Bayi kenyang

4. Apa pengertian dari ASI ekslusif?


a. Pemberian ASI sejak lahir sampai umur 4 bulan
b. Pemberian ASI sejak lahir sampai umur 3 bulan
c. Pemberian ASI saja pada bayi sejak dari lahir sampai usia 6 bulan tanpa
pemberian tambahan makanan atau cairan

5. Apa manfaat dari ASI eksklusif?


a. Menambah kekebalan pada tubuh bayi sehingga bayi tidak mudah
sakit
b. Bisa menyebabkan diare
c. Bayi merasa kenyang

6. Kapan usia yang tepat untuk pemberian MP ASI?


a. <4 bln b. 4-6 bln c. >6 bln

7. MP ASI yang tepat untuk usia 6 bulan?


a. Bubur halus b. bubur kasar c. Lontong

8. MP ASI yang tepat untuk usia 9 bulan?


a. Susu formula b. Jus buah c. Nasi tim/lembek

3.2.8.7 Susunan Acara


Waktu Acara

09.00-09.15 Persiapan
38

09.15-09.30 Registrasi peserta

Pembukaan
09.30-09.45 Perkenalan
Penyampaian tujuan acara
09.45-10.00 Pretest

10.00-10.30 Materi edukasi

10.30-10.45 Tanya jawab

10.45-11.00 Sharing dan post test

11.00-11.15 penutupan

3.2.8.8 Petugas
Pemateri dan penanggung jawab: Dhayu Dwi Nur Sidiq
3.2.8.9 Media Promosi kesehatan
Media yang digunakan saat kegiatan intervensi adalah leaflet yang bisa dibawa pulang
oleh peserta yang hadir pada saat edukasi.

3.2.9 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan program yang
dilakukan dengan menggunakan daftar absensi kehadiran, melihat antusiasme peserta,
serta menilai peningkatan pengetahuan dengan membandingkan antara nilai pre-test
dan post-test. Pada kegiatan ini, jumlah sasaran yang hadir ada 7 orang ibu bayi,
sehingga target jumlah sasaran kegiatan telah tercapai. Pre-test dan post-test diberikan
untuk mengukur sejauh mana peningkatan pengetahuan ibu menyusui dengan
memberikan 8 pertanyaan pilihan ganda terkait materi yang diberikan. Berikut ini adalah
tabel yang menggambarkan jumlah jawaban benar tiap pertanyaan (P1, P2, P3, P4, P5,
P6, dan P7) saat pre-test dan post-test.
39

Gambar 3.3 Jumlah Jawaban Benar Pre Test dan Post Test Tiap Peserta
Berdasarkan gambar grafik di atas , diketahui bahwa terjadi peningkatan
pengetahuan sebelum edukasi dengan sesudah diberi edukasi. Seluruh peserta
mengalami peningkatan pengetahuan yang ditandai dengan nilai post test yang
meningkat, dan sebagian besar (4 dari 7 orang) bisa menjawab seluruh pertanyaan
pilihan ganda dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa target kegiatan edukasi terkait
dengan peningkatan pengetahuan kelompok sasaran ibu bayi atau pengasuh bayi
tentang ASI eksklusif dan MP ASI telah tercapai (>60%).

3.2.10 Program Gizi Puskesmas


Program gizi Puskesmas yang ditujukan untuk anak usia bayi, baduta dan balita
diantaranya:
 Pemberian kapsul vitamin A
Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 2x/tahun yaitu pada bulan
Februari dan Agusutus (target 80%)
 Pemantauan pertumbuhan (Posyandu)
Posyandu dilaksanakan sekali dalam sebulan yang terbagi dalam 6 pos (lihat
Tabel 3.4). Dalam posyandu terdiri dari kegiatan penimbangan berat badan,
pencatatan, imunisasi dan pemberian PMT.
Tabel 3.4 Nama Posyandu di Desa Sumbersuko

Nama posyandu Laki-laki Perempuan

Pos I (Pak Naim) 16 17

Pos II (Pak Mudin) 27 26

Pos III (Kantor Desa) 26 35


40

Pos IV (H Fauzi) 35 28

Pos V (Pak Carik) 45 25

Pos VI (Pak Mudakir) 26 35

 PMT penyuluhan

PMT (pemberian makanan tambahan) diberikan sekali dalam sebulan ketika


jadwal Posyandu. Makanan yang diberikan berupa biscuit dan telur puyuh.
 PMT pemulihan gizi buruk
PMT pemulihan gizi buruk diberikan kepada anak yang gizi buruk. PMT diberikan
selama 3 bulan. PMT diberikan dua kali dalam sehari. Jenis makanan yang
diberikan berupa biskuit SUN (1 bungkus untuk 4 hari) dan susu bubuk (400
gram untuk 3 hari). Program PMT penyembuha gizi buruk tersebut berkoordinasi
dengan program pemerintah yaitu PNPM (Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat). Kegiatan PNPM salah satunya PMT kepada anak gizi buruk,
namun bentuk makanannya berbasis pangan lokal dan diberikan 3 kali dalam
sehari selama 3 bulan.

3.2.11 Program Pemerintah Untuk Bayi


1. Program pemberian vitamin A
Kapsul vitamin A yang digunakan dalam kegiatan suplementasi vitaminA adalah kapsul
yang mengandung vitamin A dosis tinggi.

Sasaran suplementasi Vitamin A adalah sebagai berikut:


41

Suplementasi Vitamin A diberikan kepada seluruh anak balitaumur 6-59 bulan secara
serentak:
o Untuk bayi umur 6-11 bulan pada bulan Februari atau Agustus
o Untuk anak balita umur 12-59 bulan pada bulan Februari danAgustus
Tenaga yang memberikan suplementasi Vitamin A pada bayidan anak balita adalah
dokter, bidan, perawat, tenaga gizi dll dan kader terlatih.
Sebelum dilakukan pemberian kapsul, tanyakan pada ibu balitaapakah pernah
menerima kapsul Vitamin A pada 1 (satu) bulanterakhir.Cara pemberian kapsul pada
bayi dan anak balita:
o Berikan kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi dan kapsul merah(200.000 SI) untuk
balita
o Potong ujung kapsul dengan menggunakan gunting yang bersih
o Pencet kapsul dan pastikan anak menelan semua isi kapsul(dan tidak
membuang sedikitpun isi kapsul)
o Untuk anak yang sudah bisa menelan dapat diberikan langsungsatu kapsul untuk
diminum
Tempat pemberian kapsul vitamin A di sarana fasilitas kesehatan (rumah sakit,
puskesmas, puskesmaspembantu (Pustu), polindes/poskesdes, balai pengobatan,
praktek dokter/bidan swasta, posyandu, sekolah Taman Kanak-kanak, Pos PAUD
termasuk kelompokbermain, tempat penitipan anak, dll. (Depkes, 2009)

2. Program PMT pemulihanbayi gizi kurang


Usia bayi merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat. Oleh karena itu, kelompok usia bayi terutama diatas 6 bulan perlu mendapat
perhatian, karena merupakan kelompok yang rawan terhadap kekurangan gizi.
Untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi pada kelompok usia bayi perlu
diselenggarakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan. PMT Pemulihan
bagi anak usia 6-59 bulan dimaksudkan sebagai tambahan, bukan sebagai pengganti
makanan utama sehari-hari. PMT Pemulihan dimaksud berbasis bahan makanan lokal
dengan menu khas daerah yang disesuaikan dengan kondisi setempat.
Sasaran program tersebut yaitu bayi gizi kurang atau kurus usia 6-59 bulan
termasuk bayi dengan Bawah Garis Merah (BGM) dari keluarga miskin menjadi sasaran
prioritas penerima PMT Pemulihan.
42

Prinsip
 PMT Pemulihan diberikan dalam bentuk makanan atau bahan makanan lokal
dan tidak diberikan dalam bentuk uang.
 PMT Pemulihan hanya sebagai tambahan terhadap makanan yang dikonsumsi
oleh balita sasaran sehari-hari, bukan sebagai pengganti makanan utama.
 PMT Pemulihan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita sasaran
sekaligus sebagai proses pembelajaran dan sarana komunikasi antar ibu dari
balita sasaran.
 PMT pemulihan merupakan kegiatan di luar gedung puskesmas dengan
pendekatan pemberdayaan masyarakat yang dapat diintegrasikan dengan
kegiatan lintas program dan sektor terkait lainnya.
 PMT Pemulihan dibiayai dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
Selain itu PMT pemulihan dapat dibiayai dari bantuan lainnya seperti partisipasi
masyarakat, dunia usaha dan Pemerintah Daerah.

Persyaratan Jenis dan Bentuk Makanan


 Makanan tambahan pemulihan diutamakan berbasis bahan makanan atau
makanan lokal. Jika bahan makanan lokal terbatas, dapat digunakan makanan
pabrikan yang tersedia di wilayah setempat dengan memperhatikan kemasan,
label dan masa kadaluarsa untuk keamanan pangan.
 Makanan tambahan pemulihan diberikan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita
sasaran.
 PMT Pemulihan merupakan tambahan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi
balita dari makanan keluarga.
 Makanan tambahan balita ini diutamakan berupa sumber protein hewani maupun
nabati (misalnya telur/ikan/daging/ayam, kacang-kacangan atau penukar) serta
sumber vitamin dan mineral yang terutama berasal dari sayur-sayuran dan buah-
buahan setempat.
 Makanan tambahan diberikan sekali sehari selama 90 hari berturut-turut.
 Makanan tambahan pemulihan berbasis bahan makanan /makanan lokal ada 2
jenis yaitu berupa:
o MP-ASI (untuk bayi dan anak berusia 6-23 bulan)
43

o Makanan tambahan untuk pemulihan anak balita usia 24-59 bulan berupa
makanan keluarga (Depkes RI, 2011).

3. Program PMT penyuluhan


PMT sebagai sarana penyuluhan merupakan merupakan salah satu cara
penyuluhan gizi, khususnya untuk emningkatkan keadaan gizi anak balita, ibu hamil,
dan ibu menyusui.
Tujuan umum dari PMT penyuluhan adalah memberikan pengetahuan dan
menumbuhkan kesadaran masyarakat ke arah perbaikan. Adapaun tujuan
khususnya yaitu memperluas jangkauan pelayanan program UPGK serta menggali
kesadaran masyarakat untuk menggunakan bahan makanan setempat dan dapat
diusahakan secara swadana.
Sasaran pemberian PMT penyuluhan yaitu semua anak mulai usia 6-59 bulan,
ibu hamil trimester III dan ibu menyusui yang anaknya berumur di bawah 150 hari.
(Adde, 2011)

3.3 Monitoring dan Evaluasi Konseling Pada Sasaran Bayi


Monev dilakukan dengan menggunakan checklist target perubahan perilaku yang
diharapkan. Pengisian checklist didasarkan pada data yang didapat melalui food recall,
wawancara, dan observasi terhadap sasaran maupun keluarga sasaran.

 Food recall yang akan dilakukan adalah 2 days food recall, yang mana 2 days food
recall diharapkan dapat menggambarkan intake aktual dan food pattern dari responden.
 Observasi dilakukan terhadap perilaku yang dapat diamati secara langsung, yang mana
diharapkan agar data yang didapat lebih valid jika dibandingkan data wawancara.
(Contoh: pemberian MP ASI yang tepat pada bayi usia tertentu dapat diamati langsung
saat ibu memberikan makanan pada bayinya saat home visit)
 Wawancara dilakukan tidak hanya kepada responden tetapi juga kepada keluarga
responden dengan harapan dapat memperoleh data perubahan perilaku yang lebih
objektif.
44

Selain melihat adanya perubahan perilaku, juga dilakukan penilaian terhadap kesiapan
untuk berubah (readiness to change) dengan cara wawancara kepada responden maupun
kepada keluarga responden. Kesiapan berubahan didasarkan pada tingkatan perubahan
perilaku (stages of change) sebagai berikut:
Tingkatan (Stage) Deskripsi
Pre-contemplation Pasien tidak menyadari bahaya penyakit yang diderita dan
belum berkeinginan untuk berubah
(Tidak ada keinginan untuk melakukan perubahan dalam
jangka waktu 6 bulan)
Contemplation Pasien siap melakukan perubahan prilaku dalam waktu 6
bulan ke depan
Preparation Pasien siap melakukan perubahan dalam waktu 30 hari,
dan telah mengambil langkah-langkah untuk berubah
Action Pasien telah mengalami perubahan prilaku dalam 6 bulan
terakhir
Maintenance Pasien telah mengalami perubahan prilaku selama > 6
bulan

3.3.1 Hasil Monitoring dan Evaluasi Konseling Sasaran Bayi


3.3.1.1 Responden 1
a. Identitas Responden
Nama : Sulis
Nama Bayi : Alfito (10 bulan)
Alamat : Dusun Tambakasri RT 6 RW 2
b. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Monev

Tempat
Hari/Tanggal Waktu
Pelaksanaan
Rumah Bu Sulis
Monitoring dan
Kamis, 09 Mei 2013 16.00 WIB RT.06/RW.02 Dusun
evaluasi weekday
Tambakasri
Rumah Bu Sulis
Monitoring dan
Minggu, 12 Mei 2013 10.00 WIB RT.06/RW.02 Dusun
evaluasi weekend
Tambakasri
45

c. Hasil Monev Perubahan Tingkah Laku

No. Materi Konseling Perubahan Perubahan Perubahan perilaku Keterangan Kesiapan


Perilaku yang sikap (metode untuk berubah
diharapkan + _ Berubah Tidak untuk (Stage of
berubah mendapatkan Change)
data)
1. Memodifikasi Mengubah cara √ √  2 days Contemplation
cara pengolahan pengolahan food recall
pada bahan makanan yang  Wawancar
makanan yang tidak disukai a kepada
tidak disukai keluarga
yang
bertanggu
ng jawab
memasak
2 Secara perlahan Bayi mau √ √  2 days Preparation
diberikan ASI menerima ASI food recall
secara berselang lagi  Wawancar
bergantian a kepada
dengan susu keluarga
formula yang
bertanggu
ng jawab
memasak
46

3.3.1.2 Responden 2
a. Identitas Responden
Nama : Reni
Nama Bayi : Kenza (10 bulan)
Alamat : Dusun Tambakasri RT 6 RW 2
b. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Monev

c. Tempat Ha
Hari/Tanggal Waktu
Pelaksanaan sil
Rumah Bu Reni
Monitoring dan
Kamis, 09 Mei 2013 16.00 WIB RT.06/RW.02 Dusun
evaluasi weekday
Tambakasri
Rumah Bu Reni
Monitoring dan
Minggu, 12 Mei 2013 10.00 WIB RT.6/RW.02 Dusun
evaluasi weekend
Tambakasri
Monev Perubahan Tingkah Laku

No. Materi Konseling Perubahan Perubahan Perubahan perilaku Keterangan Kesiapan


Perilaku yang sikap (metode untuk berubah
diharapkan untuk (Stage of
+ - Berubah Ridak mendapatkan Change)
berubah data)
1. Memodifikasi Mengubah cara √ √  2 days Contemplation
cara pengolahan pengolahan food recall
pada bahan makanan atau  Wawancar
makanan yang sayuran yang a kepada
tidak disukai tidak disukai keluarga
terutama sayuran yang
bertanggu
ng jawab
memasak
2 Secara perlahan Bayi mau √ √  2 days Preparation
diberikan ASI menerima ASI food recall
secara berselang lagi  Wawancar
bergantian a kepada
dengan susu keluarga
formula yang
bertanggu
ng jawab
memasak
47

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Masalah yang banyak terjadi pada bayi di Desa Sumbersuko adalah praktik ASI

Eksklusif yang masih rendah yang dipengaruhi oleh praktik pemberian makanan pre

lakteal yang tingi dan pemberian MP-ASI dini.

2. Intervensi yang dipilih adalah edukasi gizi yang dilakukan pada Ibu bayi atau pengasuh

bayi di Posyandu Desa Sumbersuko.

3. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pre dan post test diketahui bahwa terjadi

peningkatan pengetahuan ibu terkait ASI Eksklusif dan MP ASI.

4.2 Saran

1. Kegiatan intervensi terkait praktik ASI Eksklusif pada bayi diharapkan dilakukan secara

lebih dini terutama pada ibu hamil trimester ketiga

2. Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala sehingga keberlanjutan program

(sustainability) terus berjalan.

3. Adanya program intervensi dengan level output lebih tinggi yakni perubahan perilaku

Anda mungkin juga menyukai