Outline
• Keamanan Pangan
• Pengolahan Makanan
• Standar dalam Pengolahan (Standar Resep, Standar Porsi)
• Menu
• Perencanaan kebutuhan bahan makanan
• Pengembangan resep
• Penyajian Makanan
• Penggolongan Jasa Boga
KEAMANAN
PANGAN
KEAMANAN
PANGAN Mengandung sumber
Mengandung bahan
penular penyakit
(infectious agents) kimia beracun
Mengandung benda
asing (foreign objects)
• Keamanan Pangan : “Kondisi dan upaya yang diperlukan
untuk mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran
biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia
serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan
budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi”
(UU RI No. 18 Tahun 1996 tentang Pangan)
BAHAYA (HAZARD)
Bahaya adalah agen bersifat biologi, kimia atau
fisik, atau kondisi pangan yang berpotensi
menyebabkan gangguan kesehatan yang
merugikan.“
BIOLOGIS
Bahan mentah
FISIK
Produk jadi
BAHAYA BIOLOGIS
Bakteri pathogen yang banyak:
• Bahaya biologis terdiri dari • Clostridium perfringens
parasit (protozoa dan cacing),
virus, dan bakteri patogen yang • Vibrio parahaemolyticus
dapat tumbuh dan • Escherichia coli
berkembang di dalam bahan
pangan, sehingga dapat • Clostridium botulinum
menyebabkan infeksi dan • Staphylococcus aureus
keracunan pada manusia. • Pseudomonas cocovenenans
BAHAYA BIOLOGIS
BAHAYA KIMIA
Sengaja ditambahkan :
Penggunaan BTP
BAHAYA FISIK
Berupa kontaminan yang dapat terlihat secara kasat
mata.
CIRI-CIRI PANGAN TIDAK AMAN
DIKONSUMSI
❑Berbau tidak sedap (bau busuk atau tengik)
❑Berbau tajam, menyengat, baunya sangat asing.
❑Terdapat kotoran pada makanan (contoh kerikil, potongan
kayu,atau terdapat belatung).
❑Terjadi perubahan rasa (misal sirup menjadi asam, minyak
goreng menjadi tengik)
❑Penampakan secara visual menyimpang, contoh :
berlendir (pada daging, ikan), adanya jamur pada roti.
❑Terdapat perubahan kekenyalan
❑Terdapat perubahan tekstur (sayur)
❑Terdapat perubahan kekentalan (contoh : pada susu,
santan, telur)
❑Terdapat perubahan lunak menjadi keras (missal :
tepung)
Ciri-ciri makanan menggunakan pewarna tekstil :
• Warna makanan atau minuman terlihat cerah
mengkilap dan lebih mencolok.
• Terkadang warna terlihat tidak homogen atau rata. ...
• Bila dikonsumsi, makanan atau minuman akan terasa
lebih pahit
HACCP
• Merupakan sistem jaminan mutu keamanan
produk pangan.
• Berdasarkan bahwa bahaya dapat timbul
pada setiap tahap produksi.
• Namun dapat dicegah dengan
pengendalian titik-titik kritis.
7 prinsip HACCP
• Analisis bahaya
• Penentuan titik kritis (CCP)
• Penetapan batas kritis
• Menetapkan prosedur monitoring untuk mengendalikan
CCP
• Menetapkan tindakan koreksi ketika batas kritis terlampaui
• Menetapkan prosedur verifikasi untuk memastikan bahwa
sistem HACCP berjalan sec. efektif
• Mengembangkan dokumentasi dan rekaman
12 Tahap Aplikasi HACCP
No Tahapan Keterangan
Tahapan :
• Tindakan yang ❑ Mengidentifikasi semua
dilakukan untuk potensi bahaya (B/K/F secara
mengenali bahaya spesifik)
yang mungkin terdapat Tujuan : merancang ❑ Identifikasi penyebab
dalam proses tindakan ❑ Menilai tingkat
pengolahan sejak pencegahan untuk keakutan/keparahan
pemeliharaan bahan menghilangkan atau
baku sampai makanan (severity)
tersebut dikonsumsi. meminimalkan ❑ Menilai peluang kejadian
bahaya hingga pada (risiko)
tingkat yang dapat ❑ Menetapkan signifikansinya
diterima. ❑ Menentukan tindakan yang
perlu untuk
mencegah/mengendalikan
bahaya yang signifikan’
1.IDENTIFIKASI PENYEBAB
• Kumpulkan informasi, referensi tentang karakteristik setiap
bahan baku dengan potensi bahaya (B/K/F) :
• Contoh :
• Pelatihan karyawan
• Menggunakan pemasok yang sudah bersertifikat.
• Kontrol suhu secara periodik
• Menyediakan tempat mencuci tangan bagi karyawan
• Pemisahan bahan baku dengan produk akhir dalam penyimpanan
Contoh Identifikasi Bahaya, Analisis Risiko
Bahaya dan Tindakan Pencegahan
Tahap Potensi Penyebab Severity Risiko Signifikansi Tindakan
bahaya Bahaya Pencegahan
Pencucian Biologi : E. Kulit telur M H S Penerimaan
telur Coli; tidak bersih sesuai
dengan
Fisik : spesifikasi
Kotoran Penerimaan L L TS telur ayam,
yang telur dari SOP
melekat rekanan penerimaan
pada tidak telur
cangkang memenuhi
telur. spesifikasi.
Penggor Fisik : Ketidakpatu L L TS Suhu
engan telur rambut han pekerja memasak
80° C,
Biologi : Suhu M M S pelatihan
Salmonela pemasakan pekerja.
tidak tepat
Alternatif dalam analisis bahaya
Penetapan Kategori Risiko
Tahap 7. Prinsip 2.
Penetapan CCP
• Merupakan langkah langkah yang dilakukan dengan
penggunaan kontrol untuk
• Mencegah
• Mengurangi
• Menghilangkan
• Bahaya hingga pada tingkat yang dapat diterima (Codex)
• Jika : BAHAYA SUDAH DIIDENTIFIKASI SIGNIFIKAN
Bagan keputusan (Decision Tree)
Matrix diagram keputusan
Tahap dan P1 P2 P3 P4 CCP Catatan
bahaya
Pengupasan ya tidak ya ya -
Buah
Pencucian ya tidak ya tidak CCP
Buah
.
❑Prioritas dalam memasak :
-Dahulukan memasak makanan yang tahan lama seperti
goreng-gorengan yang kering.
-Makanan rawan seperti makanan berkuah dimasak paling akhir.
-Simpan bahan makanan yang belum waktunya dimasak pada
kulkas/lemari es.
-Simpan makanan jadi/masak yang belum waktunya
dihidangkan dalam keadaan panas.
Perhatikan uap makanan jangan sampai masuk ke dalam
-
makanan karena akan menyebabkan kontaminasi ulang.
-Tidak menjamah makanan jadi/masak dengan tangan tetapi
harus menggunakan alat seperti penjepit atau sendok.
-Mencicipi makanan menggunakan sendok khusus yang selalu
dicuci.
❑Higiene sanitasi : Untuk menghasilkan makanan yang
berkualitas, penerapan prinsip hygiene sanitasi dalam
pengolahan bahan makanan sangat diperlukan.
STANDAR DALAM
PENGOLAHAN
• Perlu adanya standar dalam pengolahan bahan makanan.
• Standarisasi adalah proses merumuskan, merevisi, menetapkan
dan menerapkan standar, dilaksanakan secara tertib dan
dengan kerjasama semua pihak .
• Tujuan:
- menjaga konsistensi produk
- memberikan perlindungan kepada konsumen,
• Dalam manajemen pengolahan bahan makanan, perlu
adanya beberapa standar makanan seperti standar resep,
standar porsi dan standar bumbu.
- Standar ini dapat menghasilkan makanan yang sama
→→siapapun pengolahnya
• Definisi Standar
resep : STANDAR RESEP
• ☺ satu set FUNGSI :
intruksi yang • Menjadi petunjuk yang seragam bagi
menjelaskan siapa saja yang bertugas pada
cara yang pegolahan makanan.
spesifik dalam • Kualitas makanan konsisten
menyiapkan • Memudahkan dalam pengontrolan porsi
masakan makanan.
tertentu,dengan • Konsistensi kandungan zat gizi.
menggunakan • Kontrol biaya makanan---Resep standar
alat tertentu dan memberikan informasi yang konsisten dan
di hidangkan akurat untuk pengendalian biaya karena
sesuai selera bahan dan jumlah bahan per porsi yang
tertentu. digunakan sama untuk setiap kali resep
diproduksi
• Prosedur pembelian yang efisien.
STRUKTUR STANDAR RESEP
Nama Masakan. Petunjuk persiapan---Arahan untuk menyiapkan
Jumlah porsi yang dihasilkan. resep.
Selingan Pisang goreng Bubur kacang ijo Kroket Dadar gulung enten Kue lapis
Nurmasari Widyastuti
Pengertian dan Tujuan
▪ Serangkaian kegiatan menetapkan
jenis, jumlah, dan mutu bahan
makanan yang diperlukan dalam
kurun waktu tertentu.
77
Perencanaan kebutuhan bahan
makanan dipengaruhi oleh beberapa
factor :
79
Langkah Perencanaan Kebutuhan BM
Menentukan jumlah
konsumen
Menghitung frekuensi
pemakaian BM
Cara menghitung kebutuhan bahan makanan
dalam sehari adalah sebagai berikut:
1 - -
• (8) →(6):(7)
• (10) → (5)*(8)*(9)
• (13) → [(10)-(11)]+(12)
• Jumlahkan bahan makanan yang sama
▪ Kebutuhan susu “X” sesuai jumlah ▪ Kebutuhan susu “X” yang
pasien dan standar porsi untuk harus dibeli ahli gizi = 20 – 5
sebulan = 20 dos + 24
▪ Stok Gudang = 5 dos ▪ = 39
▪ Ingin agar di masa depan masih ada
1 karton (24 dos) susu “X” sebagai
stok aman
▪ Berapakah jumlah kebutuhan yang
dibeli ?
83
Cara menghitung kebutuhan BM untuk jangka waktu tertentu (misalnya: 1 siklus
atau 1 bulan):
Bila diketahui :
• fekuensi penggunaan ayam dalam 1 siklus (misalnya siklus 10 hari) adalah 10 kali.
• Jumlah putaran siklus dalam 1 bulan adalah 3 kali.
• Maka kebutuhan ayam dalam 1 bulan adalah:
10 kali x 50 g x 3 kali x 150 org = 225.000 g atau setara dengan 225 kg/bulan
Jumlah
BM satu kali pemakaian x frekuensi
pemakaian satu siklus x jumlah konsumen
• Contoh: Diketahui :
• Bila jumlah bumbu merah yang dibutuhkan untuk satu resep (50
porsi) adalah 800 g (maka untuk 150 orang adalah 3 resep),
frekuensi pemakaian 6 kali dalam 1 siklus. Maka jumlah
kebutuhan bumbu merah untuk 1 siklus adalah:
• 800 g x 6 kali x 3 resep = 14.400 g atau 14,4 kg.
Contoh soal :
• Sebuah asrama menyediakan lauk fillet ayam goreng tepung untuk menu makan
siang. Standar porsi fillet ayam adalah 50 g. Jumlah konsumen yang akan diberi
150 orang. Stok ayam fillet di penyimpanan bahan pangan beku adalah 500 g.
Berapa banyak fillet ayam yang harus dipesan?
A. 5000 g
B. 5500 g
C. 6000 g
D. 7000 g
E. 7500 g
MODIFIKASI RESEP
Suatu upaya untuk mengubah resep dasar
menjadi resep baru, dilakukan dengan cara:
• menambah
• mengurangi
• memvariasikan
Bahan makanan, bumbu, cara pengolahan,
porsi dan nilai gizinya.
• Modifikasi resep dapat dilakukan dengan cara:
1. Modifikasi dari segi bahan makanan
(menambah, mengurangi, dan menggantikan dengan suatu
bahan makanan)
2. Modifikasi dari segi teknik memasak (panas basah, panas kering,
lemak)
3. Modifikasi dari segi penyajian makanan.
4. Modifikasi dari segi jumlah porsi.
Noted: Pada modifikasi jenis 1 dan 2 akan
didapatkan hasil;
a. Perubahan nilai gizi,
b. Mengubah Bentuk Makanan
c. Mengubah Penampilan
Makanan,
d. Mengubah rasa makanan
• menggandakan
Modifikasi dari segi jumlah porsi
jumlah/porsi
• Dilakukan setelah
melakukan
modifikasi teknik
memasak dan
• Metoda factor modifikasi bahan
• Metoda makanan.
persentase
• Metoda
penggandaan
bertahap
1. Metode factor : Prinsip:Jumlah bahan makanan dari resep asli
digandakan dengan factor konversi.
• Setiap resep menunjukkan spesifikasi jumlah porsi dari bahan yang
dipakai untuk menghasilkan hidangan. Jumlah ini disebut hasil dari
resep.
Sebagai contoh : suatu resep dengan jumlah 50 porsi chicken steak,
padahal hanya dibutuhkan 25 porsi, maka harus dilakukan
perubahan hasil dari resep → konversi resep.
Faktor konversi
• Langkah pertama untuk melakukan konversi resep
adalah menghitung faktor konversinya, kmd
gandakan dengan jumlah porsi yang diinginkan
• Faktor konversi =
hasil yang diinginkan
hasil lama
• Pembuangan asap • Dari logam tahan karat • Ada kulkas untuk makanan
dilengkapi penangkap dan tidak larut dalam secara terpisah sesuai
asap (hood), alat makanan spt stainless jenis makanan / bahan
pembuang asap, cerobong steel makanan
asap, saringan lemak yang • Air untuk cuci alat dan • Ada gudang tempat
dapat dibuka dan tangan memiliki tekanan penyimpanan makanan
dibersihkan berkala 15 psi (1,2 kg/cm2) untuk BM kering, makanan
• Dilengkapi alat pengatur terolah, dan bahan yang
suhu ruangan tidak mudah membusuk
• Rak penyimpanan
makanan dilengkapi roda
agar mudah dipindahkan
dan mudah dibersihkan
Contoh soal :
Berikut adalah perencanaan bangunan dapur untuk penyelenggaraan
makanan. Di dalam dokumen perencanaan tertulis spesifikasi sebagai
berikut
Bangunan/fasilitas Spesifikasi
Lantai Tidak terdapat sudut mati antara lantai dan dinding Berdasarkan spesifikasi tersebut,
Pengaturan ruang Tersedia ruang ganti pakaian yang terpisah
golongan jasa boga apakah yang
Ruang pengolahan makanan dipisahkan dengan dinding
sedang direncanakan?
pemisah.
A. Golongan A1
Ventilasi Dilengkapi alat pembuang asap. dilengkapi dengan alat
pengatur suhu ruangan yang dapat menjaga kenyamanan B. Golongan A2
ruangan.Dilengkapi alat pembuang asap.
C. Golongan A3
Pembuangan limbah Dilengkapi penangkap lemak (grease trap) D. Golongan B
Fasilitas pencuci tangan Dari logam tahan karat dan tidak larut dalam makanan spt E. Golongan C
stainless steel
Air untuk cuci alat dan tangan memiliki tekanan 15 psi (1,2
kg/cm2)
Terima kasih
Terimakasih