PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
HACCP (Hazard Analysis & Critical Control Point) adalah sebuah metode
HACCP juga membutuhkan pendekatan tim, tim ini harus terdiri dari tenaga
ahli yang tepat. Sebagai contoh harus terdiri dari ahli budidaya, dokter hewan,
konsumen dalam hal ini adalah pasien. Tujuan dari penyelengaraan makanan
rumah sakit ini adalah menyediakan makanan yang baik dan jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan serta pelayanan yang layak dan memadai bagi klien
(Depkes,2003)
1
Instalasi gizi sebagai pusat penyelenggaraan makanan bagi pasien di
Pada sistem keamanan pangan ini, akan dipaparkan HACCP pada produk
Serapah Daging yang merupakan salah satu menu lauk hewani di dapur VIP
bahaya dan terjadi kontaminasi silang baik dari manusia ke bahan makanan,
peralatan masak ke bahan makanan dan dari satu bahan makanan ke bahan
B. Rumusan Masalah
Sardjito Yogyakarta?
2
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian HACCP
Nasional advisory committee on microbiological criteria for food
titik kendali kritis (CCP = Critical Control Point) dapat dilakukan dengan baik
4
yangditerapkan telah berhasil dengan baik (Fardiaz, 1996). Prinsip HACCP
kesadaran atau perhatian bahwa hazard (bahaya) akan timbul pada berbagai
B. Prinsip HACCP
kimia dan fisik. Ada 2 tahap dalam penetapan bahaya resiko yaitu analisis
perlu dilakukan yaitu menurut daftar bahan mentah dan ingredient yang
5
kelompok konsumennya, cara mengkonsumsi, cara penyimpanan dan cara
pengolahan.
yaitu :
manusia.
6
3. Tingkat keakutan bahaya rendah: bahaya yang mengakibatkan pangan
7
dapat diterapkan untuk setiap bahaya. Tindakan pencegahan adalah semua
spesifik.
pencegahan dalam mengatasi bahaya dapat lebih dari satu bila dibutuhkan.
pada prosedur operasi dimana pada setiap tahap para pekerja dipekerjakan.
lain-lain.
8
Penetapan CCP yang diperlukan untuk mengendalikan bahaya,
menghilangkan bahaya.
Penetepan batas kritis yang harus dipenuhi pada setiap CCP yang telah
waktu, kelembaban, nilai aw, nilai pH, keasaman (titrasi), bahan pengawet,
4. Pemantauan CCP
batas kritis untuk menghasilkan data yang teliti dan ditujukan untuk
proses (waktu, suhu, pH, dan lain-lain), sanitasi, misalnya terhadap bahan
mentah (uji kimia terhadap toksin, bahan tambahan, kontaminan, dan lain-
9
a. Produk beresiko tinggi
10
dilakukan jika terjadi penyimpangan dan karyawan yang bertanggung
(Fardiaz, 1996).
11
kriteria yang ditetapkan belum mantap atau atas saran dari instansi
C. Daging Sapi
kerangka kecuali urat daging bagian bibir, hidung, dan telinga. Daging
terdiri dari tiga komponen utama yaitu jaringan otot, jaringan lemak, dan
jaringan ikat.
kualitas daging adalah genetik, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin,
umur, pakan dan bahan aditif (hormon, antibiotik, dan mineral), serta
otot daging, serta lokasi otot. Banyaknya jaringan ikat yang terkandung di
12
1. Escherchia coli
2. Salmonella sp.
ayam / telur, terutama yang diletakkan atau disimpan pada suhu kamar
peralatan (pisau, talenan) yang sama untuk proses ayam dan daging,
3. Listeria monocytogenes
melalui peralatan yang kotor dan pada bahan makanan seperti susu,
13
yaitu 4,4 – 6,1oC dan mempunyai ketahanan 4 (empat) kali lebih kuat
4. Clostridium botulinum
5. Staphylococcus aureus
suhu kamar selama lebih dari 2 jam. Toksin yang terbentuk tidak dapat
tersebut. Gejala keracunan seperti muntah dan sakit perut akan muncul
D. Minyak
14
Minyak goreng adalah lemak yang digunakan sebagai media
nabati berbentuk cair pada suhu kamar. Hal yang perlu diperhatikan untuk
terhadap panas, nilai gizi, aspek kesehatan, harga, dan khususnya untuk
tak jenuh dalam minyak yang menyebabkan adanya citarasa dan bau yang
tidak enak (tengik), hal ini dapat menyebabkan bahaya bagi kesehatan
lemak yang baik, yaitu dalam tempat tertutup yang gelap dan dingin,
wadah lebih baik terbuat dari aluminium atau stainless steel, harus
E. Rempah-rempah
mengandung oleoresin sehingga cita rasa dan aroma tajam serta spesifik.
1992).
15
atau rimpang misalnya jahe, kunyit, temulawak, kencur, kunci, lengkuas
atau laos, temu ireng dan lempuyang. Rempah yang berasal dari biji
misalnya pala, kemiri, dan lain-lain. Kayu manis merupakan rempah yang
1996).
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
16
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu untuk
daging.
1. Lokasi Penelitian
Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
C. Jenis Data
1. Data Primer
c. Data bumbu
2. Data Sekunder
17
b. Data standar resep
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data sekunder dilihat dengan cara mencatat dari buku yang telah
ada.
E. Analisis Data
BAB IV
18
A. Pembentukan Tim Pelaksana HACCP
Anggota Tim terdiri dari Dosen, Pembimbing Lapangan dan Praktisi lintas
disiplin ilmu, yang membidangi beberapa keilmuan yang dibutuhkan
Ketua tim dipegang oleh Ahli gizi yang membidangi keilmuan tentang
Keamanan pangan. Semua anggota tim memperoleh apersepsi dan pelatihan
singkat sehingga memahami teori sistem keamanan pangan melalui
penerapan HACCP. (Prinsip HACCP, Peran dan kegunaan HACCP dalam
rantai makanan, dll). Konsultasi dan diskusi dengan pihak eksternal selalu
dilakukan untuk mendukung terlaksanananya penerapan HACCP ini, antara
lain dengan pihak Rumah Sakit, pakar atau pemerhati HACCP, dan juga
dilakukan studi referensi.
19
B. Deskripsi Produk
Bahan pelengkap :
Daun salam, santan kental, minyak goreng
Metode Pengolahan Diungkep bersama bumbu dalam wajan
Konsumen Pasien VIP
Cara Penyimpanan Setelah selesai dimasak. Serapah daging lalu
sebelum di distribusi disimpan dalam loyang stainles steel dan dibungkus
dengan plastik wrap.
Cara Distribusi Penyajian dengan menggunakan loyang stainles steel
terbungkus plastik wrap. Distribusi dengan cara
Desentralisasi.
Cara Mengkonsumsi Pasien mengkonsumsi serapah daging bersamaan
dengan menu lain saat makan siang yang telah
disajikan dengan menggunakan alat makan yang
telah disediakan
20
C. Penyusunan Diagram Alir Produksi
Penerimaan
Masuk ke ruang persiapan lauk
hewani. Di buka plastiknya dan
dimasukkan ke dalam bak Disimpan dalam chiller dengan suhu
pencucian kemudian dicuci. 5oC
Masukkan daging sapi ke wajan yang berisi bumbu Masukkan santan cair,
yang telah diberi air. Lalu promes pemasakan gula merah, dan garam.
dilakukan selama ± 1 jam.
Pendistribusian ke pasien
21
D. Verifikasi diagram alir
2. Proses Penyimpanan
3. Proses Persiapan
22
4. Proses Pengolahan
6. Proses Pengemasan/Pemorsian
7. Proses Pendistribusian
23
E. Analisa Bahaya Produk
1. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahannya
Tabel 4.1 Identifikasi bahaya dan cara pencegahannya
No Bahan Mentah/ Bahaya Jenis Bahaya Cara Pencegahan
Ingredien/ Bahan (F/B/M/K )
Tambahan
1. Daging Sapi M Salmonella sp, Pemasakan dengan
Salmonella Aureus suhu ≥100o C lebih dari
50 menit.
24
4. Bacylus cereus Sorting dan memastikan
5. Clostridium tempat penyimpanan
6. Kapang/kamir tidak terkena matahari
langsung.
Suhu penyimpanan
chiller 5°C – 10°C.
Pengecekan suhu chiller
dilakukan 3x sehari.
Pengukusan dengan
suhu >80oC selama ±
30 menit
K Pestisida Sorting dan pencucian
dengan air mengalir.
5. Kunyit F Tanah Sesuai spesifikasi.
Pisahkan dari kotoran
sebelum digunakan.
Pencucian dengan air
mengalir.
6. Jahe F Tanah Sesuai spesifikasi.
Pisahkan dari kotoran
sebelum digunakan.
Pencucian dengan air
mengalir.
7. Pala F Serpihan kulit pala Penyimpanan dengan
M Kapang suhu 23 OC -25OC yaitu
ditempat yang kering
dan tertutup. Sortasi
sesuai spesifikasi, yaitu
bentuknya bulat utuh,
berwarna coklat
8. Cabe merah besar F Berlubang dan Sesuai spesifikasi.
terdapat ulat Pisahkan dari kotoran
M Pseudomonas sebelum digunakan.
solanacaerum Pencucian dengan air
K Pestisida mengalir.
9. Lengkuas F Tanah Sesuai spesifikasi.
Pisahkan dari kotoran
sebelum digunakan.
10. Daun salam F Berlubang dan Sesuai spesifikasi.
B terdapat ulat, Dicuci dengan air
kotoran mengalir
11. Kencur F Tanah Sesuai spesifikasi.
Pisahkan dari kotoran
sebelum digunakan.
12. Gula Merah F Kontaminasi benda Pengecekan kembali
asing (logam, spesifikasi sesuai
plastic, kayu, kaca) barang ayang akan
dipakai
25
K Kontaminasi Analisa kimia, fisikdan
bahaya kimia mikrobiologi
M Kapang dan khamir
13. Garam M Jaminan Mutu Supplier
Mikroba halofilik
saat penerimaan bahan
K Berair sesuai dengan
spesifikasi, sorting,
memastikan bahan
makanan disimpan di
suhu 20-25˚C dan
kelembaban 60-80%.
Suhu dan kelembaban
ruangan dicek setiap
hari.
14. Minyak kelapa F Kemasan rusak dan Sesuai spesifikasi.
sawit tanggal kadaluarsa Jaminan mutu.
K Tengik Memastikan bahan
makanan disimpan di
suhu 20-25˚C dan
kelembaban 60-80%.
Suhu dan kelembaban
ruangan dicek setiap
hari.
Keterangan :
F : Bahaya Fisik B : Bahaya Biologi
M : Bahaya Mikrobiologi K : Bahaya Kimia
Setelah menganalisa bahaya maka dilakukan identifikasi tindakan
pencegahan yang mungkin dapat mengendalikan setiap bahaya. Dalam
hal ini, harus dipertimbangkan apakah tindakan pencegahan, jika ada,
yang dapat diterapkan untuk setiap bahaya. Tindakan pencegahan adalah
semua kegiatan dan aktivitas yang dibutuhkan untuk menghilangkan
bahaya atau memperkecil pengaruhnya atau keberadaan pada tingkat
yang dapat diterima. Lebih dari satu tindakan pencegahan yang mungkin
dibutuhkan untuk pengendalian bahaya-bahaya yang spesifik dan lebih
dari satu bahaya yang mungkin dikendalikan oleh tindakan pencegahan
yang spesifik.
Tindakan pencegahan dapat berupa tindakan/bahan kimia, fisik atau
lainnyayang dapat mengendalikan bahaya keamanan pangan. Tindakan
26
pencegahan dalam mengatasi bahaya dapat lebih dari satu bila
dibutuhkan.
Tahap ini merupakan tahap penting setelah analisa bahaya/hazard.
Tindakan pencegahan didefinisikan sebagai setiap tindakan yang dapat
menghambat timbulnya bahaya/hazard ke dalam produk dan mengacu
pada prosedur operasi dimana pada setiap tahap para pekerja
dipekerjakan. Karena konsep HACCP adalah mempunyai sifat
pencegahan, maka dalam mendesain HACCP tindakan pencegahan harus
selalu menjadi perhatian. Berikut beberapa contoh tindakan pencegahan :
Pemisahan bahan baku dengan produk akhir dalam penyimpanan
Menggunakan sumber air yang sudah bersertifikat
Kalibrasi timbangan dan temperatur
Menggunakan truck yang mempunyai kemampuan mengatur
suhu, dan lain-lain.
Alternatif lain dalam analisis bahaya dengan mengelompokkan bahaya
menjadi enam kategori bahaya, yaitu bahaya A sampai F
.
2. Analisa Resiko Bahaya pada Produk
Nama makanan/produk : Serapah Daging
27
Tabel 4.3 Karakteristik Bahaya
Kelompok Karakteristik Bahaya
Bahaya
Bahaya A Produk-produk pangan non steril yang ditujukan untuk
konsumen beresiko tinggi (tua, bayi dan immunocompromised).
Bahaya B Mengandung bahan yang sensitif terhadap bahaya biologis,
kimia atau fisik.
Bahaya C Tidak ada tahap untuk mencegah atau menghilangkan bahaya.
Bahaya D Kemungkinan mengalami kontaminasi kembali setelah
pengolahan sebelum pengemasan.
Bahaya E Kemungkinan penanganan yang salah selama distribusi atau
konsumsi.
Bahaya F Tidak ada cara mencegah atau menghilangkan bahaya oleh
konsumen.
28
keluhan konsumen, laporan morbiditas dan mortalitas, regulasi, model
pendugaan, hasil riset dan literatur.
Tabel 4.4 Kategori Resiko Bahaya
29
F. Penetapan Titik Kendali Kritis/Critical Control Point
1. Penetapan CCP Bahan Mentah
Bagan Panduan Penetapan CCP (CCP Decission Tree)
Ya Tidak
30
3. Penetapan CCP Tahap Proses
Bagan Panduan Penetapan CCP (CCP Decission Tree)
Ya Tidak CCP
31
G. Keputusan Penetapan CCP
No Bahan Bahaya Potensial P1 P2 P3 P4 P5 P6 Kesimpulan
Mentah/Proses (CCP/CP)
1 Daging sapi F : Kotoran Ya Ya CP
M : Bakteri Salmonella
K : Formalin, boraks
2 Santan kental F : Kotoran kulit kelapa Ya Ya CP
M: Baccillus,
Archromobacter,
Microbacterium,
Microccus, Coliform
F : Tengik
3 Bawang merah F : Bertunas, jamur Ya Ya CP
M : Koliform, E.Coli,
Salmonella, Bacylus
cereus, Clostridium,
Kapang / khamir
K : Pestisida
4 Bawang putih F : Bertunas, jamur Ya Ya CP
M : Koliform, E.Coli,
Salmonella, Bacylus
cereus, Clostridium,
Kapang / khamir
K : Pestisida
5 Kunyit F : Kotoran yang Ya Ya CP
menempel pada
kunyit(tanah)
32
6 Pala F : Serpihan kulit pala Ya Ya CP
M : Kapang
7 Cabe merah F : Berlubang dan terdapat Ya Ya CP
besar ulat
M : Pseudomonas
solanacaerum
K : Pestisida
8 Kencur F : Terdapat kotoran Ya Ya CP
(tanah)
9 Lengkuas F : Terdapat kotoran Ya Ya CP
(tanah)
10 Daun salam F : Kotoran (tanah) Ya Ya CP
B : Berlubang dan terdapat
ulat
11 Garam F : Kotoran (pasir) Ya Ya CP
M : Mikroba halofilik
K : Berair
12 Minyak kelapa F : Kemasan rusak dan Ya Ya CP
sawit kadaluarsa
K : Tengik
13 Penyimpanan F : Terdapat kotoran Ya Ya Ya CP
bahan makanan (tanah)
basah (daging M : Salmonella sp,
sapi) Salmonella Aureus
14 Penyimpanan F : Terdapat Kotoran Ya Tidak CP
bumbu (tanah)
33
15 Persiapan F : Kontaminasi dari Ya Tidak CP
bumbu tangan penjamah
M : Salmonella
M : Basi
M : Bakteri
K : kontaminasi alat yang
digunakan
34
H. Penerapan HACCP
Nama makanan/produk : Serapah Daging
Tim HACCP : Nurul Hikmah
Reny Tri Erlyanawati
No CCP Jenis CCP Cara Parameter Batas Kritis Nilai Target Tindakan Hasil Tindakan
(Bahan/ Bahaya Pengendalian CCP Pemantauan Pemantauan Koreksi
Tahap
Proses)
1 Pengolahan -F CCP Makanan - Terdapat - Makanan Suhu ≥ 100 o Memastikan Serapah Penjamah
-M disortir agar rambut, kuku bersih, tidak C dan waktu makanan daging yang makanan
-K bersih, tidak panjang, ada kotoran 50 menit. bersih, tidak telah diolah menggunakan
ada kotoran percikan air dan ada kotoran APD lengkap
dan masih
dan ludah ketika kontaminasi dan sampai proses
kontaminasi berbicara, hama maupun kontaminasi panas, pendistribusian
hama maupun kerikil, serangga. hama maupun dibiarkan selesai.
serangga. logam, kaca - Memasak serangga. terbuka,
Penjamah (bola dengan suhu ≥ setelah panas
makanan lampu), 100 o C dan Memastikan
berkurang,
menggunakan tikus, lalat, waktu 50 penjamah
makanan ditutup
penutup nyamuk, menit.
menggunakan mengggunakan
rambut, kecoa - Penjamah
masker, - Bakteri makanan penutup plastik wrap
sarung tangan pathogen menggunakan rambut, agar menjaga
masker,
35
(sesuai APD) yang penutup celemek makanan tetap
Mengontrol mungkin rambut, (sesuai APD) bersih, tidak
suhu masih hidup, masker, sarung ada kotoran
pembuatan. - Penggunaan tangan, Memastikan
dan tidak
Menggunakan masker, celemak suhu dan
alat masak celemek dan (sesuai APD) waktu terkontaminasi
yang anti sepatu - Memastikan pemasakan hama maupun
karat. khusus penggunaan tepat. Dengan serangga.
alat yang mengukur
bersih menggunakan Terdapat
thermometer pramumasak
dan stopwatch. yang tidak
menggunakan
APD secara
sempurna yaitu
(masker hanya
digantung
dileher).
Suhu
pemasakkan
sudah sesuai
yaitu 104 oC
selama 1 jam
24 menit.
36
2 Penyimpanan -M CCP Menutup - Tidak ada - Suhu Suhu Memastikan Kebersihan Penyimpanan
Sementara -F 2 makanan debu dan penyimpanan penyimpanan penjamah tempat sementara
sebelum dengan plastic kotoran sementara 70 sementara 70 makanan penyimpanan seharusnya
distribusi wrap. - Wadah – 800C – 800C menggunakan sementara menggunakan
penyimpanan - Tidak APD lengkap. sudah terjaga. bain marrie
dalam diletakkan Menutup Suhu agar suhu tetap
keadaan dekat dengan makanan penyimpanan terjaga.
bersih tempat dengan plastic sementara.
- Kebersihan pembuangan wrap. Saat disimpan
tempat sampah Suhu dipantau makanan sudah
penyimpanan - Dijauhkan dengan ditutup dengan
sementara dari tempat menggunakan plastic wrap.
dan pengolahan thermometer. Suhu saat
lingkungan disimpan 71oC
sekitarnya tetapi suhunya
- Suhu saat terus turun.
holding time
3 Pemorsian -F CCP Penjamah - Tidak ada - Makanan Suhu aman Memastikan Masih ada Penjamah
2 makanan debu dan bersih, tidak pemorsian penjamah pramumasak makanan
-M menggunakan kotoran ada kotoran, Suhu saat 65- makanan yang tidak menggunakan
penutup - Wadah logam 700 C menggunakan memakai APD APD lengkap
rambut, penyimpan maupun kaca APD lengkap, lengkap. sampai proses
masker, an dalam dan dan pada saat Suhu saat pendistribusian
sarung tangan keadaan kontaminasi proses pemorsian selesai.
(sesuai APD) bersih hama maupun pemorsian <60o. Penjamah
Penjamah - Kebersihan serangga. masih Saat makanan
37
makanan tempat - Tidak ada berlangsung, memorsikan menggunakan
menggunakan pemorsian bakteri penjamah tidak alat yang
alat steril saat dan pathogen makanan tidak menggunakan bersih untuk
memorsikan lingkungan seminimal berbicara satu alat tetapi memorsikan
makanan sekitarnya mungkin sama lain menggunakan makanan
untuk - Suhu aman dengan tangan yang
distribusi. pemorsian menurunkan dilapisi sarung
Suhu saat 65- masker yang tangan.
700 C digunakan ke
Memastikan bawah dagu.
penjamah Menutup
makanan makanan
menggunakan dengan plastic
penutup wrap setelah
rambut, selesai
masker dan memorsikan.
celemek,
38
I. Penetapan Verifikasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap verifikasi adalah:
Penetapan jadwal verifikasi
Pemeriksaan kembali rencana HACCP
Pemeriksaan catatan HACCP
Pemeriksaan penyimpangan CCP dan prosedur perbaikannya
Pengamatan visual selama produksi untuk mengendalikan CCP
Pengambilan contoh/sampel dan analisa secara acak
Membuat kesesuaian rencana HACCP
J. Penetapan Sistem Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan terhadap beberapa hal yaitu definisi
HACCP, prosedur pengendalian, verifikasi data dan catatan
penyimpangan dari prosedur normal. Dokumentasi dapat
mempermudah pelaksanaan pengoreksian apabila terjadi kasus
penyimpangan.
39
pada proses pemorsian
Distribusi
Pemantauan alat distribusi dan makanan yang telah
dikemas.
K. Pembahasan
1. Manajemen Quality Control
Pengawasan makanan dilakukan pada hari Selasa 07 November
2017 terhadap pengolahan produk serapah daging. Pengawasan
dilakukan mulai dari kegiatan penerimaan bahan makanan hingga
kegiatan distribusi produk ke konsumen/pasien.
Yang menjadi titik kritis dalam menu serapah daging adalah proses
pengolahan, penyimpanan sementara dan pemorsian. Proses pengolahan
menjadi titik kritis karena bila tidak diperhatikan dengan benar titik
bahaya bisa saja tidak hilang. Penyimpanan sementara menjadi CCP
karena lamanya waktu penyimpanan sementara dapat menimbulkan
kontaminasi terhadap makaman yang matang. Sedangkan pemorsian
menjadi CCP karena dalam pemorsian melibatkan penjamah makanan
yang dikhawatirkan dapat memberi kontaminasi terhadap makanan yang
matang.
2. Proses Penerimaan
3. Proses penyimpanan
40
guadang makanan basah harus disimpan dalam wadah yang bersih dan
tertutup rapat serta dengan suhu yang sesuai.
Untuk bumbu disimpan pada cooling sell dengan suhu 5-10oC hal
ini dapat meminimalkan resiko terhadap cemaran biologis jika suhunya
diatur sesuai ketentuan agar bakteri tidak mampu hidup di cooling sell.
Sedangkan daging sapi disimpan pada freezer dengan suhu -5-(-10)oC
agar tetap terjaga kesegarannya. Dan kesegaran daging setelah diuji
dengan uji kesegaran NH3 hasilnya bahwa daging yang disimpan tetap
segar.
4. Proses Persiapan
5. Proses Pengolahan
41
dapat dilakukan dengan penggunaan suhu yang tepat saat memasak serta
penggunaan APD yang lengkap oleh pramumasak.
42
7. Proses Pemorsian
8. Proses Pendistribusian
43
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama proses penerimaan hingga pendistibusian serapah daging untuk
dikonsumsi pasien, yang termasuk CCP ialah bahan mentah serapah
daging, pengolahan, penyimpanan sementara sebelum distribusi,
pemorsian, dan pendistribusian.
1. Analisa Bahaya Berdasarkan Makanan/ Serapah daging:
44
b. Proses penyimpanan sementara : Memastikan penjamah
makanan menggunakan APD lengkap dan sempurna
c. Proses pemorsian : Memastikan penjamah makanan
menggunakan APD lengkap dan sempurna
5. Menetapkan tindakan perbaikan bila hasil pemantauan TKK tidak
terkontrol
a. Saat Proses Pengolahan, penyimpanan sementara sebelum
distribusi dan pemorsian Sambel Goreng Kentang tindakan
perbaikannya adalah Penggunaan APD lengkap dapat
menghindari makanan dari kontaminasi bahaya.
6. Menetapkan prosedur verifikasi untuk memastikan sistem HACCP
bekerja efektif.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap verifikasi adalah:
Penetapan jadwal verifikasi
Pemeriksaan kembali rencana HACCP
Pemeriksaan catatan HACCP
Pemeriksaan penyimpangan CCP dan prosedur
perbaikannya
Pengamatan visual selama produksi untuk mengendalikan
CCP
Pengambilan contoh/sampel dan analisa secara acak
Membuat kesesuaian rencana HACCP
7. Menetapkan prosedur verifikasi untuk mengkonfirmasi bahwa
sistem HACCP bekerja secara efektif ( Penetapan Sistem
Dokumentasi ) pada Serapah daging yaitu:
8. Dokumentasi dilakukan terhadap beberapa hal yaitu definisi
HACCP, prosedur pengendalian, verifikasi data dan catatan
penyimpangan dari prosedur normal. Dokumentasi dapat
mempermudah pelaksanaan pengoreksian apabila terjadi kasus
penyimpangan.
45
Judul HACCP pada Serapah Daging
Tanggal Selasa, 7 November 2017
Pengamatan dan
Pencatatan
Keterangan Produk Serapah daging
Alat dan Bahan
Alat Pisau, wajan, spatula, baskom stainless, kompor.
Bahan Daging Sapi, Bawang merah, Bawang putih, Kunyit,
Cabe merah besar, Kencur, Pala, Lengkuas, Jahe, lada,
penyedap rasa, garam.
Proses yang Penerimaan
dilakukan Analisis spesifikasi bahan makanan yang diterima
dari rekanan
Penyimpanan
Pemantauan tempat pada proses penyimpanan
bahan makanan
Persiapan Bumbu
Pemantauan alat dan bahan pada proses persiapan
bumbu
Pengolahan
Pemantauan pada proses pengolahan bahan
makanan dan hygiene penjamah makanan pada
proses pengolahan
Pemorsian
Pemantauan pada alat dan hygiene penjamah
makanan pada proses pemorsian
Distribusi
Pemantauan alat distribusi dan makanan yang telah
dikemas.
B. Saran
1. Penjamah makanan disiplin dalam menggunakan APD lengkap, baik
dan benar.
2. Penyimpanan sementara harusnya menggunakan bain marrie agar suhu
penimpanan terjaga dan saat diporsikan suhu tetap hangat.
46