Anda di halaman 1dari 5

SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN

Prinsip Manajemen Penyelenggaraan Makanan Institusi

“Pondok Pesantren Hubulo Gorontalo”

Dosen Pengampu : Ayu Febriyatna, S.ST., M. Gizi

Disusun Oleh :
Kelompok D1

1. Adinda Navidhotul M. (G42181982)


2. Valientina Eryan P (G42182020)
3. Tasya Judith Hadida Mabel (G42182027)
4. Nurhasanah (G42182028)
5. Nur Sofiatul Qomariyah (G42182037)
6. Muhammad Mushlih Al ‘Aadil (G42182070)
7. Siti Juwairiyah Dwi Lestari (G42182090)
8. Oppi Chilli Andarista (G42182094)

PROGRAM STUDI D-IV GIZI KLINIK

JURUSAN KESEHATAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2020
ISI

Pondok pesantren Hubulo Gorontalo adalah salah satu institusi pendidikan yang ada di
Indonesia yang melakukan penyelenggaraan makanan untuk memudahkan santri dalam memenuhi
kebutuhan akan pangannya untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi para santri sehingga mampu
menjaga kesehatannya dan mengoptimalkan pertumbuhannya.

system penyelenggaraan makanan di pondok pesantren Hubulo Gorontalo merupakan


system penyelenggaraan yang bersifat nonkemersil. Dana yang digunakan untuk
penyelenggaraan makanan tergolong cukup, yaitu Rp. 13.000/hari setiap anak sehingga tidak
ada keuntunganyang diperoleh dari penyelenggraan makanan di pondok pesantren Hubulo
Gorontalo.
Pondok pesantren Hubulo Gorontalo melakukan pengolahan sendiri tanpa ada campur
tangan pihak luar institusi terhadap penyenggaraan makanan yang dilakukan, atau dapat
dikatakan swakelola. Pengolahan dan kebijakan yang berjalan dalam penyelenggaraan
makanan sepenuhnya dilakukan sepenuhnya di dalam pondok pesantren Hubulo Gorontalo
dengan menggunakan sumber daya yang telah disediakan oleh pondok pesantren Hubulo
Gorontalo. Fasilitas yang dimiliki oleh pondok pesantren Hubulo Gorontalo sudah cukup
baik, fasilitas sanitasi dan penyelenggaraan makanan sudah dimiliki oleh pondok pesantren
Hubulo Gorontalo. Anggaran penyelenggaraan makanan tidak dilakukan oleh ahli gizi
melainkan oleh kepala dapur, bagian keuangan serta pimpinan pondok pesantren kemudian
pada pengolahan tidak dilakukan oleh tenaga yang berasal dari tata boga. System pengadaan
bahan makanan segar dilakukan setiap hari oleh kepala dapur sesuai perencanaan siklus menu
7 hari. Pondok pesantren Hubulo Gorontalo melakukan penerimaan bahan makanan secara
langsung tanpa melihat spesifikasi bahan makanan tetapi proses pengambilan dan penataan
bahan makanan di gudang penyimpanan dengan menggunakan bahan makanan yang pertama
masuk atau masih menggunakan metode first in first out (FIFO). Proses pengolahan dalam
penyelenggaraan makanan di pondok pesantren Hubulo Gorontalo dilakukan setiap kali
waktu makan yaitu 3 kali sehari. Pendistribusian makanan dilakukan dengan cara sentralisasi
untuk santri putra dan dengan cara desentralisasi untuk santri putri. Pendistribusian
sentralisasi memiliki kelebihan suhu makanan yang disajikan masih hangat karena makanan
langsung diterima oleh santri yang berkumpul di ruang makan dan meminimalisir tenaga
serta waktu. Berbeda dengan santri putra, santri putrid menerima makanan yang sebelumnya
disimpan dalam wadah dan dibawa ke asrama santri putri.
Keterbatasan dana menjadi masalah dalam melakukan penyelenggraan makanan di
pondok pesantren Hubulo Gorontalo, membuat kualitas bahan makanan yang digunakan
kurang bagus serta cita rasa yang dihasilkan makanan kurang diperhatikan oleh pengelola
karena pengelola bukan berasal dari tata boga dan juga tidak adanya system untung rugi.
Makanan yang disediakan oleh pondok pesantren Hubulo Gorontalo hanya berdasarkan factor
kesukaan para santri sehingga membuat kebutuhan gizi para santri kurang diperhatikan.
Tidak adanya peran tenaga gizi dalam penyenggaraan makanan membuat suhu makanan yang
dihidangkan, jumlah pemorsian dan siklus menu kurang terstandar sehingga jumlah zat gizi
yang didapatkan oleh santri tidak sesuai dengan kebutuhan. Dalam penelitian Taqhi (2014)
disebutkan bahwa nilai gizi makanan yang disediakan oleh pondok pesantren Hubulo
Gorontalo hanya dapat memenuhi 70% dari total kebutuhan. Serta kurangnya pelatihan
pengelola mengenai dasar-dasar tata boga membuat rasa dan aroma, warna dan kombinasi,
ukuran dan bentuk hidangan, dan tampilan penyajiannya kurang diperhatikan sehingga
mendapat feed back yang kurang dari para santri. Akibatnya dapat berimbas pada
kemerosotan sumber daya yang dihasilkan.
KESIMPULAN
Pondok pesantren Hubulo Gorontalo memiliki system penyelenggaraan makanan
yang bersifat nonkomersial dan dikelola secara swakelola. Pondok pesantren Hubulo
Gorontalo memiliki siklus menu 7 hari, melakukan pendistribusian makanan dengan system
sentralisasi untuk santri putra dan desentralisasi untuk santri putri serta masih menggunakan
metode FIFO dalam pengambilan bahan makanan yang disimpan. Keterbatasan dana
membuat bahan yang dipilih kurang berkualitas serta kurangnya keahlian pengelola membuat
cita rasa yang dihasilkan juga kurang diperhatikan. Keterbatasan dana dan tidak adanya
tenaga gizi membuat konsumsi zat gizi hanya mampu memenuhi 70% dari kebutuhan.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai