Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SISTEM PENYELENGGARAAN

MAKANAN INSITUSI
(SPMI)

SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI INDUSTRI /


TENAGA KERJA

KELOMPOK 1

1. AZIZAH AINI

2. CITRA BUNGA ESA

3. NOVITA INDRIYANI

4. VINNY PRATIWI

DOSEN :

Iswanelly Mourbas, SKM, M.Kes


POLTEKKES KEMENKES PADANG

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
nikmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sistem
Penyelenggaraan Makanan Institusi yang khusus membahasa mengenai
institusi industri atau tenaga kerja.
Makalah ini berisi latar belakang, tujuan, karakteristik, serta bagaimana
sistem penyelenggaraan makanan di industri tenaga kerja.
Kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan sehingga kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi peningkatan mutu
makalah kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi orang banyak.

Padang, 30 januari 2019

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………… 1
1.3 Tujuan………………………………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Latar belakang adanya penyelenggaraan makanan institusi industri……………
2.2 Tujuan Penyelenggaraan makanan institusi industri……………………………
2.3 Karakteristik Penyelenggaraan makanan institusi industri……………………..
2.4 Sistem Pelayanan Penyelenggaraan makanan institusi industri………………..
2.5 Termasuk Komersial / Non-Komersial / Semi-Komersial……………………..

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyelenggaraan makanan merupakan suatu rangkaian kerja yang melibatkan


tenaga manusia, peralatan, material, dana, dan berbagai sumber daya lainnya dengan
tujuan untuk mendapatkan kualitas serta cita rasa makanan yang akan disajikan dapat
memuaskan konsumen dan dapat menekan biaya penyelenggaraan makanan pada
taraf yang wajar serta tidak mengurangi kualitas pelayanan.

Sistem penyelenggaraan makanan institusi merupakan program terpadu dari


perencanaan menu, pengadaan bahan makanan, penyajian makanan dan minuman,
penggunaan sarana serta metode yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Penyelenggaraan makanan dilaksanakan bukan hanya dirumah sakit, tetapi juga


diinstitusi lain seperti industri, panti sosial, sekolah, asrama haji, katering, dan lain -
lainnya dengan menggunakan suatu cara untuk membantu dan mempercepat proses
penyembuhan pasien (dirumah sakit), memberi kepuasan konsumen (komersial), dan
memberikan perlindungan yang mencakup kesejahteraan dan kesehatan tenaga kerja
(industri).

1.2 Rumusan Masalah


 Apa latar belakang dilakukannya penyelenggaraan makanan di industri?
 Apa tujuan dilakukannya penyelenggaraan makanan di industri?
 Seperti apa karakteristik penyelenggaraan makanan di industri?
 Bagaimana pelayanan penyelenggaraan makanan di industri?
 Apakah penyelenggaraan makanan di industri ini bersifat komersial / non
komersial / semi komersial?

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui latar belakang dilakukannya penyelenggaraan makanan di
industri
 Untuk mengetahui tujuan dilakukannya penyelenggaraan makanan di industri
 Untuk mengetahui karakteristik penyelenggaraan makanan di industri
 Untuk menelusuri Bagaimana pelayanan penyelenggaraan makanan di industri
 Untuk mengetahui Apakah penyelenggaraan makanan di industri ini bersifat
komersial / non komersial / semi komersial
Tambahan materi :
Sistem penyelenggaraan makanan :

Dalam Pasal 35 ayat (3) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”) dikatakan bahwa pemberi kerja dalam
mempekerjakan tenaga kerja wajib memberikan perlindungan yang mencakup
kesejahteraan, keselamatan, dan kesehatan baik mental maupun fisik tenaga kerja.

pada ketentuan dalam UU Ketenagakerjaan, mengenai makanan hanya ditemukan


pengaturan bahwa pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara
pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 wajib memberikan makanan dan minuman
bergizi. Ini berarti bagi pekerja wanita yang dipekerjakan di bawah pukul 06.00 , ada
keharusan bagi perusahaan untuk memberikan makanan.

Pasal 86 ayat (2) UU Ketenagakerjaan, dikatakan bahwa upaya keselamatan dan


kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan jaminan keselamatan dan
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi
kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

(tolong bantu buek kesimpulan dihhh)

Anda mungkin juga menyukai