3. Impor
Impor adalah kegiatan transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke
negara. Proses impor umumnya adalah kegiatan memasukan barang atau komoditas
dari suatu negara lain ke dalam negeri.
Tingkat impor Indonesia masih tinggi. Hal ini dikarenakan output di sektor
pertanian dan peternakan kian merendah sementara pertumbuhan penduduk, terutama
kelas menengah, terus menerus meningkat.
Hal ini kemudian memperlihatkan bahwa industri dalam negeri tidak mampu
memenuhi kebutuhan dikarenakan kian bergesernya struktur ekonomi ke arah jasa.
Selain itu deindustrialisasi juga terjadi dengan lebih cepat.
1. Ketersediaan Pangan.
2. Kemandirian Pangan.
Kemandirian suatu negara dalam memenuhi kebutuhan rakyatnya merupakan
indikator penting yang harus diperhatikan, karena negara yang berdaulat penuh
adalah yang tidak tergantung (dalam bidang politik, keamanan, ekonomi, dan
sebagainya) pada negara lain. Ketergantungan suatu negara dalam memenuhi
kebutuhan rakyatnya dapat berbentuk ketergantungan dalam pasokan, pengambilan
keputusan, teknologi, atau pola konsumsi, dan gaya hidup. Indonesia dengan
penduduk lebih dari 210 juta orang, menjadi sangat berbahaya apabila tidak mandiri
dalam pangan. Namun perlu dicatat bahwa kemandirian pangan, tidak berarti
menolak ekspor-impor pangan, karena perdagangan (Purwaningsih, 2008)
3. Keterjangkauan Pangan.
Elemen terpenting dari kebijakan ketahanan pangan ialah adanya jaminan bagi
kaum miskin untuk menjangkau sumber makanan yang mencukupi. Cara terbaik yang
harus diambil untuk mencapai tujuan ini ialah dengan memperluas strategi
pertumbuhan ekonomi, khususnya pertumbuhan yang memberikan manfaat bagi
kaum miskin. Kebijakan ini dapat didukung melalui program bantuan langsung
kepada masyarakat miskin (BLSM), yang diberikan secara seksama dengan target
yang sesuai.(Sirajuddin, 2018)
2. Distribusi Pangan
Distribusi pangan adalah kegiatan menya- lurkan bahan pangan dari point
of production (petani produsen) kepada point of consum- ption (konsumen
akhir). Distribusi tidak hanya menyangkut distribusi pangan di dalam negeri
namun juga menyangkut perdagangan internasional dalam suatu sistem harga
yang terintegrasi secara tepat (Soetrisno, 2005). Dengan demikian perlu dibuat
pola distribusi pangan yang menjamin seluruh rumah tangga dapat
memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup sepanjang waktu dengan harga
yang terjangkau (Nainggolan, 2006)
3. Konsumsi Pangan
Permasalahan mengenai konsumsi penduduk Indonesia adalah belum
terpenuhinya kebutuhan pangan, karena belum tercukupinya konsumsi energi
(meskipun konsumsi protein sudah mencukupi). Konsumsi energi pendu- duk
Indonesia masih lebih rendah dari yang direkomendasikan WKNPG VIII.
Permasa- lahan selanjutnya adalah mengenai konsumsi energi yang sebagian
besar dari padi-padian, dan bias ke beras, lihat tabel 12. Dengan demikian
diperlukan upaya untuk mendiver- sifikasikan konsumsi pangan dengan
sumber karbohidrat non beras dan pangan sumber protein,
menganekaragamkan kualitas kon- sumsi pangan dengan menurunkan
konsumsi beras per kapita, selain mengembangkan industri dan bisnis pangan
yang lebih beragam.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2021. Klasifikasi dan Berbagai Masalah Ekonomi di Indonesia – Gramedia Literasi.
Tersedia di https://www.gramedia.com/literasi/masalah-
ekonomi/#Masalah_Ekonomi_di_Indonesia (diakses pada 4 Agustus 2021, 17:38)