Anda di halaman 1dari 10

2.

3 Gizi dan Makanan Menurut Islam

2.3.1 Gizi menurut islam


Gizi berasal dari bahasa arab “ Al Gizzai “ yang artinya makanan dan manfaatnya untuk
kesehatan . Al Gizzai juga dapat diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan.
Islam mengatur umatnya untuk mengonsumsi makanan yang halal lagi baik dan tidak berlebih-
lebihan. Hal ini tercantum dalam beberapa ayat al-quran yang menerangkan tentang aturan
makan dan minum: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi,” (QS. Al-Baqarah: 168); “Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-
A’raf: 31). Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia diwajibkan untuk mengonsumsi
makanan yang halal serta dalam jumlah yang seimbang. Hal ini sesuai dengan teori yang dikaji
dalam ilmu gizi, yang disebut dengan prinsip gizi seimbang. Gizi seimbang adalah susunan
makanan sehari–hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan,
aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. Salah satu pilar utama dalam pedoman gizi
seimbang adalah mengonsumsi makanan beragam yang terdiri dari sumber karbohidrat (dapat
berasal dari serealia dan umbi-umbian), sumber vitamin dan mineral (dapat berasal dari sayur-
sayuran dan buah-buahan) dan sumber protein (berasal dari lauk hewani dan nabati) serta
membatasi asupan gula, garam dan minyak. Ternyata, Al-quran sudah lebih dahulu mengkaji
prinsip gizi seimbang tersebut. Ayat-ayat al-quran telah menyebutkan berbagai jenis kelompok
makanan yang mengandung karbohidrat, vitamin, mineral, protein dan juga lemak. Pertama,
QS. Yusuf: 43 menjelaskan tentang tanaman gandum. Selain itu, QS. Yaseen: 33 juga
menerangkan tentang biji-bijian yang berbunyi “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar)
bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya
biji-bijian, maka daripadanya mereka makan”. Tanaman gandum dan biji-bijian yang termasuk
dalam kelompok pangan serealia mengandung sumber karbohidrat. Kedua, buah-buahan
sebagai sumber vitamin dan mineral juga banyak disebutkan dalam al-quran yaitu buah anggur,
pisang, kurma, tin, zaitun dan delima. Salah satu ayat yang menerangkan tentang buah anggur
dan kurma adalah (QS Al-Mu’minum: 19) yang artinya adalah “Lalu dengan air itu, Kami
tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kamu
peroleh buah-buahan yang banyak dan sebahagian dari buah-buahan itu kamu makan”. Ketiga,
sumber pangan hewani yang banyak mengandung protein juga disebutkan secara jelas dalam
alquran, yaitu daging, seafoods, dan susu. Ayat alquran yang menerangkan tentang daging
adalah QS Al-An’am: 142-144; QS Al-Maidah: 1 serta QS Ya-Siin: 72 yang berbunyi “Dan
Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; maka sebahagiannya menjadi
tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka makan.” Sementara itu, QS Fatir: 12
menjabarkan tentang makanan laut sedangkan susu ditulis dalam QS An-Nahl: 66. Terakhir,
kelompok makanan sayur-sayuran, kacang-kacangan dan rempah-rempah pun secara nyata
dijabarkan dalam al-quran yaitu pada QS Al-Baqarah: 61 yang berbunyi “Hai Musa, kami tidak
bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami
kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu
sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya”.

2.3.2 Makanan menurut Al-Qur’an


Makanan menurut al-Qur’an dibagi menjadi beberapa
ragam, yaitu diantaranya :
a. Perintah Allah tentang makanan yang dihalalkan
Di dalam ajaran Islam banyak terdapat hal-hal yang berkaitan dengan
aturan-aturan tentang makanan. Mulai dari etika makan, mengatur idealitas
kuantitas makanan dalam perut dan mengatur makanan halal dan haram serta
makanan yang baik (thayyib) untuk dikonsumsi tubuh manusia. Bahkan terdapat
surat al-Qur’an dinamai dengan surat al-Ma’idah (hidangan). Ini semua
menunjukkan bahwa makanan yang terbaik adalah makanan yang memenuhi
kata halal atau thayyiban (baik). Selanjutnya dari beberapa ayat al-Qur’an yang
memerintahkan orang-orang mukmin untuk makan, ada diantaranya yang
menjelaskan dengan pesan untuk mengingat Allah dan untuk membagikan
makanan-makanan tersebut kepada orang yang membutuhkan, ada juga makanan
dalam kontek memakan hasil sembelihan yang disebut nama Allah serta
dalam kontek pada waktu berbuka puasa. Berdasarkan hal tersebut, di dalam al-
Qur’an sudah dijelaskan secara tegas bahwa manusia sudah diperintahkan untuk
memilih makanan yang akan dikonsumsinya baik itu dari sisi kehalalan maupun
kualitas makanan tersebut. sebagaimana yang terdapat dalam Q.S. al-Baqarah
ayat 168 yaitu: َ‫طيِبا ً َوال‬َ ً‫ض َحالَال‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
ِ ‫اس ُكلُواْ ِم َّما فِي األ َ ْر‬
َ ‫ان ِإنَّهُ لَ ُك ْم‬
‫عد ٌُّو ُّم ِبين‬ ِ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ت ال‬ ُ ‫تَت َّ ِبعُواْ ُخ‬
ِ ‫ط َوا‬
Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu .
makanan tersebut harus baik (thayyib) artinya makanan itu tidak berbahaya bagi
tubuh. Maka dalam hal ini Hamka menjelaskan bahwasanya makanan yang halal
adalah lawan dari makanan yang haram. Sebagaimana yang telah dijelaskan
dalam al-Qur’an seperti, daging babi, darah, makanan yang tidak disembelih,
yang disembelih untuk berhala dan lain sebagainya. Apabila dalam al-Qur’an
tidak dijelaskan pantangan-pantangan yang demikian maka makanan tersebut
halal untuk dimakan. Selain itu, manusia juga harus memperhatikan kualitas
yang ada pada makanan tersebut, seperti daging yang sudah dikemas, yang
kemudian dimakan secara mentah-mentah. Meskipun daging itu halal akan tetapi
tidak baik. makanan yang halal dan sehat adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Makanan yang halal akan mencerminkan jiwa yang bersih, serta
pikiran dan jasmani yang segar. Sebaliknya, setiap makanan yang telah
diharamkan oleh Islam mengandung bahaya, baik lahir maupun batin. Dalam
pandangannya bahwa tidak ada makanan yang dinyatakan haram oleh Islam tiba-
tiba dinyatakan sehat menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), yakni sehat
itu berarti sehat jasmani, rohani dan sosial. Maka, pertimbangan dalam Islam
tentang makanan pastilah dengan melihat semua faktor tersebut. Tentang
kehalalan dan kebaikan suatu makanan Quraish Shihab juga menjelaskan bahwa
tidak semua makanan yang halal itu otomatis baik. Karena tidak
semua yang halal sesuai dengan kondisi masing-masing. Ada yang halal buat si
A yang mana ia memiliki kondisi yang sehat, ada juga yang kurang baik
untuknya, walaupun itu baik buat yang lain. Ada pula makanan yang halal tetapi
tidak mengandung gizi yang kemudian menjadi kurang baik untuk dikonsumsi.
Karena yang diperintahkan dalam al-Qur’an adalah makanan yang halal lagi
baik. Islam telah menetapkan bahwa yang berhak atau berwenang menentukan
kehalalan segala sesuatu adalah Allah Swt. Sebab, tidak ada seorangpun yang
berhak melarang sesuatu yang dibolehkan oleh Allah, demikan pula sebaliknya.
Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur’an surat Yunus ayat 59, yaitu:
ً‫ق فَ َج َع ْلتُم ِم ْنهُ َح َرا ًما َو َحالَال‬
ٍ ‫ْل أَ َرأَ ْيتُم َّما أَنزَ َل ّللاُ لَ ُكم ِمن ِر ْز‬
َ ‫قُ ْل آّللُ أَذِنَ لَ ُك ْم أَ ْم‬
َ‫علَى ّللاِ تَ ْفتَ ُرون‬
Artinya:“Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku tentang rezki yang diturunkan
Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya Haram dan (sebagiannya)
halal". Katakanlah: "Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu (tentang
ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah ?" (Q.S Yunus: 59)

b. Hewan sembelihan sebagai makanan


Para Ulama menyimpulkan bahwa penyembelih haruslah dilakukan
oleh seorang yang beragama Islam, atau Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani). Hewan
sembelihan juga diatur dalam Q.S. al-Ma’idah: 3 Artinya: “….Yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas,kecuali yang
sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk
berhala. . . .
Binatang-binatang yang mati dengan cara-cara di atas dapat dikategorikan sebagai
makanan yang haram. Karena binatang yang mati karena tercekik, dipukul,jatuh,
ditanduk, dan diterkam binatang buas, adalah dapat dikatakan sebagai bangkai.
Karena di al-Qur’an telah ditegaskan pengharaman memakan bangkai. Namun,
berbeda halnya dengan bangkai hewan laut atau sungai yang sudah mati dengan
sendiriannya, maka bangkai tersebut halal untuk dimakan.
c. Makanan (yang halal) dari protein Nabati dan Hewani
Misalnya sayur-sayuran yang termasuk dalam kategori baql, seperti
mentimun, kacang adas, bawang putih, dan bawang merah. Semua tumbuh-
tumbuhan yang disebutkan dalam al-Qur’an hanyalah sebagian kecil dari sekian
banyak bahan-bahan makanan nabati yang disediakan Allah untuk kepentingan
manusia.
d. Makanan sebagai menu Hidangan
Allah tidak akan mengubah keadaan mereka selama mereka tidak mau
mengubahnya sendiri. Begitu pun dengan hal rizki. Allah akan memberikan rizki
kepada Hamba-nya sesuai dengan usaha yang dilakukan. Dengan demikian, apabila
seorang hamba mengubah dari maksiat kepada taat, maka Allah akan mengubah
dari kesengsaraan kepada kebahagiaan.

2.3.2 Term-term Makanan dalam Al-Qur’an


Dalam Bahasa Arab, makanan disebut dengan ţa‟ām, yang berasal dari kata tha,
ain dan mim yang memiliki makna dasar marasai, mengecap, dan mencicipi. Di dalam
al-Qur‟an ada empat istilah untuk menyebutkan term makanan yaitu:
a. Term ţa‟ām
Kata ţa‟ām dan berbagai bentuk derivasinya dalam al-Qur‟an disebutkan
sebanyak 48 kali. Seperti dalam surat Al-ahzab (33) ayat 53, Al-Baqarah(2)
ayat 249,Al-An’am(6) ayat 145,Al-Hajj(22) ayat 28 dan 36,Ali Imron (3)
ayat 93,Al-Maidah (5) ayat 5,yusuf (12) ayat 37,Muhammad (47) ayat
15,dan masih banyak lagi. Secara istilah ţa‟ām, yang berasal dari kata tha,
ain dan mim yang memiliki makna dasar marasai, mengecap, dan mencicipi.
Secara bahasa kata ţa‟ām diartikan sebagai ‫ الشيء ( ذاق‬mencicipi sesuatu),
dan juga bisa diartikan dengan ( ‫ ) مثال ذاف او كل يؤ ما كل‬segala sesuatu yang
dimakan atau mencicipi sesuatu sejenisnya).
b. Term syarāb .
Kata syarāb dalam alQur‟an dengan berbagai bentuk derivasinya terulang
sebanyak 39 kali. Yaitu terdapat dalam surat Al-Mu’minun:33,Al-Baqarah
(2):60,Al-Baqarah (2):178,As-Syu’ara(26):155,An-Nahl(16):66,Al-
A’raf(7):31,Al-Qamar (54):28,As-Shaffat (37):46,Al-Waqi’ah (56):55,dan lain-
lain. Secara terminologi kata syarāb diartikan sebagai sesuatu yang diminum baik
itu berupa air biasa ataupun air yang sudah melalui proses pengolahan sudah
berubah warna dan rasa.
c. Māidah
Kata māidah dalam al-Qur‟an terulang sebanyak 5 kali yautu dalam QS. An-Nahl:
15, Q.S. Al-Anbiya‟: 31, dan Q.S. Luqman: 10,QS. AlMa‟idah: 112 dan 114.
Secara istilah lafaż māidah yang mempunyai arti hidangan. Menurut al-Ashfahni
dan Ibrahim Madzkur serta alFarisi, lafaż māidah merupakan hidangan atau
pinggan yang diatasnya terdapat makanan dan minuman.
d. ghidāun
Kata ini berasal dari akar kata ‫غداء‬yang terdiri dari tiga huruf kata, yaitu gen, dal
dan hamzah. Sedangkan dalam Kamus Bahasa Arab, ghadā‟ atau ghidā‟ berarti
makanan pagi, pagi, sarapan dan makanan (pokok). Di dalam al-Qur‟an kata
ghidā‟ terulang sebanyak 12 kali yang mempunyai beberapa arti. Diantaranya
adalah:
1) QS. Al-Qalam: 25 ) artinya pagi hari.
2) QS. Ali- Imron: 121) artinya pagi hari
3) QS. Al-Qalam: 22) artinya pagi-pagi
4) QS.Al-Hasyer: 18) artinya hari esok
5) ًQS. Yusuf: 12, Al-Kahfi: 22, Luqman: 34) artinya pagi
6) QS.Al-Komar: 26) artinya kelak
7) QS. Al-A‟araf: 205) artinya waktu pagi hari
8) QS. Al-Ghafir: 46) artinya pagi
9) QS. As-Saba‟: 12) artinya perjalanan pada waktu pagi
10) QS. Al-An‟am: 52) artinya di pagi
11) QS. Al-Kahfi: 28) artinya pagi hari
12) ًQS. Al-Kahfi: 62) artinya makanan kita.
Sedangkan arti ghidā‟ secara umum berarti makanan atau masakan yang
dihidangkan pada waktu tertentu, misalnya ketika ia dihidangkan di pagi hari
berarti makanan tersebut untuk sarapan pagi (ţa‟ām as-şobāh), dan jika
dihidangkan di siang hari maka ia berarti
makanan siang (ţa‟ām azh-Zuhr).

2.3.3 Deskripsi ayat-ayat tentang Makanan

Ayat-ayat al-Qur‟an yang berkaitan dengan makanan adalah sebagai berikut:

Nama
No Lafazh ayat Arti ayat
surat
Perintah Allah tentang makanan yang halal dan baik
Hai sekalian manusia,
makanlah
yang halal lagi baik dari apa
yang
Q.S Al terdapat di bumi, dan
Baqarah
‫ض حالال‬ ِ ‫اس ُكلُواْ ِم َّما فِي األ ْر‬ ُ َّ‫يا أيُّها الن‬ janganlah
1. ‫ان ِإنَّهُ ل ُك ْم‬ ِ ‫شيْط‬ َّ ‫ت ال‬ ِ ‫طوا‬ ُ ‫ط ِيبا وال تتَّ ِبعُواْ ُخ‬
(2) ayat kamu mengikuti langkah-
‫عد ٌُّو ُّمبِين‬
168 langkah
syaitan; karena Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang
nyata
bagimu.
Hai orang-orang yang
beriman,
makanlah di antara rezki yang
Q.S. Al baik
Baqarah ‫ت ما‬ ِ ِ ‫ا‬ ‫ب‬‫ي‬‫ط‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِ ْ ‫ا‬ ‫و‬ُ ‫ل‬ ُ
‫ك‬ ْ ‫ا‬ ‫و‬ ُ ‫ن‬‫آم‬ ‫ِين‬
‫ذ‬ َّ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ُّه‬ ‫ي‬‫أ‬ ‫ا‬ ‫ي‬ baik yang Kami berikan
2. ْ ْ
(2) ayat ‫رزقنا ُك ْم وا ْش ُك ُروا ِلِلِ إِن ُكنت ُ ْم إِيَّاهُ ت ْعبُدُون‬ kepadamu
172 dan bersyukurlah kepada
Allah, jika
benar-benar kepada-Nya kamu
menyembah.
Sesungguhnya Allah hanya
mengharamkan bagimu
bangkai,
darah, daging babi, dan
Q.S Al binatang
Baqarah
‫ير‬ ِ ‫نز‬ِ ‫ إِ َّنما ح َّرم عل ْي ُك ُم ْالميْتة والدَّم ولحْ م ْال ِخ‬yang (ketika disembelih)
3. ٍ‫ط َّر غيْر باغ‬ ُ ‫ض‬ ْ ‫وما أ ُ ِه َّل ِب ِه ِلغي ِْر ّللاِ فم ِن ا‬
(2) ayat disebut
‫وال عا ٍد فال إِثْم عل ْي ِه إِ َّن ّللا غفُور َّر ِحيم‬
173 (nama) selain Allah. tetapi
Barangsiapa dalam Keadaan
terpaksa (memakannya)
sedang Dia
tidak menginginkannya dan
tidak
(pula) melampaui batas, Maka
tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi
Maha
Penyayang.
Hewan sembelihan sebagai makanan
Mereka menanyakan
kepadamu:
"Apakah yang Dihalalkan bagi
mereka?". Katakanlah:
"Dihalalkan
bagimu yang baik-baik dan
(buruan
yang ditangkap) oleh binatang
buas
yang telah kamu ajar dengan
‫يسْألُونك ماذا أ ُ ِح َّل ل ُه ْم ۖ قُ ْل أ ُ ِح َّل ل ُك ُم‬
melatih
‫ط ِيباتُ ۙ وما علَّ ْمت ُ ْم ِمن ْالجو ِارحِ ُمك ِل ِبين‬ َّ ‫ال‬
nya untuk berburu; kamu
Q.S. Al ‫ّللاُ ۖ ف ُكلُوا ِم َّما أ ْمس ْكن‬ َّ ‫تُع ِل ُمون ُه َّن ِم َّما علَّم ُك ُم‬
mengajarnya menurut apa
4. Ma‟idah َّ ‫ّللاِ عل ْي ِه ۖ واتَّقُوا‬
‫ّللا ۚ ِإ َّن‬ َّ ‫عل ْي ُك ْم واذْ ُك ُروا اسْم‬
yang
(5) ayat 4 ‫ب‬ ِ ‫ّللا س ِري ُع ْال ِحسا‬ َّ
telah diajarkan Allah
kepadamu.
Maka makanlah dari apa yang
ditangkapnya untukmu, dan
sebutlah
nama Allah atas binatang buas
itu
(waktu melepaskannya). dan
bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Amat
cepat
hisab-Nya.
Pada hari ini Dihalalkan
bagimu
yang baik-baik. makanan
(sembelihan) orang-orang
‫ط ِيباتُ ۖ وطعا ُم الَّذِين أُوتُوا‬ َّ ‫ْالي ْوم أ ُ ِح َّل ل ُك ُم ال‬
yang
ۖ ‫ْال ِكتاب ِح ٌّل ل ُك ْم وطعا ُم ُك ْم ِح ٌّل ل ُه ْم‬
diberi Al kitab itu halal
‫ت و ْال ُمحْ صناتُ ِمن‬ ِ ‫و ْال ُمحْ صناتُ ِمن ْال ُمؤْ ِمنا‬
bagimu, dan
Q.S. Al ‫الَّذِين أُوتُوا ْال ِكتاب ِم ْن ق ْب ِل ُك ْم ِإذا آت ْيت ُ ُموه َُّن‬
makanan kamu halal (pula)
5. Ma‟idah ‫صنِين غيْر ُمسافِ ِحين وال‬ ِ ْ‫أ ُ ُجوره َُّن ُمح‬ bagi
(5) ayat 5 ‫ان فقدْ ح ِبط‬ ِ ‫اْليم‬ ِ ْ ‫ان ۗ وم ْن ي ْكفُ ْر ِب‬ ٍ ‫ ُمت َّ ِخذِي أ ْخد‬mereka. (dan Dihalalkan
‫عملُهُ وهُو فِي ْاْل ِخرةِ ِمن ْالخا ِس ِرين‬
mangawini) wanita yang
menjaga
kehormatan diantara wanita-
wanita
yang beriman dan wanita-
wanita
yang menjaga kehormatan di
antara
orang-orang yang diberi Al
kitab
sebelum kamu, bila kamu telah
membayar mas kawin mereka
dengan maksud menikahinya,
tidak
dengan maksud berzina dan
tidak
(pula) menjadikannya gundik
gundik. Barangsiapa yang
kafir
sesudah beriman (tidak
menerima
hukum-hukum Islam) Maka
hapuslah amalannya dan ia di
hari
kiamat Termasuk orang-orang
merugi
Dihalalkan bagimu binatang
buruan
laut dan makanan (yang
berasal)
dari laut sebagai makanan
yang lezat
bagimu, dan bagi orang-orang
yang
Q.S. Al ‫أ ُ ِح َّل ل ُك ْم ص ْيد ُ ْالبحْ ِر وطعا ُمهُ متاعا ل ُك ْم‬
dalam perjalanan; dan
6. Ma‟idah ‫سيَّارةِ و ُح ِرم عل ْي ُك ْم ص ْيدُ ْالب ِر ما دُ ْمت ُ ْم‬
َّ ‫و ِلل‬
diharamkan
(5) ayat 96 َّ ‫الَّذِيإِل ْي ِه تُحْ ش ُرون ُح ُرما واتَّقُوا‬
‫ّللا‬
atasmu (menangkap) binatang
buruan darat, selama kamu
dalam
ihram. dan bertakwalah
kepada
Allah yang kepada-Nyalah
kamu
akan dikumpulkan.
Hai orang-orang yang
beriman,
Sesungguhnya Allah akan
menguji
kamu dengan sesuatu dari
Q.S. Al ‫ّللاُ ِبش ْيءٍ ِمن‬ َّ ‫يا أيُّها ا َّلذِين آمنُوا لي ْبلُو َّن ُك ُم‬
binatang
7. Ma‟idah َّ ‫ص ْي ِد تنالُهُ أ ْيدِي ُك ْم و ِرما ُح ُك ْم ِلي ْعلم‬
ْ‫ّللاُ من‬ َّ ‫ال‬ buruan yang mudah didapat
(5) ayat 94 ‫ب فم ِن‬ ِ ‫يخافُهُ ِب ْالغ ْي‬ oleh
tangan dan tombakmu supaya
Allah
mengetahui orang yang takut
kepada-Nya, biarpun ia tidak
dapat
melihat-Nya. barang siapa
yang
melanggar batas sesudah itu,
Maka
baginya azab yang pedih.
Makanan (yang halal) dari protein Nabati dan Hewani
“Dan (ingatlah), ketika kamu
berkata: "Hai Musa, Kami
tidak bisa
sabar (tahan) dengan satu
macam
makanan saja. sebab itu
mohonkanlah untuk Kami
kepada
Tuhanmu, agar Dia
mengeluarkan
bagi Kami dari apa yang
ditumbuhkan bumi, Yaitu
sayur
mayurnya, ketimunnya,
bawang
putihnya, kacang adasnya, dan
‫ص ِبر عل ٰى طع ٍام‬ ْ ‫و ِإذْ قُ ْلت ُ ْم يا ُموس ٰى ل ْن ن‬
ُ bawang merahnya". Musa
ُ‫ع لنا ربَّك ي ُْخ ِر ْج لنا ِم َّما تن ِبت‬
ْ ُ ْ‫اح ٍد فاد‬ ِ ‫و‬
berkata:
‫ومها وعد ِسها‬ ِ ُ‫ض ِم ْن ب ْق ِلها وقِثَّا ِئها وف‬ ُ ‫ْاأل ْر‬ "Maukah kamu mengambil
‫وبص ِلها ۖ قال أتسْت ْب ِدلُون الَّذِي هُو أدْن ٰى‬
ُ ِ‫بِالَّذِي هُو خيْر ۚ ا ْهب‬ yang
Q.S. Al ‫صرا فإِ َّن ل ُك ْم ما‬ ْ ‫طوا ِم‬
ُ‫الذلَّةُ و ْالمسْكنة‬ rendah sebagai pengganti yang
8. Baqarah ِ ‫ت عل ْي ِه ُم‬ ْ ‫سأ ْلت ُ ْم ۗ وض ُِرب‬
ٰ lebih
(2) ayat 61 ‫ّللاِ ۗ ذ ِلك بِأ َّن ُه ْم كانُوا‬
َّ ‫ب ِمن‬ ٍ ‫وبا ُءوا ِبغض‬
baik ? Pergilah kamu ke suatu
‫ّللاِ وي ْقتُلُون النَّ ِب ِيين ِبغي ِْر‬
َّ ‫ت‬ ِ ‫ي ْكفُ ُرون ِبآيا‬
kota,
‫ق ۗ ٰذ ِلك بِما عص ْوا وكانُوا ي ْعتدُون‬ ِ ‫ْالح‬ pasti kamu memperoleh apa
yang
kamu minta". lalu
ditimpahkanlah
kepada mereka nista dan
kehinaan,
serta mereka mendapat
kemurkaan
dari Allah. hal itu (terjadi)
karena
mereka selalu mengingkari
ayat-ayat
Allah dan membunuh Para
Nabi
yang memang tidak
dibenarkan.
demikian itu (terjadi) karena
mereka
selalu berbuat durhaka dan
melampaui batas.”
24. Maka hendaklah manusia
itu
memperhatikan makanannya.
25. Sesungguhnya Kami benar
benar telah mencurahkan air
(dari
langit),
‫) أنَّا صببْنا‬٢٤( ‫ام ِه‬ ِ ‫ظ ِر اْل ْنسانُ ِإلى طع‬ ُ ‫ ف ْلي ْن‬26. kemudian Kami belah
bumi
‫األرض شقًّا‬ ْ ‫) ث ُ َّم شق ْقنا‬٢٥( ‫ْالماء صبًّا‬
dengan sebaik-baiknya,
Q.S. ‫)و ِعنبا وقضْبا‬٢٧( ‫) فأ ْنبتْنا فِيها حبًّا‬٢٦(
27. lalu Kami tumbuhkan biji-
9. „Abasa ‫غ ْلبا‬ُ ‫) وحدا ِئق‬٢٩( ‫)وز ْيتُونا ون ْخال‬٢٨(
bijian
ayat 24-32 ‫) متاعا ل ُك ْم‬٣١( ‫) وفا ِكهة وأبًّا‬٣٠(
di bumi itu,
٣٢( ‫ام ُك ْم‬ ِ ‫وأل ْنع‬
28. anggur dan sayur-sayuran,
29. zaitun dan kurma,
30. kebun-kebun (yang) lebat,
31. dan buah-buahan serta
rumput
rumputan,
32. untuk kesenanganmu dan
untuk
binatang-binatang ternakmu
Dan Dia-lah, Allah yang
menundukkan lautan
(untukmu),
agar kamu dapat memakan
daripadanya daging yang segar
(ikan), dan kamu
‫وهُو الَّذِي س َّخر ْالبحْ ر ِلتأ ْ ُكلُوا ِم ْنهُ لحْ ما‬
mengeluarkan dari
‫سونها وترى‬ ُ ‫ط ِريًّا وتسْت ْخ ِر ُجوا ِم ْنهُ ِح ْلية ت ْلب‬
Q.S. An lautan itu perhiasan yang
‫ض ِل ِه ولعلَّ ُك ْم‬ْ ‫اخر فِي ِه و ِلتبْتغُوا ِم ْن ف‬ ِ ‫ْالفُ ْلك مو‬
10. Nahl (16) kamu
‫ت ْش ُك ُرون‬
ayat 14 pakai; dan kamu melihat
bahtera
berlayar padanya, dan supaya
kamu
mencari (keuntungan) dari
karunia
Nya, dan supaya kamu
bersyukur.
‫اء ماء فأ ْخرجْ نا ِب ِه‬ ِ ‫ “ وهُو الَّذِي أ ْنزل ِمن السَّم‬Dan Dialah yang
‫ضرا نُ ْخ ِر ُج‬ ِ ‫ نبات ُك ِل ش ْيءٍ فأ ْخرجْ نا ِم ْنهُ خ‬menurunkan air
ْ
‫ِم ْنهُ حبًّا ُمترا ِكبا و ِمن النَّ ْخ ِل ِم ْن طل ِعها‬ hujan dari langit, lalu Kami
Q.S.Al ُ
‫ب والز ْيتون‬ َّ ْ ٍ َّ
ٍ ‫قِنوان دانِية وجنات ِمن أعْنا‬ ْ tumbuhkan dengan air itu
11. An‟am (6) ‫ظ ُروا إِل ٰى‬ ُ ‫الر َّمان ُم ْشتبِها وغيْر ُمتشابِ ٍه ۗ ا ْن‬ ُّ ‫ و‬segala
ayat 99 ‫ت ِلق ْو ٍم‬ ٍ ‫ ثم ِر ِه ِإذا أثْمر وي ْن ِع ِه ۚ ِإ َّن ِفي ٰذ ِل ُك ْم ْليا‬macam tumbuh-tumbuhan
‫يُؤْ ِمنُون‬ Maka
Kami keluarkan dari tumbuh
tumbuhan itu tanaman yang
menghijau. Kami keluarkan
dari
tanaman yang menghijau itu
butir
yang banyak; dan dari mayang
korma mengurai tangkai-
tangkai
yang menjulai, dan kebun-
kebun
anggur, dan (kami keluarkan
pula)
zaitun dan delima yang serupa
dan
yang tidak serupa.
perhatikanlah
buahnya di waktu pohonnya
berbuah dan (perhatikan
pulalah)
kematangannya.
Sesungguhnya pada
yang demikian itu ada tanda-
tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-
orang
yang beriman.

Anda mungkin juga menyukai