KELOMPOK 4
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Kafetaria Sekolah
Kafetaria, warung, atau kantin sekolah adalah tempat pelayanan
khusus di mana siswa dan karyawan sekolah lainnya menerima makanan
dan minuman. Tempat ini biasanya terletak di bagian bangunan sekolah.
Kafetaria sekolah adalah tempat di mana semua siswa bisa membeli
makanan atau minuman saat istirahat dengan teman-temannya. Selain itu,
terkadang hanya digunakan siswa untuk mengobrol dan membeli makanan
kecil atau minuman. Ini adalah tempat warga sekolah menghabiskan waktu
untuk makan selama jam istirahat, ketika mereka merasa lapar dan lelah
saat kelas dimulai.
Kafetaria juga sangat penting dan merupakan bagian penting dari
program pendidikan di sekolah. Untuk mendukung program sekolah
secara keseluruhan, sebagian besar sekolah memiliki kafetaria. Sekolah
harus memiliki kafetaria karena sangat bermanfaat bagi tujuan sekolah
seperti kesehatan, efisiensi sosial, efisiensi ekonomi, dan hubungan
kelompok. Untuk mencapai hal ini, orang tua, murid, dan staf sekolah
harus memahami nilai-nilai belajar yang diberikan secara tidak langsung
oleh layanan program kafetaria.
Kebiasaan jajan juga dapat memengaruhi prestasi belajar. Makanan
jajanan sangat penting untuk memberikan energi dan nutrisi kepada siswa.
Anak-anak yang tidak biasa sarapan akan memakan jajanan sebagai
makanan pertama mereka.
Tumbuh kembang anak akan mempengaruhi salah satu aspek
penting anak usia sekolah yaitu perkembangan kognitif yang akan
berdampak pada prestasi belajar (Aprilia, 2011). Prestasi belajar
menggambarkan penilaian seseorang dalam memahami materi pelajaran
yang diperoleh selama mengikuti pelajaran disekolah (Hamdu & Agustina,
2011). Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya
yaitu status gizi (Legi, 2012). Anak dengan status gizi normal memiliki
nutrisi yang cukup di dalam tubuh yang dapat menunjang pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal, salah satunya yaitu perkembangan otak.
3
Nutrisi yang cukup menyebabkan pematangan fungsi otak berlangsung
dengan baik sehingga dapat mengoptimalkan kognitif anak (Kar dkk,
2008). Sementara nutrisi yang kurang dalam jangka waktu yang lama
menyebabkan pertumbuhan badan tidak optimal dan ukuran otak mengecil
(Cakrawati & Mustika, 2014).1
Berdirinya kafetaria sekolah pada awalnya dipikirkan bukan hanya
untuk keuntungan bisnis, tetapi juga untuk mempertimbangkan hal-hal
yang lebih penting. Diharapkan bahwa keberadaan mereka akan membantu
siswa memenuhi kebutuhan makanan mereka saat belajar.
Kafetaria/warung/kantin sekolah tidak harus diadministrasikan
oleh sekolah, tetapi dapat diadministrasikan oleh pribadi di luar sekolah
atau oleh darma wanita sekolah. Namun kafetaria/warung/kantin sekolah
ini tidak boleh terlepas dari perhatian kepala sekolah. Kepala sekolah
harus memikirkan atau mengupayakan kehadiran kafetaria/ warung/ kantin
sekolah itu mempunyai sumbangan positif dalam proses belajar-mengajar
anak di sekolah.2
1
Aisya Shofanadhiya Risti, “HUBUNGAN MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS KAFETARIA
DENGAN HASIL BELAJAR SISWA” (INA-Rxiv, 7 Desember 2019), 1–2,
https://doi.org/10.31227/osf.io/ywu8r.
2
Kurniati Ningsih, “ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS,” 2020, 4,
https://osf.io/erdjx/download.
3
Andar Bastiar, “Manajemen Distribusi Dana Zakat dalam Program Kantin Sekolah Sehat
(Studi Kasus di BAZNAS Kabupaten Banyumas)” (PhD Thesis, IAIN Purwokerto, 2017), 12,
https://eprints.uinsaizu.ac.id/3084/1/COVER_BAB%20I_BAB%20V_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf.
4
4. Pelajaran mengenai pemilihan makanan yang sehat dan baik akan
sangat berarti apabila diikuti dengan suatu kunjungan pemilihan
makanan di kafetaria sekolah
5. Kafetaria sekolah harus bisa memberi kesan yang baik kepada
siswa mengenai kebersihannya dan harus bisa menggambarkan
pengajaran kesehatan bagi siswa
6. Keberadaan kantin sehat sekolah dinilai masih belum memenuhi
kebutuhan, karena kurangnya pemahaman dari pengelola
7. Kafetaria sekolah harus bisa menyajikan makanan sehat dan aman
yang bisa menarik minat anak-anak
8. Kafetaria sekolah harus bisa memberi kesan yang baik kepada
siswa mengenai kebersihannya
9. Kepala sekolah harus selalu melihat hubungan antara layanan
khusus dengan program pendidikan secara menyeluruh
10. Para petugas kesehatan, pekerja kafetaria, dan petugas bimbingan,
serta personel lainnya, harus merasa bahwa mereka merupakan
bagian yang penting dari penyelenggaraan sekolah secara
keseluruh.
5
7. Agar dapat dikembangkan cara-cara makan yang sesuai dengan
etika pergaulan setempat.
Menyajikan fasilitas kafetaria untuk memantu program sekolah
secara menyeluruh. Kafetaria ini merupakan bagian yang internal
dari program pendidikan di sekolah. sekolah harus dapat
menggunakan kafetaria sebagai suatu upaya sekolah yang sangat
bernilai bagi tujuan sekolah seperti kesehatan, efektifitas sosial,
efisiensi ekonomi dan apresiasi keindahan. Warga sekolah harus
mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam belajar dalam belajar
secara tidak efektif di dalam kafetaria.
William H. Roe dalam bukunya School Business Management
menyebutkan beberapa tujuan yang dapat dicapai melalui
penyediaan layanan kantin di sekolah:
1. Memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar
memilih makanan yang baik atau sehat;
2. Memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara
nyata;
3. Menganjurkan kebersihan dan kesehatan;
4. Menekankan kesopanan dalam masyarakat, dalam bekerja,
dan kehidupan bersama;
5. Menekankan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai
dengan yang berlaku di masyarakat;
6. Memberikan gambaran tentang manajemen yang praktis
dan baik;
7. Menunjukkan adanya koordinasi antara bidang pertanian
dengan bidang industri;
8. Menghindari makanan yang tidak bersih dan tidak sehat4.
4
Rika Ariyani,”Layanan Kantin atau Kafetaria Sekolah”, Rika Ariyani.com. Juli,05,2022,
https://www.rikaariyani.com/2022/07/layanan-kantin-atau-kafetaria-sekolah.html
6
atau berbicara di kafetaria. Secara umum layanan kafetaria sekolah
adalah, sebagai berikut:
1. Membantu pertumbuhan dan kesehatan siswa dengan
jalan menyediakan makanan yang sehat, bergizi, dan
praktis
2. Mendorong siswa untuk memilih makanan yang cukup
dan seimbang
3. Untuk memberikan pelajaran sosial kepada siswa
4. Memperlihatkan kepada siswa bahwa faktor emosi
berpengaruh pada kesehatan seseorang
5. Memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi
secara nyata
6. Mengajarkan penggunaan tata krama yang benar dan
sesuai dengan yang berlaku di masyarakat
7. Sebagai tempat untuk berdiskusi tentang pelajaran-
pelajaran di sekolah dan tempat menunggu apabila ada
jam-jam kosong.
Adapun fungsi layanan kafetaria sekolah meliputi fungsi
normatif, edukatif, dan preventif. Fungsi normative layanan
kafetaria sekolah meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Melalui kafetaria sekolah peserta didik dapat dilatih
cara makan yang baik sesuai dengan etika setempat.
2. Melalui kafetaria sekolah peserta didik dapat
memahami cara makan dan etika maka yang dianut
oleh peserta didik lain yang berlainan kultur dengannya
3. Melalui kafetaria sekolah peserta didik dapat dijaga
agar makan dan minum yang tidak terlarang
Fungsi edukatif kafetaria sekolah meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Melalui kafetaria sekolah peserta didik akan tau
cara makan yang sehat.
2. Melalui kafetaria sekolah peserta didik akan tau
jenis makanan murah yang mempunyai kandungan
gizi yang memadai.
3. Melalui kafetaria sekolah peserta didik dapat dilatih
makan dan minum dengan baik.
4. Melalui kafetaria sekolah peserta didik dapat
mengembangkan keterampilan sosialnya sambil
makan dan diminum
5. Melalui kafetaria sekolah peserta didik dapat
merancang kegiatan konstruktif.
7
6. Melalui kafetaria sekolah peserta didik dapat
mendiskusikan materi pelajaran dalam rangka
pendalaman
7. Melalui kafetaria sekolah peserta didik
mendapatkan informasi dan pengetahuan baru yang
konstruktif dari temannya, dari koran, dan dari
kafetaria itu sendiri.
Fungsi preventif layanan kafetaria sekolah meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1. Mencegah peserta didik agar tidak mengkonsumsi makanan
dan minuman yang tidak dapat dijamin kebersihan dan
kesehatannya.
2. Mencegah peserta didik agar tidak menjadikan warung
disekitar sekolah sebagai tempat untuk melakukan
pelanggaran-pelanggaran
3. Mencegah peserta didik tidak mengkonsumsi makanan dan
minuman terlarang yang dapat mengganggu dan
membahayakan kesehatan mereka.
4. Menempatkan peserta didik pada tempat yang mudah
pengontrolannya.5
Berhubungan dengan tujuan dan fungsi kafetaria diatas,
maka sekolah harus menyediakan kafetaria yang bersih,
menyenangkan, luas, menarik, tenang, dan tertib. Karena banyak
kita ketahui bahwa sekolah-sekolah tidak begitu memfokuskan
kafetaria sebagai salah satu tempat yang sangat penting di sekolah.
Terkadang sekolah hanya membangun kafetaria yang sangat kecil
bahkan tidak seimbang dengan jumlah warga yang ada di sekolah.
Begitupun juga penataan meja atau kursi, penataan kursi dan meja
sangat penting agar warga sekolah saat berkunjung di kafetaria bisa
merasa nyaman, baik saat makan ataupun hanya sekedar berdiskusi
atau mengobrol. Karakteristik kafetaria di sekolah yaitu
menyediakan kafetaria yang bersih, hangat, menyenangkan,
menarik, tenang, dan tertib.6
5
Manajemen Layanan Khusus, Aryawiga, 2012
6
Pengelolaan Kafetaria Sekolah, Alvionitalinda, 2013
8
4. Prinsip Pelaksanaan Program Kafetaria Sekolah
Imron, 1995 mengemukakan ada beberapa prinsip yang harus dipedomani dalam
layanan kafetaria antara lain:
1. Prinsip keterjangkauan. Makanan dan minuman yang disediakan di kafetaria
sekolah haruslah terjangkau oleh uang saku peserta didik dengan aneka ragam
latar belakang ekonomi. Prinsip ini harus dipedomani, karena jika tidak bisa
bertentangan dengan misi layanan kepada peserta didik.
2. Prinsip pendidikan. Dimana layanan kafetaria yang disediakan kepada peserta
didik haruslah dalam kerangka pendidikan kepada peserta didik. Berarti,
layanan kafetaria peserta didik tidak banyak diorientasikan ke profit atau
sekedar mencari keuntungan. Pedoman atas prinsip pendidikan ini membawa
implikasi luas dalam pelayanan kafetaria. Ia harus senantiasa menjadikan
peserta didik semakin baik dilihat dari sisi pendidikan dalam pengertian
seluas-luasnya.
3. Prinsip kooperatif. Penyelenggaraan layanan kafetaria haruslah
memungkinkan kerjasama yang baik antara peserta didik dengan pengelola
yang terdiri dari personalia sekolah atau orang lain yang ditunjuk. Pedoman
prinsip ini, menjadikan penyebab harga-harga yang ditawarkan oleh kafetaria
kepada peserta didik haruslah didasarkan atas kesepakatan-kesepakatan yang
dibangun sebelumnya. Kafetaria tidak menentukan harga sepihak, sebaliknya
peserta didik juga tidak boleh mengadakan penawaran sepihak yang
menyebabkan kafetaria rugi dan tidak dapat melanjutkan usahanya.
4. Prinsip membantu peserta didik. Kafetaria yang diadakan oleh sekolah
bermaksud memberikan layanan kepada peserta didik. Jika prinsip ini tidak
dapat dijalankan dengan baik, maka sebaiknya jika kafetaria ditiadakan.
Pemedoman prinsip ini akan menjadikan peserta didik dapat memesan
makanan dan minuman justru disaat-saat mereka membutuhkan.
5. Prinsip kesehatan. Prinsip ini menekankan agar makanan dan minuman yang
tersedia haruslah terjamin kebersihan dan kesehatannya. Makanan yang
terjamin kesehatan dan kebersihannya dapat menjadikan peserta didik
terdukung kegiatan belajarnya. Pemedoman prinsip ini menjadikan penyebab
bahwa kafetaria sekolah tidak akan menjual rokok, minuman keras dan yang
mempunyai kadar alcohol serta makanan lain yang tidak baik untuk
kesehatan.
Adapun pelaksanaan program kafetaria sekolah dapat diterapkan dengan jenis
layanan kafetaria yang dapat dikembangkan di sekolah antara lain:
1. Sistem dilayani, sistem ini peserta didik dapat memesan makanan atau
minuman yang ia inginkan. Kelebihan dari sistem layanan ini adalah bahwa
keamanan makanan dan minuman dari mereka yang nakal akan terjamin, oleh
karena peserta didik hanya dapat mengambil makanan berdasarkan apa yang ia
pesan kepada petugas. Sistem dilayani ini ada dua macam yaitu:
9
a. Pemesan duduk ditempat sedangkan petugas kafetaria mengantarkan
jenis makanan dan minuman kemeja dan tempat duduk pemesan.
Setelah makan dan minum pemesan kemudian membayar ke tempat
kasir setelah membayar pemesan kemudian boleh keluar dari kafetaria.
b. Pemesan membawa baki sendiri kedepan petugas kafetaria, kemudian
petugas kafetaria meletakkan jenis makanan dan minuman yang dipesan
diatas baki. Selanjutnya pemesan membawa baki yang diatasnya sudah
ada makanan dan minuman kearah kasir untuk membayar. Setelah
membayar, pemesan membawa makanan dan minuman yang ada dibaki
ke meja dan tempat duduk yang telah tersedia. Selesai makan dan
minum pemesan kemudian keluar dari kafetaria.
2. Sistem melayani sendiri atau swalayan (Self Service). Sistem melayani sendiri
adalah suatu sistem dimana peserta didik dapat mengambil makanan sendiri
yang ia sukai dan tersedia di kafetaria tersebut. Ada dua macam sistem ini,
yaitu:
a. Sistem memasukkan koin, dimana disuatu tempat telah tersedia
makanan dan minuman, untuk mengambilnya harus dengan
memasukkan sejumlah uang atau koin. Jika sejumlah koin yang
ditentukan dimasukkan ketempat yang ditunjuk, maka keluarlah
makanan dan minuman yang diinginkan, sebaliknya jika koin atau uang
yang dimasukkan masih kurang ia akan keluar lagi sebagai tanda
penolakkan dari mesin yang telah disediakan.
b. Sistem dimana peserta didik dapat mengambil makanan dan minuman
yang disediakan. Makanan dan minuman yang sudah diambil, harus
ditempatkan pada suatu tempat ( misalnya: piring) dan kemudian
dibawa ke kasir untuk dibayar. Setelah membayar, peserta didik dapat
membawanya ketempat duduk dan meja yang tersedia. Barulah ia boleh
memakannya. Setelah makan, peserta didik bebas keluar dari kafetaria.
3. Sistem warung, ialah suatu sistem yang lazim berlaku pada warung-warung.
Dalam sistem ini, ada beberapa jenis makanan dan minuman yang memesan
dahulu sebelum memakan dan meminumnya, tetapi sebaliknya ada jenis
makanan tertentu yang tinggal mengambil saja tanpa memesan terlebih dahulu.
Bahkan ada yang sebagian mengambil sendiri dan sebagian dipesan meskipun
dalam satu porsi. Pembayaran dilakukan menurut kehendak pembeli, jika
pembeli mau membayar setelah makan tidak apa-apa, sebaliknya jika pembeli
menyerahkan uangnya terlebih dahulu juga diperbolehkan. Pada sekolah-
sekolah kita, sistem warung ini yang paling banyak dipergunakan. Alasannya
selain lebih mudah ternyata memang sudah menjadi kebiasaan masyarakat kita.
4. Sistem Bon. Dalam sistem ini peserta didik bebas makan dan minum di
kafetaria dan tidak harus membayar pada saat itu juga. Dalam sistem ini, setelah
memesan makan dan minum kemudian ia mencatat dibuku yang telah
disediakan setelah sebelumnya ia bertanya kepada petugas mengenai harganya.
Atau melapor kepada petugas mengenai makanan dan minuman yang baru saja
10
dimakan dan diminum. Kemudian petugas menginformasikan harganya dan
mencatat pada buku yang tersedia. Sistem pembayaran dapat dilakukan terlebih
dahulu dan dapat dilakukan kemudian. Sistem pembayaran terdahulu dilakukan
dengan cara: peserta didik menitipkan sejumlah uang yang kira-kira cukup
untuk satu bulan. Sistem pembayaran kemudian dilakukan dengan cara: peserta
didik haru membayar sejumlah uang sesuai dengan rekening tagihannya.7
11
1. Memberikan layanan konsumsi: Kafetaria sekolah memberikan layanan
konsumsi peserta didik, guru, ataupun pegawai sekolah dalam mencukupi
kebutuhan konsumsi yang terjamin kebersihannya dan cukup mengandung
gizi di lingkungan sekolah.
2. Dengan adanya kafetaria, siswa tidak perlu jauh-jauh atau keluar gerbang
sekolah untuk mencukupi kebutuhan konsumsi, sehingga tidak terganggu oleh
rasa lapar saat berlangsungnya proses pembelajaran
3. Membantu siswa memilih makanan: Kafetaria sekolah dapat membantu siswa
memilih makanan yang sehat dan sesuai dengan kebutuhan gizi mereka
4. Hal ini dapat membantu siswa untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan
konsentrasi selama proses pembelajaran.
5. Meningkatkan keterampilan sosial: Melalui kafetaria, siswa dapat dilatih cara
makan yang baik sesuai dengan etika setempat
6. Selain itu, kafetaria juga dapat menjadi tempat untuk siswa berinteraksi
dengan teman-teman mereka dan mengembangkan keterampilan hubungan
pribadi
7. Meningkatkan kesehatan: Kafetaria sekolah dapat membantu menjaga dan
meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani peserta didik
8. Dengan adanya kafetaria, siswa dapat memperoleh makanan yang sehat dan
bergizi, sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan konsentrasi selama
proses pembelajaran.
Namun, perlu diingat bahwa kafetaria sekolah harus dikelola dengan baik dan
memperhatikan aspek kesehatan dan gizi siswa. Kepala sekolah harus memikirkan
atau mengupayakan kehadiran kafetaria sekolah itu mempunyai sumbangan positif
dalam proses belajar-mengajar anak di sekolah.
6. Tata Tertib, Administrasi, dan Evaluasi Kafetaria Sekolah
a. Tata Tertib Kafetaria Sekolah
Kantin sekolah dirancang untuk menyediakan makanan dan minuman bagi
siswa dan karyawan sekolah lainnya. Setiap penjual dan siswa dapat menetapkan
aturan tata tertib untuk tetap tertib. Banyak sekolah saat ini berusaha membuat
kantin sehat.Hal ini dilakukan untuk mencegah siswa membuang waktu dan
mencari jajanan di luar. Kantin juga harus memiliki suasana yang nyaman untuk
menarik perhatian siswa agar tidak mencari jajanan di luar.
Sangat penting untuk memiliki tata tertib di kantin. Tata tertib ini dapat
digunakan oleh siswa dan penjual, dan diharapkan membuat kantin lebih nyaman
dan bersih. Pada dasarnya tata tertib kafetaria ini tergantung pada kebijakan
masing- masing sekolah.
Berikut ini tata tertib kafetaria sekolah yang kami dapat dari hasil
pencarian meliputi yaitu :
1. Kantin hanya dibuka ketika jam istirahat.
2. Mengucapkan salam ketika masuk ke kantin.
3. Selalu menjaga kebersihan.
4. Kantin harus bebas asap.
12
5. Membayar terlebih dahulu sebelum menikmati hidangan.
6. Tidak berjalan jalan ketika sedang makan maupun minum.
7. Menjaga kondisi kantin tetap tenang dan bersih.
8. Jika memungkinkan untuk mengantri, cobalah mengantri dengan
tertib.
9. Selalu bersikap ramah dan berbicara dengan bahasa yang baik dan
sopan.
10. Bayar cash / tanpa bon.
Adapun sebagai contoh, tata tertib kafetaria sekolah adiwiyata
SMA Negri 110 Jakarta,sebagai berikut :
1. Tidak menggunakan piring, gelas, dan sendok plastik sekali
pakai.
2. Buang sampah di tempat yang disediakan (bak organik dan bak
non organik).
3. Pemilik kantin bertanggungjawab menjaga kebersihan dan
kenyamanan di kantin.
4. Pemilik kantin melaksanakan piket di area kantin sesuai
dengan jadwal piket harian.
5. Tidak menjual rokok atau menyediakan tempat merokok.
6. Waktu dhuhur tidak ada transaksi jual beli, semua wajib shalat
berjamaah, siswi yang sedang berhalangan berkumpul di kelas
yang disediakan untuk mengikuti pembinaan. Siswa non-
muslim mengadakan kebaktian bersama8.
8
Tata Tertib Adiwiyata SMA 110 Jakarta, https://sman110.sch.id/adiwiyata/tata-tertib ,(diakses 10 oktober
2023).
13
2) Tempat yang digunakan juga harus menjadi pertimbangan utama, karena
kebersihan diharapkan dapat menjauhkan penyebaran hama penyakit.
3) Makanan yang disediakan hendaknya makanan yang bergizi tinggi,
memiliki vitamin-vitamin yang diperlukan siswa pada umumnya.
4) Harga makanan-makanan hendaknya dapat dijangkau atau sesuai dengan
kondisi ekonomi siswa.
5) Mengupayakan agar kafetaria/warung/kantin sekolah tidak memberikan
layanan dan kesempatan kepada para siswa untuk dapat berlama-lama atau
nongkrong. Kondisi yang seperti itu akan menyokong munculnya
perilaku-perilau negatif9.
6) Kafetaria sekolah harus bersih, menyenangkan,luas,menarik,tenang,dan
tertib
7) Administrasi kafetaria sekolah harus dikelola dengan pendekatan
psikologis dan kepemimpinan yang efisien
Dalam administrasi kafetaria sekolah, kepala sekolah harus selalu melihat
hubungan antara layanan khusus dengan program pendidikan secara menyeluruh.
9
Putri Asifa,Hade Afriansyah,”ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS”,Padang,2020,h.3-4.
14
4. Higiene dan Sanitasi: Evaluasi harus memastikan bahwa kafetaria
sekolah menjaga kebersihan dan sanitasi yang baik, baik dalam
penyediaan makanan maupun dalam pengelolaan tempat
5. Pencegahan Penyakit: Evaluasi kafetaria sekolah juga harus
memperhatikan upaya pencegahan penyakit, seperti hepatitis akut,
dengan memastikan kebersihan dan kualitas makanan yang disediakan
Berdasarkan hasil pencarian, berikut ini adalah beberapa bahan evaluasi
untuk kantin sekolah:
1. Menu: Evaluasi variasi dan kualitas makanan dan minuman yang
ditawarkan di kantin. Menu harus mencakup pilihan yang sehat dan
memenuhi kebutuhan dan preferensi diet yang berbeda.
2. Harga: Evaluasi keterjangkauan harga makanan dan minuman di
kantin. Harga harus masuk akal dan dapat dijangkau oleh semua siswa.
3. Pelayanan: Evaluasi efisiensi dan keramahan staf kantin. Layanan
harus cepat dan sopan, dan staf harus memiliki pengetahuan tentang
makanan dan minuman yang mereka sajikan.
4. Kebersihan: Evaluasi kebersihan dan higienitas kantin. Kantin harus
bersih dan terawat dengan baik, serta area persiapan dan penyimpanan
makanan harus memenuhi standar kesehatan dan keselamatan.
5. Umpan balik: Kumpulkan umpan balik dari siswa, guru, dan orang tua
mengenai pengalaman mereka dengan kantin. Hal ini dapat dilakukan
melalui survei, kotak saran, atau sarana komunikasi lainnya.
6. Kesehatan dan gizi: Mengevaluasi nilai gizi dari makanan dan
minuman yang ditawarkan di kantin. Kantin harus mempromosikan
kebiasaan makan yang sehat dan memberikan informasi tentang
kandungan gizi makanan dan minuman.
7. Keberlanjutan: Mengevaluasi dampak lingkungan dari kantin. Kantin
harus menggunakan praktik-praktik berkelanjutan seperti mengurangi
sampah makanan, menggunakan wadah yang dapat digunakan
kembali, dan membeli bahan makanan secara lokal jika
memungkinkan.
Jadi, 7 komponen evaluasi ini dapat membantu sekolah meningkatkan
kualitas layanan kantin dan mempromosikan kebiasaan makan sehat di kalangan
siswa.
C. PENUTUP
KESIMPULAN
Kafetaria sekolah ini merupakan termasuk bagian dari manajemen layanan
khusus, dan layanan kafetaria sekilah ini juga termasuk dalam program MBS, dalam
meningkatkan mutu sekolah. Kafetaria, warung, atau kantin sekolah adalah tempat
pelayanan khusus di mana siswa dan karyawan sekolah lainnya menerima makanan dan
15
minuman. Kafetaria juga sangat penting dan merupakan bagian penting dari program
pendidikan di sekolah. Untuk mendukung program sekolah secara keseluruhan, sebagian
besar sekolah memiliki kafetaria.
Sekolah harus memiliki kafetaria karena sangat bermanfaat bagi tujuan sekolah
seperti kesehatan, efisiensi sosial, efisiensi ekonomi, dan hubungan kelompok. Kafetaria
sekolah ini mulai mencakup dari tujuan,fungsi, administrasi,dan tata tertib, evaluasi, serta
berhubungan dan menyangkut dengan peningkatan pembelajaran siswa.
Salah satu komponen penting perkembangan kognitif anak usia sekolah akan
dipengaruhi oleh pertumbuhan mereka, yang berdampak pada prestasi belajar
mereka.Salah satu istilah yang digunakan untuk menggambarkan prestasi belajar adalah
penilaian yang dibuat oleh seseorang tentang kapasitas mereka untuk memahami materi
pelajaran yang diajarkan di sekolah. Berbagai faktor memengaruhi prestasi belajar anak,
salah satunya adalah status gizi mereka. Anak dengan status gizi yang baik memiliki
nutrisi yang cukup di dalam tubuh mereka untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, salah satunya perkembangan otak.
16
DAFTAR PUSTAKA
17