EVALUASI KONTROL PRODUKSI A. Evaluasi Produksi 1. Kegiatan Persiapan
Persiapan bahan makanan Pada RSUP DR.HSB, berikut kegiatan
persiapannya : adalah serangkaian Persiapan Bumbu kegiatan dalam Prinsip yang diterapkan adalah mempersiapkan bahan FIFO (First In First Out) yaitu makanan yang siap diolah apabila ada stock dari bumbu yang (mencuci, memotong, bersisa, maka untuk penggunaan bumbu adalah yang pertama menyiangi, meracik, dan dibuat, bumbu tersebut sebagainya) sesuai dengan dikeluarkan, penggunaan bumbu menu, standar resep, dengan melihat menu untuk keesokannya atau masih dalam standar porsi, standar batas tahan simpan bumbu yaitu 6 bumbu dan jumlah pasien hari. Untuk tenaga persiapan yang dilayani. bumbu ada 2 orang. Persiapan Lauk Hewani dan Lauk Nabati Pada ruang persiapan lauk hewani dan nabati terdapat berbagai macam alat, antara lain: timbangan digital, freezer, wastafel (panas dan dingin, kipas angin, alat penggiling daging, plastik wrap, pisau, keranjang dan juga terdapat talenan berbagai macam warna dengan fungsi yang berbeda, yaitu : Warna merah : Pemotongan daging mentah Warna biru : Pemotongan makanan laut Warna kuning : Pemotongan ayam dan unggas Persiapan sayuran Persiapan Formula Sayuran dilakukan 1. Zonde Formula Rumah pengecekan kembali Sakit apakah sesuai dengan 2. Zonde DM Formula spesifikasi, bila tidak Rumah Sakit sesuai maka akan 3. Sonde Protein dikembalikan. Sayuran juga dipisahkan antara 4. Sonde Diet Jantung sayuran diit dan non diit. 5. Sonde Diit Rendah Lemak/Tanpa Susu 6. Formula Polimerik 7. Formula Komersial 2. Pengolahan Bahan Makanan Pengolahan Makanan Pokok Pengolahan Lauk Hewani Standar makanan pokok di RSUP Pengolahan menu lauk hewani DR Hasan Sadikin menggunakan untuk makan pagi dilakukan kategori ukuran yaitu Small (S), pada waktu sore sehari Medium (M), Large (L). sebelumnya. Sedangkan untuk Pengolahan makanan pokok menu lauk hewani makan siang terbagi atas makanan diit dan dibuat pada pagi harinya. Pada makanan non diit yang berbeda unit non diit, tidak ada pula ruang pemasakannya. pemmbedaan saat pengolahan Makanan pokok yang diolah lauk hewani untuk kelas terdiri atas nasi, nasi tim, bubur perawatan yang berbeda. Semua nasi, dan bubur sumsum. Tidak lauk hewani dimasak bersamaan. ada pembedaan saat pengolahan Sedangkan pada unit diit, lauk pada tiga kategori diatas. Hanya hewani dimasak berdasarkan saja, dibedakan saat pemorsian jenis diit dan bentuk makanan tersebut, yaitu makanan makananannya. diporsi sesuai dengan ukuran Pengolahan Lauk Pengolahan Sayuran Nabati Pada unit non diit, tidak ada Pemesanan yang dibuat pembedaan saat pengolahan lauk sayuran untuk kelas bedasarkan kekuatan perawatan yang berbeda. pasien 1 hari yang lalu Pada unit diit, pengolahan adalah 438 pasien, sayuran dibedakan sedangkan untuk berdasarkan jenis diitnya. distribusi pada siang hari Dilakukan uji cita rasa adalah 455 pasien, dimana makanan saat pengolahan. pasien naik sebanyak 17 Apabila terjadi penurunan orang. Dimana pasien dan peningkatan jumlah kelas I yaitu 75 orang, pasien, tidak dilakukan penambahan ataupun pasien kelas II 107 orang pengurangan sayuran yang dan pasien kelas III yaitu diolah. Uji cita rasa 273 orang. Adapun suhu dilakukam saat pengolahan penyajian menu tumis sedang berlangsung. tahu kuning adalah 870C. Pengolahan Snack Pengolahan Formula Snack pasien di Rumah Sakit DR. Rumah Sakit Hasan Sadikin terbagi dua, yaitu snack diit dan snack non diit. Siapkan bahan baku 1.Snack non diit yang diproduksi yang dibutuhkan yaitu oleh instalasi gizi yaitu hanya bubur kacang hijau. Apabila susu cair, gula pasir, terjadi peningkatan jumlah telur, tepung hunkue pasien, bahan makanan telur (maizena), margarin, sudah dipersiapkan sebagai cadangan. Saat terjadi penurunan dan air sesuai kebutuhan jumlah pasien, pengolah makanan melaporkan ke koordinator PPM. 2. Untuk diitDM, snack berupa buah-buahan yang penerimaannya juga dilakukan setiap pagi. Buah-buahan yang biasa digunakan sebagai snack untuk DM yaitu pisang, papaya, dan jeruk. B. Evaluasi Kontrol Produksi Organisasi Pengawasan Mutu Contoh pengawasan mutu di salah satu Rumah Sakit tipe A, yaitu RSUD Dr. SA Malang pada bagian produksi, pengendalian produksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh manajemen Rumah Sakit untuk mengelola, mengatur, mengkoordinir dan mengarahkan proses produksi (peralatan, bahan baku, mesin, tenaga kerja) ke dalam suatu yang bisa memberikan hasil dengan jumlah biaya seefektif mungkin dan waktu secepat mungkin. Agar makanan yang diproduksi sesuai dengan jumlah dan biaya yang telah ditentukan. Dari hasil wawancara dan pengamatan dilakukan peneliti, instalasi gizi RSUD Dr. SA Malang sudah sesuai dalam melakukan kegiatan pengendalian produksi. Ini terlihat dengan di bagian penerimaan bahan makanan, sudah menerima rekap jumlah bahan makanan yang akan dipesan kepada rekanan dari distribusi, sehingga dapat mengelola, mengatur, dan mengkoordinir secara tepat dengan jumlah pengeluaran biaya seefektif mungkin dan penggunaan waktu secepat mungkin. Standar Prosedur Operasional berdasarkan waktu d suhu pengolahan bahan makanan di RSUD Dr. SA Malang Pedoman Evaluasi Produk Bentuk-Bentuk Pengawasan Dan Pengendalian 1) Pencatatan dan pelaporan Kegiatan pencatatan dan pelaporan di instalasi gizi: a) Pencatatan dan pelaporan pengadaan makanan b) Pencatatan dan pelaporan tentang penyelenggaraan makanan c) Pencatatan dan pelaporan tentang kelengkapan peralatan Instalasi Gizi d) Pencatatan dan pelaporan anggaran belanja bahan makanan e) Pencatatan dan pelaporan pelayanan gizi di ruang rawat inap f) Pencatatan dan pelaporan pelayanan gizi di ruang rawat jalan Pengawasan Standar Porsi 1) Untuk bahan makanan (padat) pemawasan porsi dilakukan dengan penimbangan 2) Untuk bahan makanan yang cair/setengah cair seperti susu dan bumbu dipakai gelas ukuran/liter matt, sendok ukuran atau alat ukur lain yang sudah distandarisasi atau bila perlu ditimbang 3) Untuk pemotongan bentuk bahan makanan yang sesuai untuk jenis hidangan, dapat dipakai alat-alat pemotong atau dipotong menurut petunjuk 4) Untuk memudahkan persiapan sayuran dapat diukur dengan kontainer/panci yang standar dan bentuk sama 5) Untuk mendapatkan porsi yang tetap (tidak berubah- ubah) harus digunakan standar porsi dan standar resep Pengawasan harga 1. Tetapkan kebijakan keuangan yang ingin dicapai 2. Buat format isian pelaksanaan pencatatan pelaporan yang baku untuk pengawasan 3. Kalkulasi pemasukan bahan makanan berikut nilai rupiahnya setiap saat dan pada periode tertentu yang telah ditentukan 4. Hitung biaya per porsi atau biaya per orang per hari 5. Pengendalian biaya Cara Pengendalian Biaya Makanan 1. Kembangkan kebijakan keuangan bagi institusi. 2. Kembangkan pengendalian secara rutin. 3. Pengendalian pada pos kegiatan Kendala Dalam Pengendalian Biaya Makanan 1. Banyak menggunakan bahan makanan yang mudah rusak 2. Banyak volume kegiatan yang tidak dapat diperkirakan sehingga sulit membuat perkiraan jumlah makanan (secara tepat) yang harus disiapkan 3. Tidak stabilnya kondisi pasar sehingga dapat mempengaruhi harga makanan 4. Banyaknya variasi makanan yang harus diproduksi Langkah-Langkah Dalam Proses Pengendalian 1. Membuat dasar untuk pelaksanaan 2. Melatih tenaga penyelenggaraan makanan untuk memahami dan melaksanakan standar-standar yang telah ditetapkan 3. Memonitor, melihat, mengukur, mengecek pelaksanaan yang dilakukan kemudian membandingkan antara pelaksanaan kegiatan yang benar-benar dilakukan dengan standar yang telah dibuat sebelumnya. Bila terjadi ketidaksamaan atau penyimpangan- penyimpangan yang merupakan umpan balik (feed back) 4. Menetapkan tindakan perbaikan/koreksi untuk mengatasi penyimpangan dengan melaksanakan cara-cara yang telah disepakati berdasarkan data kegiatan terdahulu Pengendalian Biaya Tenaga/ Harga Tenaga 1. Tujuan Untuk memaksimalkan efisiensi tenaga kerja secara berdaya guna sesuai dengan standar kualitas dan pelayanan yang dilakukan, sehingga dapat tercapai tujuan yang optimal 2. Faktor yang mempengaruhi biaya Tipe menu dan besarnya persiapan yang diperlukan Jenis pelayanan Jumlah hidangan yang disajikan setiap hari Jumlah dan jenis makanan yang dijual Peralatan yang Jumlah tenaga kerja 3. Penghematan Penggunaan Tenaga a/Menu yang disajikan harus sederhana dan spesifik b/Gunakan bahan makanan setengah jadi c/Buat standar performance dan produktivitas d/Perencanaan dan taksiran tenaga yang dibutuhkan e/Perencanaan staff harus tepat f/Jadwal harus ketat dan tepat g/Gunakan tenaga paruh waktu atau secara kontrak h/Awasi kelebihan waktu i/Gunakan peralatan yang tepat dan cukup j/Sederhanakan setiap prosedur k/Latih tenaga kerja untuk meningkatkan performance l/Tanamkan disiplin pada pegawai m/Gunakan catatan yang tepat n/Awasi pertukaran pegawai o/Lakukan reorganisasi bila perlu p/Perbaiki layout fasilitas Penilaian Prosedur Kerja
Prosedur kerja di instalasi gizi pun turut diperhatikan
demi menjamin keberhasilan kendali mutu yang telah ditetapkan. Kinerja dan kepatuhan karyawan menjadi pengaruh besar, karena karyawan memiliki peran penting dalam pengelolaan makanan kepada pasien di rumah sakit. Penggunaan APD yang lengkap merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh para karyawan dalam menjalankan tugas dan menerapkan aturan penting lainnya yang berlaku. Pembagian tugas pada karyawan pun harus jelas agar dapat menjalankan tugas masing- masing dalam pengelolaan segala jenis bahan makanan. Pertama karyawan datang dan masuk ke loker untuk mengganti dengan pakaian kerja (kaos lengan panjang) setelah itu mereka akan menuju ke wastafel untuk cuci tangan sesuai dengan 6 langkah. Apabila pekerja berkerudung maka harus mengganti kerudung khusus, selanjutnya pekerja harus memakai APD seperti topi, celemek, masker dan alas kaki. Setelah itu masuk kedalam ruang steril lalu menuju ke unit masing-masing. Dimana terdapat unit persiapan yaitu lauk, sayur, buah, dan lainnya. Setelah bahan makanan disiapkan setelah itu akan diambil oleh petugas pengolahan, dimana ruang pengolahan terdapat khusus pasien bangsal dan VIP. Kemudian pada dapur pasien dibagi menjadi masak sayur dan lauk.