Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH AGAMA ISLAM

TENTANG : GIZI DAN KESEHATAN DALAM ISLAM

DISUSUN OLEH :

MIFTAHUR RAHMI (172210655)

NABIELLA DE ALLIFIA ADOV (172210656)

NIKEN AYU PERTIWI (172210657)

KELAS : D-IV GIZI 1A

DOSEN PEMBIMBIG :

YONDRI MULYADI, S.HI,MA

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG


TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Berkat Rahmat Allah SWT kami dapat membuat makalah ini,
sebagai salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang berjudul “Gizi
dan Kesehatan dalam Islam”.
Dalam penulisan makalah ini kami telah berusaha dengan semaksimal
mungkin dalam menyelesaikannya dengan hasil yang baik. Namun dengan
demikian, jika ada kesalahan dalam makalah ini kami minta adanya saran dan
kritikan yang dapat membangun pada masa yang akan datang demi kebaikan
bersama.
Ucapan terima kasih tak lupa pula kami sampaikan kepada yang terutama
sekali Ibu dan Bapak Dosen mata Pendidikan Agama Islam. Untuk itu kami
serahkan segalanya kepada Allah SWT agar makalah ini dapat diterima dan
bermanfaat bagi yang membacanya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………….…………………………………….…1

DAFTAR ISI……………………………………………….…………………………………………..2

BAB I (PENDAHULUAN)…………………………………………………….……………….…3

LATAR BELAKANG……………………………………………………….……………….3

RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………..3

BAB II (PEMBAHASAN)…………………………………………………………………….4-18

PENGERTIAN GIZI DAN KESEHATAN………………………………………….4-5

SIFAT, PROSES MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM…....5-12


METODE PENGOBATAN DALAM ISLAM……………………………..…13-19

BAB III (PENUTUP)…………………………………………………………………………...…20

KESIMPULAN……………………………………………………………………..….…..20

SARAN……………………………………………………………………………………….20

PENUTUP…………………………………………………………………………………..20

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….…21
BAB I
(PENDAHULUAN)
1.1 Latar Belakang

Makanan dibutuhkan manusia untuk bertahan hidup. Makanan yang


beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang
diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya.Kesehatan seorang sangat
dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh. Kurangnya gizi yang diserap
oleh tubuh mengakibatkan mudah terserang penyakit, karena gizi memberi
pengaruh yang besar terhadap kekebalan tubuh.Beberapa penyakit yang timbul
akibat kurangnya gizi antaralain diare, disentri, gondok, busung lapar,
DefisiensiKurang Kalori Protein (KKP), Defisensi Vitamin A,Defisiensi Yodium,
Anemia, Marasmus, Kwashiorkor danbeberapa penyakit lainnya. Meskipun
kekurangan gizi bukanmerupakan hal baik, bukan berarti apabila seorang
diberikan asupan gizi secara berlebih(misalnya memberikan berbagai pil vitamin)
akan membuat tubuhnya menjadi kebal terhadap berbagai penyakit. Tubuh justru
akan mengalami kehilangan kemampuan untuk‘membentengi’ tubuh, sehingga
mempermudah masuknya penyakit.

Ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, takterkecuali masalah


makan. Oleh karena itu bagi kaum muslimin, makanan di samping berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan fisik, juga berkaitan dengan ruhani, iman dan
ibadah juga dengan identitas diri, bahkan dengan perilaku.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian gizi dan kesehatan dalam islam?

2. Apa saja sifat, proses makanan & minuman yang bergizi menurut Islam?

3. Bagaimanakah metode pengobatan dalam Islam?


BAB II
(PEMBAHASAN)

A. PENGERTIAN GIZI DAN KESEHATAN

1) GIZI
Pengertian gizi secara umum ialah suatu proses organism
menggunakan makanan yang di konsumsi secara normal melalui proses
digesti. Absorbs, transportasi, penyimpanan, metabolism dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta untuk
menghasilkan energi.
Menurut Islam : gizi berasal dari bahasa Arab “Al Gizzai” yang artinya
ialah makanan dan manfaatnya bagi kesehatan. Al Gizzai juga dapat di
artikan sebagai sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan.
Ajaran islam tak terkecuali mengajarkan tentang apa yang akan kita
makan atau kita konsumsi. Oleh karena itu bagi Muslimin disamping
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisik, juga berkaitan dengan
nurani, iman dan ibadah serta identitas diri, bahkan dengan perilaku kita.
Artinya :
“ Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa-apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syeitan……….” (Q.S Al-Baqarah 29 : 168).
Dari ayat tersebut, dapat kita ketahui bahwa Allah Menyuruh
manusia memakan apa saja yang ada di dunia ini yang diciptakan-Nya,
sepanjang batas-batas yang halal dan baik (thayibah).

2) KESEHATAN
Pengertian Kesehatan menurut UU No 36 Tahun 2009 pasal 1 yaitu
keadaan sehat, baik secara fisik,mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
Kesehatan menurut Islam Menurut Islam, kesehatan yang dicari
bukan hanya kebahagiaan/kesehatan hidup di duniasaja, tetapi juga
sehat/bahagia di akhirat berdasarkan definisi dari Q.S.Al-Baqarah ayat 201 :
“Ya Tuhan kami, berilah kepada kami kesehatan di dunia dan kesehatan di
akhirat dan hindarilah kami dari (sakitnya) azab api (nar itu)”.

B. SIFAT DAN PROSES MAKANAN & MINUMAN MENURUT ISLAM

PEMBAGIAN MAKANAN DALAM ISLAM

Makanan yang halal berdasarkan Al Qur’an dan Hadits, dapat dikategorikan


ke dalam beberapa macam, antara lain:

Allah swt telah mengharamkan darah yang mengalir, babi, dan bangkai
(kecuali ikan dan belalang) untuk dimakan oleh manusia, karena hal itu
termasuk najis. Dalam hal ini seluruh bentuk najis menjadi haram
hukumnya untuk dimakan. Hal ini sebagaimana yang ditegaskan Allah swt
dalam Al Qur’an.
“Katakanlah: ‘Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan
kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya,
kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir, atau daging
babi karena semua itu najis, atau binatang yang disembelih atas nama
selain Allah.“(QS Al An’am: 145)
Sesuatu bagian yang dipotong dari binatang itu masih hidup statusnya sama
seperti bangkai, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw, “Apa yang
dipotong dari binatang selagi ia masih hidup adalah bangkai” (HR Abu
Dawud dan Ibnu Majah)
Hewan yang telah dibunuh oleh hewan buas termasuk jenis bangkai, kecuali
hewan tersebut telah dilatih dan pada saat melepaskannya untuk
menangkap buruan kita menyebutkan nama Allah swt, maka hukumnya
adalah halal untuk hewan hasil tangkapannya.
2. Tidak menimbulkan dharar (bahaya) bagi fisik.
Yang termasuk makanan ataupun minuman yang memiliki efek bahaya bagi
fisik manusia adalah racun. Dan golongan minuman yang memabukkan,
menghilangkan pikiran sehat, atau melalaikan adalah termasuk jenis ini. Hal
ini sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an.
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS Al Maidah: 90)
Rasulullah saw bersabda, “Tidak dibolehkan melakukan sesuatu yang
membahayakan (dharar) diri sendiri dan orang lain (dhirar).” (HR Ibnu
Majah dan Ahmad.).
Beliau juga bersabda, “Barangsiapa yang mereguk racun lalu membunuh
dirinya sendiri, maka racunnya akan tetap berada di tangannya seraya ia
mereguknya di neraka Jahannam selama-lamanya.” (HR Bukhari).

3. Tidak termasuk jenis hewan buas


Dalam sebuuah yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw
bersabda: “Setiap binatang buas yang bertaring adalah haram dimakan”
(HR. Muslim).
Dari hadits di atas, secara tegas dijelaskan bahwa hewan buas yang
bertaring adalah haram dimakan. Yang termasuk hewan buas golongan ini
seperti harimau, singa, buaya, serigala, kucing, anjing, kera, ular, dan setiap
hewan buas pemangsa. Hewan tersebut di atas juga merupakan hewan
yang berkuku tajam, termasuk dari jenis burung (berkuku tajam), yang
menggunakan cakarnya dalam memakan mangsa, adalah hewan yang tidak
halal untuk dimakan. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda,
Dari Ibnu Abbas berkata: “Rasulullah melarang dari setiap hewan buas yang
bertaring dan berkuku tajam” (HR Muslim).

4. Hewan yang berasal dari laut


Hewan-hewan buruan yang berasal dari laut dan semua makanan dari laut
adalah halal untuk dimakan, yakni dari berbagai spesies ikan laut ataupun
makhluk hidup air. Karena Laut itu sesungguhnya suci airnya dan halal
bangkainya. Hal ini sebagaimana firman Allah swt dalam Al Qur’an.
“Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari
laut sebagai makanan yang lezat bagimu…” (QS Al Maidah : 96).

5. Hewan halal yang mati karena disembelih


Hewan-hewan halal yang halal dimakan jika penyebab kematian hewan
tersebut adalah karena disembelih, sehingga jika penyebab kematian
hewan tersebut bukan dikarenakan disembelih maka, hewan tersebut
termasuk dalam golongan bangkai dan hukumnya tidak halal untuk
dimakan. Hal ini sebagaimana firman Allah swt dalam Al Qur’an,
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk dan diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya. dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala…” (QS Al Maidah : 3).

6. Hewan halal yang disembelih atas nama Allah


Hewan yang dasar hukumnya atau hakikatnya halal menjadi sah kehalalan
jika hewan tersebut disembelih dengan menyebut nama Allah ketika
menyembelihnya. Hal ini sebagaimana firman Allah swt dalam Al Qur’an,
“Maka makanlah binatang-binatang yang halal yang disebut nama Allah
ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayatnya. Mengapa
kamu tidak mau memakan (binatang-binatang halal) yang disebut nama
Allah ketika menyembelihnya, padahal Allah telah menjelaskan kepada
kamu apa-apa yang diharamkan-Nya atas kamu…” (QS Al An’am : 118-119).
Allah juga mengharamkan hewan-hewan yang disembelih tanpa
menyebutkan nama Allah ketika menyembelihnya. Hal ini sebagaimana
termaktub dalam Al Qur’an,
“Dan janganlah kamu makan binatang-binatang yang tidak disebut nama
Allah ketika menyembelihnya, sesungguhnya yang demikian itu adalah
kefasikan” (QS Al An’am :121).
Makanan yang diharamkan, adalah terlarang seorang muslim untuk
memakannya. Sebaliknya makanan tersebut haram bila :
• Berbahaya dan berpengaruh negativ pada fisik dan mental manusia
• Mengandung najis(filth) atau produk berasal dari bangkai, babi dan
binatang lain yang tidak dapat dimakan oleh seorang muslim berasal dari
binatang yang diijinkan, tetapi tidak disembelih dengan aturan yang telah
ditetapkan (secara islam) dan tidak dilakukan sepatutnya.
Haram Dengan Sendirinya (‫)لذاته حرام‬
Dapat diketahui beberapa jenis makanan yang haram dikonsumsi manusia,
antara lain:
1. Bangkai
Bangkai yang haram dimakan adalah semua binatang darat yang mati
bukan karena disembelih dengan tata cara penyembelihan yang dibenarkan
syari’at Islam. Misalnya binatang yang mati karena tertabrak mobil, ditusuk
dengan besi, dipukul dan tercekik. Sebagaimana firman Allah dalam surat
Al-Maidah, 5:3.
َ ُ‫ير َولَح ُْم َوال َّد ُْم ال َميت َ ْة‬
ْ‫علَي ُك ُْم ُح ِّر َمت‬ ِّْ ‫خن ِّز‬ِّْ ‫ل َو َما ال‬ َّْ ‫ّللاِّ ِّلغَي ِّْر أ ُ ِّه‬
َّْ ‫َوال ُمت ََر ِّد َي ْةُ َوال َموقُو َذْة ُ َوال ُمن َخ ِّنقَ ْةُ ِّب ِّْه‬
ُ‫ل َو َما َوالنَّ ِّطي َح ْة‬َْ ‫سبُ ُْع أ َ َك‬
َّ ‫ّل ال‬ َْ ‫علَى ذُ ِّب‬
َّْ ‫ح َو َما َذ َّكيتُمْ َما ِّإ‬ َ ‫ب‬ ُ ُّ‫…فِّسقْ َذ ِّل ُكمْ ِّباْلَز َّل ِّْم ت َست َق ِّس ُموا َوأَنْ الن‬
ِّْ ‫ص‬
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas,
kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu)
yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib
dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan.
Berdasarkan ayat di atas, maka binatang ternak seperti kambing, sapi,
kerbau, unta, dan ayam baru halal dimakan dagingnya jika disembelih
dengan tata cara penyembelihan menurut syari’at Islam, yang memenuhi
syarat-syarat sbb.:
1. Orang yang menyembelih harus beragama Islam.
2. Ketika menyembelih harus membaca basmalah (Ibn Rusyd, Bidayatul
Mujtahid Wa Nihayatul Muqtasid, juz I, h. 328).
3. Alat penyembelih harus tajam.
4. Penyembelihan hewan ternak harus memutuskan saluran pernafasan
(trachea/ hulqum), saluran makan (oeshophagus/marik), dan dua urat nadi
(wadajain)-nya.
2. Darah
Darah yang mengalir dari binatang atau manusia haram dikonsumsi, baik
secara langsung maupun dicampurkan pada bahan makanan karena dinilai
najis, kotor, menjijikkan, dan dapat mengganggu kesehatan. Demikian juga
darah yang sudah membeku yang lazim disebut maros atau didih. Adapun
darah yang melekat pada daging halal, boleh dimakan karena sulit
dihindari. Hal ini berdasarkan surat Al An’am, 6:145.
ْ‫ّل قُل‬َْ ‫ي َما فِّي أ َ ِّج ُْد‬ ِّ ُ ‫ي أ‬
َْ ‫وح‬ َّْ َ‫علَى ُم َح َّر ًما إِّل‬ َ ْ‫طا ِّعم‬ َّْ ِّ‫لَح َْم أَوْ َمسفُو ًحا َد ًما أَوْ َميت َ ْةً يَ ُكونَْ أَنْ إ‬
َ ُ‫ّل يَطعَ ُم ْه‬
ِّْ ُ‫ل فِّسقًا أَوْ ِّرجسْ فَإِّنَّ ْه‬
ْ‫خن ِّزير‬ َّْ ‫ّللا ِّلغَي ِّْر أ ُ ِّه‬
َِّّْ ‫ بِّ ِّْه‬..... (145)
Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan
kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya,
kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging
babi --karena sesungguhnya semua itu kotor-- atau binatang yang
disembelih atas nama selain Allah.

3. Daging Babi
Ulama sepakat, daging babi haram dikonsumsi. Demikian pula lemak babi
yang dipergunakan dalam industri makanan yang dikenal dengan istilah
shortening, serta semua zat yang berasal dari babi yang biasanya dijadikan
bahan campuran makanan (food additive). Kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi telah memungkinkan manusia memproduksi bahan
campuran makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetika dalam bentuk
gelatin, lemak, pepsin, rennin, rennet, dan lain-lain. Kebanyakan sumber
gelatin adalah hewan, dan hewan yang banyak digunakan di dunia Barat
adalah babi. Gelatin tidak hanya digunakan untuk memproduksi makanan,
tetapi juga manisan, obat-obatan dan produk-produk lainnya.
Seluruh makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetika yang
mengandung unsur babi dalam bentuk apapun, haram dikonsumsi (Ath-
Thuraiqy, Ahkam al Ath’imah, 1984: 307-314). Hal ini didasarkan surat Al
Baqarah, 2:173, sbb.:
َ َ‫ير َولَح َْم َوالد ََّْم ال َميت َ ْة‬
‫علَي ُك ُْم َح َّر َْم إِّنَّ َما‬ َّْ ‫ّللا ِّلغَي ِّْر بِّ ِّْه أ ُ ِّه‬
ِّْ ‫ل َو َما ال ِّخن ِّز‬ َّْ ....ِِّ
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging
babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.

4. Binatang Buas
Binatang buas yang memiliki gigi taring atau burung yang mempunyai kuku
mencengkeram adalah haram dimakan dagingnya, misalnya: harimau,
anjing, kera, gajah, dan kucing. Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan
Imam Muslim dari sahabat Abdullah Ibn Abbas RA:
ْ‫عن‬َ ‫ن‬ِّْ ‫عبَّاسْ اب‬ َ ‫ل‬َْ ‫ل نَ َهى قَا‬
ُْ ‫سو‬ َِّّْ ‫صلَّى‬
ُ ‫ّللا َر‬ َ ُ‫ّللا‬ َ ‫سلَّ َْم‬
َّْ ‫علَي ِّْه‬ َ ‫عنْ َو‬ ِّْ ‫اعِّ ِّمنْ نَابْ ذِّي ُك‬
َ ‫ل‬ ْ َ‫السب‬
ِّ ْ‫عن‬ ِّْ ‫ذِّي ُك‬
َ ‫ل َو‬
َّ (‫ ن‬: 3574)
ْ‫الطي ِّْر ِّمنْ ِّمخلَب‬
Rasulullah SAW melarang memakan (daging) setiap binatang buas yang
memiliki gigi taring dan burung yang mempunyai kuku tajam
(mencengkeram). (Al-Mundziri, Mukhtashar Shahih Muslim, 2000:356).

5. Binatang Yang Menjijikkan (Al Khabaits)


Binatang yang menijijikkan (al Khobaits) seperti binatang yang memakan
kotoran (al jallalah) dan binatang melata di atas tanah (al hasyarat),
misalnya ulat, ular, dan kalajengking adalah haram dikonsumsi, kecuali ulat
yang menyatu dengan buah-buahan sehingga sulit dipisahkan
(Abdurrahman al Juzairi, al Fiqh ‘Ala al Madzahib al arba’ah, 1990; juz 2: h.
3). Lihat surat Al A’raf, 7:15, sbb.:
ُّْ ‫ت لَ ُه ُْم َوي ُِّح‬
.... ‫ل‬ َّ ‫علَي ِّه ُْم َويُ َح ِّر ُْم‬
ِّْ ‫الطيِّبَا‬ َْ ِّ‫ ال َخبَائ‬....
َ ‫ث‬
….dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi
mereka segala yang buruk….

6. Binatang Yang Hidup Di Daratan Dan Sekaligus Di Lautan (Al Barmawi)


Ulama berbeda pendapat tentang hukum mengkonsumsi hewan yang hidup
di dua alam, daratan dan sekaligus lautan (air) misalnya: kodok, kepiting,
dan ular. Menurut madzhab Hanafi dan Syafi’I hukumnya haram (tidak
halal). Menurut madzhab Maliki hukumnya mubah karena tidak ada nash al
Qur’an atau hadits yang secara khusus mengharamkannya. Sedangkan
menurut madzhab Hambali, setiap binatang laut yang bisa hidup di daratan,
misalnya burung laut dan anjing laut, tidak halal dimakan dagingnya kecuali
jika disembelih. Akan tetapi jika binatang tersebut tidak ada darahnya,
misalnya kepiting, maka halal tanpa disembelih terlebih dahulu.

7. Makanan Yang Najis Atau Terkena Najis


Semua makanan yang najis atau terkena najis (mutanajjis) adalah haram
dikonsumsi. Misalnya telur yang keluar dari binatang yang haram dimakan
dagingnya, atau keluar dari hewan yang halal dimakan dagingnya tetapi
belum keras. Adapun telur yang keluar dari hewan yang halal dimakan
dagingnya dalam keadaan keras, hukumnya halal, meskipun hewan
tersebut sudah mati (Ath- Thuraiqy, Ahkam al Ath’imah, 1984:419).
Demikian juga susu yang keluar dari hewan yang haram dimakan dagingnya.
Akan tetapi jika keluar dari hewan yang halal dimakan dagingnya adalah
halal.

8. Makanan Yang Membahayakan Kesehatan Manusia


Semua jenis makanan yang membahayakan kesehatan manusia, baik
berupa nabati maupun hewani, haram dikonsumsi karena salah satu tujuan
mengkonsumsi adalah untuk menjaga kesehatan. Lihat surat Al Baqarah,
2;195, sbb.:
‫ل فِّي َوأَن ِّفقُوا‬
ِّْ ‫سبِّي‬ َْ ‫ن َوأَح ِّسنُوا التَّهلُ َك ِّْة ِّإلَى ِّبأَيدِّي ُكمْ تُلقُوا َو‬
َِّّْ ‫ّل‬
َ ‫ّللا‬ َّْ ‫ّللا ِّإ‬
ََّْ ُّْ‫(ال ُمح ِّسنِّينَْ ي ُِّحب‬195)
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,
karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Berdasarkan ayat di atas, seseorang yang mengidap penyakit tertentu
diharamkan mengkonsumsi makanan yang dapat menghambat
penyembuhannya, apalagi jika menyebabkan semakin parahnya penyakit
yang diderita, meskipun makanan tersebut halal bagi orang sehat. Misalnya,
daging kambing. Meskipun halal dimakan bagi kebanyakan orang, tetapi
dapat berubah menjadi haram kalau dikonsumsi orang yang berpenyakit
darah tinggi. Makanan dan minuman yang mengandung kadar gula tinggi,
halal dikonsumsi kebanyakan orang, tetapi dapat berubah menjadi haram
jika dikonsumsi orang berpenyakit diabetes karena dapat memperparah
penyakitnya.
Najis (filth) didefinisikan dalam 3 golongan :
 Bersih dari seustu yang diperuntukkan untuk upacara-
upacara/berhala,
 Yang dapat ditoleransi karena sulit untuk menghindarinya seperti
darah dari nyamuk dan insek lainnya,
 yang tidak dapat di toleransi seperti minuman yang memabukkan
dan beracun serta bangkai.

C. METODE PENGOBATAN DALAM ISLAM

Thibbun nabawi mencakup bidang penyembuhan, pencegahan, cara hidup


sehat Rasul, keadaan mental, serta spiritual karena thibbun nabawi berjalan tidak
hanya pada ruh melainkan juga pada jasad. Secara garis besar pengobatan
thibbun nabawi memiliki tujuan preventif (pencegahan) dan kuratif (pengobatan).

Preventif (Pencegahan)

Diantaranya:

a. Ibadah, dapat menjaga kesehatan

 Shalat tahajud

“Hendaklah kalian bangun malam. Sebab hal itu merupakan kebiasaan orang-
orang shaleh sebelum kalian. Wahana pendekatan diri kepada Allah SWT,
penghapus dosa dan pengusir penyakit dari dalam tubuh”. (HR at-Tirmidzi).

Jika melakukan shalat tahajud secara rutin, benar gerakannya, ikhlas dan khusuk
niscaya (dengan seijin Allah SWT) akan terbebas dari penyakit infeksi dan kanker,
menjadikan tubuh bugar dan bersemangat, serta terhindar dari penyakit
punggung pada usia tua. Dr. Abdul Hamid diyab dan Dr. Ah Qurquz
mengungkapkan bahwa shalat malam atau shalat tahajud dapat meningkatkan
daya tahan tubuh kita sehingga tidak mudah terkana penyakit, akan
menenangkan hati dari segala kegundahan dan kegelisahan hidup yang dialami.
memiliki kandungan aspek meditasi dan relaksasi yang cukup besar, dan memiliki
pengaruh terhadap kejiwaan yang dapat digunakan sebagai strategi
penanggulangan adaptif pereda stres.

 Puasa sunnah

‫ن ُك ْنت ُ ْْم ت َ ْعلَ ُمون‬


ْْ ِ‫صو ُموا َخيْرْ لَ ُك ْْم إ‬ ْْ َ ‫َوأ‬
ُ َ‫ن ت‬

“Dan kalau kalian puasa itu lbh baik bagi kalian kalau kalian mengetahuinya.”
(Surat Al-Baqoroh: 184)

Puasa menjaga kesehatan pencernaan, perbaikan tubuh dan otak, menyehatkan


jantung, menurunkan berat badan, memelihara kesehatan jiwa, meredakan rasa
sakit,serta terhindar dari ” jet lag” yaitu suatu sindrom berupa rasa tidak nyaman
pada pencernaan, pikiran, kelelahan disertai gangguan tidur, akibat bepergian
melintasi zona waktu yang berbeda.

b. Menjaga kebersihan dan kesucian

 Kebersihan tubuh

“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad


shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Fitrah ada lima atau lima perkara dari
fitrah; berkhitan, menghabiskan bulu kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu
ketiak dan menipiskan kumis.” (HR. Bukhari dan Muslim).

 Kebersihan Lingkungan

Menjaga lingkungan dari sumber penyakit misalnya karantina untuk penderita


wabah, melarang urinasi pada air yang tenang (tidak mengalir), dll. Menutup
tempat makanan dan minuman yang terisi juga merupakan tindakan perventif
(pencegahan) “Jabir radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tutuplah tempat-tempat makanan,
tempat-tempat minuman karena sesungguhnya di dalam setahun ada sebuah
malam yang turun di dalamnya wabah penyakit tidak dia melewati sebuah
tempat makanan atau minuman yang tidak tertutup, atau tidak ada penghalang
di atasnya melainkan turun di dalamnya dari wabah penyakit tersebut.” (HR.
Muslim).
c. Pola dan Tata Cara Makan

 Pastikan makanan yang didapatkan adalah halal dan baik (thayyib) serta
tidak mengandung unsur-unsur yang haram.

َْ‫ِي أَنتُم بِ ِْه ُمؤ ِمنُون‬ ّْ ‫َو ُكلُواْ ِم َّما َر َزقَ ُك ُْم‬
ّْ ْ‫للاُ َحالَ ْلا َطيِّبْا ا َواتَّقُوا‬
َْ ‫للاَ الَّذ‬

“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (QS:
Al Maidah: 88).

Halal berkaitan dengan urusan akhirat, yaitu halal cara mendapatkannya dan halal
barangnya. Sedangkan thayyib berkaitan dengan urusan duniawi, seperti baik
tidaknya atau bergizi tidaknya makanan yang dikonsumsi.

 Makan sesudah lapar dan berhenti sebelum kenyang

Aturannya, kapasitas perut dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu sepertiga untuk
makanan (zat padat), sepertiga untuk minuman (zat cair), dan sepertiga lagi untuk
udara (gas).

“Al Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku telah mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang manusia
mengisi sebuah tempat yang lebih buruk daripada perut, cukuplah bagi seorang
manusia beberapa suapan yang menegakkan punggungngya, dan jika hawa
nafsunya mengalahkan manusia, maka 1/3 untuk makan dan 1/3 untuk minum
dan 1/3 untuk bernafas.” HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam
kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 2265.

 Mencuci kedua tangan sebelum makan

“Apabila Rasululllah Sholallahu Alaihi Wassalam hendak tidur sedangkan Beliau


dalam keadaan junub, maka beliau berwudhu terlebih dahulu dan apabila hendak
makan, beliau mencuci kedua tangannya terlebih dahulu.” (HR. Ahmad)

 Makan dengan tenang, tidak tergesa-gesa, dan dengan tempo sedang.


Cara makan seperti ini akan menghindarkan tersedak, tergigit, dan makanan bisa
dikunyah dengan lebih baik, sehingga kerja organ pencernaan pun jadi lebih
ringan.

B. Kuratif (Pengobatan)

Sabda Rasulullah SAW: “Tidaklah Allah SWT menurunkan suatu penyakit,


melainkan Dia turunkan penyembuhnya.” (HR. Al-Bukhari dan Ibnu Majah)

Macam Pengobatan ala Nabi SAW:

1. Spiritual Illahiyah (do’a dan dzikir dikenal dengan istilah Ruqyah Syar’iyah)
2. Materi Natural (obat alamiah seperti madu, zam-zam, zaitun,
habbatussauda’, talbinah, kurma, dll)
3. Bersifat Terapi (Hijamah atau bekam)
4. Kombinasi dari ketiganya

Penjelasan Macam Pengobatan ala Nabi

1. Spiritual Illahiah

ِْ ‫شفَاءْ ُه َْو َما ا ْلقُ ْر‬


ْ‫آن ِمنَْ َونُنَ ِ ِّز ُل‬ ِ ْ‫ِل ْل ُم ْؤ ِمنِيْنَْ َو َرحْ َمة‬

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an apa yang merupakan syifa` dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman” (Al-Isra`: 82)

Rasulullah mengajarkan ilmu kesehatan secara holistik yaitu pengobatan dengan


menerapkan pendekatan jasmani dan rohani. Yang dimaksud dengan obat
spiritual adalah obat dari ayat-ayat Al-Qur’an atau do’a-do’a Rasulullah SAW, yang
disebut dengan Ruqyah Syar’iyyah. Ruqyah biasanya dilakukan untuk pengobatan
penyakit nonmedis yaitu suatu penyakit yang bersifat mistis seperti kesurupan,
guna-guna, sihir dan lain-lain.

Dari Aisyah RA berkata, “Sesungguhnya Rasulullah SAW apabila menengok orang


yang sakit atau didatangi orang yang sakit, beliau membaca untuknya (do’a):
“Hilangkanlah rasa sakit wahai Tuhan manusia. Sembuhkanlah, dan Engkau (Dzat)
yang Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan selain kesembuhan-Mu,
kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit.” (HR. Bukhari no. 5243).

2. Materi Natural (Obat Alamiah)

a. Madu

ِ ‫طونِ َها ش ََرابْ ُّم ۡخت َ ِلفْ أ َ ۡل َوانُ ْهُ فِي ِْه‬
ْ ِ ‫شفَاء ِللن‬
ْ‫اس ِإن‬ ُ ُ‫ج ِمن ب‬ ُْ ‫لا َي ۡخ ُر‬
ْ ُ‫ك ذُل‬ ۡ َْ‫ت ف‬
ُ ‫اسلُ ِكي‬
ِْ ِّ‫سبُ َْل َر ِب‬ ِْ ‫ثُمْ ُك ِلي ِمن ُك ِِّْل الث َم َرا‬
‫فِي ذَ ِلكَْ آل َي ْةا ِلِّقَ ۡومْ َيتَفَك ُرون‬

“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan


Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.“
(QS. An-Nahl: 69)

Manfaat madu diantaranya:

 Antibakteri, anti radang, dan antioksidan


 Madu menyehatkan gigi dan gusi, memutihkan gigi, mengobati sariawan
dan gangguan mulut lainnya.
 Mengobati diabetes, mencegah terjadinya radang usus besar (colitis), maag
dan tukak lambung, membersihkan liver, memperlancar buang air kecil,dll.

b. Zam-zam

Rasulullah menjelaskan: “Sesungguhnya, zamzam ini air yang sangat diberkahi, ia


adalah makanan yang mengandung gizi”. Nabi saw menambahkan: “Air zamzam
bermanfaat untuk apa saja yang diniatkan ketika meminumnya. Jika engkau
minum dengan maksud agar sembuh dari penyakitmu, maka Allah
mengenyangkan engkau. Jika engkau meminumnya agar hilang rasa hausmu,
maka Allah akan menghilangkan dahagamu itu. Ia adalah air tekanan tumit Jibril;
minuman dari Allah untuk ismail”.(HR Daruqutni, Ahmad, Ibnu Majah, dari Ibnu
Abbas)

Kandungan air zamzam:


 Kadar kalsium dan garam magnesium lebih tinggi, berkhasiat untuk
menghilangkan rasa haus dan efek penyembuhan.
 Mengandung zat fluoride yang berkhasiat memusnahkan kuman-kuman
yang terdapat dalam kandungan airnya.
 Memiliki keseimbangan elektrolit yang sempurna, juga mineral esensial
yang sangat baik lagi penting bagi kesehatan. Sangat alami dan murni,
bebas dari satu pun mikroorganisme patogen.
 Tidak pernah kadaluarsa
 Zamzam 100 persen alami, tidak mengandung klorin, dll.

c. Zaitun

“Konsumsilah minyak zaitun dan gunakan sebagai minyak rambut, karena minyak
zaitun dibuat dari pohon yang penuh berkah.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Manfaat minyak zaitun:

 Mengurangi kolesterol berbahaya tanpa mengurangi kandungan kolesterol


yang bermanfaat.
 Mengurangi risiko penyumbatan (trombosis) dan penebalan
(ateriosklerosis) pembuluh darah.
 Melindungi dari serangan kanker, dll

d. Habbatussauda

“Gunakanlah Habbatussauda karena di dalamnya terdapat obat untuk segala


macam penyakit, kecuali maut”.(HR. Bukhori Muslim)

Manfaat Habbatus Sauda` menurut hasil penelitian:

 Antioksidan, anti radang, dan anti alergi


 Mengobati gangguan pencernaan
 Melawan kanker
 Memperkuat imunitas tubuh
 Meningkatkan memori dan konsentrasi
 Meningkatkan bioaktivitas hormone
 Menetralkan toksin
 Mengatasi susah tidur dan stress
 Suplemen nutrisi, dll.

e. Talbinah

Rasulullaah bersabda: “Talbinah melegakan sanubari orang yang sakit dan


menghilangkan sebagian kesedihan”.Talbinah adalah air rebusan biji gandum,
yang nilai gizinya lebih banyak dari tepung gandum. Talbinah baik untuk orang
yang terkena penyakit syaraf dan gangguan kejiwaan, bahkan dengan kandungan
Betaglocannya dapat menurunkan kolesterol dalam darah, juga karena
kandungan magnesiumnya yang tinggi sangat baik untuk mereka yang
mempunyai penyakit jantung. Talbinah membantu mengobati semua gangguan
pada lambung.

f. Kurma

“Barang siapa yang makan pagi dengan tujuh butir kurma Ajwah, maka tak akan
mencelakainya racun dan sihir dihari itu” (Riwayat Shahih Al-Bukhari).

Manfaat kurma diantaranya:

 Mencegah penyerapan kolesterol LDR dalam usus.


 Melancarkan buang air besar dan mencegah konstipasi.
 Kurma mengandung antioksidan, anti infeksi, anti inflamasi dan anti
hemoragik.
 Menjaga kesehatan mata dan kulit
 Kalium dalam kurma adalah komponen penting dari sel dan cairan tubuh
yang membantu mengendalikan denyut jantung dan tekanan darah,
sehingga memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung koroner dan
stroke, dll.

3. Terapi

Bekam

“Sebaik-baik sesuatu yang kalian gunakan untuk berobat adalah hijamah


(bekam).” (Ahmad 11634, dan lihat pada Ash-Shahihah 760).
Bekam merupakan metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah yang
terkontaminasi toksin (racun) atau oksidan dari dalam tubuh melalui permukaan
kulit ari.

PRINSIP-PRINSIP PENGOBATAN DALAM ISLAM

1. Keyakinan bahwa yang menyembuhkan adalah Allah SWT. Pengobatan


harus dilakukan secara ihsan dan sesuai dengan syari’at islam (Al-Qur’an
dan As-Sunnah).
2. Menggunakan obat halal dan thoyyib (baik), serta tidak sekali-kali
menggunakan obat-obatan yang haram atau tercampur dengan bahan yang
haram.
3. Pengobatan yang tidak membawa mudharat (bahaya), tidak mencacatkan
(merusak) tubuh.
4. Tidak berbau takhayul, khurafat, dan bid’ah.
5. Mencari yang lebih baik, berdasarkan kaedah Islam dan ilmu-ilmu
perobatan.
6. Mengambil sebab melalui ikhtiar (berusaha) serta tawakal (berserah diri).
BAB III
(PENUTUP)
3.1 Kesimpulan
Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu untuk manusia terutama dalam
hal makanan dan Allah SWT juga telah mengatur semuanya agar setiap
makanan yang dimakan bermanfaat bagi makhluk hidup dan terutama pada
manusia dalam ajaran agama Islam kita ini. Misalnya mengenai Makanan
yang baik dan halal serta makanan yang diharamkan, kemudian juga
mengenai gizi yang terkandung dalam makanan.

3.2 Saran

 Berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan sekarang karena kita tidak tahu


bahan-bahan yang dicampurkan dalam sebuah produk makanan terutama
makanan yang dijual tanpa ada label halal.
 Periksa kemasan makanan atau makanannya sebelum dibeli dan
dikonsumsi
 Pelajari makanan yang diperbolehkan dan yang diharuskan dalam Islam
agar kita selalu terjaga dalam memilih makanan karena makanan dan gizi
dalam Islam itu tidak lepas dari makanan sehat dan seimbang.

3.3 Penutup

Demikianlah makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat dan apabila
ada kesalahan mohon di maafkan, dan kami meminta adanya saran serta
kritikan yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Nizar D, Muhammad. 2002. Hidup Sehat & Bersih Ala Nabi. Jakarta: Hikmah.

Pandi W, Emma. 2010. Sehat Cara Al-Qur’an & Hadis. Jakarta: Hikmah.

http://www.hadistislam.com/2012/06/cara-hidup-sehat-ala-rasulullah-saw.html

http://muslimah.or.id/kesehatan-muslimah/fakta-thibbun-nabawi-habbatus-
sauda-madu-dan-minyak-zaitun.html

Anda mungkin juga menyukai