Disusun Oleh:
Dedi Suwardi
P07131217030
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2
1. Tujuan Umum............................................................................................2
2. Tujuan Khusus...........................................................................................3
C. Manfaat.........................................................................................................3
1. Bagi Instansi..............................................................................................3
2. Bagi Peneliti..............................................................................................3
3. Bagi Pasien................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
METODE PELAKSANAAN..................................................................................5
A. Bahan Pengamatan........................................................................................5
B. Waktu Pelaksanaan.......................................................................................5
C. Prosedur Kerja...............................................................................................5
BAB III....................................................................................................................6
A. TIM HACCP.................................................................................................6
BAB IV....................................................................................................................7
DESKRIPSI PRODUK............................................................................................7
BAB V......................................................................................................................8
BAB VI....................................................................................................................9
i
A. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahan pada Bahan Makanan................9
BAB VII.................................................................................................................15
PENETAPAN CCP................................................................................................15
BAB VIII................................................................................................................30
BAB IX..................................................................................................................32
BAB X....................................................................................................................35
A. Kesimpulan.................................................................................................35
B. Saran............................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Rumah sakit selain berfungsi sebagai tempat untuk pemulihan kondisi
pasien dari sisi medis, juga adanya pemulihan kondisi pasien dari sisi makanan
yang diolah dan diberikan kepada pasien. Pasien berhak mendapatkan diet yang
bermutu dan aman, tidak terkontaminasi bahaya. Instalasi Gizi rumah sakit harus
memiliki kepedulian dan tanggung jawab di sepanjang rantai pengolahan makanan
hingga akhirnya makanan disajikan kepada pasien (Wibowo, 2013).
Unit gizi rumah sakit memiliki aturan tertentu dalam pengelolaan makanan
yang aman dengan jumlah besar. Risiko terjadinya kontaminasi silang jauh lebih
besar karena banyaknya hidangan yang dimasak atau disiapkan secara bersamaan.
Seringnya, sejumlah besar makanan telah dipersiapkan berjam-jam bahkan lebih
dari sehari untuk mendukung pelayanan yang cepat. Jika selama selang waktu
tersebut tidak disimpan pada kondisi yang dapat mencegah pertumbuhan mikroba,
sebuah bahaya akan terbentuk (Zulfana, 2008).
Kerentanan konsumen merupakan faktor risiko yang mendukung
terjadinya foodborne disease. Pasien di rumah sakit merupakan salah satu
kelompok yang rentan dan lebih mudah terkena infeksi penyakit melalui makanan.
Daya tahan tubuh yang rendah akan dialami oleh orang dalam keadaan sakit
(Zulfana, 2008).
Konsep HACCP dapat dijadikan acuan agar bisa mewujudkan hal itu.
Prinsip HACCP bukanlah menghilangkan bahaya, namun mengurangi dan
menekan bahaya pada tindakan yang dapat diterima (Wibowo, 2013). Kini
penerapan HACCP tidak hanya terbatas pada industri pangan modern tetapi juga
dapat diterapkan dalam pengelolaan makanan untuk pasien di rumah sakit. Sistem
HACCP ini juga telah mendapat pengakuan dunia internasional, penerapannya di
dalam produksi makanan yang aman telah diakui WHO sebagai metode yang
efektif untuk mengendalikan foodborne disease (Zulfana, 2008).
HACCP adalah suatu evaluasi sistematis terhadap prosedur pengolahan
atau penyiapan makanan yang spesifik untuk mengidentifikasi hazard yang
1
berkaitan dengan ingredient atau dengan prosedur pengolahan itu sendiri, dan
untuk mengetahui cara mengendalikan hazard tersebut. Tujuan HACCP adalah
untuk menjamin bahwa produk makanan memang aman untuk di konsumsi.
Penerapan HACCP tersebut meliputi semua kegiatan yang dimulai dari
penanganan bahan mentah, pemilihan bahan mentah, persiapan, pengolahan,
penyimpanan dan penyajian makanan matang.
Critical control point (CCP) atau titik kendali kritis adalah langkah
dimana pengendalian dapat di terapkan dan di perlukan untuk mencegah atau
menghilangkan bahaya atau menguranginya sampai titik aman. Titik kendali kritis
(CCP) dapat berupa bahan mentah, lokasi praktek, prosedur atau pengolahan
dimana pengendaliannya dapat diterapkan untuk mencegah atau mengurangi
bahaya. Berdasarkan pada tujuh prinsip dasarya itu melakukanan analisis bahaya ,
menentukan titik kendali kritis (TKK), menetapkan batas-batas kritis, dan
menetapkan prosedur pemantauan, menetapkan tindakan koreksi, menetapkan
prosedur verifikasi, dan menetapkan prosedur penyimpanan catatan dan prosedur
dokumentasi.
Rumah Sakit Zainoel abidin telah terakreditasi A yang penyelenggaran
makanannya dikelola langsung oleh pihak rumah sakit, untuk itu perlu diterapkan
HACCP dalam penyelenggaraan makanan yang bertujuan menjaga keamanan
makanan yang akan diberikan kepada pasien atau konsumen.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan pengamatan
mengenai mutu keamanan pangan Ikan Dencis Acar kuning dengan menggunakan
penerapan HACCP pada penyelenggraan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit
umum Dr. Zainoel abidin.
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan mampu melaksanakan pengawasan mutu dan penerapan
HACCP pada pengolahan Ikan Denci acar kuning sesuai dengan tahapan
proses penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Dr.
Zainoel abidin.
2
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui diagram alir proses produksi Ikan dencis acar kuning.
b. Dapat mengetahui pengawasan mutu bahan baku Ikan dencis acar kuning.
c. Dapat mengetahui pengawasan mutu tahap persiapan Ikan dencis acar
kuning.
d. Dapat mengetahui pengawasan mutu tahap penyimpanan bahan-bahan
pembuatan Ikan dencis acar kuning.
e. Dapat mengetahui pegawasan mutu tahap pengolahan Ikan dencis acar
kuning.
f. Dapat mengetahui pengawasan mutu terhadap pendistribusian Ikan dencis
acar kuning.
B. Manfaat
1. Bagi Instansi
Bagi institusi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin, khususnya
pada isntalasi gizi dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam perbaikan mutu
makanan, sebagai dasar acuan pengolahan untuk menerapkan konsep Hazard
Analysis Critical Control Point (HACCP) dalam proses pengolahan makanan
sehingga dapat lebih meningkatkan pentingnya penerapan HACCP dalam
pengolahan makanan dan mutu (quality control).
2. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengalaman dalam penerapan HACCP pada ikan
tongkol arsik dan sebagai sarana mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di
bangku kuliah khususnya tentang HACCP di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Zainoel Abidin
3
3. Bagi Pasien
Menghindari kemungkinan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh
produk makanan Ikan dencis yang dihasilkan sehingga dapat mempercepat
penyembuhan.
4
BAB II
METODE PELAKSANAAN
A. Bahan Pengamatan
Cara Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer diperoleh dari pengamatan/observasi langsung yang dilakukan
selama mengikuti proses produksi Ikan dencis acar kuning. Data tersebut
berupa pengolahan, penyajian, waktu pengolahan, alat penyelenggaraan
makanan mulai dari penerimaan hingga penyajian kepada konsumen.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari daftar siklus menu standar yang telah ada,
data yang diambil tanpa harus dilakukan pengamatan. Menu yang diamati
adalah Ikan Dencis acar kuning yang berada di siklus menu ke 2.
B. Waktu Pelaksanaan
1. Waktu
Waktu pelaksanaan peneltian hari Senin, 22 Maret 2021 mulai pukul
08.00-12.00 WIB.
2. Lokasi
Penelitian dilakukan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Zainoel Abidin.
C. Prosedur Kerja
Menyiapkan daftar ceklis yang akan diamati
Melakukan pengamatan pada penerimaan bahan makanan
Melakukan pengamatan pada persiapan bahan makanan dan bumbu
Melakukan pengamatan pada pengolahan
Melakukan pengamatan pada penyajian
5
BAB III
5. Petugas Pengolahan : -
Tuga : Proses persiapan bahan makanan
Proses pengolahan
6
BAB IV
DESKRIPSI PRODUK
7
BAB V
Sereh,
CabaiMerah Daun Minyak
Bawang Putih Cabai hijau goreng
Ikan Dencis Bawang Merah salam,
Tomat jeruk Air
Kunyit Kemiri nipis
Garam
Pencucian
Pengupasan
Pelumuran Pencucian
Penghalusan
Pencampuran
ikan dengan
bumbu
Pematangan
Penyajian
Distribusi
8
BAB VI
9
9. Daun salam B, F Ulat, Menghilangkan bagian yang
Debu terdapat ulat, membersihkan
bagian daun yang berdebu.
10
B. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahan Pada Peralatan
Bahaya
No Peralatan Jenis Bahaya Cara Pencegahan
B/F/K/
1 Pisau K Sisa bekas Cuci sebelum dan setelah
pemotongan dan digunakan lalu dikeringkan
karatan pada pisau dengan dilap dan di taruh di
tempat pisau
2 Talenan B Sisa bekas Cuci sebelum digunakan dengan
pemotongan bahan air mengalir dan setelah digunakan
makanan dengan menggunakan sabun lalu
dikeringkan
3 Baskom B Sisa kotoran dan Cuci menggunakan sabun dan
minyak yang bilas hingga bersih dengan air
menempel di yang mengalir setelah selesai
baskom digunakan
4 Wajan B, K Bakteri dari sisa Cuci dengan sabun dan bilas
makanan yang hingga bersih setelah digunakan,
diolah sebelumnya. simpan dengan cara digantung
Karat pada wajan, ditempat yang kering
wajan pecah dan
sisa kotoran yang
menempel
5 Serok/ sendok B Bakteri dari sisa Cuci dengan sabun dan bilas
pengaduk makanan yang hingga bersih setelah digunakan,
diolah sebelumnya simpan dengan cara digantung
ditempat yang kering
6 Blender B Bakteri dari sisa Cuci dengan sabun dan bilas
bumbu dan hingga bersih lalu dikeringkan
makanan yang
diolah sebelumnya
11
C. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahan Pada Proses Pengolahan
Bahaya
No Proses Jenis Bahaya Cara Pencegahan
B/F/K
1 Persiapan F Kotoran Pengecekan bahan makanan
sebelum digunakan
2 Pemotongan B Bakteri dari alat Mencuci alat pemotongan dengan
pemotongan sabun sesudah dipakai
12
Form 2 :Analisa Bahaya Kategori Risiko
Nama Makanan : Ikan Dencis Acar Kuning
No Bahan /ingredient Kelompok bahaya Kategori resiko
A B C D E F
1. Ikan dencis - + - - + + Tidak beresiko
2. Minyak goreng - + - - - + Tidak beresiko
3. Gula pasir - + - - - + Tidak beresiko
4. Garam - + - - - + Tidak beresiko
5. Cabe merah - + - - - + Tidak beresiko
6. Bawang merah - + - - - + Tidak beresiko
7. Bawang putih - + - - - + Tidak beresiko
8. Kunyit - + - - - + Tidak beresiko
9 lengkuas - + - - - + Tidak beresiko
10 Daun jeruk - + - - - + Tidak beresiko
11 Jahe - + - - - + Tidak beresiko
12 Kemiri - + - - - + Tidak beresiko
13 Cabe hijau - + - - - + Tidak beresiko
14 Sereh - + - - - + Tidak beresiko
15 Tomat - + - - - + Tidak beresiko
13
0 = tidak ada bahaya, tidak mengandung bahaya A s/d F
Analisis
Berdasarkan hasil analisis risiko diatas, pengolahan produk “Ikan Dencis acar
kuning” termasuk dalam kategori bahaya II, yaitu kategori resiko yang
mengandung 2 risiko bahaya (bahaya B dan F). Risiko bahaya B, yakni
mengandung bahan yang sensitif terhadap bahaya biologis, kimia, atau fisik.
Risiko bahaya F, yakni tidak ada cara mencegah/menghilangkan bahaya oleh
konsumen, serta produk ini diperuntukkan bagi konsumen yang memiliki resiko
tinggi (pasien dan golongan resiko tinggi). Dengan demikian, diperlukan
pengendalian bahaya.
14
BAB VII
PENETAPAN CCP
Ya
CCP
Apakah penanganan/pengolahan (termasuk cara
mengkonsumsi) dapat menghilangkan/mengurangi
bahaya (biologi/kimia/fisik)
Bukan
Ya CCP
Ya
Ya
CCP
Apakah penanganan/pengolahan (termasuk cara
mengkonsumsi) dapat menghilangkan/mengurangi
bahaya (biologi/kimia/fisik)
Ya
Bukan
CCP
CCP dessission garam
Ya
CCP
Apakah penanganan/pengolahan (termasuk cara
mengkonsumsi) dapat menghilangkan/mengurangi
bahaya (biologi/kimia/fisik)
Bukan
Ya CCP
16
CCP dessission cabe merah
Ya
CCP
Apakah penanganan/pengolahan (termasuk cara
mengkonsumsi) dapat menghilangkan/mengurangi
bahaya (biologi/kimia/fisik)
Bukan
Ya CCP
Ya
CCP
Apakah penanganan/pengolahan (termasuk cara
mengkonsumsi) dapat menghilangkan/mengurangi
bahaya (biologi/kimia/fisik)
Bukan
Ya CCP
17
CCP dessission bawang putih
Ya
CCP
Apakah penanganan/pengolahan (termasuk cara
mengkonsumsi) dapat menghilangkan/mengurangi
bahaya (biologi/kimia/fisik)
Bukan
Ya CCP
Ya
CCP
Apakah penanganan/pengolahan (termasuk cara
mengkonsumsi) dapat menghilangkan/mengurangi
bahaya (biologi/kimia/fisik)
Bukan
Ya CCP
18
CCP dessission lengkuas
Ya
CCP
Apakah penanganan/pengolahan (termasuk cara
mengkonsumsi) dapat menghilangkan/mengurangi
bahaya (biologi/kimia/fisik)
Bukan
Ya CCP
Ya
CCP
Apakah penanganan/pengolahan (termasuk cara
mengkonsumsi) dapat menghilangkan/mengurangi
bahaya (biologi/kimia/fisik)
Bukan
Ya CCP
19
CCP dessission jahe
Ya
CCP
Apakah penanganan/pengolahan (termasuk cara
mengkonsumsi) dapat menghilangkan/mengurangi
bahaya (biologi/kimia/fisik)
Bukan
Ya CCP
Ya
CCP
Apakah penanganan/pengolahan (termasuk cara
mengkonsumsi) dapat menghilangkan/mengurangi
bahaya (biologi/kimia/fisik)
Bukan
Ya CCP
20
CCP dessission cabai hijau
Ya
CCP
Apakah penanganan/pengolahan (termasuk cara
mengkonsumsi) dapat menghilangkan/mengurangi
bahaya (biologi/kimia/fisik)
Bukan
Ya CCP
Ya
CCP
Apakah penanganan/pengolahan (termasuk cara
mengkonsumsi) dapat menghilangkan/mengurangi
bahaya (biologi/kimia/fisik)
Bukan
Ya CCP
21
CCP dessission air
Ya
CCP
Apakah penanganan/pengolahan (termasuk cara
mengkonsumsi) dapat menghilangkan/mengurangi
bahaya (biologi/kimia/fisik)
Bukan
Ya CCP
22
CCP Dessission Tree Proses Tahapan Produksi
Tahap sortasi
Ya
CCP
Apakah kontaminasi bahaya dapat terjadi
meningkat sangat melebihi batas ?
Bukan
Ya dapat
Apakah tahap proses selanjutnya CCP
menghilangkan/mengurangi bahaya sampai
batas aman
Ya
Bukan
CCP
23
Tahap pencucian
Ya
CCP
Apakah kontaminasi bahaya dapat terjadi
meningkat sangat melebihi batas ?
Bukan
Ya dapat
Apakah tahap proses selanjutnya CCP
menghilangkan/mengurangi bahaya sampai
batas aman
Ya
Bukan
CCP
24
Tahap penghalusan
Ya
CCP
Apakah kontaminasi bahaya dapat terjadi
meningkat sangat melebihi batas ?
Bukan
Ya dapat
Apakah tahap proses selanjutnya CCP
menghilangkan/mengurangi bahaya sampai
batas aman
Ya
Bukan
CCP
25
Tahap pengolahan
Ya
CCP
Apakah kontaminasi bahaya dapat terjadi
meningkat sangat melebihi batas ?
Bukan
Ya dapat
Apakah tahap proses selanjutnya CCP
menghilangkan/mengurangi bahaya sampai
batas aman
Ya
Bukan
CCP
26
1 Penerimaan Pengamatan
- Bahan yang diterima masih dalam
keadaan yang baik, ada pencatatan
terhadap spesifikasi bahan makanan
serta ada penimbangan. Bahan yang
tidak sesuai akan dikembalikan.
2 Persiapan Pengamatan uji
- Pencucian bahan dengan air
sanitasi alat
mengalir. Tenaga pengolah
menggunakan pakaian lengkap,
masker, sarung tangan dan corpus
atau penutup kepala.
3 Pengolahan Pengamatan
Bahan yang sudah disiapkan
kemudian langsung diolah, dimasak
sampai matang. Tenaga pengolah
menggunakan pakaian lengkap,
masker, sarung tangan dan corpus
atau penutup kepala.
4 Distribusi Pengamatan
- Pramusajidan tenaga pendistibusian
menggunakan masker, sarung tangan
dan corpus atau penutup kepala.
Makanan disajikan dengan
menggunakan plato, kotak makan
dan piring keramik.
27
Bahan Mentah / Bahaya
P1 P2 P3 P4 P5 P6 Kesimpulan
Bahan Tambahan
Ikan dencis B, F, K N Y Y Y Y Y Bukan CCP
Minyak goreng B, F N Y Y Y Y Y Bukan CCP
Guka pasir F N Y N N Y Y Bukan CCP
Garam F N Y N N Y Y Bukan CCP
Cabe merah B, F, K N Y N N Y Y Bukan CCP
Bawang merah B, F, K N Y N N Y Y Bukan CCP
Bawang putih B, F, K N Y N N Y Y Bukan CCP
Kunyit B, F N Y N N Y Y Bukan CCP
lengkuas B, F N Y N N Y Y Bukan CCP
Daun salam B, F N Y N N Y Y Bukan CCP
Jahe B, F N Y N N Y Y Bukan CCP
Kemiri B, F N Y N N Y Y Bukan CCP
Cabai hijau B, F N Y N N Y Y Bukan CCP
Sereh B, F N Y N N Y Y Bukan CCP
Air B, F N Y Y Y Y Y Bukan CCP
Y = yes N = no
Keterangan :
P1 : apakah bahan mentah mengandung bahaya sampai pada tingkat yang
berbahaya?
P2 : apakah pengolahan/penanganan selanjutnya (termasuk cara penggunaan
oleh konsumen) dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai
pada tingkat yang aman?
P3 : apakah formulasi / komposisi atau struktur produk antara atau produk
akhir penting untuk mencegah meningkatnya bahaya sampai pada tingkat
yang tidak dapat diterima?
P4 : mungkinkah kontaminasi ulang? Mungkinkah bahaya akan meningkat?
P5 : apakah pengolahan/ penanganan (termasuk penggunaan oleh konsumen)
dapat menghilangkan bahaya?
P6 : apakah tahap proses ditujukan untuk menghilangkan atau mengurangi
bahaya sampai batas aman?
28
Bahaya Kesimpulan
Tahapan proses P1 P2 P3 P4 P5 P6
Potensial
Sortasi B, F - - - - - Y CCP
Pencucian B, F - - - - - Y CCP
Pengupasan B, F - - - - - Y CCP
Penyiangan B, F - - - - - Y CCP
Pengirisan B, F - - - - - Y CCP
Pengolahan B, F - - - - Y Y CCP
Penyajian F - - - - - Y CCP
Distribusi F - - - - N Y CCP
Keterangan :
P1 : apakah bahan mentah mengandung bahaya sampai pada tingkat yang
berbahaya?
P2 :apakah pengolahan/penanganan selanjutnya (termasuk cara penggunaan
oleh konsumen) dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai pada
tingkat yang aman?
P3 : apakah formulasi / komposisi atau struktur produk anatara atau produk
akhir penting untuk mencegah meningkatnya bahaya sampai pada tingkat yang
tidak dapat diterima?
P4 : mungkinkah kontaminasi ulang? Mungkinkah bahaya akan meningkat?
P5 : apakah pengolahan/ penanganan (termasuk penggunaan oleh konsumen)
dapat menghilangkan bahaya?
P6 : apakah tahap proses ditujukan untuk menghilangkan atau mengurangi
bahayasampai batas aman?
29
BAB VIII
Pencucian B, F Mencuci Cemaran Air tidak Air yang Memilih air Menghilangk
dengan air berbau digunaka bersih an cemaran
bersih Air tidak n
berwarna memenu
Air tidak hi syarat
ada air besrih
kotoran
Pengupasan B, F Memakai alat Cemaran Tidak Alat Memilih alat Menghilangk
yang tajam dan ada yang yang bersih an cemaran
bersih kotoran digunaka fisik
n sesuai
dan
bersih.
Pengirisan B, F Memakai alat Cemaran Tidak Alat Memilih alat Menghilangk
yang bersih ada yang yang bersih an cemaran
agar tidak kotoran digunaka fisik
terkontaminasi n sesuai
dan
bersih.
Pengolahan B, K, F Proses Cemaran Tidak Proses Inspeks Menghilangk
memasak terjadi pengolah sayuran dan an cemaran
sesuai dengan kontamin an sudah rempah dalam fisik,
suhu dan asi silang sesuai persiapan dan memperpend
waktu dengan pengolahan ek jangka
Tenaga standar waktu
penjamah yang perisapan dan
hiegenis. pengolahan
Sanitasi alat
pengolahan
30
Penyajian B, K Disimpan di Cemaran Ditutupi Proses Penggunaan Menghilangk
piring yang dengan penyajia plastik wrap an cemaran
kering dan plastik n sesuai biologi dan
ditutup dengan wrap dengan meminimalis
plastik wrap standar asi resiko
campuran
kimia
Distribusi B, K Waktu Waktu Saat Proses Cek lama Penyesuaian
distribusi distribus distribusi distribusi waktu waktu
secepat i ditutupi tepat ditsribusi Pencucian
mungkin Angka dengan waktu Tes alat yang
setelah diolah kuman plastik mikrobiologi sanitasi
Cara dan alat di bawah wrap dan pada produk Hiegene
distribusi batas didorong dan alat dan tenaga
Pramusaji maksimu degan juga pengolah
yang higienis. m pada menggun pramusaji Pemusnahan
produk akan troli pendistribusia produk yang
dan alat n tidak
distribus dikonsumsi
i
Hiegine
pramusaj
i
31
BAB IX
Adapun nilai kriteria yang tidak terpenuhi yakni 7 poin yakni C10, C15 dan D3
sehingga jumlah skor keamanan pangan untuk menu ikan dencis acar kuning
adalah 0,9497 = 94,97% sehingga menu ikan tongkol arsik tergolong dalam
kategori keamanan pangan sedang (sesuai dengan penjelasan SKP minimum
untuk menentukan kategori keamanan pangan) 0,9332 ≤ SKP < 0,9703 (93,32 -
97,02 %).
32
STANDAR KETETAPAN KATEGORI SKORE KEAMANAN PANGAN
A. Penentuan Kategori Keamanan Pangan
Kreteria Yang Dapat Ditolerin Untuk tidak
KATEGORI Terpenuhi Nilai SKP
KRETERIA NILAI
Keamanan C11, C20 4 ≥ 0,973 (≥97,03%)
pangan Baik
Keamanan C11, C20, A1, B3,B4, C22, DAN 9 0.9332 ≤ SKP
pangan D3 <0,9703 (93,32 –
sedang 97,02%)
Keamanan A1, A6, B3, B4, B6, C2, C3, C7, 51 0,6217 ≤ SKP <
pangan C8, C10,C11, C12, C14, C16, C19, 0,9332 (62,17 –
rawan tetapi C20, C22, C24, D3, D6, Dan D7 93,32%)
masih aman
dikonsumsi
Rawan dan Lebih banyak dari kreteria yang <0,6217 (<62,17%)
tidak aman ditolerir untuk tidak terpenuhi
dikonsumsi kategori “keamanan pangan rawan
tetap masih dikonsumsi”
33
KRETERIA KRETERIA PEUBAH
YANG YANG DALAM
TIDAK DIPENUHI SKALA
DIPENUHI
PPB 0 22 – 1 = 22 21: 22 = 1.0000 0,16 X 0.9545 = 0.15272
HGP 0 20 – 0 =20 20 : 20 = 1.0000 0,15 X 1.000 = 0.15000
PBM 4 74 – 4 = 70 70 : 74 = 0,9459 0,55 X 0,9459 = 0,5203
DMP 0 19 – 0 = 19 19 : 19 = 1.0000 0,14 X 1.000 = 0,1400
SKP Maksimum ysng dicapai 0,9630
BAB X
34
Ikan dencis acar kuning yang menjadi salah satu olahan pada menu
makanan pasien Rumah Sakit Umum Daerah Dr. zainoel abidin memiliki
beberapa bahan mentah berupa ikan dencis, bawang putih, bawang merah, cabe
merah, kunyit dan sebagainya. Dari beberapa bahan dan proses pembuatan ikan
dencis acar kuning, terdapat adanya potensi bahaya fisik, kimia dan biologi.
Pada proses penerimaan bahan makanan hingga pendistribusian juga terdapat
beberapa titik kritis.
Dari setiap proses yang dilakukan, mulai dari proses persiapan sampai
dengan pendistirbusian memiliki beberapa batas CCP dan toleransinya.
Tindakan pemantauan dalam proses pembuatan ikan dencis acar kuning
terpantau aman dan prosesnya dilakukan dengan baik tanpa melalui tahap
penyimpanan. Tidak adanya tahap penyimpanan pada proses pembuatannya
sehingga tidak terdapat juga tindakan koreksi yang diperlukan. Pencacatan dan
dokumentasi dilakukan dengan melihat kembali judul, tanggal pengamatan dan
pencatatan, keterangan produk, alat dan bahan, serta proses yang dilakukan
mulai dari proses penerimaan sampai dengan pendistribusian.
B. Saran
Proses pengolahan ikan dencis acar kuning di Instalasi Gizi Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. zainoel abidin sudah bagus, diharapkan agar terus menjaga
dan meningkatkan pengawasan higine sanitasi pada penjamah makanan dan
peralatan yang digunakan agar dapat terhindar dari pencemaran makanan, dan
bahaya-bahaya biologis lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
35
2. Sri Utari, 2016. Hazard Analysis critical Point (HACCP). Fakultas Perikanan
dan Kelautan Universitas Airlangga.
3. Agustini, T.W dan Fronthea, S. 2003. Pemanfaatan hasi perikanan sebagai
produk bernilai tambah dalam upaya penganekaragaman makanan. Jurnal
teknologi dan industry makanan.
4. Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun diet edisi baru Instalasi Gizi Perjan RS.
Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. PT. Gramedia
Pustaka Utama.
5. Badan Standarisasi Nasional. 1998. Sistem analisa bahaya dan pengendalian
titik ktitis (HACCP) serta pedoman penerapannya. Badan standarisasi
nasional.
36
Lampiran 1 : From yang digunakan
Hasil :
Nilai dari hasil penjumlahan uraian yang telah memenuhi syarat,
menentukan terhadap dipenihi atau tidaknya persyaratan secara keseluruhan
dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Untuk golongan A I antara 65 – 70%
2. Untuk golongan A II antara 71 – 74%
3. Untuk golongan A III antara 75 – 83%
4. Untuk golongan B antara 84 – 92%
5. Untuk golongan C antara 92 – 100%
Dari hasil yang telah diperoleh :
1. Nilai golongan A I = 51/70x100 = 72,8 %
2. Nilai golongan A II = 54/74x100 = 72,9%
3. Nilai golongan A III = 61/83x100 = 73,4%
4. Nilai golongan B = 67/92x100 =72,8%
5. Nilai golongan C = 75/100x100 =75%
Kesimpulan :
Dari hasil yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa
kelayakan fisik hygiene sanitasi makanan sudah memenuhi syarat yang
telah ditetapkan untuk golongan A I (72,8), A II (72,7), A III (73,4). B
(72,8), C (75).
FROM PENILAIAN
SKOR KEAMANAN PANGAN (SKP)