Anda di halaman 1dari 41

TOPIK 3

Pemilihan dan Perumusan Masalah


Tugas Akhir
LANGKAH PEMILIHAN MASALAH
Ada empat langkah yang perlu diperhatikan
dalam menentukan masalah di bidang gizi untuk
tugas akhir, yaitu:
1. Menentukan minat sesuai ruang lingkup
penelitian gizi
2. Menentukan jenis masalah gizi yang akan
diangkat sebagai masalah tugas akhir
3. Menentukan sasaran/subjek yang mengalami
masalah
Menentukan minat sesuai ruang
lingkup penelitian gizi
Lingkup penelitian gizi terdiri atas empat bagian,
gizi masyarakat, gizi klinik, gizi institusi, gizi
pangan. Mahasiswa harus dapat menentukan
salah satu lingkup kajian yang paling disukai dan
dikuasai. Di samping pertimbangan minat dan
kemampuan, dukungan literatur dan
kemudahan dalam pelaksanaan pengumpulan
data sebaiknya dapat dijadikan pertimbangan
juga dalam menentukan lingkup penelitian
tersebut.
Menentukan jenis masalah gizi yang akan
diangkat sebagai masalah tugas akhir
Secara umumnya masalah gizi atau
penyakit yang terkait dengan gizi terbagi dua,
yaitu masalah gizi akibat kelebihan gizi dan
masalah gizi akibat kekurangan gizi. Masalah gizi
atau penyakit yang terkait dengan gizi di
antaranya meliputi: Obesitas,Penyakit jantung
koroner, Diabetes mellitus, Hipertensi,Gout
,Hiperkolesterol.
Menentukan sasaran/subjek yang
mengalami masalah
Subjek atau sasaran yang dimaksud di sini adalah
orang yang mengalami masalah gizi atau masalah
kesehatan yang akan menjadi fokus kajian dalam
tugas akhir. Golongan yang berisiko atau rawan
mengalami masalah gizi atau penyakit yang
berhubungan dengan gizi dapat digolongkan
menjadi 11 kelompok, yaitu: Ibu hamil, Ibu
menyusui, bayi, anak balita, anak prasekolah ,anak
sekolah, remaja puteri ,orang dewasa ,usia lanjut
,pekerja, penghuni panti.
Masalah gizi di bidang gizi masyarakat
Program Perbaikan Gizi
Masalah Gizi di Bidang Gizi Klinik
Masalah Gizi bidang gizi institusi
MENYUSUN LATAR BELAKANG
MASALAH
Latar belakang masalah merupakan bagian sangat
penting dalam proposal atau laporan tugas akhir. Hal ini dapat
dipahami karena latar belakang masalah memuat masalah
yang menjadi inti dan fondasi dalam pelaksanaan suatu
penelitian untuk tugas akhir. Bagian-bagian lain dari proposal
atau laporan Tugas Akhir hanya menguraikan lebih lanjut dari
hal-hal yang dijelaskan pada latar belakang tersebut.
Sesungguhnya latar belakang penelitian menjelaskan
tentang kenapa mahasiswa memilih topik atau masalah gizi
tersebut sebagai masalah penelitian sebagai Tugas Akhir
mahasiswa. Latar belakang masalah menguraikan alasan yang
menarik atau mendorong peneliti mengangkat masalah
tersebut.
Menurut Fredian Tonny Nasdian, dkk
mengungkapkan bahwa dalam penyusunan latar
belakang memperhatikan hal-hal sebagai berikut,
pertama, mengungkapkan konteks masalah gizi dari
topik yang dipilih. Topik yang diteliti sesuai dengan
mahasiswa keilmuan mahasiswa yaitu ilmu gizi.
Kedua, mengungkapkan bukti atau data, konsep-
konsep, dan hubungan antar variabel yang terkait
dengan topik yang akan diteliti dengan merujuk
pada fakta-fakta yang diperoleh dari pernyataan
pihak otoritas, dari observasi selintas, dan/atau dari
bukti ilmiah berdasarkan literatur atau laporan
penelitian terkait.
Menurut Feni Dewi ada empat langkah praktis dalam
menyusun latar belakang penelitian termasuk untuk tugas akhir, yaitu:
1. Menemukan masalah.
2. Mencari data pendukung
3. Mencari solusi atas masalah.
4. Menyimpulkan sementara dalam bentuk hipotesis.

Hal senada juga dikemukakan oleh Sastroasmoro (2011) yang


menyatakan bahwa untuk mempermudah dalam membuat latar
belakang masalah penelitian, ada empat hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:
1. Pernyataan tentang masalah dan besaran masalah.
2. Apa saja yang sudah diketahui terkait dengan masalah tersebut.
3. Apa yang belum diketahui dari masalah tersebut.
4. Apa yang dapat diharapkan dari penelitian yang direncanakan.
Cara praktis dalam menyusun latar
belakang masalah Tugas Akhir
1. Temukan dan pilih salah satu masalah gizi yang paling menarik
bagi mahasiswa, dan sesuai dengan kemampuan dan latar
belakang pekerjaan mahasiswa.
2. Besarnya masalah. Besar masalah yang dimaksud di sini adalah
sesuai dengan topik atau jenis masalah yang dipilih.
Pengetahuan tentang epidemiologi masalah gizi dan penyakit
terkait gizi harus dipahami dengan baik sehingga masalah
tersebut penting untuk dicari jalan keluarnya. Penulis harus
memahami frekuensi dan penyebaran masalah gizi yang
menjadi perhatian, baik menurut keadaan orang (host), tempat
dan waktu.
3. Tingkat kegawatan. Tingkat kegawatan yang dimaksud
di sini adalah dampak yang ditimbulkan jika masalah
gizi tersebut tidak diatasi. Meskipun proporsi atau
insiden suatu masalah gizi itu kecil, tetapi jika
kejadiannya dapat menimbulkan dampak dan
kefatalan yang tinggi, seperti kesakitan atau berakibat
kematian, merupakan suatu masalah yang sangat
penting untuk diatasi. Dampak suatu masalah gizi
dapat ditinjau dari dampak jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang.
4. Faktor penyebab masalah. Prinsip dari suatu
penelitian di bidang gizi adalah mencari solusi untuk
pemecahan suatu masalah gizi. Oleh karena itu
sebaiknya dalam latar belakang perlu dikemukakan
tentang penyebab dari masalah gizi yang diteliti untuk
tugas akhir.
5. Solusi pemecahan masalah yang telah dan
masih perlu dilakukan. Setelah menguraikan
dari suatu penyebab masalah, selanjutnya
jelaskan cara pemecahan masalah tersebut
yang sudah dilakukan dengan segala
kelebihan dan kekurangannya. Alternatif
pemecahan masalah tersebut dapat ditinjau
dari yang sudah dilaksanakan pada program
gizi atau pelayanan gizi selama ini, atau
berdasarkan hasilhasil penelitian
sebelumnya.
Komponen yang perlu diperhatikan
dalam latar belakang tugas akhir
1. Tingkat kebaruan topik yang diteliti

Topik yang hendak diteliti sebaiknya memiliki tingkat kebaruan


(novelty) yang tinggi. Tingkat kebaruan di sini diartikan bahwa topik
atau masalah yang diteliti belum pernah diteliti. Persyaratan pada nilai
novelty lebih ditekankan terutama bagi penelitian untuk penyelesaian
pendidikan Program Doktoral atau hibah bersaing. Penelitian untuk
penyelesaian tugas akhir, persyaratan ini tidak menjadi suatu
keharusan atau dapat dikesampingkan.
Pemilihan topik dan masalah pada penelitian untuk Tugas
Akhir persyaratan yang terpenting adalah tidak terjadi plagiatisme,
termasuk dalam penyusunan latar belakang tugas akhir. Latar belakang
Tugas Akhir tidak dibenarkan untuk meng-copy seutuhnya hasil
penelitian atau tulisan orang lain, tanpa memperhatikan kaidah dalam
menyalin atau sitasi.
Tingkat kebaruan topik penelitian bias diperoleh melalui
berbagai melalui berbagai cara, di antaranya:
1. Melakukan kajian artikel atau jurnal ilmiah secara detail.
2. Membaca textbook sesuai bidang ilmu.
3. Membaca hasil-hasil penelitian (KTI, LTA, skripsi, tesis atau
disertasi).
4. Mengumpulkan atau menginterpretasikan data-data kesehatan
dari puskesmas, dinas kesehatan, rumah sakit, instansi khusus,
dan instansi kesehatan lainnya.

Ada beberapa topik yang memiliki tingkat kebaruan yang layak


untuk diteliti, antaranya:
1. Efektivitas program pemberian suplemen besi pada remaja puteri.
2. Kepatuhan remaja putrid dalam mengkonsumsi suplemen besi.
3. Pola konsumsi sumber zat besi remaja puteri.
4. Faktor penyebab stunting di kabupaten Enrekang.
5. Pola asuh anak balita yang mengalami stunting di kabupaten
Enrekang.
6. Dan sebaginya
2. Spesifikasi topik yang diteliti.
Pemilihan topik penelitian yang akan dijelaskan pada latar
belakang masalah haruslah spesifik, sehingga kajian penelitian lebih
mendalam. Topik penelitian yang spesifik yaitu yang memilah aspek pola
asuh secara detail. Semahasiswainya yang ingin dilihat adalah gambaran
keberhasilan program gizi di suatu puskesmas. Keberhasilan program
tersebut dapat diurai menjadi topik-topik yang spesifik, yaitu dilihat dari
berbagai indikator keberhasilan program itu sendiri. Keberhasilan program
gizi dapat diukur berdasarkan berbagai parameter, misalnya pada aspek
input program, proses pelaksanaan, output dan outcome. Program gizi itu
sendiri terdiri dari berbagai kegiatan, misalnya pemberian PMT
(Pemberian Makanan Tambahan), Pemberian kapsul vitamin A, Pemberian
tablet tambah darah pada ibu hamil, dan lain-lain.
3. Kekuatan data yang mendukung
Latar belakang dalam Tugas Akhir disusun untuk
menjelaskan tentang pentingnya suatu masalah yang
dihadapi. Pentingnya suatu masalah di bidang
kesehatan digambarkan melalui besarnya masalah
kesehatan tersebut. Oleh karena itu pada latar
belakang masalah diuraikan tentang data-data yang
terkait dengan prevalensi atau insidensi masalah
kesehatan yang akan diteliti berdasarkan ukuran waktu,
tempat maupun keadaan orang sebagai penderitanya.
Sumber data untuk latar belakang dapat berasal dari
data primer, sekunder atau tersier, yang terpenting data
tersebut harus merupakan data ilmiah yang berasal dari
fakta empiris di lapangan.
Data-data di atas dapat berasal dari laporan-
laporan hasil survey kesehatan nasional, daerah
atau penelitian-penelitian ilmiah seperti untuk KTI,
skripsi, tesis dan disertasi. Data survei yang berkala
nasional di bidang kesehatan di antaranya adalah
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Riset Kesehatan
Nasional (Riskesnas), Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas), Survei Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT), Survei GAKI, Survei Gizi Mikro,
Pemantauan Status Gizi (PSG), Survei Dietari Total
(SDT), dan sebagainya. Data kesehatan lain dapat
adalah data-data profil kesehatan dinas kesehatan
provinsi, data profil kesehatan dinas kesehatan
kabupaten/kota, data profil puskesmas, data profil
kesehatan di rumah sakit, dan sebagainya.
4. Kelugasan Bahasa
Kelugasan bahasa adalah tata cara menulis ilmiah yang dapat
dipahami oleh orang lain pada saat membaca latar belakang penelitian.
Kelugasan bahasa sangat diperlukan dalam mengungkapkan fenomena latar
belakang tugas akhir. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang
mengandung kaidah ilmiah, yaitu bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kelugasan bahasa dalam latar belakang tugas akhir, penulisannya harus terus
dilatih dalam tulisan nyata bukan hanya dalam pikiran. Terkadang dalam
pikiran banyak sekali ide yang muncul menjadi inspirasi dalam penulisan latar
belakang tetapi selalu menghadapi kesulitan ketika hendak diungkapkan
dalam bentuk tulisan nyata di atas kertas. Kelugasan bahasa dalam latar
belakang Tugas Akhir dapat dilakukan dengan berbagai upaya latihan, di
antaranya:
• Kumpulkan semua bahan, materi, referensi yang berhubungan baik
dengan topik latar belakang tugas akhir.
Bacalah buku pedoman penulisan atau tata cara penelitian.
• Petakan pikiran menjadi beberapa wilayah target penulisan.
• Selalu menyiapkan alat tulis yang siap digunakan atau bila perlu
menggunakan komputer.
• Tulis apa saja yang ada dan yang dipikirkan sesuai kemampuan.
Aspek yang perlu diperhatikan dalam penulisan
latar belakang, yaitu sebagai berikut:
1. Berpikirlah secara deduktif-induktif atau
induktif-deduktif : Berpikir deduktif-induktif
adalah cara berpikir dari hal-hal yang umum
kepada hal-hal yang khusus, sedangkan cara
berpikir induksi-deduksi adalah cara berpikir
yang dimulai dari pernyataan yang bersifat
khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Pada
penulisan latar belakang dapat menggunakan
salah cara berpikir tersebut. Penulisan latar
belakang kebanyakkan menggunakan cara
berpikir deduksi-induksi.
2. Adanya data atau fakta yang mendukung latar
belakang :Tugas Akhir merupakan salah satu
bentuk karya ilmiah. Karya ilmiah disusun
berdasarkan data dan fakta ilmiah. Begitu pula
dalam penyusunan latar belakang tugas akhir,
sebaiknya pentingnya suatu masalah yang akan
diteliti dijelaskan berdasarkan data yang
diperoleh dari berbagai hasil survey atau hasil-
hasil penelitian sebelumnya. Penulisan data dan
fakta pada latar belakang menggunakan salah
satu cara berpikir ilmiah, seperti pada contoh di
atas.
3. Adanya teori yang mendukung latar belakang
Sebelum menyusun latar belakang sebaiknya
mahasiswa lebih banyak membaca teoriteori
yang berkaitan dengan masalah atau topik
penelitian tugas akhirnya. Oleh karena itu
mahasiswa sangat dianjurkan membaca
buku-buku atau sumber ilmiah lain yang
membahas topik penelitiannya.
4. Adanya hasil penelitian sebelumnya: Hasil penelitian
orang lain merupakan evidence based dalam
membuat latar belakang tugas akhir. Hasil penelitian
sebelumnya akan menjadi pendukung dalam
membuat rumusan masalah dan sistem masalah.
Ketika tidak ada hasil-hasil penelitian sebelumnya,
maka sulit untuk membuat s masalah dan menyusun
rumusan masalah. Hasil penelitian orang lain yang
digunakan untuk mendukung masalah penelitian
Tugas Akhir harus berasal dari sumber primer, yaitu
dari jurnal nasional maupun internasional, laporan
hasil penelitian, prosiding hasil penelitian, skripsi,
tesis dan disertasi. Data-data yang disajikan harus bisa
dijamin memiliki kualitas yang dapat
dipertanggungjawabkan
5. Adanya justifikasi penulis dalam pengungkapan fenomena awal
Justifikasi penulis adalah pernyataan penulis yang didasarkan
pada teori, data, hasil penelitian dan pengamatan lapangan dalam
memfokuskan tema atau masalah penelitian. Pada saat menulis latar
belakang, ada kalanya penulis mengalami kesulitan dalam
memfokuskan alasan dasar penelitian. Bila kondisi ini dihadapi, maka
peneliti bisa melakukan studi pendahuluan.
Studi pendahuluan adalah kegiatan penelitian awal yang
dilakukan oleh peneliti dalam rangka mengungkapkan fenomena
empirik di lapangan. Studi pendahaluan dilakukan untuk memastikan
bahwa apa masalah gizi yang menjadi masalah penelitian dan berapa
besar atau jumlah orang yang mengalami masalah tersebut. Studi
pendahuluan menurut Notoatmodjo (2005) bertujuan untuk
memperoleh informasi-informasi atau pengetahuan sehubungan
dengan bidang yang akan diteliti, guna memperkuat dan menyokong
secara ilmiah terhadap penelitian tersebut.
Secara umum studi pendahuluan dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu dengan metode langsung dan metode tidak langsung.
6. Studi pendahuluan dengan metode langsunng
Studi pendahuluan dengan cara langsung dilakukan oleh
peneliti dengan cara mencari informasi langsung pada objek
penelitian. Di sini penelitian langsung turun ke lapangan sesuai dengan
objek penelitiannya. Studi pendahuluan langsung dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
a) Peneliti menyiapkan alat pengumpulan data berupa kuesioner,
chek list, maupun alat pengumpulan data lainnya.
b) Peneliti menyiapkan lapangan (tempat) baik melalui izin formal
maupun izin informal. Izin formal melalui persuratan antar
institusi. Izin informal adalah tanpa melalui persuratan, bisa
melalui lobi atau pendekatan secara pribadi kepada petugas
tertentu pada suatu instansi tempat melakukan penelitian
c) Peneliti menetapkan jumlah responden sebagai objek studi
pendahuluan.
d) Hasil studi pendahuluan dituangkan dalam bentuk tulisan sebagai
pelengkap di latar belakang penelitian.
7. Metode studi pendahuluan tidak langsung
Studi pendahuluan dengan metode tidak langsung dilakukan dengan
cara peneliti mencari informasi tidak langsung pada objek penelitian. Dalam
konteks ini peneliti mendatangi objek penelitian dan mencari informasi awal
melalui sumber data sekunder. Sumber data sekunder dapat berupa
kepustakaan. Sumber data perorangan, atau sumber informasi perorangan.
Studi pendahuluan langsung dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
a) Peneliti menyiapkan lapangan (tempat) baik melalui izin formal maupun
izin informal. Izin formal melalui persuratan antar institusi. Izin informal
adalah tanpa melalui persuratan, bisa melalui lobi atau pendekatan
secara pribadi kepada petugas tertentu pada suatu instansi tempat
melakukan penelitian
b) Peneliti melakukan telaah laporan atau data baik yang berasal dari
institusi atau hasil jurnal ilmiah bidang gizi, jurnal ilmiah kesehatan atau
bidang terkait lainnya.
c) Peneliti bisa memperoleh keterangan dari orang yang mempunyai
kewenangan.
d) Hasil studi pendahuluan dituangkan dalam bentuk tulisan sebagai
pelengkap di latar belakang penelitian.
PERUMUSAN MASALAH
Masalah gizi yang sudah teridentifikasi selanjutnya perlu
dirumuskan lebih spesifik, sehingga menjadi lebih jelas
dan terlokalisasi. Rumusan masalah akan menjadi acuan
dalam penulisan tugas akhir. Rumusan masalah akan
membuat masalah menjadi lebih spesifik sehingga dapat
dikatakan sebagai batasan masalah. Rumusan masalah
juga merupakan acuan bagi penulis dalam membuat
rumusan tujuan penelitian. Oleh karena itu maka
rumusan masalah penelitian harus disusun dengan baik.
Merumuskan masalah diperlukan untuk menuntun
peneliti kepada langkah-langkah selanjutnya.
Kenapa pentingnya membuat rumusan penelitian? Menurut
Maulidiah Novita Dewi, rumusan masalah memiliki fungsi, yaitu:
a) Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau
dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu
menjadi ada dan dapat dilakukan.
b) Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian.
c) Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus
dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan
harus disisihkan oleh peneliti.
d) Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti
menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan
menjadi populasi dan sampel penelitian

Menurut Soekidjo Notoatmodjo, ada beberapa persyaratan rumusan masalah


penelitian yaitu:
a) Dikemukan dalam kalimat tanya (introgatif).
b) Rumusan masalah hendaknya singkat, padat jelas dan mudah dipahami
c) Substansi yang dimaksud hendaknya bersifat khas (pesifik), tidak
bermakna gmahasiswa.
d) Bila terdapat banyak pertanyaan penelitian, maka harus dipertanyakan
secara terpisah.
Menurut Maulidiah Novita Dewi, terdapat
beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam
merumuskan masalah, antara lain:
1. Tersedia data dan cara yang digunakan untuk
memecahkan masalah.
2. Masalah yang dipilih memiliki alat dan
instrumen pengukuran yang jelas.
3. Tersedia biaya yang mencukupi untuk
pemecahan masalah.
4. Pemilihan masalah sebaiknya disesuaikan
dengan latar belakang dan tingkat
kemampuan peneliti.
CONTOH
Anemia Gizi Besi (AGB) masih merupakan masalah serius, khususnya
bagi ibu hamil di Indonesia. Pada tahun 2005 tercatat 50% bumil menderita
anemia. AGB terjadi karena asupan zat besi yang rendah, penyerapan zat besi
yang rendah dan meningkatnya kebutuhan zat besi. Beberapa hasil penelitian
mengungkapkan bahwa penderita anemia biasa ditemukan pada keluarga
miskin dan atau keluarga dengan tingkat pendidikan rendah.
Anemia pada bumil dapat menyebabkan kesakitan dan kematian
pada ibu hamil terutama pada saat melahirkan, gangguan pertumbuhan janin
dan berisiko tinggi melahirkan bayi BBLR. Bayi yang lahir dari bumil yang
anemia ternyata juga mengalami gangguan pertumbuhan pada tahun-tahun
pertama kehidupannya.
Daerah X merupakan salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang
mempunyai angka AGB yang cukup tinggi, yaitu pada bumil sebanyak 20% dan
pada bayi dan balita sebanyak 59% pada tahun 2006. Sebagian besar wilayah
daerah tersebut berada di dataran tinggi (pegunungan), penghasil kacang-
kacangan dan umbi-umbian. Setiap tahun dilaporkan terdapat 40% bayi BBLR
di daerah tersebut. Dilihat dari pendapatan rata-rata, sebagian masyarakat di
daerah tersebut tergolong keluarga sejahtera dengan tingkat pendidikan rata-
rata tamat SMP.
MASALAH
1. Banyaknya ibu hamil yang menderita anemia
di daerah X yaitu mencapai 65% pada tahun
2006.
2. Banyaknya anak balita yang menderita
anemia di daerah X yaitu mencapai 59% pada
tahun 2006.
3. Tingginya angka BBLR (berat badan lahir
rendah) di daerah X yaitu mencapai 20%
pada tahun 2006
RUMUSAN PERTANYAAN
1. Bagaimana gambaran karakteristik ibu hamil yang menderita
anemia di daerah X?
2. Bagaimana gambaran pola makan ibu hamil yang menderita
anemia di daerah X?
3. Bagaimana gambaran karakteristik keluarga balita yang menderita
anemia di daerah X?
4. Bagaimana gambaran pola makan balita yang menderita anemia
di daerah X?
5. Bagaimana gambaran keadaan ekonomi keluarga balita yang
menderita anemia di daerah X?
6. Bagaimana karakteristik keluarga bayi BBLR di daerah X?
7. Bagaimana pertumbuhan bayi yang lahir BBLR di daerah X?
8. Bagaimana status gizi balita yang lahir BBLR di daerah X?
Contoh perumusan masalah Tugas
Akhir berdasarkan masalah pada
setiap lingkup penelitian gizi
GIZI MASYARAKAT
GIZI KLINIK

Anda mungkin juga menyukai