PADA PRODUKSI
MAKANAN
TAHAPAN PROSES
ARAH ALIRAN
BAHAN BAKU YANG MUNGKIN TERCEMAR
TERCEMAR DARI PERMUKAAN/PERALATAN
TERCEMAR OLEH PENJAMAH
DITANAK TOMAT
TELOR
MINYAK DIGORENG
DIWADAH PIRING
DISAJIKAN DISIMPAN
14
Tahap 2b. Verifikasi diagram alir di tempat produksi
Vibrio parahaemolyticus
Pengelompokan keakutan bahaya fisik dan
kimia :
Tingkat keakutan bahaya tinggi : bahaya
yang mengancam jiwa manusia.
Tingkat keakutan bahaya sedang : bahaya
yang mempunyai potensi mengancam jiwa
manusia.
Tingkat keakutan bahaya rendah : bahaya
yang mengakibatkan pangan tidak layak
konsumsi.
Matrik Analisa Signifikansi Bahaya
Resiko tinggi (1.000) Resiko tinggi (1.000) Resiko tinggi (1.000)
Keakutan rendah (10) Keakutan sedang (100) Keakutan tinggi (1.000)
Tingkat Resiko bahaya
Signifikansi rendah
Signifikansi sedang
Signifikansi tinggi
Tingkat signifikansi perkalian tingkat
resiko dan keakutan (R x K)
100 -1.000 = signifikansi rendah
10.000 = signifikansi sedang
100.000-1.000.000 = signifikansi tinggi
signifikansi 100.000-1.000.000 dapat
langsung digunakan pada penetapan CCP
Pengembangan tindakan pencegahan
Tindakan pencegahan setiap tindakan yang dapat
menghambat timbulnya bahaya dalam produk yang mengacu
pada prosedur operasi
Tindakan pencegahan dapat berupa pemberian bahan kimia,
tindakan fisik atau lainnya yang dapat mengendalikan bahaya
keamanan pangan
Tindakan pencegahan dalam mengatasi bahaya dapat lebih dari
satu bila dibutuhkan
Contoh tindakan pencegahan
Pemisahan penyimpanan bahan baku dengan produk akhir
Menggunakan sumber air yang sudah bersertifikat
Menggunakan truck yang mempunyai kemampuan mengatur
suhu, dll
Analisis bahaya mencakup :
Peluang terjadinya dan tingkat pengaruhnya
terhadap kesehatan
Evaluasi kualitatif dan atau kuantitatif
Ketahanan hidup atau perkembangan bahaya
mikroorganisme
Produksi atau keberadaan toksin, bahan kimia atau
fisik dalam makanan,
Kondisi yang mempunyai tendensi menuju
terjadinya bahaya.
Bahan Pangan Organisme Patogen
Daging dan produk Salmonella E. coli patogenik
daging S. aureus L. monocytogenes
Y. enterocolitica Virus enteric
C. perfringens
C. botulinum
Parasit
V. cholerae
V. parahaemolyticus
C. Botulinum
L. monocytogenes
Parasit
Virus (utama Hepatitis A)
5. PENETAPAN CRITICAL CONTROL POINT (CCP)
Bahan Q1 Q2 Kesimpulan
PROSES
Proses Q1 Q2 Q3 Kesimpulan
22 Dec 07
6. PENETAPAN BATAS / LIMIT KRITIS
Suatu nilai yang merupakan batas antara keadaan dapat
diterima dan tidak dapat diterima, ditetapkan pada setiap
CCP yang ditentukan
KRITERIA BATAS / LIMIT KRITIS
1. Suhu 8. Konsentrasi garam
2. Waktu 9. Klorin bebas
3. Kelembaban (RH) 10. Viskositas
4. Nilai Aw 11. Nilai kimia
5. Nilai pH 12. Cemaran (jenis & )
6. Kuali & kuanti mo 13. Kondisi fisik
7. Konsentrasi terdeteksi (warna,
pengawet bau, tekstur)
CONTOH BATAS KRITIS:
36
CONTOH BATAS KRITIS:
B. SUHU PENYIMPANAN
C. SUHU MEMASAK:
70o C : BAKTERI PATHOGEN MATI DALAM 2 MENIT
75o C : BAKTERI PATHOGEN MATI DALAM 26 DETIK
80oC : BAKTERI PATHOGEN MATI DALAM 2 DETIK
85oC: : BAKTERI PATHOGEN MATI DALAM 1 DETIK
37
7. PEMANTAUAN BATAS KRITIS
Kondisi/konsekuensi Contoh
Terjadi bahaya bagi kesehatan Ditemukannya pecahan kaca atau tulang pada
makanan & ditemukan mikroba patogen pada
makanan
Produk diolah pada kondisi yang tidak menjamin Pencatatan suhu rusak
kesehatan Pencatatan waktu rusak
H-S alat, ruang, pekerja
Mutu bahan mentah tidak memenuhi syarat Residu pestisida pada sayuran/buah,
Logam berat pada ikan,
Formalin ayam/mie basah/tahu basah,
Boraks bakso / mie,
angka kuman,
adanya mikroba patogen,
Angka asam pada minyak & produknya, Gas
NH3 & H2S pada hewani,
Mikotoksin (bm kering) & racun alami
8. TINDAKAN KOREKSI
CCP BAHAYA PARAMETER BATAS PEMANTAUAN Petugas operator TINDAKAN VERIFIKASI DOKU-
CCP KRITIS KOREKSI MENTASI
Tugas Praktikum HACCP :
Lakukan Analisis HACCP pada salah satu produk yang disajikan pada
makan besar MK MSPM