Tugas Akhir LANGKAH PEMILIHAN MASALAH Ada empat langkah yang perlu diperhatikan dalam menentukan masalah di bidang gizi untuk tugas akhir, yaitu: 1. Menentukan minat sesuai ruang lingkup penelitian gizi 2. Menentukan jenis masalah gizi yang akan diangkat sebagai masalah tugas akhir 3. Menentukan sasaran/subjek yang mengalami masalah Menentukan minat sesuai ruang lingkup penelitian gizi Lingkup penelitian gizi terdiri atas empat bagian, gizi masyarakat, gizi klinik, gizi institusi, gizi pangan. Mahasiswa harus dapat menentukan salah satu lingkup kajian yang paling disukai dan dikuasai. Di samping pertimbangan minat dan kemampuan, dukungan literatur dan kemudahan dalam pelaksanaan pengumpulan data sebaiknya dapat dijadikan pertimbangan juga dalam menentukan lingkup penelitian tersebut. Menentukan jenis masalah gizi yang akan diangkat sebagai masalah tugas akhir Secara umumnya masalah gizi atau penyakit yang terkait dengan gizi terbagi dua, yaitu masalah gizi akibat kelebihan gizi dan masalah gizi akibat kekurangan gizi. Masalah gizi atau penyakit yang terkait dengan gizi di antaranya meliputi: Obesitas,Penyakit jantung koroner, Diabetes mellitus, Hipertensi,Gout ,Hiperkolesterol. Menentukan sasaran/subjek yang mengalami masalah Subjek atau sasaran yang dimaksud di sini adalah orang yang mengalami masalah gizi atau masalah kesehatan yang akan menjadi fokus kajian dalam tugas akhir. Golongan yang berisiko atau rawan mengalami masalah gizi atau penyakit yang berhubungan dengan gizi dapat digolongkan menjadi 11 kelompok, yaitu: Ibu hamil, Ibu menyusui, bayi, anak balita, anak prasekolah ,anak sekolah, remaja puteri ,orang dewasa ,usia lanjut ,pekerja, penghuni panti. Masalah gizi di bidang gizi masyarakat Program Perbaikan Gizi Masalah Gizi di Bidang Gizi Klinik Masalah Gizi bidang gizi institusi MENYUSUN LATAR BELAKANG MASALAH Latar belakang masalah merupakan bagian sangat penting dalam proposal atau laporan tugas akhir. Hal ini dapat dipahami karena latar belakang masalah memuat masalah yang menjadi inti dan fondasi dalam pelaksanaan suatu penelitian untuk tugas akhir. Bagian-bagian lain dari proposal atau laporan Tugas Akhir hanya menguraikan lebih lanjut dari hal-hal yang dijelaskan pada latar belakang tersebut. Sesungguhnya latar belakang penelitian menjelaskan tentang kenapa mahasiswa memilih topik atau masalah gizi tersebut sebagai masalah penelitian sebagai Tugas Akhir mahasiswa. Latar belakang masalah menguraikan alasan yang menarik atau mendorong peneliti mengangkat masalah tersebut. Menurut Fredian Tonny Nasdian, dkk mengungkapkan bahwa dalam penyusunan latar belakang memperhatikan hal-hal sebagai berikut, pertama, mengungkapkan konteks masalah gizi dari topik yang dipilih. Topik yang diteliti sesuai dengan mahasiswa keilmuan mahasiswa yaitu ilmu gizi. Kedua, mengungkapkan bukti atau data, konsep- konsep, dan hubungan antar variabel yang terkait dengan topik yang akan diteliti dengan merujuk pada fakta-fakta yang diperoleh dari pernyataan pihak otoritas, dari observasi selintas, dan/atau dari bukti ilmiah berdasarkan literatur atau laporan penelitian terkait. Menurut Feni Dewi ada empat langkah praktis dalam menyusun latar belakang penelitian termasuk untuk tugas akhir, yaitu: 1. Menemukan masalah. 2. Mencari data pendukung 3. Mencari solusi atas masalah. 4. Menyimpulkan sementara dalam bentuk hipotesis.
Hal senada juga dikemukakan oleh Sastroasmoro (2011) yang
menyatakan bahwa untuk mempermudah dalam membuat latar belakang masalah penelitian, ada empat hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Pernyataan tentang masalah dan besaran masalah. 2. Apa saja yang sudah diketahui terkait dengan masalah tersebut. 3. Apa yang belum diketahui dari masalah tersebut. 4. Apa yang dapat diharapkan dari penelitian yang direncanakan. Cara praktis dalam menyusun latar belakang masalah Tugas Akhir 1. Temukan dan pilih salah satu masalah gizi yang paling menarik bagi mahasiswa, dan sesuai dengan kemampuan dan latar belakang pekerjaan mahasiswa. 2. Besarnya masalah. Besar masalah yang dimaksud di sini adalah sesuai dengan topik atau jenis masalah yang dipilih. Pengetahuan tentang epidemiologi masalah gizi dan penyakit terkait gizi harus dipahami dengan baik sehingga masalah tersebut penting untuk dicari jalan keluarnya. Penulis harus memahami frekuensi dan penyebaran masalah gizi yang menjadi perhatian, baik menurut keadaan orang (host), tempat dan waktu. 3. Tingkat kegawatan. Tingkat kegawatan yang dimaksud di sini adalah dampak yang ditimbulkan jika masalah gizi tersebut tidak diatasi. Meskipun proporsi atau insiden suatu masalah gizi itu kecil, tetapi jika kejadiannya dapat menimbulkan dampak dan kefatalan yang tinggi, seperti kesakitan atau berakibat kematian, merupakan suatu masalah yang sangat penting untuk diatasi. Dampak suatu masalah gizi dapat ditinjau dari dampak jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. 4. Faktor penyebab masalah. Prinsip dari suatu penelitian di bidang gizi adalah mencari solusi untuk pemecahan suatu masalah gizi. Oleh karena itu sebaiknya dalam latar belakang perlu dikemukakan tentang penyebab dari masalah gizi yang diteliti untuk tugas akhir. 5. Solusi pemecahan masalah yang telah dan masih perlu dilakukan. Setelah menguraikan dari suatu penyebab masalah, selanjutnya jelaskan cara pemecahan masalah tersebut yang sudah dilakukan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Alternatif pemecahan masalah tersebut dapat ditinjau dari yang sudah dilaksanakan pada program gizi atau pelayanan gizi selama ini, atau berdasarkan hasilhasil penelitian sebelumnya. Komponen yang perlu diperhatikan dalam latar belakang tugas akhir 1. Tingkat kebaruan topik yang diteliti
Topik yang hendak diteliti sebaiknya memiliki tingkat kebaruan
(novelty) yang tinggi. Tingkat kebaruan di sini diartikan bahwa topik atau masalah yang diteliti belum pernah diteliti. Persyaratan pada nilai novelty lebih ditekankan terutama bagi penelitian untuk penyelesaian pendidikan Program Doktoral atau hibah bersaing. Penelitian untuk penyelesaian tugas akhir, persyaratan ini tidak menjadi suatu keharusan atau dapat dikesampingkan. Pemilihan topik dan masalah pada penelitian untuk Tugas Akhir persyaratan yang terpenting adalah tidak terjadi plagiatisme, termasuk dalam penyusunan latar belakang tugas akhir. Latar belakang Tugas Akhir tidak dibenarkan untuk meng-copy seutuhnya hasil penelitian atau tulisan orang lain, tanpa memperhatikan kaidah dalam menyalin atau sitasi. Tingkat kebaruan topik penelitian bias diperoleh melalui berbagai melalui berbagai cara, di antaranya: 1. Melakukan kajian artikel atau jurnal ilmiah secara detail. 2. Membaca textbook sesuai bidang ilmu. 3. Membaca hasil-hasil penelitian (KTI, LTA, skripsi, tesis atau disertasi). 4. Mengumpulkan atau menginterpretasikan data-data kesehatan dari puskesmas, dinas kesehatan, rumah sakit, instansi khusus, dan instansi kesehatan lainnya.
Ada beberapa topik yang memiliki tingkat kebaruan yang layak
untuk diteliti, antaranya: 1. Efektivitas program pemberian suplemen besi pada remaja puteri. 2. Kepatuhan remaja putrid dalam mengkonsumsi suplemen besi. 3. Pola konsumsi sumber zat besi remaja puteri. 4. Faktor penyebab stunting di kabupaten Enrekang. 5. Pola asuh anak balita yang mengalami stunting di kabupaten Enrekang. 6. Dan sebaginya 2. Spesifikasi topik yang diteliti. Pemilihan topik penelitian yang akan dijelaskan pada latar belakang masalah haruslah spesifik, sehingga kajian penelitian lebih mendalam. Topik penelitian yang spesifik yaitu yang memilah aspek pola asuh secara detail. Semahasiswainya yang ingin dilihat adalah gambaran keberhasilan program gizi di suatu puskesmas. Keberhasilan program tersebut dapat diurai menjadi topik-topik yang spesifik, yaitu dilihat dari berbagai indikator keberhasilan program itu sendiri. Keberhasilan program gizi dapat diukur berdasarkan berbagai parameter, misalnya pada aspek input program, proses pelaksanaan, output dan outcome. Program gizi itu sendiri terdiri dari berbagai kegiatan, misalnya pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan), Pemberian kapsul vitamin A, Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil, dan lain-lain. 3. Kekuatan data yang mendukung Latar belakang dalam Tugas Akhir disusun untuk menjelaskan tentang pentingnya suatu masalah yang dihadapi. Pentingnya suatu masalah di bidang kesehatan digambarkan melalui besarnya masalah kesehatan tersebut. Oleh karena itu pada latar belakang masalah diuraikan tentang data-data yang terkait dengan prevalensi atau insidensi masalah kesehatan yang akan diteliti berdasarkan ukuran waktu, tempat maupun keadaan orang sebagai penderitanya. Sumber data untuk latar belakang dapat berasal dari data primer, sekunder atau tersier, yang terpenting data tersebut harus merupakan data ilmiah yang berasal dari fakta empiris di lapangan. Data-data di atas dapat berasal dari laporan- laporan hasil survey kesehatan nasional, daerah atau penelitian-penelitian ilmiah seperti untuk KTI, skripsi, tesis dan disertasi. Data survei yang berkala nasional di bidang kesehatan di antaranya adalah Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas), Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Survei GAKI, Survei Gizi Mikro, Pemantauan Status Gizi (PSG), Survei Dietari Total (SDT), dan sebagainya. Data kesehatan lain dapat adalah data-data profil kesehatan dinas kesehatan provinsi, data profil kesehatan dinas kesehatan kabupaten/kota, data profil puskesmas, data profil kesehatan di rumah sakit, dan sebagainya. 4. Kelugasan Bahasa Kelugasan bahasa adalah tata cara menulis ilmiah yang dapat dipahami oleh orang lain pada saat membaca latar belakang penelitian. Kelugasan bahasa sangat diperlukan dalam mengungkapkan fenomena latar belakang tugas akhir. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang mengandung kaidah ilmiah, yaitu bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kelugasan bahasa dalam latar belakang tugas akhir, penulisannya harus terus dilatih dalam tulisan nyata bukan hanya dalam pikiran. Terkadang dalam pikiran banyak sekali ide yang muncul menjadi inspirasi dalam penulisan latar belakang tetapi selalu menghadapi kesulitan ketika hendak diungkapkan dalam bentuk tulisan nyata di atas kertas. Kelugasan bahasa dalam latar belakang Tugas Akhir dapat dilakukan dengan berbagai upaya latihan, di antaranya: • Kumpulkan semua bahan, materi, referensi yang berhubungan baik dengan topik latar belakang tugas akhir. Bacalah buku pedoman penulisan atau tata cara penelitian. • Petakan pikiran menjadi beberapa wilayah target penulisan. • Selalu menyiapkan alat tulis yang siap digunakan atau bila perlu menggunakan komputer. • Tulis apa saja yang ada dan yang dipikirkan sesuai kemampuan. Aspek yang perlu diperhatikan dalam penulisan latar belakang, yaitu sebagai berikut: 1. Berpikirlah secara deduktif-induktif atau induktif-deduktif : Berpikir deduktif-induktif adalah cara berpikir dari hal-hal yang umum kepada hal-hal yang khusus, sedangkan cara berpikir induksi-deduksi adalah cara berpikir yang dimulai dari pernyataan yang bersifat khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Pada penulisan latar belakang dapat menggunakan salah cara berpikir tersebut. Penulisan latar belakang kebanyakkan menggunakan cara berpikir deduksi-induksi. 2. Adanya data atau fakta yang mendukung latar belakang :Tugas Akhir merupakan salah satu bentuk karya ilmiah. Karya ilmiah disusun berdasarkan data dan fakta ilmiah. Begitu pula dalam penyusunan latar belakang tugas akhir, sebaiknya pentingnya suatu masalah yang akan diteliti dijelaskan berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai hasil survey atau hasil- hasil penelitian sebelumnya. Penulisan data dan fakta pada latar belakang menggunakan salah satu cara berpikir ilmiah, seperti pada contoh di atas. 3. Adanya teori yang mendukung latar belakang Sebelum menyusun latar belakang sebaiknya mahasiswa lebih banyak membaca teoriteori yang berkaitan dengan masalah atau topik penelitian tugas akhirnya. Oleh karena itu mahasiswa sangat dianjurkan membaca buku-buku atau sumber ilmiah lain yang membahas topik penelitiannya. 4. Adanya hasil penelitian sebelumnya: Hasil penelitian orang lain merupakan evidence based dalam membuat latar belakang tugas akhir. Hasil penelitian sebelumnya akan menjadi pendukung dalam membuat rumusan masalah dan sistem masalah. Ketika tidak ada hasil-hasil penelitian sebelumnya, maka sulit untuk membuat s masalah dan menyusun rumusan masalah. Hasil penelitian orang lain yang digunakan untuk mendukung masalah penelitian Tugas Akhir harus berasal dari sumber primer, yaitu dari jurnal nasional maupun internasional, laporan hasil penelitian, prosiding hasil penelitian, skripsi, tesis dan disertasi. Data-data yang disajikan harus bisa dijamin memiliki kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan 5. Adanya justifikasi penulis dalam pengungkapan fenomena awal Justifikasi penulis adalah pernyataan penulis yang didasarkan pada teori, data, hasil penelitian dan pengamatan lapangan dalam memfokuskan tema atau masalah penelitian. Pada saat menulis latar belakang, ada kalanya penulis mengalami kesulitan dalam memfokuskan alasan dasar penelitian. Bila kondisi ini dihadapi, maka peneliti bisa melakukan studi pendahuluan. Studi pendahuluan adalah kegiatan penelitian awal yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka mengungkapkan fenomena empirik di lapangan. Studi pendahaluan dilakukan untuk memastikan bahwa apa masalah gizi yang menjadi masalah penelitian dan berapa besar atau jumlah orang yang mengalami masalah tersebut. Studi pendahuluan menurut Notoatmodjo (2005) bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi atau pengetahuan sehubungan dengan bidang yang akan diteliti, guna memperkuat dan menyokong secara ilmiah terhadap penelitian tersebut. Secara umum studi pendahuluan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan metode langsung dan metode tidak langsung. 6. Studi pendahuluan dengan metode langsunng Studi pendahuluan dengan cara langsung dilakukan oleh peneliti dengan cara mencari informasi langsung pada objek penelitian. Di sini penelitian langsung turun ke lapangan sesuai dengan objek penelitiannya. Studi pendahuluan langsung dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. a) Peneliti menyiapkan alat pengumpulan data berupa kuesioner, chek list, maupun alat pengumpulan data lainnya. b) Peneliti menyiapkan lapangan (tempat) baik melalui izin formal maupun izin informal. Izin formal melalui persuratan antar institusi. Izin informal adalah tanpa melalui persuratan, bisa melalui lobi atau pendekatan secara pribadi kepada petugas tertentu pada suatu instansi tempat melakukan penelitian c) Peneliti menetapkan jumlah responden sebagai objek studi pendahuluan. d) Hasil studi pendahuluan dituangkan dalam bentuk tulisan sebagai pelengkap di latar belakang penelitian. 7. Metode studi pendahuluan tidak langsung Studi pendahuluan dengan metode tidak langsung dilakukan dengan cara peneliti mencari informasi tidak langsung pada objek penelitian. Dalam konteks ini peneliti mendatangi objek penelitian dan mencari informasi awal melalui sumber data sekunder. Sumber data sekunder dapat berupa kepustakaan. Sumber data perorangan, atau sumber informasi perorangan. Studi pendahuluan langsung dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. a) Peneliti menyiapkan lapangan (tempat) baik melalui izin formal maupun izin informal. Izin formal melalui persuratan antar institusi. Izin informal adalah tanpa melalui persuratan, bisa melalui lobi atau pendekatan secara pribadi kepada petugas tertentu pada suatu instansi tempat melakukan penelitian b) Peneliti melakukan telaah laporan atau data baik yang berasal dari institusi atau hasil jurnal ilmiah bidang gizi, jurnal ilmiah kesehatan atau bidang terkait lainnya. c) Peneliti bisa memperoleh keterangan dari orang yang mempunyai kewenangan. d) Hasil studi pendahuluan dituangkan dalam bentuk tulisan sebagai pelengkap di latar belakang penelitian. PERUMUSAN MASALAH Masalah gizi yang sudah teridentifikasi selanjutnya perlu dirumuskan lebih spesifik, sehingga menjadi lebih jelas dan terlokalisasi. Rumusan masalah akan menjadi acuan dalam penulisan tugas akhir. Rumusan masalah akan membuat masalah menjadi lebih spesifik sehingga dapat dikatakan sebagai batasan masalah. Rumusan masalah juga merupakan acuan bagi penulis dalam membuat rumusan tujuan penelitian. Oleh karena itu maka rumusan masalah penelitian harus disusun dengan baik. Merumuskan masalah diperlukan untuk menuntun peneliti kepada langkah-langkah selanjutnya. Kenapa pentingnya membuat rumusan penelitian? Menurut Maulidiah Novita Dewi, rumusan masalah memiliki fungsi, yaitu: a) Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan. b) Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. c) Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. d) Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian
Menurut Soekidjo Notoatmodjo, ada beberapa persyaratan rumusan masalah
penelitian yaitu: a) Dikemukan dalam kalimat tanya (introgatif). b) Rumusan masalah hendaknya singkat, padat jelas dan mudah dipahami c) Substansi yang dimaksud hendaknya bersifat khas (pesifik), tidak bermakna gmahasiswa. d) Bila terdapat banyak pertanyaan penelitian, maka harus dipertanyakan secara terpisah. Menurut Maulidiah Novita Dewi, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, antara lain: 1. Tersedia data dan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah. 2. Masalah yang dipilih memiliki alat dan instrumen pengukuran yang jelas. 3. Tersedia biaya yang mencukupi untuk pemecahan masalah. 4. Pemilihan masalah sebaiknya disesuaikan dengan latar belakang dan tingkat kemampuan peneliti. CONTOH Anemia Gizi Besi (AGB) masih merupakan masalah serius, khususnya bagi ibu hamil di Indonesia. Pada tahun 2005 tercatat 50% bumil menderita anemia. AGB terjadi karena asupan zat besi yang rendah, penyerapan zat besi yang rendah dan meningkatnya kebutuhan zat besi. Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa penderita anemia biasa ditemukan pada keluarga miskin dan atau keluarga dengan tingkat pendidikan rendah. Anemia pada bumil dapat menyebabkan kesakitan dan kematian pada ibu hamil terutama pada saat melahirkan, gangguan pertumbuhan janin dan berisiko tinggi melahirkan bayi BBLR. Bayi yang lahir dari bumil yang anemia ternyata juga mengalami gangguan pertumbuhan pada tahun-tahun pertama kehidupannya. Daerah X merupakan salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang mempunyai angka AGB yang cukup tinggi, yaitu pada bumil sebanyak 20% dan pada bayi dan balita sebanyak 59% pada tahun 2006. Sebagian besar wilayah daerah tersebut berada di dataran tinggi (pegunungan), penghasil kacang- kacangan dan umbi-umbian. Setiap tahun dilaporkan terdapat 40% bayi BBLR di daerah tersebut. Dilihat dari pendapatan rata-rata, sebagian masyarakat di daerah tersebut tergolong keluarga sejahtera dengan tingkat pendidikan rata- rata tamat SMP. MASALAH 1. Banyaknya ibu hamil yang menderita anemia di daerah X yaitu mencapai 65% pada tahun 2006. 2. Banyaknya anak balita yang menderita anemia di daerah X yaitu mencapai 59% pada tahun 2006. 3. Tingginya angka BBLR (berat badan lahir rendah) di daerah X yaitu mencapai 20% pada tahun 2006 RUMUSAN PERTANYAAN 1. Bagaimana gambaran karakteristik ibu hamil yang menderita anemia di daerah X? 2. Bagaimana gambaran pola makan ibu hamil yang menderita anemia di daerah X? 3. Bagaimana gambaran karakteristik keluarga balita yang menderita anemia di daerah X? 4. Bagaimana gambaran pola makan balita yang menderita anemia di daerah X? 5. Bagaimana gambaran keadaan ekonomi keluarga balita yang menderita anemia di daerah X? 6. Bagaimana karakteristik keluarga bayi BBLR di daerah X? 7. Bagaimana pertumbuhan bayi yang lahir BBLR di daerah X? 8. Bagaimana status gizi balita yang lahir BBLR di daerah X? Contoh perumusan masalah Tugas Akhir berdasarkan masalah pada setiap lingkup penelitian gizi GIZI MASYARAKAT GIZI KLINIK