DISUSUN OLEH :
DOSEN PEMBIMBIG :
DAFTAR ISI……………………………………………….…………………………………………..2
BAB I (PENDAHULUAN)…………………………………………………….……………….…3
LATAR BELAKANG……………………………………………………….……………….3
RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………..3
BAB II (PEMBAHASAN)…………………………………………………………………….4-18
KESIMPULAN……………………………………………………………………..….…..20
SARAN……………………………………………………………………………………….20
PENUTUP…………………………………………………………………………………..20
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….…21
BAB I
(PENDAHULUAN)
1.1 Latar Belakang
2. Apa saja sifat, proses makanan & minuman yang bergizi menurut Islam?
1) GIZI
Pengertian gizi secara umum ialah suatu proses organism
menggunakan makanan yang di konsumsi secara normal melalui proses
digesti. Absorbs, transportasi, penyimpanan, metabolism dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta untuk
menghasilkan energi.
Menurut Islam : gizi berasal dari bahasa Arab “Al Gizzai” yang artinya
ialah makanan dan manfaatnya bagi kesehatan. Al Gizzai juga dapat di
artikan sebagai sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan.
Ajaran islam tak terkecuali mengajarkan tentang apa yang akan kita
makan atau kita konsumsi. Oleh karena itu bagi Muslimin disamping
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisik, juga berkaitan dengan
nurani, iman dan ibadah serta identitas diri, bahkan dengan perilaku kita.
Artinya :
“ Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa-apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syeitan……….” (Q.S Al-Baqarah 29 : 168).
Dari ayat tersebut, dapat kita ketahui bahwa Allah Menyuruh
manusia memakan apa saja yang ada di dunia ini yang diciptakan-Nya,
sepanjang batas-batas yang halal dan baik (thayibah).
2) KESEHATAN
Pengertian Kesehatan menurut UU No 36 Tahun 2009 pasal 1 yaitu
keadaan sehat, baik secara fisik,mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
Kesehatan menurut Islam Menurut Islam, kesehatan yang dicari
bukan hanya kebahagiaan/kesehatan hidup di duniasaja, tetapi juga
sehat/bahagia di akhirat berdasarkan definisi dari Q.S.Al-Baqarah ayat 201 :
“Ya Tuhan kami, berilah kepada kami kesehatan di dunia dan kesehatan di
akhirat dan hindarilah kami dari (sakitnya) azab api (nar itu)”.
Allah swt telah mengharamkan darah yang mengalir, babi, dan bangkai
(kecuali ikan dan belalang) untuk dimakan oleh manusia, karena hal itu
termasuk najis. Dalam hal ini seluruh bentuk najis menjadi haram
hukumnya untuk dimakan. Hal ini sebagaimana yang ditegaskan Allah swt
dalam Al Qur’an.
“Katakanlah: ‘Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan
kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya,
kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir, atau daging
babi karena semua itu najis, atau binatang yang disembelih atas nama
selain Allah.“(QS Al An’am: 145)
Sesuatu bagian yang dipotong dari binatang itu masih hidup statusnya sama
seperti bangkai, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw, “Apa yang
dipotong dari binatang selagi ia masih hidup adalah bangkai” (HR Abu
Dawud dan Ibnu Majah)
Hewan yang telah dibunuh oleh hewan buas termasuk jenis bangkai, kecuali
hewan tersebut telah dilatih dan pada saat melepaskannya untuk
menangkap buruan kita menyebutkan nama Allah swt, maka hukumnya
adalah halal untuk hewan hasil tangkapannya.
2. Tidak menimbulkan dharar (bahaya) bagi fisik.
Yang termasuk makanan ataupun minuman yang memiliki efek bahaya bagi
fisik manusia adalah racun. Dan golongan minuman yang memabukkan,
menghilangkan pikiran sehat, atau melalaikan adalah termasuk jenis ini. Hal
ini sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an.
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS Al Maidah: 90)
Rasulullah saw bersabda, “Tidak dibolehkan melakukan sesuatu yang
membahayakan (dharar) diri sendiri dan orang lain (dhirar).” (HR Ibnu
Majah dan Ahmad.).
Beliau juga bersabda, “Barangsiapa yang mereguk racun lalu membunuh
dirinya sendiri, maka racunnya akan tetap berada di tangannya seraya ia
mereguknya di neraka Jahannam selama-lamanya.” (HR Bukhari).
3. Daging Babi
Ulama sepakat, daging babi haram dikonsumsi. Demikian pula lemak babi
yang dipergunakan dalam industri makanan yang dikenal dengan istilah
shortening, serta semua zat yang berasal dari babi yang biasanya dijadikan
bahan campuran makanan (food additive). Kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi telah memungkinkan manusia memproduksi bahan
campuran makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetika dalam bentuk
gelatin, lemak, pepsin, rennin, rennet, dan lain-lain. Kebanyakan sumber
gelatin adalah hewan, dan hewan yang banyak digunakan di dunia Barat
adalah babi. Gelatin tidak hanya digunakan untuk memproduksi makanan,
tetapi juga manisan, obat-obatan dan produk-produk lainnya.
Seluruh makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetika yang
mengandung unsur babi dalam bentuk apapun, haram dikonsumsi (Ath-
Thuraiqy, Ahkam al Ath’imah, 1984: 307-314). Hal ini didasarkan surat Al
Baqarah, 2:173, sbb.:
َ َير َولَح َْم َوالد ََّْم ال َميت َ ْة
علَي ُك ُْم َح َّر َْم إِّنَّ َما َّْ ّللا ِّلغَي ِّْر بِّ ِّْه أ ُ ِّه
ِّْ ل َو َما ال ِّخن ِّز َّْ ....ِِّ
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging
babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.
4. Binatang Buas
Binatang buas yang memiliki gigi taring atau burung yang mempunyai kuku
mencengkeram adalah haram dimakan dagingnya, misalnya: harimau,
anjing, kera, gajah, dan kucing. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan
Imam Muslim dari sahabat Abdullah Ibn Abbas RA:
ْعنَ نِّْ عبَّاسْ اب َ لَْ ل نَ َهى قَا
ُْ سو َِّّْ صلَّى
ُ ّللا َر َ ُّللا َ سلَّ َْم
َّْ علَي ِّْه َ عنْ َو ِّْ اعِّ ِّمنْ نَابْ ذِّي ُك
َ ل ْ َالسب
ِّ ْعن ِّْ ذِّي ُك
َ ل َو
َّ ( ن: 3574)
ْالطي ِّْر ِّمنْ ِّمخلَب
Rasulullah SAW melarang memakan (daging) setiap binatang buas yang
memiliki gigi taring dan burung yang mempunyai kuku tajam
(mencengkeram). (Al-Mundziri, Mukhtashar Shahih Muslim, 2000:356).
Preventif (Pencegahan)
Diantaranya:
Shalat tahajud
“Hendaklah kalian bangun malam. Sebab hal itu merupakan kebiasaan orang-
orang shaleh sebelum kalian. Wahana pendekatan diri kepada Allah SWT,
penghapus dosa dan pengusir penyakit dari dalam tubuh”. (HR at-Tirmidzi).
Jika melakukan shalat tahajud secara rutin, benar gerakannya, ikhlas dan khusuk
niscaya (dengan seijin Allah SWT) akan terbebas dari penyakit infeksi dan kanker,
menjadikan tubuh bugar dan bersemangat, serta terhindar dari penyakit
punggung pada usia tua. Dr. Abdul Hamid diyab dan Dr. Ah Qurquz
mengungkapkan bahwa shalat malam atau shalat tahajud dapat meningkatkan
daya tahan tubuh kita sehingga tidak mudah terkana penyakit, akan
menenangkan hati dari segala kegundahan dan kegelisahan hidup yang dialami.
memiliki kandungan aspek meditasi dan relaksasi yang cukup besar, dan memiliki
pengaruh terhadap kejiwaan yang dapat digunakan sebagai strategi
penanggulangan adaptif pereda stres.
Puasa sunnah
“Dan kalau kalian puasa itu lbh baik bagi kalian kalau kalian mengetahuinya.”
(Surat Al-Baqoroh: 184)
Kebersihan tubuh
Kebersihan Lingkungan
Pastikan makanan yang didapatkan adalah halal dan baik (thayyib) serta
tidak mengandung unsur-unsur yang haram.
َِْي أَنتُم بِ ِْه ُمؤ ِمنُون ّْ َو ُكلُواْ ِم َّما َر َزقَ ُك ُْم
ّْ ْللاُ َحالَ ْلا َطيِّبْا ا َواتَّقُوا
َْ للاَ الَّذ
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (QS:
Al Maidah: 88).
Halal berkaitan dengan urusan akhirat, yaitu halal cara mendapatkannya dan halal
barangnya. Sedangkan thayyib berkaitan dengan urusan duniawi, seperti baik
tidaknya atau bergizi tidaknya makanan yang dikonsumsi.
Aturannya, kapasitas perut dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu sepertiga untuk
makanan (zat padat), sepertiga untuk minuman (zat cair), dan sepertiga lagi untuk
udara (gas).
“Al Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang manusia
mengisi sebuah tempat yang lebih buruk daripada perut, cukuplah bagi seorang
manusia beberapa suapan yang menegakkan punggungngya, dan jika hawa
nafsunya mengalahkan manusia, maka 1/3 untuk makan dan 1/3 untuk minum
dan 1/3 untuk bernafas.” HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam
kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 2265.
B. Kuratif (Pengobatan)
1. Spiritual Illahiyah (do’a dan dzikir dikenal dengan istilah Ruqyah Syar’iyah)
2. Materi Natural (obat alamiah seperti madu, zam-zam, zaitun,
habbatussauda’, talbinah, kurma, dll)
3. Bersifat Terapi (Hijamah atau bekam)
4. Kombinasi dari ketiganya
1. Spiritual Illahiah
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an apa yang merupakan syifa` dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman” (Al-Isra`: 82)
a. Madu
ِ طونِ َها ش ََرابْ ُّم ۡخت َ ِلفْ أ َ ۡل َوانُ ْهُ فِي ِْه
ْ ِ شفَاء ِللن
ْاس ِإن ُ ُج ِمن ب ُْ لا َي ۡخ ُر
ْ ُك ذُل ۡ َْت ف
ُ اسلُ ِكي
ِْ ِّسبُ َْل َر ِب ِْ ثُمْ ُك ِلي ِمن ُك ِِّْل الث َم َرا
فِي ذَ ِلكَْ آل َي ْةا ِلِّقَ ۡومْ َيتَفَك ُرون
b. Zam-zam
c. Zaitun
“Konsumsilah minyak zaitun dan gunakan sebagai minyak rambut, karena minyak
zaitun dibuat dari pohon yang penuh berkah.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
d. Habbatussauda
e. Talbinah
f. Kurma
“Barang siapa yang makan pagi dengan tujuh butir kurma Ajwah, maka tak akan
mencelakainya racun dan sihir dihari itu” (Riwayat Shahih Al-Bukhari).
3. Terapi
Bekam
3.2 Saran
3.3 Penutup
Demikianlah makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat dan apabila
ada kesalahan mohon di maafkan, dan kami meminta adanya saran serta
kritikan yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Nizar D, Muhammad. 2002. Hidup Sehat & Bersih Ala Nabi. Jakarta: Hikmah.
Pandi W, Emma. 2010. Sehat Cara Al-Qur’an & Hadis. Jakarta: Hikmah.
http://www.hadistislam.com/2012/06/cara-hidup-sehat-ala-rasulullah-saw.html
http://muslimah.or.id/kesehatan-muslimah/fakta-thibbun-nabawi-habbatus-
sauda-madu-dan-minyak-zaitun.html