DISUSUN OLEH :
SARAH AUDIRA
P07131118029
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan makanan Rumah Sakit adalah suatu rangkaiankegiatan mulai
dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusianmakanan kepada pasien.
Kegiatan penyelenggaraan makanan merupakanbagian dari kegiatan di Instalasi Gizi
Rumah Sakit sebagai unit pelayanangizi rumah sakit untuk memenuhi asupan zat gizi
pasien. Penyelenggaraan makanan rumah sakit dilaksanakan dengan tujuan untuk
menyediakan makanan yang kualitasnya baik jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
sertapelayanan yang layak dan memadai bagi pasien yang membutuhkan(Kemenkes,
2013).
Keberhasilan suatu penyelenggaraan makanan pada institusi atauindividu
dengan suatu managemen institusi dapat dicapai bilapenyelenggaraan makanan
dipandang sebagai suatu program yang utuhdan dikelola secara profesional.
Perencanaan menu merupakan penentu keberhasilan pengolahan makanan sebagai
langkah awal dalam fungsi penyelenggaraan makanan, disusun jauh sebelum waktu
pelaksanaan yaitusebelum penyusunan perencanaan kebutuhan bahan makanan
danminuman.
Perencanaan menu yang baik adalah bila disusun oleh suatu timyang terdiri
dari mereka yang banyak kaitannya dalam penyelenggaraanmakanan Tujuan
perencanaan menu adalah tersedianya beberapa buahsusunan menu yang dilengkapi
dengan pedoman menurut klasifikasi pelayanan yang ada atas dasar kebijakan dan
ketetapan yang ada.Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan (PKBM) adalah
kegiatan yangmenetapkan jumlah, macam/jenis dan kualitas bahan makanan
yangdibutuhkan untuk kurun waktu tertentu (Dewi, 2012).
Sasaran penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit adalah pasienmaupun
karyawan (pegawai). Sesuai dengan kondisi Rumah Sakit dapat juga dilakukan
penyelenggaraan bagi pengunjung (pasien rawat jalan ataukeluarga pasien).
Pemberian makanan yang memenuhi gizi seimbang sertahabis termakan merupakan
salah satu cara untuk mempercepat penyembuhan dan memperpendek hari rawat inap
(Harvie, 2011).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Standar Makanan
Standar makanan adalah tersedianya acuan/patokan jenis dan jumlah bahan
makanan seorang sehari sebagai dasar untuk merancang kebutuhan akan jenis dan
jumlah bahan makanan dalam penyelenggaran makanan. Standar makanan berfungsi
sebagai alat evaluasi pencapaian kecukupan gizi konsumen yang sesuai dengan dana
yang tersedia. (Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi Kemenkes, 2018).
Bentuk makanan di rumah sakit disesuaikan dengan keadaan pasien. Menurut
Almatsier (2004) makanan orang sakit dibedakan dalam : makanan biasa, makanan
lunak, makanan saring dan makanan cair.
1. Makanan biasa
Makanan biasa sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka ragam,
bervariasi dengan bentuk, tekstur dengan aroma yang normal. Susunan
makanan mengacu pada pola makanan seimbang dan angka kecukupan gizi
(AKG) yang dianjurkan bagi orang dewasa sehat. Makanan biasa diberikan
kepada pasien yang tidak memerlukan diet khusus berhubungan dengan
penyakitnya, makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk yang mudah cerna,
dan tidak merangsang saluran cerna.
2. Makanan lunak
Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah,
ditelan dan dicerna, makanan ini cukup kalori, protein dan zat-zat gizi lainnya.
Menurut keadaan penyakitnya makanan lunak dapat diberikan langsung
kepada pasien atau sebagai perpindahan dari makanan saring ke makanan
biasa. Makanan lunak diberikan kepada pasien sesudah operasi tertentu, pasien
dengan penyakit infeksi dengan kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi.
3. Makanan saring
Makanan saring adalah makanan semi padat yang mempunyai tekstur lebih
halus dari makanan lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna. Makanan
saring diberikan kepada pasien sesudah mengalami operasi tertentu, pada
infeksi akut termasuk infeksi saluran cerna, serta pada pasien dengan kesulitan
mengunyah dan menelan. Menurut keadaan penyakit, makanan saring dapat
diberikan langsung kepada pasien atau perpindahan dari makanan cair kental
ke makanan lunak.
4. Makanan cair
Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga
kental. Makanan ini diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan
mengunyah, menelan dan mencernakan makanan yang disebabkan oleh
menurunnya kesadaran, suhu tinggi, rasa mual, muntah.
Standar makanan biasa dan makanan lunak
b. Standar Porsi
Standar porsi adalah rincian macam dan jumlah bahan makanan dalam berat
bersih mentah untuk setiap hidangan. Standar porsi dibuat untuk kebutuhan per orang
yang di dalamnya memuat jumlah dan komposisi bahan makanan yang dibutuhkan
oleh individu untuk tiap kali makan, sesuai dengan siklus menu, kebutuhan serta
kecukupan gizi individu. Penggunaan standar porsi ini tidak hanya pada unit
pengolahan saja melainkan pada unit perencanaan menu, pembelian untuk penetapan
spesifikasi bahan makanan, unit persiapan untuk menyeragamkan potongan bahan
makanan, dan unit distribusi untuk proses pemorsian. (Manajemen Sistem
Penyelenggaraan Makanan Institusi Kemenkes, 2018).
c. Standar Resep
Resep standar dikembangkan dari resep yang ada dengan melipatgandakan atau
memperkecil jumlah penggunaan bahan makanan yang diperlukan. Untuk mencapai standar
yang baik sesuai yang diharapkan diperlukan resep-resep yang standar. Dalam standar resep
tercantum nama makanan, bumbu yang diperlukan, teknik yang diperlukan dan urutan
melakukan pemasakan. Suhu dan waktu pemasakan, macam dan ukuran alat yang dipakai,
jumlah porsi yang dihasilkan, cara memotong, membagi, cara menyajikan dan taksiran harga
dalam porsi.
Contoh Standar resep
Nama Masakan : Ikan Semur
2. Cara Membuat
- Bersihkan ikan yang akan diolah
- Bersihkan bawang merah, bawang putih, tomat, cabe rawit, dan jahe.
- Campurkan semua bahan bumbu ke dalam blender.
- Blender semua bahan bumbu hingga halus
- Goreng ikan hingga setengah matang
- Masak bumbu halus tambahkan kecap secukupnya
- Masukkan ikan
- Masak hingga matang
3. Hasil
- Jumlah Porsi : 1 orang pasien
- Waktu : Persiapan 10 menit
Pengolahan 15 menit
- Suhu : 80ᵒC
- Berat Matang : 80 gr
- Nilai Gizi : Energi 86,8 kkal
Protein 14,1 gr
Lemak 2,1 gr
Karbohidrat 3 gr
d. Standar Bumbu
Standar bumbu adalah rincian macam dan jumlah rempah dalam berat bersih mentah
untuk setiap resep makanan. Standar bumbu berisi bumbu yang sudah dibakukan
untuk resep tertentu, sehingga dapat menghasilkan masakan yang relatif sama cita
rasanya. Bumbu dasar dapat digunakan dalam sistem penyelenggaraan makanan
institusi dimana memproduksi banyak item menu atau hidangan.
Bumbu dasar dapat ditambah bumbu tambahan tergantung dari macam
hidangannya.Penggunaan bumbu dasar ini harus distandarisasi karena juga
merupakan penyederhanaan pembuatan bumbu pada penyelenggaraan makanan
institusi yang besar.
Standar bumbu :
1. Standar Bumbu A (Merah)
- Bawang merah
- Bawang putih
- Cabe merah
- Kemiri
- Gula merah
Contoh penggunaan dalam masakan :
- Sambal goreng
- Sayur asem
- Rendang, balado
3. Standar Bumbu C
- Bawang merah
- Bawang putih
- Lada
Contoh penggunaan dalam masakan :
- Sop sayuran
- Mie goreng/rebus
- Semur
- Perkedel
- Capcay
- Tumisan cah
e. Master Menu
Master Menu
Master menu adalah kumpulan menu berdasarkan siklus yang sudah resmi ditetapkan
oleh suatu rumah sakit. Siklus menu adalah perputaran atau hidangan yang akan
disajikan kepada konsumen dalam jangka waktu tertentu. Siklus menu dirumah sakit
ini adalah siklus menu 10 hari. Siklus menu 10 hari diganti 1 tahun sekali.
Master menu :
Waktu Menu Berat (URT) Berat (gr)
Pagi Nasi putih 1 centong 160 gr
Telur semur 1 butir 60 gr
Tempe goreng 1 potong 25 gr
Sop sayuran 5 sdm 100 gr
Selingan Bubur kacang 1 cup 100 gr
ijo
Siang Nasi putih 1 centong 160 gr
Ikan tauco 1 potong 50 gr
Tempe bacem 1 potong 25 gr
Sayur bening 5 sdm 100 gr
Semangka 1 potong 80 gr
Malam Nasi putih 1 centong 160 gr
Ayam gulai 1 potong 50 gr
Tahu bumbu 1 potong 25 gr
kecap
Tumis sayur 5 sdm 100 gr
Pepaya 1 potong 80 gr
1. Makanan Lunak
2. Makanan Saring
- Bubur ayam
- Cream soup bayam
- Jus buah