Anda di halaman 1dari 6

TUMPENG GIZI

SEIMBANG

DISUSUN OLEH :
1.

Marsha Frieda

201211173

2. Nadilla Izzati
201211174

3. Diva Choirunnisa
201211175

4. Riqi Adi Kelvianto


201211176

5. Adelina Rahmadini
201211177

6. Alifia Afina

201211178

7. Dita Mustika Devi


201211179

8. Nurul Harnisa
201211180

9. Vikana Rauf Mardiyan :


201211181
10. Elke Vanissa

201211182

TUMPENG GIZI SEIMBANG


SASARAN
Siswa dan siswi SD Siswa/i sekolah dan masyarakat
TUJUAN
-

Kognitif : Agar siswa-siswi dan masyarakat dapat memperoleh pengetahuan serta


wawasan mengenai tumpeng gizi seimbang
Afektif : Agar siswa-siswi dan masyarakat menyadari kandungan pada gizi seimbang
dalam menu sehari-hari untuk kesehatan tubuh
Psikomotorik : Agar siswa-siswi dan masyarakat mampu menerapkan tumpeng gizi
seimbang dalam kehidupan sehari-hari

POKOK BAHASAN

Pengertian tumpeng gizi seimbang


Kandungan/isi dari tumpeng gizi seimbang
10 pesan gizi seimbang
Akibat yang ditimbulkan apabila gizi seimbang tidak terpenuhi

MATERI
A. Pengertian tumpeng gizi seimbang
Keadaan gizi yang baik dapat meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat
yang dipengaruhi oleh pola makan karena kualitas dan kuantitas makanan serta
minuman yang dikonsumsi berpengaruh terhadap tingkat kesehatan individu dan
masyarakat. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis
atau penyakit tidak menular terkait gizi, maka pola makan masyarakat yang baik
adalah pola makan yang berpedoman pada gizi seimbang.
Di Indonesia, pedoman gizi seimbang mengacu pada Nutrition Guide for
Balance Diet yang ditetapkan pada konferensi pangan sedunia tahun 1992 di
Roma dan Genewa, yang diadakan oleh FAO, dalam rangka menghadapi beban
ganda mengenai gizi di negara berkembang. Dalam konferensi ini ditetapkan

agar semua negara berkembang yang semula menggunakan pedoman sejenis


Basic Four memperbaiki menjadi Nutrition Guide for Balance Diet.
Indonesia menetapkan keputusan FAO tersebut dalam kebijakan Repelita V
tahun 1995 sebagai Pedoman Gizi Seimbang (PGS) dan menjadi bagian dari
program perbaikan gizi. Namun PGS kurang disosialisasikan sehingga terjadi
pemahaman yang salah dan masyarakat cenderung tetap menggunakan 4 sehat 5
sempurna (4S5S). Baru pada tahun 2009 secara resmi PGS diterima oleh
masyarakat, sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang
menyebutkan secara eksplisit Gizi Seimbang dalam program perbaikan gizi
(Kurniasih et al, 2010).1
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat
gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip a) keanekaragaman atau variasi makanan, b) kebersihan,
c) aktivitas fisik, d) berat badan normal (Kurniasih et al, 2010; Kemenkes,
2014). Penerapan prinsip gizi seimbang diharapkan dapat meningkatkan status
gizi dan mencapai status gizi optimal (Bappenas, 2011).2
Gizi seimbang di Indonesia divisualisasikan dalam bentuk tumpeng gizi
seimbang (TGS) yang sesuai dengan budaya Indonesia. Tumpeng gizi seimbang
(TGS) dirancang untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis
dan jumlah yang tepat sesuai dengan berbagai kebutuhan menurut usia (bayi,
balita, remaja, dewasa dan usia lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan (hamil,
menyusui, aktivitas fisik, sakit).2
Tumpeng gizi seimbang (TGS), terdiri atas potongan-potongan tumpeng.
Luasnya potongan menunjukkan porsi yang harus dikonsumsi setiap hari. TGS
dialasi air putih, artinya air putih merupakan bagian terbesar dari zat gizi
esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan aktif.2

B. Kandungan/isi dari tumpeng gizi seimbang


Kehadiran atau ketidakhadiran suatu zat gizi essensial dapat mempengaruhi
ketersediaan, absorbsi, metabolisme atau kebutuhan zat gizi lain. Adanya saling
keterkaitan antar zat-zat gizi ini menekankan keanekaragaman makanan dalam
menu sehari-hari (Almatsier, 2003).
Menurut Almatsier (2005), gizi yang seimbang dikelompokkan berdasarkan 3
fungsi utama yaitu sumber energi, sumber zat pembangun, dan sumber zat
pengatur. Sumber energi berasal dari zat gizi karbohidrat, serta lemak dan
protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh
untuk melakukan aktivitas. Selanjutnya sumber zat pembangun terdiri dari
protein, mineral dan air. Zat pembangun diperlukan tubuh untuk pembentukan
sel-sel baru, memelihara dan menggantikan sel yang rusak kemudian sumber zat
pengatur terdiri dari protein, mineral, air dan vitamin, berfungsi mengatur
keseimbangan air, mengatur proses oksidasi, proses penuaan sel, dan mengatur
proses ekskresi sisa-sisa oksidasi dalam tubuh (Almatsier, 2005).3
Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang dikonsumsi,
minimal harus berasal dari satu jenis makanan sumber zat tenaga, satu jenis

makanan sumber zat pembangun dan satu jenis makanan sumber zat pengatur.
Ini merupakan penerapan prinsip penganekaragaman yang minimal. Idealnya
adalah jika setiap kali makan, hidangan tersebut terdiri dari empat kelompok
makanan yaitu makanan pokok, lauk-pauk, sayur dan buah (Depkes RI, 2003).

C. 10 pesan gizi seimbang


Adapun pesan gizi seimbang yaitu4 :
1. Syukuri dan nikmati anekaragaman makanan
2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
3. Biasakan mengkonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi
4. Biasakan mengkonsumsi anekaragam makanan pokok
5. Batasi konsumsi makanan manis, asin, dan berlemak
6. Biasakan sarapan pagi
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal
D. Akibat yang ditimbulkan apabila gizi seimbang tidak terpenuhi
Menurut Kurniasih, et al (2010), penyebab utama kekurangan dan kelebihan
gizi muncul karena pola makan bergizi tidak seimbang. Kekurangan gizi
terjadi akibat asupan gizi dibawah kebutuhan, sedangkan kelebihan gizi
muncul karena asupan gizi melebihi kebutuhan. Selain kurangnya asupan gizi,
kekurangan gizi dapat terjadi akibat buruknya sanitasi lingkungan, dan
kebersihan diri yang memudahkan timbulnya penyakit infeksi, khususnya
diare, dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Adapun kelebihan gizi,
terutama karena pola makan yang padat energi (kalori) dan melebihi
kebutuhan untuk beraktivitas sehingga menimbulkan kegemukan.5
Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan kualitas)
menyebabkan gangguan pada proses pertumbuhan, produksi tenaga,
pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak, dan perilaku.
Adapun kelebihan gizi ditandai dengan kelebihan berat badan dan obesitas,
beresiko terkena berbagai penyakit kronis/degeneratif, seperti diabetes,
tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit jantung, stroke, penyakit asam urat
(gout) dan beberapa jenis kanker (Kurniasih, et al 2010).
Orang yang berada dibawah berat badan normal mempunyai resiko terhadap
infeksi. Sementara yang berada diatas ukuran normal mempunyai resiko tinggi
terhadap penyakit degeneratif (Must, Dallal, Dietz 1991).
METODE
Penyuluhan

ALAT BANTU PERAGA


Poster dan video
WAKTU
+/- 20 menit
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Mahasiswa/i masuk dan melakukan persiapan penyuluhan dan para siswa/i


serta guru sudah siap di dalam kelas
Mahasiswa memberikan salam dan menerangkan kepada siswa/i dengan
menggunakan alat peraga. Memberi pengetahuan kepada siswa mengenai
tumpeng gizi seimbang (durasi 20 menit)
Setelah selesai memberikan pengarahan dan siswa/i sudah mengerti kemudian
dilakukan tanya jawab untuk memperoleh timbal balik dari hasil pengarahan
(durasi 5 menit)
Mahasiswa memohon diri atau berpamitan kepada siswa/i ataupun guru yang
bersangkutan untuk keluar dari kelas serta mengucapkan terimakasih atas
perhatian dan partisipasinya.

EVALUASI

Melakukan evaluasi untuk menilai keberhasilan dari penyuluhan yang


diberikan, evaluasi dilakukan dengan cara tanya jawab interaktif dengan
peserta penyuluhan.

SUMBER PEMBELAJARAN
1. Soekirman. 2014. Sejarah Perkembangan Gizi Seimbang di Indonesia.
Diakses dari http://www.kfindonesia.org/ pada tanggal 11 September 2015
2. Auliana, Rizqie. 2011. Gizi Seimbang dan Makanan Sehat Untuk Anak Usia
Dini. Diakses dari http://staff.uny.ac.id/gizi-seimbang-dan-makanan-sehatuntuk-anak-usia-dini.pdf pada tanggal 11 September 2015
3. Mahmudiono, Trias dan Wardoyo, Hanum Aprilia. Hubungan Makan Pagi dan
Tingkat Konsumsi Zat Gizi Dengan Daya Konsentrasi Siswa Sekolah Dasar.
Media Gizi Indonesia, Vol. 9, No. 1 JanuariJuni 2013: hlm. 4953.
4. Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta:Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Bina Gizi

5. Hapsari, Dwi dan Supraptini. 2007. Status Gizi Balita Berdasarkan Kondisi
Lingkungan dan Status Ekonomi. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 10 No 2, Juni
2011 : 103-113

Anda mungkin juga menyukai