Disusun Oleh :
Kelompok D1
JURUSAN KESEHATAN
2020
ISI
Pondok pesantren Hubulo Gorontalo adalah salah satu institusi pendidikan yang ada
di Indonesia yang melakukan penyelenggaraan makanan untuk memudahkan santri dalam
memenuhi kebutuhan akan pangannya untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi para santri
sehingga mampu menjaga kesehatannya dan mengoptimalkan pertumbuhannya.
Tipe produksi dan cara pelayanan pondok pesantren Hubulo Gorontalo termasuk
kedalam tipe konvensional. Menurut Bakri (2018), yang dimaksud dengan sistem
konvensional adalah sistem penyelenggaraan makanan dengan metode tradisional, dimana
proses produksi makanan mulai dari pengadaan bahan makanan sampai dengan penyajian
dilakukan pada satu tempat yang sama.
Terdapat beberapa hal yang sudah dijelaskan dalam penelitian Taqhi (2014) yang
membuat pondok pesantren Hubulo Gorontalo termasuk kedalam tipe konvensional. Menurut
Bakri (2018), perbedaan masing-masing tipe dapat didasarkan pada didasarkan pada 8 hal.
Jika penelitian Taqhi (2014) tentang gambaran sistem penyelenggaraan makanan di pondok
pesantren hubulo gorontalo dihubungkan dengan hal-hal tersebut:
A. Cara pengadaan bahan makanan
Dalam penelitian Taqhi (2014) dijelaskan bahwa penyusunan anggaran belanja
bahan makanan dilakukan secara tim, yaitu oleh pimpinan pondok pesantren,
bagian keuangan dan kepala dapur kemudian proses pemesanan dan pembelian
bahan makanan dilakukan secara langsung setiap harinya oleh kepala dapur untuk
mendapatkan bahan makanan yang segar. Tenaga pengolah langsung mengolah
bahan makanan yang telah dibeli dan untuk bahan makanan yang kering atau dapat
diawetkan bisa disimpan di gudang penyimpanan
B. Tempat makanan dipersiapkan dan hubungannya dengan tempat penyajian
Fasilitas tempat penyelenggaraan makanan di pondok pesantren Hubulo
Gorontalo cukup baik. Area persiapan, area pengolahan, dan pendistribusian
makanan sudah tersedia didalam lingkungan pondok pesantren Hubulo Gorontalo,
sehingga bahan makanan yang sudah diterima langsung dipersiapkan oleh tenaga
dapur dan diolah oleh tenaga pengolah pada tempat tersebut. Pendistribusian
makanan dilakukan dengan dua cara yaitu sentralisasi untuk santri putra dan
desentralisasi untuk santri putri. Dalam pendistribusian sentralisasi santri putra
langsung menerima makanan dengan cara mengantri makanan yang sudah
disiapkan di ruang makan sedangkan pendistribusian desentralisasi makanan di
distribusi ke setiap unit kamar santri putri yang tentunya masih dalam lingkup
pondok pesantren Hubulo Gorontalo.
C. Jangka waktu antara pengolahan dan penyajian.
Proses pendistribusian makanan hingga makanan tersaji yang dilakukan
dengan cara sentralisasi dapat meminimalisir waktu karena makanan yang sudah
diolah hanya disiapkan di ruang makan kemudian santri berkumpul. Sedangkan
pendistribusian desentralisasi membutuhkan waktu lebih karena makanan harus
diantar ke setiap unit/kamar santri putri.
D. Bentuk dan cara penjualan atau pelayanan makanan.
Di pondok pesantren Hubulo Gorontalo para santri diharuskan mengantri
untuk mendapatkan makanan, baik untuk yang didistribusikan dengan cara
sentralisasi maupun desentralisasi. Pembayaran atau sumber dana untuk
penyelenggaraan makanan di pondok pesantren Hubulo Gorontalo berasal dari
pembayaran SPP para santri. Variasi menu yang disajikan oleh pondok pesantren
Hubulo Gorontalo menggunakan siklus menu 7 hari dan porsi yang disajikan
memiliki ukuran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Menu ini dapat mengalami
perubahan jika bahan tidak tersedia di pasar.
E. Metode pengolahan makanan
Untuk mengefisienkan waktu, proses persiapan di pondok pesantren Hubulo
Gorontalo untuk makan siang dan malam dilakukan setelah pengolahan makan
pagi yang kemudian disimpan. Proses pengolahan makanan dilakukan 3 kali sehari
sesuai jadwal makan. Biasanya bahan makanan hewani atau lauk, pengolahannya
lebih didominasi dengan cara menggoreng.
F. Jumlah dan macam tenaga kerja.
Di pondok pesantren Hubulo Gorontalo terdapat total 12 jumlah tenaga kerja untuk
penyelenggaraan makanan, diantaranya adalah 1 orang kepala dapur, 9 orang
bagian pengolahan, 1 orang khusus memasak nasi serta 1 orang bagian cleaning
service. Jumlah ini termasuk sudah mencukupi dalam penyelenggaraan makanan
pondok pesantren Hubulo Gorontalo
G. Jenis dan jumlah peralatan yang diperlukan.
Dalam penelitian Taqhi (2014), peralatan yang digunakan untuk penyelenggaraan
makanan di pondok pesantren Hubulo Gorontalo sudah memenuhi standar, baik
peralatan makan maupun peralatan dapur seperti telenan dan pisau.
H. Tipe bahan makanan yang digunakan.
Bahan makanan yang digunakan oleh pondok pesantren Hubulo Gorontalo adalah
bahan makanan yang masih segar, yang dibeli langsung oleh kepala dapur setiap
harinya.
Sikus menu yang kurang terstandar yaitu siklus menu 7 hari dapat menjadi masalah
karena dapat timbul rasa bosan oleh para santri terlebih kondisi tenaga kerja serta kondisi
pasar yang dapat berubah sewaktu-waktu membuat produk yang dihasilkan kurang stabil.
Tenaga kerja dalam penyelenggaraan makanan di pondok pesantren Hubulo Gorontalo
melakukan kegiatannya tanpa henti karena proses pengolahan dilakukan setiap kali makan,
akibatnya dapat membuat produktivitas kurang optimal. Jumlah tenaga kerja yang cukup
membuat system kerja tidak memiliki pembagian sehingga hal itu juga membuat tenaga kerja
yang lebih cepat lelah.
KESIMPULAN