Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Survey Konumsi Pangan adalah serangkaian kegiatan pengukuran konsumsi makanan
pada individu, keluarga dan kelompok masyarakat dengan menggunakan metode
pengukuran yang sistematis, menilai asupan zat gizi dan mengevaluasi asupan zat gizi
sebagai cara penilaian status gizi secara tidak langsung.
Dinamika konsumsi pangan yang berubah secara terus menerus sesuai dengan
perkembangan berbagai sektor termasuk sektor pendapatan harus dipantau setiap periode
waktu tertentu. Pemantauan ini dijelaskan sebagai salah satu cara untuk mendeteksi
secara dini kemampuan sektor produksi untuk menjamin pasokan guna mengatasi gejolak
harga yang dapat memicu inflasi. Makanan adalah pemicu inflasi yang paling potensial.
Jika inflasi naik karena kenaikan harga makanan pokok maka ini dapat memicu lahirnya
masalah gizi dan kesehatan.
Perubahan itu dapat dimonitor melalui survey konsumsi pangan penduduk secara
berkala. Survey konsumsi pangan penduduk menjadi salah satu alasan yang penting
dalam menelaah dinamika konsumsi pangan serta dampak penyerta bagi gizi dan
kesehatan. Pengukuran konsumsi pangan ada beragam sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Pengukuran konsumsi pangan dibedakan salah satunya menurut individu,
keluarga dan kelompok.
Pengukuran konsumsi individu adalah pengukuran konsumsi makanan hanya pada
satu orang. Hasil pengukuran konsumsi makanan individu juga digunakan untuk menilai
asupan zat gizi secara individu. Hasil ini hanya dapat dijadikan acuan untuk memberikan
nasehat gizi kepada subjek yang diukur, karena berkesesuaian dengan kondisi fisiologi,
psikologi sosial dan budaya sendiri (Suyastiri, 2008).
Pengukuran konsumsi makanan keluarga adalah gabungan dari pengukuran konsumsi
makanan individ dalam satu keluarga. Satu keluarga dalam pandangan ini adalah keluarga
yang tinggal dalam satu rumah tangga. Tingga serumah dalam konsep ini adalah
berkesesuaian dengan konsep unit analisis konsumsi. Unit analisis konsumsi keluarga
adalah satu rumah tangga. (Sukandar et al. 2009).

1
Pengukuran konsumsi makanan kelompok berbeda dengan konsumsi keluarga,
meskipun keluarga adalah juga anggota kelompok. Kelompok adalah sekumpulan orang
yang tinggal dalam satu institusi penyelenggara makanan. Kelompok penghuni asrama,
kelompok pasien, kelompok atlet, kelompok remaja. Kelompok harus dibatasi pada
kesamaan karakter dalam umur, jenis kelamin ataupun dalam kasus. Karakter yang
dimaksud adalah karakter yang langsung berhubungan dengan variabel penentuan
kebutuhan gizi individu. Individu yang tergolong dalam satu karakter kebutuhan dianggap
sebagai satu kesatuan sehingga untuk kepentingan analisis perencanaan, monitoring dan
evaluasi gizi selalu menggunakan unit analisis kelompok. (Balitbangkes 2014).
Tujuan umum survei konsumsi pangan adalah untuk mengetahui gambaran umum
konsumsi pangan individu, kelompok dan masyarakat baik secara kualitatif maupun
secara kuantitatif dalam rangka menilai status gizi secara tidak langsung. Sedangkan
tujuan khususnya yaitu:
1. Mengetahui asupan zat gizi individu baik mikro maupun makro untuk
keperluan terapi gizi.
2. Mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi individu pada periode waktu
tertentu.
3. Mengetahui kebiasaan makan individu.
4. Mengetahui kekerapan konsumsi bahan makanan tertentu sebagai risiko
timbulnya masalah gizi.
5. Mengetahui jumlah zat gizi sebagai fortifikan dan jenis bahan makanan
pembawa vehicle untuk mengatasi defisiensi zat gizi.
6. Mengetahui kualitas dan kuantitas asupan gizi keluarga.
7. Mengetahui besarnya risiko kerawanan pangan dan cara intervensi dalam
rangka ketahanan pangan wilayah.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian metode food weighing ?
1.2.2 Bagaimanakah langkah-langkah metode food weighing?
1.2.3 Bagaimanakah perbandingan antara weighed food record dengan estimated
food records?
1.2.4 Apa kelebihan metode food weighing?
1.2.5 Apa kekurangan metode food weighing?

2
1.3 Tujuan Makalah

Tujuan kami menulis makalah ini, yaitu:

1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami pengertian metode food weighing.


1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami langkah-langkah metode food weighing.
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami perbandingan antara weighed food record
dengan estimatedfood records.
1.3.4 Untuk mengetahui dan memahami kelebihan metode food weighing.
1.3.5 Untuk mengetahui dan memahami kekurangan metode food weighing.

1.4 Manfaat Makalah


Manfaat yang bisa didapatkan setelah membaca makalah ini, yaitu:
1. Bagi mahasiswa dapat dijadikan rujukan untuk makalah,
2. Bagi pembaca dapat memberikan informasi tentang
3. Bagi penulis dapat menambah wawasan tentang metode food weighing
(penimbangan pangan).

3
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Metode Food Weighing

Food weighing adalah salah satu metode penimbangan makanan. Pada metode
penimbangan makanan ini responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh
makanan yang dikonsumsi responden selama satu hari. Penimbangan makanan ini
biasanya berlangsung beberapa hari tergantung dari tujuan, dana penelitian, dan
tenaga yang tersedia.

Metode ini dapat memberikan informasi konsumsi yang mendekati asupan


yang sebenarnya (true intake) tentang jumlah energi dan zat gizi yang dikonsumsi
oleh individu.

2. 2 Langkah- Langkah Metode Food Weighing


Langkah-langkah yang digunakan dalam metode food weighing dibagi menjadi dua,
yaitu:

1. Weighed food record, yaitu penimbangan makanan dengan menggunakan


timbangan secara langsung, sehingga mendapatkan ukuran berat yaitu gram.
Langkah ini biasanya digunakan jika seseorang memasak sendiri dirumah.
Alat timbangan makanan yang dapat digunakan adalah ala timbangan dengan
ketelitian 1 g. Berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan:
a. Responden mencatat makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam
ukuran gram, yaitu nama masakan serta cara persiapan dan pemasakan
bahan makanan. Deskripsi makanan harus dijelaskan, meliputi:
1) Nama makanan
2) Cara pengolahan
3) Kondisi makanan (mentah atau dimasak)
4) Komposisi (bumbu-bumbu, bahan tambahan, dll)
b. Timbang jumlah yang dikonsumsi. Bisa dengan menimbang makanan
yang langsung dikonsumsi atau dengan cara (porsi penyajian dikurangi
berat makanan yang tidak dimakan atau sisa).

4
c. Jumlah bahan makanan yang dikonsumsi sehari, kemudian dianalisis
dengan menggunakan DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan)
atau DKGJ (Daftar Komposisi Gizi Jajanan).
d. Membandingkan hasilnya dengan AKG.

2. Estimated food records, yaitu penimbangan makanan dengan menggunakan


estimasi, penimbangan yang dimaksud disini adalah dengan menggunakan Ukuran
Rumah Tangga (URT) seperti ukuran cangkir, sendok, gelas, mangkok, dll.
Langkah ini digunakan jika seseorang membeli dan memakan makanan tersebut
diluar rumah. Berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan:
a. Responden mencatat makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam
Ukuran Rumah Tangga (URT).
b. Kemudian petugas akan memperkirakan URT ke dalam ukuran berat
(gram) untuk bahan makanan yang dikonsumsi tersebut.
c. Jumlah bahan makanan yang dikonsumsi sehari, kemudian dianalisis
dengan menggunakan DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan) atau
DKGJ (Daftar Komposisi Gizi Jajanan).
d. Membandingkan hasilnya dengan AKG.

2. 3 Perbandingan antara Weighed Food Record dengan Estimated Food Records

Weighed Food Record Estimated Food Records


Semua makanan dan sisa makanan Jumlah makanan dan sisa diukur dalam
ditimbang menggunakan timbangan yang URT atau diperkiranak menggunakan
disediakan peneliti. ukuran cangkir, mangkok, gelas, dan
lainnya. Peneliti atau petugas kemudian
mengonversikannya kedalam ukuran gram.
Metode ini paling tepat untuk Metode ini kurang akurat dibandingkan
memperkirakan kebiasaan konsumsi dengan metode Weighed Food Record.
makanan zat gizi individu.
Cocok diguakan untuk melengkapi data Cocok digunakan untuk mengumpulkan
konsumsi individu data konsumsi makanan kelompok.
Membutuhkan kerjasama yang tinggi Tidak terlalu membebani responden
dengan responden, dan memberikan sehingga tingkat kerjasama dapat lebih
informasi yang lebih akurat tentang tinggi daripada metode Weighed Food

5
kebiasaan makan individu. Record, terutama untuk pencatatan jangka
panjang.
Perlu alat penimbangan makanan. Tidak memerlukan alat penimbangan
makanan.

2. 4 Kelebihan Metode Food Weighing


Beberapa kelebihan yang dimiliki metode penimbangan pangan, yaitu:
1. Metode ini relative murah dan cepat.
2. Dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar.
3. Dapat menyediakan data besar porsi makanan yang dikonsumsi jika
menggunakan metode penimbangan.
4. Dapat menilai pola makan dan kebiasaan makan yang berhubungan dengan
sosial ekonomi dan lingkungan dari responden.
5. Hasilnya relative lebih akurat.
6. Dapat membantu interpretasi data laboratorium, antropometri, dan klinis.

2. 5 Kekurangan Metode Food Weighing


Beberapa kekurangan yang dimiliki oleh metode food weighing:
1. Membutuhkan kerjasama yang tinggi antara petugas dan responden.
2. Metode ini terlalu membebani responden.
3. Tidak cocok untuk responden yang buta huruf.
4. Sangat bergantung pada kejujuran dan kemampuan responden dalam mencatat
dan memperkirakan jumlah konsumsi.
5. Analisis data haru lebih intensif.
2. 6 ...........

2. 7 ...........

6
BAB III

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

7
DAFTAR PUSTAKA

Supariasa, I Dewa Nyoman, dkk. 2014. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Sirajuddin, Surmita, Trina Astuti. 2018. Survey Konsumsi Pangan. Jakarta Selatan: Badan
Pengembangan dan Pembedayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Utami, Ni Wayan Arya. 2016. Modul Survey Konsumsi Pangan. Bali: Fakultas Kedokteran,
Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai