Disusun Oleh:
Dedi Suwardi
P07131217030
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pelayanan gizi di rumah sakit sebagai salah satu komponen penunjang
diselenggarakan oleh instalasi gizi yang bertujuan untuk menyelenggarakan makanan bagi
pasien. Penyelenggaraan makanan di rumah sakit merupakan suatu rangkaian perencanaan
sampai dengan pendistribusian makanan kepada pasien. Penyelenggaraan makanan di rumah
sakit dilaksanakan dengan tujuan untuk menyediakan makanan yang kualitasnya baik, jumlah
sesuai kebutuhan serta Pelayanan yang baik, dan layak sehingga memadai bagi klien atau
konsumen yang membutuhkan (Depkes RI, 2007). Pelayanan gizi rumah sakit berperan dalam
mempercepat penyembuhan pasien dan menjaga agar kondisi tubuh tidak semakin memburuk.
Maka salah satu cara meminimalisir hal tersebut yaitu dengan cara menerapkan standar resep
yang baik dan benar pada proses persiapan dan pengolahan sehingga daya terima pasien
terhadap makanan baik dan tidak mengurangi nafsu makan.
Pengembangan resep adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan menusehingga lebih
berkualitas dalam hal rasa, warna, aroma, tekstur, dan nilaigizi. Selain itu juga merupakan cara
untuk menambah keanekaragaman pada suatu institusi, pengembangan resep diperlukan untuk
meningkatkan daya terima pasien.
Makanan selingan atau camilan adalah makanan yang dikonsumsi diantara waktu makan
utama. Konsumsi camilan merupakan bagian dari pengaturan diet yang seimbang. Rentang
waktu yang lama antara sarapan dan makan siang dapat menyebabkan penurunan gula darah.
Penurunan gula darah terjadi karena penurunan sumber energi untuk otak. Konsumsi camilan
yang sehat akan membantu menjaga kadar gula darah normal sehingga otak akan berfungsi
dengan baik. Selingan berfungsi untuk menambah zat gizi yang kurang diperoleh pada saat
makan utama biasanya dengan jumlah kalori 150-200 kkal. Makanan selingan tidak bisa
menggantikan waktu makan pagi atau siang/malam karena jumlah kalori yang rendah. Makanan
selingan biasanya diberikan pagi (selingan pagi) pukul 9-10 dan sore (selingan sore) pukul 16-17.
(Rahayu sari, 2010)
Modifikasi ini dilakukan dengan cara mengubah cara memasak dan penambahan
bahan.Penyelenggaraan makanan banyak mempunyai prinsip yaitu menyediakan makanan yang
berkualitas baik, cita rasa yang tinggi, yang sesuai dengan selera konsumen, dengan pelayanan
yang wajar dan tingkat sanitasi yang tinggi.
Modifikasi makanan selingan yaitu kroket kentang keju merupakan makanan selingan
yang diberikan kepada pasien anak-anak yang malas makan nasi dan protein nabati maka
diberikan modifikasi resep atau pembuatan pada resep pembuatan kroket kentang keju tersebut.
Kentang yang merupakan salah satu sumber karbohidrat yang tinggi, sedangkan keju adalah salah
satu sumber protein nabati yang mengandung zat gizi dan lemak yang bagus bagi kesehatan
tubuh.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Memodifikasi menu yang ditujukan bagi pasien anak-anak dengan nafsu makan
rendah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin.
2. Tujuan khusus
Memperoleh resep baru
Mempraktikan pembuatan menu yang dimodifikasi
Menganalisa kandungan zat gizi menu yang dimodifikasi
BAB II
HASIL EVALUASI
A. Hasil
1. Komposisi bahan
kentang
bawang bombay
tepung terigu
merica bubuk
garam.
Daun bawang
keju
putih telur
tepung panir kasar
minyak goreng.
2. Prosedur kerja
Kupas kentang, potong masing-masing menjadi 4 bagian.
Rebus kentang hingga hingga empuk.
Selagi masih panas, haluskan kentang dengan pelumat kentang lalu sisihkan hingga
dingin.
Lalu tumis bawang dan harum.
Masukkan tepung terigu, dan bumbu dari bawang tumis aduk hingga menjadi butiran
kecil.
Campurkan kentang halus, merica bubuk dan garam.
Aduk adonan hingga tercampur rata dinginkan.
Setelah itu ambil adonan kentang lalu bulatkan.
Pipihkan beri isian keju mozarella dan bentuk menjadi bulat panjang.
Celupkan ke dalam putih telur kocok dan balut dengan tepung panir sampai rata.
Diamkan beberapa saat hingga lapisan agak kering.
Goreng dan siap disajikan
3. Waktu
Modifikasi menu kroket kentang dilakukan pada hari Senin, tanggal 29 Maret 2021,
pukul 05.00 WIB selama 1 jam di rumah.
4. Nilai gizi
No Bahan Makanan Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat
. (gr) (Kkal) Hewani Nabati
1. kentang 50 55,8 0,0 1,0 1,0 13,0
2. Cheese 15 44,2 3,4 0,0 3,0 6,1
3. Tepung terigu 8 29,1 0,0 0,7 0,1 8,1
4. Putih telur 5 2,5 0,5 0,0 0,0 0,0
5. Minyak goreng 5 43,5 0,0 0,1 4,9 0,0
5. Biaya
Biaya yang dibutuhkan untuk 1 porsi smoked beef cheese yaitu Rp. 7.000
2. Standar resep
50 gram kentang
3g bawang bombay cincang halus
½ sm (8g) tepung terigu
1/8 sdt (0,8g) merica bubuk
1/4 sdt (1,25g) garam.
2g Daun bawang
15 gram keju yang dipotong kotak kecil
telur ambil putihnya saja lalu dikocok
15 gram tepung panir putih kasar
minyak goreng.
3. Standar bumbu
1/8 sdt (0,8g) merica bubuk
1/4 sdt (1,25g) garam.
2g Daun bawang
3g bawang bombay cincang halus
Tidak Suka Agak Tidak Suka Agak Suka Suka Sangat Suka
No Kriteria N % N % N % N % N %
1 Aroma 0 0 0 0 2 40 3 60 0 0
2 Rasa 0 0 0 0 4 80 1 20 0 0
3 Tekstur 0 0 1 20 0 0 4 80 0 0
4 Warna 0 0 1 20 0 0 4 80 0 0
Berdasarkan uji kesukaan terhadap Smoked Beef Cheese diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Aroma
Sebanyak 2 orang (40%) panelis menyatakan agak suka dan 3 orang (60%) panelis
menyatakan suka.
2. Rasa
Sebanyak 1 orang (20%) panelis menyatakan suka, 4 orang (40%) panelis menyatakan
suka dan 4 orang (80%) menyatakan agak suka.
3. Tekstur
Sebanyak 1 orang (20%) panelis menyatakan agak tidak suka dan 4 orang (80%) panelis
menyatakan suka.
4. Warna
Sebanyak 1 orang (20%) panelis menyatakan agak tidak suka dan 4 orang (80%)
menyatakan suka.
BAB III
SOP DAN PENERAPAN HCCP DARI PENGEMBANGAN
KROKET KENTANG KEJU
Nama produk : Kroket kentang keju
Bahan :
o Kentang 50 gr
o Cheese 15 gr
o Tepung terigu 8 gr
o Putih telur 5 gr
o Minyak Goreng 5 gr
Cara Penyimpanan :
Disimpan di tempat yang kering dan bersih
Alat penyajian dengan menggunakan cup plastik
Cara Distribusi : Disimpan dalam wadah yang sesuai porsi dan tertutup lalu
diantarkan ke ruangan pasien menggunakan trolley.
Keterangan :
A = produk untuk konsumen beresiko tinggi
B = mengandung bahan sensitif terhadap bahaya biologis/kimia/fisik
C = tidak ada tahap untuk mencegah/menghilangkan bahaya
D = kemungkinan mengalami kontaminasi kembali setelah pengolahan
E = kemungkinan kesalahan yang salah selama penyajian distribusi, penjualan dan konsumsi
F = tidak ada mencegah/menghilangkan bahaya oleh konsumen
DIAGRAM ALIR
Bumbu
Pembersihan
Penghalusan
Pencampuran
Pembentukan
Penggorengan
Penyajian
Konsumsi
CCP Dessission Tree
Ya CCP
Ya Bukan
CCP
Ya CCP
Ya Bukan
CCP
CCP dessission tepung terigu
Ya CCP
Ya Bukan
CCP
Ya CCP
Ya Bukan
CCP
CCP dessission minyak goreng
Ya CCP
Ya Bukan
CCP
CCP Dessission Tree Proses Tahapan Produksi
Tahap sortasi
Ya CCP
Ya Bukan
CCP
Bukan
Ya CCP
Tahap pencucian
CCP
Ya
Bukan
Ya CCP
Bukan
Ya
Tahap pemotongan
Ya CCP
Ya Bukan
CCP
Ya Bukan
CCP
Tahap pengolahan
Ya CCP
Ya Bukan
CCP
Bukan
Ya
CCP