Anda di halaman 1dari 17

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

MANAJEMEN LAYANAN DR. AHMAD SALABI,


KHUSUS
S.AG.,M.PD

MANAJEMEN LAYANAN KAFETARIA SEKOLAH


Disusun Oleh:

KELOMPOK 4

1. Annisa Handayani 210101050327


2. Ahmad Basid 210101050254
3. Wafiq Khairunida 210101050238

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
BANJARMASIN
2023 M/1445 H
A. PENDAHULUAN
Peningkatan prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
dapat digolongkanmenjadi dua yaitu: faktor internal (dari dalam) dan
faktor eksternal (dari luar). Faktor internalsalah satunya adalah bakat dan
minat yang dimiliki oleh siswa sedangkan faktor eksternalsalah satunya
adalah tersedianya fasilitas belajar yang disediakan oleh siswa, guru
maupunpihak sekolah. Meskipun siswa memiliki bakat dan kepandaian
serta adanya kurikulum dantenaga pengajar yang bagus namun tanpa
adanya fasilitas belajar yang baik hasil belajarpunbelum tentu dapat
optimal. Salah satu fasilitas itu adalah kafetaria.
Layanan kafetaria sekolah merupakan salah satu jenis layanan
khusus yang dapat digunakan sebagai sarana penunjang dan mempunyai
peranan penting dalam mendukung kegiatan peserta didik di sekolah. Di
sekolah peserta didik menghabiskan waktu yang cukup lama untuk
mendapatkan materi pembelajaran oleh sebab itu peserta didik
memerlukan makanan yang sehat dan bergizi agar dapat mengikuti
kegiatan belajar mengajar di kelas Mengingat pentingnya peranan layanan
kafetaria bagi peserta didik untuk mendukung kegiatan pembelajaran
pihak sekolah berhati hati dalam menentukan jenis makanan dan minuman
yang akan disajikan agar tidak menghambat konsentrasi peserta didik
dalam proses belajar mengajar.
Kafateria adalah bagian penting dari program pendidikan di
sekolah dan merupakan komponen penting. Sebagian besar sekolah
memiliki kafetaria untuk membantu program sekolah secara keseluruhan.
Sekolah harus memiliki kafetaria karena sangat penting untuk tujuan
sekolah seperti kesehatan, efektivitas sosial, efisiensi ekonomi, dan
hubungan kelompok. Untuk mencapai hal ini, orang tua, murid, dan staf
sekolah harus memahami nilai-nilai pendidikan yang secara tidak langsung
diberikan oleh layanan kafetaria. Kebiasaan jajan juga dapat memengaruhi
prestasi belajar siswa karena makanan jajanan memiliki peran penting
dalam menyediakan energi dan nutrisi bagi siswa. Anak-anak yang tidak
biasa sarapan akan menjadikan jajanan sebagai makanan pertama mereka.
Salah satu komponen penting perkembangan kognitif anak usia
sekolah akan dipengaruhi oleh pertumbuhan mereka, yang berdampak
pada prestasi belajar mereka.Salah satu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan prestasi belajar adalah penilaian yang dibuat oleh
seseorang tentang kapasitas mereka untuk memahami materi pelajaran
yang diajarkan di sekolah. Berbagai faktor memengaruhi prestasi belajar
anak, salah satunya adalah status gizi mereka. Anak dengan status gizi
yang baik memiliki nutrisi yang cukup di dalam tubuh mereka untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, salah satunya
2
perkembangan otak. Nutrisi yang cukup memungkinkan pematangan
fungsi otak berlangsung dengan baik, yang memungkinkan anak untuk
mengoptimalkan kemampuan kognitifnya.
Dengan demikian manajemen layanan khusus kafetaria ini harus
dikelola dengan sangat baik. Baik dalam hal tata ruang yang harus
mempunyai suasana nyaman dan menyenangkan saat makan dan juga
kualitas makanan dan minuman apasaja yang disediakan oleh kafetaria.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Kafetaria Sekolah
Kafetaria, warung, atau kantin sekolah adalah tempat pelayanan
khusus di mana siswa dan karyawan sekolah lainnya menerima makanan
dan minuman. Tempat ini biasanya terletak di bagian bangunan sekolah.
Kafetaria sekolah adalah tempat di mana semua siswa bisa membeli
makanan atau minuman saat istirahat dengan teman-temannya. Selain itu,
terkadang hanya digunakan siswa untuk mengobrol dan membeli makanan
kecil atau minuman. Ini adalah tempat warga sekolah menghabiskan waktu
untuk makan selama jam istirahat, ketika mereka merasa lapar dan lelah
saat kelas dimulai.
Kafetaria juga sangat penting dan merupakan bagian penting dari
program pendidikan di sekolah. Untuk mendukung program sekolah
secara keseluruhan, sebagian besar sekolah memiliki kafetaria. Sekolah
harus memiliki kafetaria karena sangat bermanfaat bagi tujuan sekolah
seperti kesehatan, efisiensi sosial, efisiensi ekonomi, dan hubungan
kelompok. Untuk mencapai hal ini, orang tua, murid, dan staf sekolah
harus memahami nilai-nilai belajar yang diberikan secara tidak langsung
oleh layanan program kafetaria.
Kebiasaan jajan juga dapat memengaruhi prestasi belajar. Makanan
jajanan sangat penting untuk memberikan energi dan nutrisi kepada siswa.
Anak-anak yang tidak biasa sarapan akan memakan jajanan sebagai
makanan pertama mereka.
Tumbuh kembang anak akan mempengaruhi salah satu aspek
penting anak usia sekolah yaitu perkembangan kognitif yang akan
berdampak pada prestasi belajar (Aprilia, 2011). Prestasi belajar
menggambarkan penilaian seseorang dalam memahami materi pelajaran
yang diperoleh selama mengikuti pelajaran disekolah (Hamdu & Agustina,
2011). Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya
yaitu status gizi (Legi, 2012). Anak dengan status gizi normal memiliki
nutrisi yang cukup di dalam tubuh yang dapat menunjang pertumbuhan
dan perkembangan yang optimal, salah satunya yaitu perkembangan otak.
3
Nutrisi yang cukup menyebabkan pematangan fungsi otak berlangsung
dengan baik sehingga dapat mengoptimalkan kognitif anak (Kar dkk,
2008). Sementara nutrisi yang kurang dalam jangka waktu yang lama
menyebabkan pertumbuhan badan tidak optimal dan ukuran otak mengecil
(Cakrawati & Mustika, 2014).1
Berdirinya kafetaria sekolah pada awalnya dipikirkan bukan hanya
untuk keuntungan bisnis, tetapi juga untuk mempertimbangkan hal-hal
yang lebih penting. Diharapkan bahwa keberadaan mereka akan membantu
siswa memenuhi kebutuhan makanan mereka saat belajar.
Kafetaria/warung/kantin sekolah tidak harus diadministrasikan
oleh sekolah, tetapi dapat diadministrasikan oleh pribadi di luar sekolah
atau oleh darma wanita sekolah. Namun kafetaria/warung/kantin sekolah
ini tidak boleh terlepas dari perhatian kepala sekolah. Kepala sekolah
harus memikirkan atau mengupayakan kehadiran kafetaria/ warung/ kantin
sekolah itu mempunyai sumbangan positif dalam proses belajar-mengajar
anak di sekolah.2

2. Masalah dan Kebutuhan Kafetaria Sekolah


Kafetaria sendiri harus mengikuti prosedur tentang cara mengolah
dan menjaga kebersihan kafetaria. Makanan yang disediakan kafetaria
haruslah bersih dan halal. Jenis-jenis makanan yang disediakan pun
minimal harus memenuhi 4 sehat 5 sempurna.3
Adapun ada juga permasalahan dan kebutuhan yang harus dihadapi
oleh kafetaria sekolah dalam penyediaan makanan dan minuman untuk
siswa dan staf sekolah. Yaitu :
1. Keterjangkauan makanan dan minuman yang disediakan di
kafetaria sekolah haruslah terjangkau oleh siswa
2. Kafetaria sekolah harus bersih, menyenangkan, luas, menarik,
tenang, dan tertib
3. Pengajaran di kelas mengenai kebiasaan makan yang baik dan
standar kesehatan harus dihubungkan dengan praktek atau latihan
yang nyata dalam kafetaria sekolah

1
Aisya Shofanadhiya Risti, “HUBUNGAN MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS KAFETARIA
DENGAN HASIL BELAJAR SISWA” (INA-Rxiv, 7 Desember 2019), 1–2,
https://doi.org/10.31227/osf.io/ywu8r.
2
Kurniati Ningsih, “ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS,” 2020, 4,
https://osf.io/erdjx/download.
3
Andar Bastiar, “Manajemen Distribusi Dana Zakat dalam Program Kantin Sekolah Sehat
(Studi Kasus di BAZNAS Kabupaten Banyumas)” (PhD Thesis, IAIN Purwokerto, 2017), 12,
https://eprints.uinsaizu.ac.id/3084/1/COVER_BAB%20I_BAB%20V_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf.
4
4. Pelajaran mengenai pemilihan makanan yang sehat dan baik akan
sangat berarti apabila diikuti dengan suatu kunjungan pemilihan
makanan di kafetaria sekolah
5. Kafetaria sekolah harus bisa memberi kesan yang baik kepada
siswa mengenai kebersihannya dan harus bisa menggambarkan
pengajaran kesehatan bagi siswa
6. Keberadaan kantin sehat sekolah dinilai masih belum memenuhi
kebutuhan, karena kurangnya pemahaman dari pengelola
7. Kafetaria sekolah harus bisa menyajikan makanan sehat dan aman
yang bisa menarik minat anak-anak
8. Kafetaria sekolah harus bisa memberi kesan yang baik kepada
siswa mengenai kebersihannya
9. Kepala sekolah harus selalu melihat hubungan antara layanan
khusus dengan program pendidikan secara menyeluruh
10. Para petugas kesehatan, pekerja kafetaria, dan petugas bimbingan,
serta personel lainnya, harus merasa bahwa mereka merupakan
bagian yang penting dari penyelenggaraan sekolah secara
keseluruh.

3. Tujuan dan Fungsi Kafetaria Sekolah


a. Tujuan Kafetaria
Tujuan layanan kafetaria secara umum adalah tersedianya
wahana bagi peserta didik untuk memenuhi energinya pada saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung. Secara khusus, tujuan
layanan kafetaria peserta didik adalah sebagai berikut:
1. Agar peserta didik dengan mudah mendapatkan makanan dan
minuman yang terjamin kebersihan dan kesehatannya serta
memadai kandungan gizinya.
2. Agar peserta didik dengan mudah mendapatkan makanan dan
minuman yang sesuai dengan daya jangkau uang sakunya.
3. Agar peserta didik terhindar dari efek-efek negatif yang
ditimbulkan atau sebagai akibat tersedianya warung-warung di
sekitar sekolah yang tidak dapat dikontrol oleh sekolah.
4. Agar peserta didik dapat bersama-sama dengan teman
sebayanya memanfaatkan kafetaria sekolah sebagai wahana
untuk belajar dan mendalami materi-materi yang diajarkan.
5. Agar tersedia wahana bagi peserta didik guna merancang
kegiatan-kegiatan konstruktif untuk mereka sendiri di luar
wahana kelas.
6. Agar peserta didik mengenal jenis makanan sederhana dan
murah harganya tetapi tinggi dan memadai kandungan gizinya.

5
7. Agar dapat dikembangkan cara-cara makan yang sesuai dengan
etika pergaulan setempat.
Menyajikan fasilitas kafetaria untuk memantu program sekolah
secara menyeluruh. Kafetaria ini merupakan bagian yang internal
dari program pendidikan di sekolah. sekolah harus dapat
menggunakan kafetaria sebagai suatu upaya sekolah yang sangat
bernilai bagi tujuan sekolah seperti kesehatan, efektifitas sosial,
efisiensi ekonomi dan apresiasi keindahan. Warga sekolah harus
mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam belajar dalam belajar
secara tidak efektif di dalam kafetaria.
William H. Roe dalam bukunya School Business Management
menyebutkan beberapa tujuan yang dapat dicapai melalui
penyediaan layanan kantin di sekolah:
1. Memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar
memilih makanan yang baik atau sehat;
2. Memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara
nyata;
3. Menganjurkan kebersihan dan kesehatan;
4. Menekankan kesopanan dalam masyarakat, dalam bekerja,
dan kehidupan bersama;
5. Menekankan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai
dengan yang berlaku di masyarakat;
6. Memberikan gambaran tentang manajemen yang praktis
dan baik;
7. Menunjukkan adanya koordinasi antara bidang pertanian
dengan bidang industri;
8. Menghindari makanan yang tidak bersih dan tidak sehat4.

b. Fungsi Kafetaria Sekolah


Karena fakta bahwa banyak sekolah tidak memperhatikan
kafetaria sebagai salah satu tempat yang sangat penting di sekolah,
sangat penting bagi sekolah untuk menyediakannya. Kadang-
kadang, sekolah hanya membangun kafetaria yang sangat kecil,
yang bahkan tidak seimbang dengan jumlah orang yang tinggal di
sana.
Sangat penting juga untuk mengatur kursi dan meja agar
siswa sekolah merasa nyaman saat makan atau hanya berbicara

4
Rika Ariyani,”Layanan Kantin atau Kafetaria Sekolah”, Rika Ariyani.com. Juli,05,2022,
https://www.rikaariyani.com/2022/07/layanan-kantin-atau-kafetaria-sekolah.html
6
atau berbicara di kafetaria. Secara umum layanan kafetaria sekolah
adalah, sebagai berikut:
1. Membantu pertumbuhan dan kesehatan siswa dengan
jalan menyediakan makanan yang sehat, bergizi, dan
praktis
2. Mendorong siswa untuk memilih makanan yang cukup
dan seimbang
3. Untuk memberikan pelajaran sosial kepada siswa
4. Memperlihatkan kepada siswa bahwa faktor emosi
berpengaruh pada kesehatan seseorang
5. Memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi
secara nyata
6. Mengajarkan penggunaan tata krama yang benar dan
sesuai dengan yang berlaku di masyarakat
7. Sebagai tempat untuk berdiskusi tentang pelajaran-
pelajaran di sekolah dan tempat menunggu apabila ada
jam-jam kosong.
Adapun fungsi layanan kafetaria sekolah meliputi fungsi
normatif, edukatif, dan preventif. Fungsi normative layanan
kafetaria sekolah meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Melalui kafetaria sekolah peserta didik dapat dilatih
cara makan yang baik sesuai dengan etika setempat.
2. Melalui kafetaria sekolah peserta didik dapat
memahami cara makan dan etika maka yang dianut
oleh peserta didik lain yang berlainan kultur dengannya
3. Melalui kafetaria sekolah peserta didik dapat dijaga
agar makan dan minum yang tidak terlarang
Fungsi edukatif kafetaria sekolah meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Melalui kafetaria sekolah peserta didik akan tau
cara makan yang sehat.
2. Melalui kafetaria sekolah peserta didik akan tau
jenis makanan murah yang mempunyai kandungan
gizi yang memadai.
3. Melalui kafetaria sekolah peserta didik dapat dilatih
makan dan minum dengan baik.
4. Melalui kafetaria sekolah peserta didik dapat
mengembangkan keterampilan sosialnya sambil
makan dan diminum
5. Melalui kafetaria sekolah peserta didik dapat
merancang kegiatan konstruktif.
7
6. Melalui kafetaria sekolah peserta didik dapat
mendiskusikan materi pelajaran dalam rangka
pendalaman
7. Melalui kafetaria sekolah peserta didik
mendapatkan informasi dan pengetahuan baru yang
konstruktif dari temannya, dari koran, dan dari
kafetaria itu sendiri.
Fungsi preventif layanan kafetaria sekolah meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1. Mencegah peserta didik agar tidak mengkonsumsi makanan
dan minuman yang tidak dapat dijamin kebersihan dan
kesehatannya.
2. Mencegah peserta didik agar tidak menjadikan warung
disekitar sekolah sebagai tempat untuk melakukan
pelanggaran-pelanggaran
3. Mencegah peserta didik tidak mengkonsumsi makanan dan
minuman terlarang yang dapat mengganggu dan
membahayakan kesehatan mereka.
4. Menempatkan peserta didik pada tempat yang mudah
pengontrolannya.5
Berhubungan dengan tujuan dan fungsi kafetaria diatas,
maka sekolah harus menyediakan kafetaria yang bersih,
menyenangkan, luas, menarik, tenang, dan tertib. Karena banyak
kita ketahui bahwa sekolah-sekolah tidak begitu memfokuskan
kafetaria sebagai salah satu tempat yang sangat penting di sekolah.
Terkadang sekolah hanya membangun kafetaria yang sangat kecil
bahkan tidak seimbang dengan jumlah warga yang ada di sekolah.
Begitupun juga penataan meja atau kursi, penataan kursi dan meja
sangat penting agar warga sekolah saat berkunjung di kafetaria bisa
merasa nyaman, baik saat makan ataupun hanya sekedar berdiskusi
atau mengobrol. Karakteristik kafetaria di sekolah yaitu
menyediakan kafetaria yang bersih, hangat, menyenangkan,
menarik, tenang, dan tertib.6

5
Manajemen Layanan Khusus, Aryawiga, 2012
6
Pengelolaan Kafetaria Sekolah, Alvionitalinda, 2013
8
4. Prinsip Pelaksanaan Program Kafetaria Sekolah
Imron, 1995 mengemukakan ada beberapa prinsip yang harus dipedomani dalam
layanan kafetaria antara lain:
1. Prinsip keterjangkauan. Makanan dan minuman yang disediakan di kafetaria
sekolah haruslah terjangkau oleh uang saku peserta didik dengan aneka ragam
latar belakang ekonomi. Prinsip ini harus dipedomani, karena jika tidak bisa
bertentangan dengan misi layanan kepada peserta didik.
2. Prinsip pendidikan. Dimana layanan kafetaria yang disediakan kepada peserta
didik haruslah dalam kerangka pendidikan kepada peserta didik. Berarti,
layanan kafetaria peserta didik tidak banyak diorientasikan ke profit atau
sekedar mencari keuntungan. Pedoman atas prinsip pendidikan ini membawa
implikasi luas dalam pelayanan kafetaria. Ia harus senantiasa menjadikan
peserta didik semakin baik dilihat dari sisi pendidikan dalam pengertian
seluas-luasnya.
3. Prinsip kooperatif. Penyelenggaraan layanan kafetaria haruslah
memungkinkan kerjasama yang baik antara peserta didik dengan pengelola
yang terdiri dari personalia sekolah atau orang lain yang ditunjuk. Pedoman
prinsip ini, menjadikan penyebab harga-harga yang ditawarkan oleh kafetaria
kepada peserta didik haruslah didasarkan atas kesepakatan-kesepakatan yang
dibangun sebelumnya. Kafetaria tidak menentukan harga sepihak, sebaliknya
peserta didik juga tidak boleh mengadakan penawaran sepihak yang
menyebabkan kafetaria rugi dan tidak dapat melanjutkan usahanya.
4. Prinsip membantu peserta didik. Kafetaria yang diadakan oleh sekolah
bermaksud memberikan layanan kepada peserta didik. Jika prinsip ini tidak
dapat dijalankan dengan baik, maka sebaiknya jika kafetaria ditiadakan.
Pemedoman prinsip ini akan menjadikan peserta didik dapat memesan
makanan dan minuman justru disaat-saat mereka membutuhkan.
5. Prinsip kesehatan. Prinsip ini menekankan agar makanan dan minuman yang
tersedia haruslah terjamin kebersihan dan kesehatannya. Makanan yang
terjamin kesehatan dan kebersihannya dapat menjadikan peserta didik
terdukung kegiatan belajarnya. Pemedoman prinsip ini menjadikan penyebab
bahwa kafetaria sekolah tidak akan menjual rokok, minuman keras dan yang
mempunyai kadar alcohol serta makanan lain yang tidak baik untuk
kesehatan.
Adapun pelaksanaan program kafetaria sekolah dapat diterapkan dengan jenis
layanan kafetaria yang dapat dikembangkan di sekolah antara lain:
1. Sistem dilayani, sistem ini peserta didik dapat memesan makanan atau
minuman yang ia inginkan. Kelebihan dari sistem layanan ini adalah bahwa
keamanan makanan dan minuman dari mereka yang nakal akan terjamin, oleh
karena peserta didik hanya dapat mengambil makanan berdasarkan apa yang ia
pesan kepada petugas. Sistem dilayani ini ada dua macam yaitu:

9
a. Pemesan duduk ditempat sedangkan petugas kafetaria mengantarkan
jenis makanan dan minuman kemeja dan tempat duduk pemesan.
Setelah makan dan minum pemesan kemudian membayar ke tempat
kasir setelah membayar pemesan kemudian boleh keluar dari kafetaria.
b. Pemesan membawa baki sendiri kedepan petugas kafetaria, kemudian
petugas kafetaria meletakkan jenis makanan dan minuman yang dipesan
diatas baki. Selanjutnya pemesan membawa baki yang diatasnya sudah
ada makanan dan minuman kearah kasir untuk membayar. Setelah
membayar, pemesan membawa makanan dan minuman yang ada dibaki
ke meja dan tempat duduk yang telah tersedia. Selesai makan dan
minum pemesan kemudian keluar dari kafetaria.
2. Sistem melayani sendiri atau swalayan (Self Service). Sistem melayani sendiri
adalah suatu sistem dimana peserta didik dapat mengambil makanan sendiri
yang ia sukai dan tersedia di kafetaria tersebut. Ada dua macam sistem ini,
yaitu:
a. Sistem memasukkan koin, dimana disuatu tempat telah tersedia
makanan dan minuman, untuk mengambilnya harus dengan
memasukkan sejumlah uang atau koin. Jika sejumlah koin yang
ditentukan dimasukkan ketempat yang ditunjuk, maka keluarlah
makanan dan minuman yang diinginkan, sebaliknya jika koin atau uang
yang dimasukkan masih kurang ia akan keluar lagi sebagai tanda
penolakkan dari mesin yang telah disediakan.
b. Sistem dimana peserta didik dapat mengambil makanan dan minuman
yang disediakan. Makanan dan minuman yang sudah diambil, harus
ditempatkan pada suatu tempat ( misalnya: piring) dan kemudian
dibawa ke kasir untuk dibayar. Setelah membayar, peserta didik dapat
membawanya ketempat duduk dan meja yang tersedia. Barulah ia boleh
memakannya. Setelah makan, peserta didik bebas keluar dari kafetaria.
3. Sistem warung, ialah suatu sistem yang lazim berlaku pada warung-warung.
Dalam sistem ini, ada beberapa jenis makanan dan minuman yang memesan
dahulu sebelum memakan dan meminumnya, tetapi sebaliknya ada jenis
makanan tertentu yang tinggal mengambil saja tanpa memesan terlebih dahulu.
Bahkan ada yang sebagian mengambil sendiri dan sebagian dipesan meskipun
dalam satu porsi. Pembayaran dilakukan menurut kehendak pembeli, jika
pembeli mau membayar setelah makan tidak apa-apa, sebaliknya jika pembeli
menyerahkan uangnya terlebih dahulu juga diperbolehkan. Pada sekolah-
sekolah kita, sistem warung ini yang paling banyak dipergunakan. Alasannya
selain lebih mudah ternyata memang sudah menjadi kebiasaan masyarakat kita.
4. Sistem Bon. Dalam sistem ini peserta didik bebas makan dan minum di
kafetaria dan tidak harus membayar pada saat itu juga. Dalam sistem ini, setelah
memesan makan dan minum kemudian ia mencatat dibuku yang telah
disediakan setelah sebelumnya ia bertanya kepada petugas mengenai harganya.
Atau melapor kepada petugas mengenai makanan dan minuman yang baru saja

10
dimakan dan diminum. Kemudian petugas menginformasikan harganya dan
mencatat pada buku yang tersedia. Sistem pembayaran dapat dilakukan terlebih
dahulu dan dapat dilakukan kemudian. Sistem pembayaran terdahulu dilakukan
dengan cara: peserta didik menitipkan sejumlah uang yang kira-kira cukup
untuk satu bulan. Sistem pembayaran kemudian dilakukan dengan cara: peserta
didik haru membayar sejumlah uang sesuai dengan rekening tagihannya.7

5. Kafetaria Sekolah dan Kaitannya dengan Peningkatan Belajar


Proses belajar di sekolah secara tidak langsung berhubungan dengan kedai,
warung, atau kantin sekolah. Karena siswa kekurangan makanan dan air minum,
proses belajar-mengajar kadang-kadang terhambat. Selama belajar di sekolah, siswa
mengeluarkan banyak energi. Energi ini digunakan untuk kegiatan fisik. Aktifitas
pikir yang dilakukan siswa untuk memahami materi pelajaran dan buku teks yang
ditunjuk telah menghasilkan banyak energi dan tenaga. Akibatnya, siswa sering
merasa lapar setelah belajar, terutama setelah istirahat.
Jadi, siswa harus diberi layanan khusus kafetaria. Memberikan kafetaria kepada
siswa dapat membantu mengurangi insiden yang sering terjadi di luar pengawasan
sekolah. Kafetaria sekolah adalah tempat yang bagus untuk diberikan ke koran atau
majalah untuk orang yang sedang santai dan ingin menikmati waktu mereka.
Kafetaria membantu proses pembelajaran berhasil karena siswa dan guru dapat
mengonsumsi makanan mereka sambil belajar, sehingga mereka tidak lapar saat
pelajaran berlangsung dan mereka tidak perlu pergi jauh dari sekolah untuk
mendapatkan makanan mereka.
Di kantin-kantin dan warung sekitar sekolah tidak jarang dijadikan pos bagi
peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak edukatif. Karena ada
larangan merokok di sekolah. peserta didik sering merokok di kantin atau warung
sekitar sekolah, bahkan peserta didik seringkali mengadakan rencana-rencana yang
tidak edukatif di warung-warung sekitar sekolah. ada juga mereka yang mombolos
yang bersembunyi di kantin atau warung sekitar sekolah, bahkan mereka terkadang
juga terlibat minuman keras di warung yang tidak mudah dikontrol oleh lingkungan
sekolah.
Oleh karena itu layanan kafetaria kepada peserta didik dapat mengurangi
kejadian-kejadian yang tidak diinginkan yang sering terjadi diluar pengawasan
sekolah. Kafetaria sekolah sangat bagus jika disediakan koran atau majalah sehingga
dapat dibaca oleh mereka yang beristirahat dan ingin mengisi waktu istirahatnya
sambil menikmati makanan yang tersedia. Sehingga peserta didik dapat memperoleh
tambahan pengetahuan dari berita dan artikel-artikel yang ia baca.. Selain itu juga
makanan yang tersedia di kafetaria terjamin atas gizi dan kebersihannya sehingga
dapat meningkatkan semangat belajar siswa.
Kafetaria sekolah dapat berperan penting dalam meningkatkan proses
pembelajaran siswa. Berdasarkan beberapa sumber, berikut adalah beberapa hal yang
dapat dihubungkan antara kafetaria sekolah dengan peningkatan belajar siswa:
7
Manajemen Layanan Khusus, Aryawiga, 2012

11
1. Memberikan layanan konsumsi: Kafetaria sekolah memberikan layanan
konsumsi peserta didik, guru, ataupun pegawai sekolah dalam mencukupi
kebutuhan konsumsi yang terjamin kebersihannya dan cukup mengandung
gizi di lingkungan sekolah.
2. Dengan adanya kafetaria, siswa tidak perlu jauh-jauh atau keluar gerbang
sekolah untuk mencukupi kebutuhan konsumsi, sehingga tidak terganggu oleh
rasa lapar saat berlangsungnya proses pembelajaran
3. Membantu siswa memilih makanan: Kafetaria sekolah dapat membantu siswa
memilih makanan yang sehat dan sesuai dengan kebutuhan gizi mereka
4. Hal ini dapat membantu siswa untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan
konsentrasi selama proses pembelajaran.
5. Meningkatkan keterampilan sosial: Melalui kafetaria, siswa dapat dilatih cara
makan yang baik sesuai dengan etika setempat
6. Selain itu, kafetaria juga dapat menjadi tempat untuk siswa berinteraksi
dengan teman-teman mereka dan mengembangkan keterampilan hubungan
pribadi
7. Meningkatkan kesehatan: Kafetaria sekolah dapat membantu menjaga dan
meningkatkan kesehatan baik jasmani maupun rohani peserta didik
8. Dengan adanya kafetaria, siswa dapat memperoleh makanan yang sehat dan
bergizi, sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan konsentrasi selama
proses pembelajaran.
Namun, perlu diingat bahwa kafetaria sekolah harus dikelola dengan baik dan
memperhatikan aspek kesehatan dan gizi siswa. Kepala sekolah harus memikirkan
atau mengupayakan kehadiran kafetaria sekolah itu mempunyai sumbangan positif
dalam proses belajar-mengajar anak di sekolah.
6. Tata Tertib, Administrasi, dan Evaluasi Kafetaria Sekolah
a. Tata Tertib Kafetaria Sekolah
Kantin sekolah dirancang untuk menyediakan makanan dan minuman bagi
siswa dan karyawan sekolah lainnya. Setiap penjual dan siswa dapat menetapkan
aturan tata tertib untuk tetap tertib. Banyak sekolah saat ini berusaha membuat
kantin sehat.Hal ini dilakukan untuk mencegah siswa membuang waktu dan
mencari jajanan di luar. Kantin juga harus memiliki suasana yang nyaman untuk
menarik perhatian siswa agar tidak mencari jajanan di luar.
Sangat penting untuk memiliki tata tertib di kantin. Tata tertib ini dapat
digunakan oleh siswa dan penjual, dan diharapkan membuat kantin lebih nyaman
dan bersih. Pada dasarnya tata tertib kafetaria ini tergantung pada kebijakan
masing- masing sekolah.
Berikut ini tata tertib kafetaria sekolah yang kami dapat dari hasil
pencarian meliputi yaitu :
1. Kantin hanya dibuka ketika jam istirahat.
2. Mengucapkan salam ketika masuk ke kantin.
3. Selalu menjaga kebersihan.
4. Kantin harus bebas asap.

12
5. Membayar terlebih dahulu sebelum menikmati hidangan.
6. Tidak berjalan jalan ketika sedang makan maupun minum.
7. Menjaga kondisi kantin tetap tenang dan bersih.
8. Jika memungkinkan untuk mengantri, cobalah mengantri dengan
tertib.
9. Selalu bersikap ramah dan berbicara dengan bahasa yang baik dan
sopan.
10. Bayar cash / tanpa bon.
Adapun sebagai contoh, tata tertib kafetaria sekolah adiwiyata
SMA Negri 110 Jakarta,sebagai berikut :
1. Tidak menggunakan piring, gelas, dan sendok plastik sekali
pakai.
2. Buang sampah di tempat yang disediakan (bak organik dan bak
non organik).
3. Pemilik kantin bertanggungjawab menjaga kebersihan dan
kenyamanan di kantin.
4. Pemilik kantin melaksanakan piket di area kantin sesuai
dengan jadwal piket harian.
5. Tidak menjual rokok atau menyediakan tempat merokok.
6. Waktu dhuhur tidak ada transaksi jual beli, semua wajib shalat
berjamaah, siswi yang sedang berhalangan berkumpul di kelas
yang disediakan untuk mengikuti pembinaan. Siswa non-
muslim mengadakan kebaktian bersama8.

b. Administrasi Kafetaria Sekolah


Kafetaria/warung/kantin sekolah tidak harus diadministrasikan oleh pihak
sekolah,tetapi juga dapat diadministrasikan oleh pribadi di luar sekolah atau
seperti darma wanita sekolah. Namun kafetaria/warung/kantin sekolah ini tetap
tidak boleh terlepas dari perhatian kepala sekolah. Kepala sekolah harus
memikirkan serta mengupayakan agar kehadiran kafetaria/warung/kantin sekolah
itu mempunyai sumbangan positif dalam proses belajar-mengajar anak di sekolah.
Administrasi kafetaria sekolah adalah tata kelola dan pengelolaan
kafetaria, warung, atau kantin yang ada di sekolah. Administrasi kafetaria sekolah
bertujuan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan makanan yang dijajakan
kepada siswa, serta menjaga kebersihan tempat yang digunakan.
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam administrasi
kafetaria itu adalah :
1) Administrasi kafetaria/warung/kantin sekolah harus menjaga
kebersihan(higienitas) masakan yang dijajakan kepada para siswa.

8
Tata Tertib Adiwiyata SMA 110 Jakarta, https://sman110.sch.id/adiwiyata/tata-tertib ,(diakses 10 oktober
2023).

13
2) Tempat yang digunakan juga harus menjadi pertimbangan utama, karena
kebersihan diharapkan dapat menjauhkan penyebaran hama penyakit.
3) Makanan yang disediakan hendaknya makanan yang bergizi tinggi,
memiliki vitamin-vitamin yang diperlukan siswa pada umumnya.
4) Harga makanan-makanan hendaknya dapat dijangkau atau sesuai dengan
kondisi ekonomi siswa.
5) Mengupayakan agar kafetaria/warung/kantin sekolah tidak memberikan
layanan dan kesempatan kepada para siswa untuk dapat berlama-lama atau
nongkrong. Kondisi yang seperti itu akan menyokong munculnya
perilaku-perilau negatif9.
6) Kafetaria sekolah harus bersih, menyenangkan,luas,menarik,tenang,dan
tertib
7) Administrasi kafetaria sekolah harus dikelola dengan pendekatan
psikologis dan kepemimpinan yang efisien
Dalam administrasi kafetaria sekolah, kepala sekolah harus selalu melihat
hubungan antara layanan khusus dengan program pendidikan secara menyeluruh.

c. Evaluasi Kafetaria Sekolah


Layanan khusus kantin perlu ada evaluasi secara runut dan sitematis
tentang kualitas pangan dan pelayanan serta menjadi wadah edukasi dan
pembiasaan tidak hanya hidup sehat namun juga wujud menjaga pelestarian
lingkungan.
Evaluasi kafetaria sekolah adalah proses penilaian dan pengawasan
terhadap p (Shofanadhiya, 2009) (Ningsih, 2020) (Bastiar, 2017) (Ariyani, 2022)
(Aryawiga, 2012) (Aunnitaliada, 2013) (Putri Asifa, 2020) (Anandaamin,
2012)enyelenggaraan kantin dan jajanan sehat di sekolah. Evaluasi ini penting
untuk memastikan bahwa kafetaria sekolah memberikan pelayanan yang baik dan
menyediakan makanan yang sehat bagi para siswa dan staf sekolah
Beberapa faktor yang perlu dievaluasi dalam kafetaria sekolah antara lain:
1. Komitmen dan Manajemen Sekolah: Evaluasi harus melibatkan
komitmen dan manajemen sekolah dalam monitoring, supervisi, dan
evaluasi diri penyelenggaraan kantin dan jajanan sehat di sekolah
2. Sumber Daya: Evaluasi harus memperhatikan ketersediaan sumber
daya yang memadai, seperti dana, tenaga kerja, dan peralatan, untuk
menjalankan kafetaria sekolah dengan baik
3. Hubungan dengan Pembelajaran: Evaluasi juga harus
mempertimbangkan hubungan antara kafetaria sekolah dan proses
pembelajaran, serta proses revisi dan perbaikan yang dilakukan dalam
pengelolaan kafetaria

9
Putri Asifa,Hade Afriansyah,”ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS”,Padang,2020,h.3-4.

14
4. Higiene dan Sanitasi: Evaluasi harus memastikan bahwa kafetaria
sekolah menjaga kebersihan dan sanitasi yang baik, baik dalam
penyediaan makanan maupun dalam pengelolaan tempat
5. Pencegahan Penyakit: Evaluasi kafetaria sekolah juga harus
memperhatikan upaya pencegahan penyakit, seperti hepatitis akut,
dengan memastikan kebersihan dan kualitas makanan yang disediakan
Berdasarkan hasil pencarian, berikut ini adalah beberapa bahan evaluasi
untuk kantin sekolah:
1. Menu: Evaluasi variasi dan kualitas makanan dan minuman yang
ditawarkan di kantin. Menu harus mencakup pilihan yang sehat dan
memenuhi kebutuhan dan preferensi diet yang berbeda.
2. Harga: Evaluasi keterjangkauan harga makanan dan minuman di
kantin. Harga harus masuk akal dan dapat dijangkau oleh semua siswa.
3. Pelayanan: Evaluasi efisiensi dan keramahan staf kantin. Layanan
harus cepat dan sopan, dan staf harus memiliki pengetahuan tentang
makanan dan minuman yang mereka sajikan.
4. Kebersihan: Evaluasi kebersihan dan higienitas kantin. Kantin harus
bersih dan terawat dengan baik, serta area persiapan dan penyimpanan
makanan harus memenuhi standar kesehatan dan keselamatan.
5. Umpan balik: Kumpulkan umpan balik dari siswa, guru, dan orang tua
mengenai pengalaman mereka dengan kantin. Hal ini dapat dilakukan
melalui survei, kotak saran, atau sarana komunikasi lainnya.
6. Kesehatan dan gizi: Mengevaluasi nilai gizi dari makanan dan
minuman yang ditawarkan di kantin. Kantin harus mempromosikan
kebiasaan makan yang sehat dan memberikan informasi tentang
kandungan gizi makanan dan minuman.
7. Keberlanjutan: Mengevaluasi dampak lingkungan dari kantin. Kantin
harus menggunakan praktik-praktik berkelanjutan seperti mengurangi
sampah makanan, menggunakan wadah yang dapat digunakan
kembali, dan membeli bahan makanan secara lokal jika
memungkinkan.
Jadi, 7 komponen evaluasi ini dapat membantu sekolah meningkatkan
kualitas layanan kantin dan mempromosikan kebiasaan makan sehat di kalangan
siswa.

C. PENUTUP
KESIMPULAN
Kafetaria sekolah ini merupakan termasuk bagian dari manajemen layanan
khusus, dan layanan kafetaria sekilah ini juga termasuk dalam program MBS, dalam
meningkatkan mutu sekolah. Kafetaria, warung, atau kantin sekolah adalah tempat
pelayanan khusus di mana siswa dan karyawan sekolah lainnya menerima makanan dan

15
minuman. Kafetaria juga sangat penting dan merupakan bagian penting dari program
pendidikan di sekolah. Untuk mendukung program sekolah secara keseluruhan, sebagian
besar sekolah memiliki kafetaria.
Sekolah harus memiliki kafetaria karena sangat bermanfaat bagi tujuan sekolah
seperti kesehatan, efisiensi sosial, efisiensi ekonomi, dan hubungan kelompok. Kafetaria
sekolah ini mulai mencakup dari tujuan,fungsi, administrasi,dan tata tertib, evaluasi, serta
berhubungan dan menyangkut dengan peningkatan pembelajaran siswa.
Salah satu komponen penting perkembangan kognitif anak usia sekolah akan
dipengaruhi oleh pertumbuhan mereka, yang berdampak pada prestasi belajar
mereka.Salah satu istilah yang digunakan untuk menggambarkan prestasi belajar adalah
penilaian yang dibuat oleh seseorang tentang kapasitas mereka untuk memahami materi
pelajaran yang diajarkan di sekolah. Berbagai faktor memengaruhi prestasi belajar anak,
salah satunya adalah status gizi mereka. Anak dengan status gizi yang baik memiliki
nutrisi yang cukup di dalam tubuh mereka untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, salah satunya perkembangan otak.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anandaamin. (2012). MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS ( TUJUAN DAN FUNGSI


KAFETARIA SEKOLAH).
Ariyani, R. (2022, Juli 05). Layanan Kantin atau Kafetaria Sekolah. Rika Ariyani.com .
Aryawiga. (2012). MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS.
Aunnitaliada. (2013). Pengelolaan Kafetaria Sekolah.
Bastiar, a. (2017). MANAJEMEN DISTRIBUSI DANA ZAKAT dalam PROGRAM KANTIN
SEHAT (STUDI KASUS di BAZNAS KABUPATEN BANYUMAS. PhD Thesis, IAIN
Purwekerto, 12.
Ningsih, K. (2020). ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS . 4.
Putri Asifa, H. A. (2020). Administrasi Layanan Khusus. 3-4.
Shofanadhiya, A. (2009). HUBUNGAN MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS KAFETARIA
dengan HASIL BELAJAR SISWA. INA-RXIV, 1-2.

17

Anda mungkin juga menyukai