OLEH:
NIM. P07131219020
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat beliau makalah yang
berjudul “Penilaian Status Gizi Secara Klinis” ini bisa diselesaikan tepat waktu.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi nilai mata kuliah Penilaian
Status Gizi,
Makalah ini tidak mungkin terselesaikan tepat waktu jika tidak ada
bantuan dari pihak terkait. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari
penyajian, bahasan, maupun wawasan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat konstruktif demi kemajuan penulis dalam penulisan
makalah-makalah selanjutnya. Di dunia ini tidak ada kata sempurna, seperti
pepatah tiada gading yang tak retak. Oleh karena itu penulis mengharapkan
permakluman pembaca apabila ada kata-kata yang tidak berkenan dihati.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………....19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Makalah
1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami pengertian penilaian status gizi secara klinis.
1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami keunggulan pemeiksaan penilaian status gizi
secara klinis.
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami keterbatasan pemeriksaan penilaian status gizi
secara klinis.
1.3.4 Untuk mengetahui dan memahami penyakit kurang gizi dan tanda klinisnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
(supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada
organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Metode ini
digunakan untuk survey klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang
untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau
lebih zat gizi. Disamping itu pula digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi
seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom)
atau riwayat penyakit.
Tanda-tanda klinis kurang gizi dapat menjadi indicator yng sangat penting untuk
menduga defisiensi gizi. Hal ini mencakup kelambatan pertumbuhan dan pekembangan
yang dapat ditentukan dengan cara membandingkan seorang individu atau kelompok
tertentu terhadap ukuran normal pada umumnya. Tanda-tanda klinis malnutrition (gizi
kurang) tidak spesifik karen beberapa penyakit mempunyai gejala yang sama, tetapi
dengan penyebab yang berbeda. Oleh sebab itu pemeriksaan klinis ini harus dipadukan
dengan pemeriksaan lainseperti antropometri, laboratorium dan survey konsumsi
makanansehingga kesimpulan dalam penilaian status gizi dapat lebih tepat dan lebih baik.
b. Lingkungan fiik dan sosial budaya, antara lain: lingkungan fisik (keadaan
kesuburan tanah dan kandungan mineral tanah), dan lingkungan sosial
budaya (adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan-kebiasaan serta pola
kehidupan sekitar).
Dan lain-lain.
2. Pemeriksaan Fisik
Yaitu melihat dan mengamati gejala gangguan gizi baik sign (gejala yang
dapat diamati) dan symptom (gejala yang tiak dapat diamati, tetapi dirasakan oleh
penderita gangguan gizi). Pada pemeriksaan fisik, kita melakukan pengamatan
terhadap perubahan fisik yang berkaitan dengan kekurangan gizi.perubahan
tersebut dapat dilihat pada kulit atau jaringan epitel yaitu jaringan yang
4
membungkus permukaan tubuh (rambut, mata, wajah , mulut, lidah, gigi, dll).
Selain itu, dapat dilihat pada bagian lain, seperti kelenjar tiroid. Komisi Ahli
WHO yang dikutip oleh Jelliffe (1966) dan Jelliffe (1989) mengelompokkan
tanda-tanda klinis menjadi 3 kelompok besar, yaitu:
5
2. Gejala klinis tidak bersifat spesifik, terutama pada penderita KEP ringan dan
sedang.
3. Ada gejala klinis yang bersifat multiple. Penyakit kulit akibat defisiensi satu
macam vitamin biasanya tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan defisiensi vitamin
dan mineral serta zat gizi lainnya.
4. Gejala klinis dapat terjadi pada waktu permulaan kekurangan zat gizi dan dapat
juga terjadi pada saat akan sembuh.
5. Adanya variasi dalam gejala klinis yang timbul. Hal ini karena satu gejala klinis
dapat dipengaruhi oleh beeberapa faktor, seperti genetik, lingkungan, kebiasaan,
dll.
6
Anak tampak sangat kurus, tampak seperti tulang terbungkus kulit,
Wajah sepeti orang tua,
Cengeng dan rewel,
Kulit keriput, jaringan lemak subkutan sangat sedikit, bahkan
sampai tidak ada,
Sering disertai diare kronis atau konstipasi (susah buang air besar)
serta penyakit kronis lain,
Tekanan darah, detak jantung dan pernapasan berkurang.
2. Kwashiorkor
7
3. Marasmus-Kwashiorkor
8
Lidah licin
Denyut jantung meningkat
Susah buang air besar (konstipasi)
Nafsu makan berkurang
Sering merasa pusing
Mudah mengantuk
Metode Penentuan:
Untuk mendeteksi Anemia Gizi Zat Besi (AGB) perlu dilakukan
pemeriksaan (inspeksi) terhadap target organ yang meliputi:
Mata
Kuku
Bibir
Lidah
9
Pendengaran terganggu dan dapat menjadi tuli,
Perkembangan saraf penggerak terhambat, jika berjalan
menunjukkan langkah yang khas, mata juling, gangguan bicara
sampai bisu, dan reflex fisiologi yang meninggi (Depkes, 1986).
Tanda Klinis GAKI:
Benjolan di leher.
Rambut rontok.
Peningkatan berat badan tanpa penyebab yang jelas.
Tubuh terasa lelah dan lemah.
Merasa kedinginan.
Kulit menjadi kering dan pecah-pecah.
Gangguan menstruasi.
Gangguan irama jantung.
Penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir.
D. STUNTING
Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (petumbuhan
tubuh) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Hal ini menyebabkan anak
lebih pendek atau perawakannya pendek dari anak dari anak normal seusianya.
Stunting umumnya isebabkan oleh asupan makan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan gizi.
Tanda Klinis Stunting:
Tanda utama stunting adalah tubuh pendek di bawah rata-rata. Beberapa
gejala dan tanda lain yang terjadi jika anak mengalami gangguan pertumbuhan:
Tanda pubertas terlambat
Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar
Pertumbuhan gigi terlambat
Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan
kontak mata.
Pertumbuhan terlambat
10
Wajah tampak lebih muda dari usianya
E. OBESITAS
Obesitas adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam tubuh
yang sangat tinggi. Obesitas terjadi karena asupan kalori yang lebih banyak
dibanding aktivitas membakar kalori, sehingga kalori yang berlebih menumpuk
dalam bentuk lemak. Apabila kondisi tersebut terjadi dalam waktu yang lama,
maka akan menambah berat badan hingga mengalami obesitas.
Tanda Klinis Obesitas:
Sesak napas.
Berat badan berlebih.
Lebih banyak berkeringat.
Mendengkur.
Sulit tidur.
Tidak mampu untuk melakukan aktifitas fisik yang tiba-tiba.
Merasa sangat lelah setiap hari.
Nyeri punggung dan nyeri sendi.
F. DIABETES MELITUS
Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri berupa
tingginya kadar gula (glukosa) darah. Glukosa merupakan sumber energi utama
bagi sel tubuh manusia.
Glukosa yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh
dengan baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika diabetes
tidak dikontrol dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang
membahayakan nyawa penderita.
Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1
dan tipe 2. Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita
menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal
ini mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi kerusakan
11
pada organ-organ tubuh. Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun.
Pemicu timbulnya keadaan autoimun ini masih belum diketahui dengan pasti.
Dugaan paling kuat adalah disebabkan oleh faktor genetik dari penderita yang
dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi.
Diabetes jenis ini disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif
terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan
dengan baik (resistensi sel tubuh terhadap insulin). Sekitar 90-95% persen
penderita diabetes di dunia menderita diabetes tipe ini.
Tanda Klinis Diabetes:
Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu,
bahkan beberapa hari saja. Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya
yang tidak menyadari bahwa mereka telah menderita diabetes selama bertahun-
tahun, karena gejalanya cenderung tidak spesifik. Beberapa ciri-ciri diabetes tipe
1 dan tipe 2 meliputi:
Sering merasa haus.
Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
Sering merasa sangat lapar.
Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
Berkurangnya massa otot.
Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari
pemecahan otot dan lemak akibat tubuh tidak dapat menggunakan
gula sebagai sumber energi.
Lemas.
Pandangan kabur.
Luka yang sulit sembuh.
Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau
saluran kemih.
Beberapa gejala lain juga bisa menjadi ciri-ciri bahwa seseorang
mengalami diabetes, antara lain:
12
Mulut kering.
Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki.
Gatal-gatal.
Disfungsi ereksi atau impotensi.
Mudah tersinggung.
Mengalami hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi
beberapa jam setelah makan akibat produksi insulin yang
berlebihan.
Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan
selangkangan, (akantosis nigrikans) sebagai tanda terjadinya
resistensi insulin.
G. HIPERTENSI
Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Kondisi ini dapat
menyebabkan komplikasi kesehatan yang parah dan meningkatkan risiko penyakit
jantung, stroke, dan terkadang kematian.
Tekanan darah adalah kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi darah
terhadap dinding arteri tubuh, yaitu pembuluh darah utama dalam tubuh. Tekanan
ini tergantung pada resistensi pembuluh darah dan seberapa keras jantung bekerja.
Semakin banyak darah yang dipompa jantung dan semakin sempit arteri, maka
semakin tinggi tekanan darah.
Tanda Klinis Hipertensi:
Sakit kepala.
Lemas.
Masalah dalam penglihatan.
Nyeri dada.
Sesak napas.
Aritmia (gangguan yang terjadi pada irama jantung).
Adanya darah dalam urine.
13
Selain itu, hipertensi memiliki tanda klinis yang dapat terjadi, diantaranya
adalah (Smeltzer, 2013):
15
tersumbat dengan iris dan sembuh sebagai leukoma.
X3B Keratomalasia, yaitu keadaan ketika semua kornea dan konjungtiva
menjadi satu dan menebal sehingga terkadang bentuk bola mata menjadi
rusak. Keadaan perlunakan limbus to limbus cornea. Biasanya terjadi
dengan adanya gabungan kekurangan protein dan vitamin A.
XS Parut cornea (cornea scars) akibat sembuh dari luka.
XF Xeropthalmia fundus. Terjadinya noda-noda putih yang menyebar
diseluruh fundus.
I. BERI-BERI
Penyakit beri-beri disebabkan oleh kurangnya kadar vitamin B1 atau
tiamin dalam tubuh. Vitamin B1 dibutuhkan untuk memproduksi dan
menyalurkan energi ke sel-sel tubuh. Rendahnya kadar vitamin B1 membuat
tubuh kekurangan energi serta menyebabkan masalah pada jantung dan peredaran
darah, serta sistem saraf.
Tanda Klinis Beri-Beri:
Penyakit beri-beri terbagi menjadi 3 jenis, yaitu beri-beri kering, beri-beri
basah, dan sindrom Wernicke-Korsakoff. Tiap jenis ini memiliki gejala yang
berbeda-beda. Berikut penjelasannya:
1. Gejala beri-beri basah
Beri-beri basah menyerang jantung dan sistem peredaran darah.
Gangguan ini bisa ditandai dengan gejala seperti:
Tungkai membengkak.
Jantung berdebar.
Sesak napas saat melakukan aktivitas fisik atau bahkan saat baru
bangun tidur.
2. Gejala beri-beri kering
Beri-beri kering dapat merusak saraf dan menurunkan fungsi otot-
otot tubuh. Gangguan ini dapat ditandai dengan gejala seperti:
Tangan dan kaki kesemutan atau mati rasa.
16
Tubuh terasa nyeri.
Mual dan muntah.
Mata bergerak tak terkontrol.
Linglung dan bingung (delirium).
Kesulitan berbicara.
Kesulitan berjalan, bahkan lumpuh.
3. Gejala sindrom Wernicke-Korsakoff
Sindrom Wernicke-Korsakoff adalah kerusakan otak akibat
kekurangan tiamin tingkat parah atau beri-beri berat. Gangguan ini
umumnya ditandai dengan berbagai gejala seperti:
Kemampuan mengingat berkurang.
Menurunnya koordinasi otot-otot tubuh.
Gangguan penglihatan.
Kebingungan dan linglung.
Halusinasi.
J. PELLAGRA
Pellagra adalah sebuah penyakit sistemik yang dihasilkan dari defisiensi
vitamin B3 atau niacin yang parah. Kekurangan vitamin B3 yang ringan mungkin
tidak diketahui, tetapi diet rendah kronis atau tanpa niacin dapat menyebabkan
gejala, seperti diare, dermatitis, dan demensia. Umumnya, diare adalah gejala
yang paling pertama terjadi. Kondisi ini bisa sebabkan kematian.
Peradangan mukosa juga dapat terjadi di seluruh sistem gastrointestinal
yang menyebabkan lidah sakit, luka di mulut, mual, muntah, dan diare. Pellagra
juga dapat menyebabkan dermatitis yang biasanya dimulai sebagai ruam dengan
batas yang jelas yang menyerupai kulit terbakar pada area kulit yang terpapar
sinar matahari. Ruam bisa menjadi parah dengan pigmentasi yang lebih gelap,
lecet, dan kulit mengelupas pada wajah, leher, lengan, dan kaki.
Pellagra juga dapat menyebabkan gangguan neurologis, seperti insomnia,
depresi, halusinasi, dan kehilangan memori atau demensia dapat muncul kemudian
17
dalam proses penyakit. Terakhir, jika pellagra tidak diobati, kematian dapat terjadi
dalam beberapa tahun.
Tanda Klinis Pellagra:
Gejala utama yang dapat terjadi disebabkan oleh pellagra adalah
dermatitis, demensia, dan diare. Hal ini dikarenakan defisiensi niacin paling
terlihat pada bagian tubuh dengan tingkat pergantian sel yang tinggi, seperti kulit
atau saluran pencernaan.
Dermatitis yang berhubungan dengan pellagra biasanya menyebabkan
ruam pada wajah, bibir, kaki, atau tangan. Pada beberapa orang, dermatitis
terbentuk di leher, gejala yang dikenal sebagai kalung Casal. Gejala-gejala
dermatitis selain itu yang dapat terjadi termasuk:
Kulit merah atau bersisik.
Area kulit berubah warna, mulai dari merah hingga coklat.
Kulit tebal, kasar, bersisik, atau pecah-pecah.
Kulit gatal dan terdapat bercak terbakar.
18
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KEIMPULAN
Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi
seserang dengan cara mengumpulkan data penting. Baik yang bersifat objektif maupun
subjektif untuk kemudian dibandingkan dengan baku yang tersedia. Penilaian status gizi
dapat dibagi menjadi dua yaitu penilaian status gizi secara langsung dan tudak langsung.
Penilaian status gizi secara klinis termasuk penilaian status gizi secara langsung.
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi. Pemeriksaan klinis (clinical assessment)
secara umum terbagi atas 2 bagian, yaitu riwayat medis dan pemeriksaan fisik.
19
DAFTAR PUSTAKA
Supariasa, I Dewa Nyoman, dkk. 2016. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Redaksi Halodoc. 2019. Kenali Penyakit Pellagra Kekurangan Vitamin B3. Tersedia di:
https://www.halodoc.com/artikel/kenali-penyakit-pellagra-akibat-kekurangan-vitamin-b3
(diakses 7 November 2020)
20