DISUSUN OLEH :
Kelompok 10 / Shift 2
1. Elsa Mukti Atmaja 14/364222/KU/17098
2. Imtiyaz Karima 14/364223/KU/17099
3. Alvita Ghaisani 14/364224/KU/17100
4. Nisia Nora Riestanti 14/364225/KU/17101
Asisten :
1. Rasita Amelia H, S. Gz
2. Nurul Putrie Utami, S. Gz
LABORATORIUM GIZI
PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masa lanjut usia merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Pada usia
tersebut banyak terjadi penurunan kemampuan kerja tubuh akibat perubahan-
perubahan fisiologi di dalam tubuh (Arisman, 2014). Menurut WHO, lansia
dibagi dalam beberapa kategori:
1) usia lanjut (eldery) yaitu usia 60 – 75 tahun
2) umur tua (old) yaitu 76 – 90 tahun
3) umur sangat tua yaitu > 90 tahun
Proses menua akan mempengaruhi kesehatan lansia karena dapat
mengakibatkan kemunduran dan kelemahan, serta akan ada implikasi klinis
yang menyertai kesehatan lansia (Setiaji, 2000). Kemunduran yang terjadi pada
lansia tentunya juga akan mempengaruhi status gizinya. Status gizi pada lanjut
usia dipengaruhi oleh berbagai hal. Perubahan fisiologis, komposisi tubuh,
asupan nutrisi dan keadaan ekonomi merupakan hal-hal yang dapat
mempengaruhi status gizi lansia dan dapat pula memicu terjadinya berbagai
masalah gizi pada lanjut usia (Potter & Pierry, 2005).
Perubahan fisiologis berupa penurunan massa otot akan menurunkan
kebutuhan gizi lansia. Erupsi gigi juga termasuk hal yang dapat mempengaruhi
status gizi lansia karena akan mengakibatkan daya kunyah menurun, sehingga
mengakibatkan penurunan asupan makanan lansia (Darmojo, 2010). Ditinjau
dari sistem pencernaannya, motilitas lambung dan pengosongan lambung
menurun seiring dengan meningkatnya usia. Penurunan tersebut juga diiringi
dengan menurunnya sekresi hormon pepsin dan HCL sehingga mengakibatkan
penyerapan vitamin dan mineral yang berkurang.
Gangguan kesehatan yang rentan terjadi pada usia lanjut mengakibatkan
lansia dapat mengalami masalah gizi kurang secara mendadak. Selain itu,
berbagai penyakit degenaratif yang semakin meningkat diketahui merupakan
salah satu dampak dari masalah gizi lebih yang juga sering terjadi pada
manusia usia lanjut (Christiani, 2003).
2. Tujuan
1. Memahami kebutuhan gizi lansia
2. Memahami perubahan-perubahan fisiologis pada lansia yang
berdampak pada perubahan gizi lansia
3. Melakukan penilaian status gizi pada lansia
4. Membuat preskripsi diet untuk lansia
BAB II
ISI
1. Deskripsi Kasus
Nenek HA merupakan seorang lansia berusia 67 tahun yang sudah
pensiun. Nenek HA tinggal bersama dengan anak dan cucunya di Minggir,
Sleman. Keluarganya tergolong menengah ke atas. Aktivitas sehari-hari
Nenek HA diisi dengan melakukan pekerjaan rumah tangga dan merawat
cucu. Ia juga rajin mengikuti senam lansia 2 minggu sekali saat posyandu
lansia. Durasi tidur malam Nenek HA yaitu dari pukul sembilan malam hingga
pukul tiga pagi.
Berdasarkan hasil pengukuran antropometri, diketahui bahwa tinggi lutut
nenek HA 51 cm, berat badan 42 kg, ukuran lingkar lengan atas (LLA) 22 cm,
dan ukuran lingkar pinggang serta lingkar pinggul masing-masing 65 cm dan
80 cm. Nenek HA memiliki riwayat penyakit keluarga berupa hipertensi.
Namun, tekanan darah Nenek HA ketika terakhir kali diukur di posyandu
masih tergolong normal yaitu 110/80 mmHg. Menurut Nenek HA, kadar
glukosa, asam urat, dan kolesterolnya ketika terakhir kali diperiksa juga
masih tergolong normal. Akhir-akhir ini, Nenek HA kerap mengeluh sulit
buang air besar dan keluhan nyeri sendi.
Sebagai seorang ketua kader lansia di daerahnya, Nenek HA sangat
memperhatikan kesehatan. Kebiasaan makan utama Nenek HA ialah rutin
tiga kali sehari. Ia selalu mengonsumsi buah apa saja 2-3 kali sehari dalam
bentuk buah potong maupun jus. Buah yang sering dikonsumsi apel, pear,
anggur dan semangka. Nenek HA tidak terlalu sering mengkonsumsi daging
merah. Ia lebih suka mengonsumsi tahu 1 potong besar (4 kali seminggu)
tempe 1 potong (3 kali seminggu) dan daging ayam 1 potong sedang (3 kali
seminggu). Nenek HA tidak menyukai sayuran karena rasanya pahit dan
merasa khawatir terhadap pengaruh sayuran hijau terhadap kesehatan
lansia. Nenek HA sering mengkonsumsi teh manis dengan takaran gula 1
sdm setiap pagi hari. Sedangkan konsumsi air putih Nenek HA tergolong
kurang, biasanya hanya 1 gelas setiap pagi hari sebelum minum teh. Nenek
HA juga jarang minum kopi dan susu meskipun tersedia di rumah. Camilan
yang sering dikonsumsi Nenek HA adalah aneka jajanan pasar di pagi hari
dan kue kering pada sore hari. Nenek HA tidak memiliki alergi makanan.
Berdasarkan recall 24 jam, diketahu bahwa asupan Nenek HA adalah kalori
1206.7 kkal, protein 44.2 gram , lemak 30.9 gram, karbohidrat 191.6 gram.
3. Permasalahan Gizi
1) Konstipasi
2) Gizi kurang
3) Nyeri sendi
3. Rencana Diet:
a. Tujuan, prinsip dan syarat diet
1) Tujuan diet
1. Mengatasi konstipasi
2. Meningkatkan status gizi
3. Mengatasi masalah persendian
2) Prinsip diet
1. Asupan makanan tinggi serat
2. Asupan makronutrien sesuai kebutuhan dan bergizi seimbang
3. Asupan makanan rendah purin dan tinggi mikronutrien
3) Syarat diet
1. Proporsi menu sehari seimbang : makanan pokok 3 – 4 porsi
sehari, lauk 2 – 3 porsi sehari, sayur 3 – 4 porsi sehari, buah 2
– 3 porsi sehari.
2. Memasukkan sumber serat dalam setiap waktu makan
3. Membatasi konsumsi purin dan meningkatkan konsumsi
makanan tinggi mikronutrien.
4. Pola makan 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
5. Memenuhi kebutuhan cairan harian
TEE : BMR x FA
: 1.043,43 x 1,55
: 1.617,32 kkal – 10% (penurunan kebutuhan lansia)
: 1.617,32 – 161,737
: 1.455,5 kkal
c. Perencanaan menu
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
1.455,5 kkal
54,58 gram
32,34 gram
236,52 gram
Golongan
Penukar
Energi
(kkal)
Karbohidrat
(gram)
Protein
(gram)
Lemak
(gram)
Karbohidrat
4
700
160
16
-
Lauk Hewani
(Lemak tinggi)
-
-
-
-
-
Lauk Hewani
(Lemak sedang)
1
75
-
7
5
Lauh Hewani
(Rendah Lemak)
2
100
-
14
4
Lauk Nabati
1
75
7
5
3
Sayuran
(Golongan B)
2
50
10
2
-
Sayuran
(Golongan C)
1
50
10
3
-
Susu
(Tanpa Lemak)
1
75
10
7
-
Minyak
4
200
-
-
20
Total
1475
233
54
32
Kalori
(kkal)
Karbohidrat
(gram)
Protein
(gram)
Lemak
(gram)
Perencanaan Menu
1475
233
54
32
Kebutuhan
1.455,5
236,52
54,58
32,34
Pemenuhan
101,3 %
98,5 %
98,9 %
98,9 %
2. Saran
Sebaiknya Nenek HA memperbaiki pola makannya dengan mengonsumsi
pangan dengan gizi seimbang yaitu yang mengandung karbohidrat, lauk,
sayur, dan buah sebagai sumber serat yang baik untuk menjaga
kesehatan tubuhnya.
Daftar Pustaka
Arisman . 2014. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Editor, Palupi Widyastuti. EGC :
Jakarta
Bangun. 2005. Vegetarian Pola Sehat Tanpa Daging. Jakarta: Agomedia
Pustaka
Christiani, R. 2003. Status Gizi dan Pola Penyakit pada Lansia. Diakses pada
tanggal 25 April 2016 http://www.p3gizi.litbang.depkes.go.id/
Darmojo, B. 2010. Geriatri, Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Edisi ke-4. Balai
Penerbit FK UI: Jakarta
Departemen Kesehatan. 2013. Angka Kecukupan Gizi (AKG). Direktorat Jenderal
Bina Gizi dan KIA: Jakarta
Fatmah, 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta : Erlangga
Kuswardhani, RA Tuty. 2006. Penatalaksanaan Hipertensi Pada Lanjut Usia.
Jurnal Penyakit Dalam 7 (2) : 135 – 140.
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik,
Edisi 4. EGC: Jakarta.
Sari Cahyanigrum, Nika. 2015. Hubungan lingkar pinggang dengan fungsi
kognitif pada lanjut usia wanita di Panti Asosial Tresna Werdha
(PSTW) Budi Mulia 1 da 3 Jakarta : (Skripsi) Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.
Setiati, S. 2000. Pedoman Praktis Perawatan Kesehatan: untuk Pengasuh Orang
Usia Lanjut. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta
Supariasa IDN, dkk. 2014. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC