Oleh :
Lutfy Choirul Huda
18604224054
A. Latar Belakang
Goal (MDGs) nomor empat. Berdasarkan data WHO, target Infant Mortality
Rate (IMR) di tahun 2015 adalah 23 tetapi Indonesia hanya bisa mencapai 32.
kondisi beban ganda malnutrisi yang terjadi. Data Riset Kesehatan Dasar
tahun yang mengalami berat badan kurang sebesar 19.7%; kerdil 37.2%, dan
kombinasi kelebihan berat badan dan obesitas sebesar 11.9% (Rachmi CN,
2016: 1-17).
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
1
berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
Kantin menjadi salah satu ruang lingkup penting higiene dan sanitasi
sekolah. Aspek lain sanitasi di sekolah akan banyak berbicara masalah tentang
(ventilasi, jarak tempat duduk siswa dan papan tulis, ergonomi, dan lainnya).
tempat, sanitasi air bersih (Hermiyanti dalam (Hapsari, 2020)). Kantin juga
kesehatan anak sekolah, hampir lebih dari 99% anak sekolah jajan di sekolah
sekitar 6-7 jam (Hapsari, 2020). Permasalahan jajanan sehat dikantin sekolah
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada tahun 2015 melakukan uji
di Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa 39,95% dari 344 contoh jajanan
2
minuman ringan(62,50%) juga mengandung bahan berbahaya dan tercemar
bakteri pathogen. Jenis lain yang tidak memenuhi syarat adalah saus dan
sambal (61,54%).
Sekolah (PJAS) terhadap 4 sampel jenis pangan paling bermasalah yaitu es,
menunjukkan dari sebanyak 627 sampel yang diuji, 45 (39,07%) sampel tidak
oleh produk minuman berwarna dan sirup serta es. Trend hasil pengujian yang
pengujian PJAS, maka pada pelaksanaan sampling dan pengujian PJAS Tahun
415746) yang mengatakan bahwa lingkungan dapat menjadi faktor kuat untuk
3
Penyelenggaraan kantin sehat di sekolah membutuhkan empat pilar
sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan mutu pangan (Februhartanty,
sebagai konsumen yang memanfaatkan jasa penjual di kantin. Oleh karena itu,
Yogyakarta, merupakan hal yang sangat penting. Hal tersebut berkaca pada
salah satu kasus yang terjadi pada tanggal 23 September 2022 lalu bahwa
luar sekolah pada MI Maarif Bulurejo, Yogyakarta (Jogja, 2022). Pada tahun
2013 lalu juga terdapat kasus 27 siswa salah satu SD Negeri di Kabupaten
diketahui bahwa penerapan kantin sehat sekolah penting untuk dilakukan agar
4
pihak sekolah dapat mengawasi dan mengkoordinir kualitas jajanan yang ada
di sekolah.
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut:
memprihatinkan.
5
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Sleman.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
bagi standarisasi sarana dan prasarana terkait kondisi kantin sehat sekolah
yang baik dan nantinya hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan
dalam pengembangan dari sumber yang telah ada baik teori maupun
undang-undang terkait kondisi kantin sehat yang ada, serta dapat menjadi
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
6
di sekolah serta penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai
dasar dan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
a. Kantin Sehat
sekolah merupakan salah satu tempat jajan anak sekolah selain penjaja
makanan sebagai pengganti makan pagi dan makan siang di rumah serta
8
menerapkan ilmu kesehatan dan gizi, serta menerapkan perilaku hidup
kantin Sehat Sekolah adalah suatu unit kegiatan di sekolah yang memberi
manfaat bagi kesehatan. Karena itu suatu kantin sehat harus dapat
higienis dan aman dikonsumsi, bagi peserta didik serta warga sekolah
lainnya.
pemenuhan gizi harian warga sekolah, kantin juga dapat menjadi sumber
sebagainya;
9
mata pelajaran, di antaranya ekonomi, akuntansi, kimia, biologi,
berikut:
aman.
di kantin sekolah.
kantin sehat. Kriteria kantin yang sehat perlu ditunjang oleh sarana
10
(PHBS) yang memadai. Sarana dan prasarana yang memadai untuk
diperhatikan.
11
plastik, alas kaki yang bersih, serta selalu mencuci tangan sebelum
menyiapkan makanan.
umumnya
yaitu:
lembab;
12
d. Bahan berbahaya seperti racun tikus, kecoa tidak boleh
disimpan di kantin;
sebagai berikut:
ruang khusus.
13
g. Terdapat exhaust fan jiika memungkinkan.
7. Penyajian/penjualan pangan
sepinggan.
sebagai berikut:
14
b. Meja dan kursi harus selalu dibersihkan setelah
dibersihkan;
9. Fasilitas sanitasi
terbuka harus memiliki suplai air bersih yang cukup, baik untuk
kantin dapat diperoleh dari air PAM atau air sumur, disesuaikan
a. Air harus bebas dari mikroba dan bahan kimia yang dapat
berbau.
15
mengolah bahan pangan harus memenuhi persyaratan
berikut:
makanan;
seperti sapu lidi, sapu ijuk, selang air, kain lap, sikat, kain
16
b. Makanan
keseimbangan air, mineral, dan cairan tubuh yang lain, juga berperan di
yang diperlukan setiap saat dan memerlukan pengolahan yang baik dan
benar agar bermanfaat bagi tubuh, karena makanan sangat diperlukan untuk
dalam bentuk olahan yang dimakan manusia kecuali air dan obat-obatan.
diantaranya :
selanjutnya.
dan pengeringan.
17
4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit
dipersiapkan, dan disajikan dengan cara sedemikian sehingga tetap terjaga dan
meningkat serta flavornya, maupun nilai gizi dan menarik, dapat diterima
2004 tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan, menyatakan bahwa mutu
pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan,
Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat
adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari
lainnya keamanan pangan diartikan sebagai terbebasnya makanan dari zat atau
zat itu secara alami terdapat dalam bahan makanan yang digunakan atau
18
tercampur secara sengaja atau tidak sengaja kedalam bahan makanan atau
keamanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin bahwa pangan yang
menjamin bahwa pangan yang telah diproduksi sesuai tahapan yang normal
19
1. penggunaan bahan pangan mentah yang tercemar mikroba
pathogen.
20
B. Penelitian Terdahulu
21
Penulis Judul / Sumber Teknik Kesimpulan
(Tahun) Analisi
Data
kandungan
MPN E. coli
berkisar antara
2,2 sampai 20.
(Putri D. H., Gambaran Deskriptif - Higiene dan
2019) Higiene dan sanitasi kantin
Sanitasi Kantin SMP di
Sekolah Kecamatan
Menengah pasar Turi
pertama di sebanyak 7
Kecamatan Turi kantin
(63,64%) tidak
memenuhi
syarat dan 4
kantin
(36,36%)
memenuhi
syarat.
- sebanyak 11
penjamah
makanan
(100%)
memenuhi
syarat
- Konstruksi
bangunan 5
kantin
(45,46%) tidak
memenuhi
syarat dan 6
kantin
(54,54%)
memenuhi
syarat.
- Sarana sanitasi
22
Penulis Judul / Sumber Teknik Kesimpulan
(Tahun) Analisi
Data
9 kantin
(81,82%) tidak
memenuhi
syarat dan 2
kantin
(18,18%)
memenuhi
syarat
- Seluruh kantin
(100%)
kepadatan lalat
memenuhi
syarat
- Kantin sekolah
yang sehat di
Kecamatan
Turi terdapat 4
kantin sekolah
(36,36%).
23
Penulis Judul / Sumber Teknik Kesimpulan
(Tahun) Analisi
Data
menajalankan
pengelolaan
kantin sehat.
- Pengawasan
manajemen
kantin sehat
SMAN 3
Rangkasbitung
yaitu
melibatkan
bebearapa
personil guru
dan kepala
sekolah, tim
pengembang
kantin SMAN
3
Rangkasbitung
sudah
terlaksana
dengan cukup
baik.
- Pendukung
kantin SMAN
3
Rangkasbitung
sudah memilki
standar kantin
sehat. Ini telah
dibuktikan
dengan
pemerolehan
sertifikat
Adiwiyata dari
kementerian
24
Penulis Judul / Sumber Teknik Kesimpulan
(Tahun) Analisi
Data
ketahanan
pangan.
Selanjutanya
SMAN 3
Rangkasbitung
sudah
memperoleh
akreditasi A
dari BAN-PT.
(Sikettang, Analisis Sanitasi Deskriptif sarana penyediaan
2020) Dasar, dan air bersih dan
Tingkat pengelolaan air
Kepadatan Lalat limbah pada
pada Kantin seluruh kantin telah
Siswa Sekolah memenuhi syarat
Menengah kesehatan. Namun
Pertama pada jamban dan
Kecamatan pembuangan
Kerajaan sampah belum
Kabupaten memenuhi syarat
Pakpak Bharat kesehatan karena
2019 ada beberapa syarat
yang tidak
terpenuhi yaitu
masih terciumnya
bau dari jamban
dan tidak
tersedianya sabun
pada jamban
seluruh sekolah dan
tempat sampah
tidak tertutup.
Kepadatan lalat
pada kantin sekolah
antara 0-10.
25
Penulis Judul / Sumber Teknik Kesimpulan
(Tahun) Analisi
Data
Kepadatan lalat
yang memenuhi
syarat terdapat
pada pengelolaan
air limbah dan
penyediaan air
bersih dan yang
belum memenuhi
syarat kesehatan
yaitu > 0 terdapat
pada tempat
sampah dan
jamban.
Disarankan bagi
pemilik kantin
sekolah diharapkan
agar dapat
meningkatkan
sanitasi dasar yang
telah dimiliki
tempat sampah
yang tidak mudah
berkarat, tertutup,
kedap air, dan
menyediakan sabun
pada toilet.
C. Kerangka Berpikir
26
jajanan tidak sehat yang dijual sembarangan oleh para penjaja di sekitar
sekolah menjadi permasalahan dan ancaman bagi para siswa yang sangat
buatan, penyedap dan sebagainya agar makanannya lebih menarik dan tahan
yang tepat terhadap permasalahan yang ada dengan meneliti kantin makanan
sehat di sekolah dasar yang telah di terapkan. Penelitian ini bertujuan untuk
fisik kantin sehat di sekolah dasar, dan makanan sehat yang ada di kantin
27
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Kesimpulan
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
terhadap variabel terikat. Maka dari itu penelitian ini dilakukan menggunakan
objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel
observasi dengan form survey yang akan dilakukan langsung oleh peneliti
pada pembahasan. Adapun variabel yang akan diukur pada penelitian ini
29
yang ada adalah dengan berdasarkan aspek-aspek menurut kementerian
2020: 26-32)
7. Penyajian/penjualan pangan
9. Fasilitas sanitasi
terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
30
sekolah dasar negeri, maka untuk sampel akan diambil keseluruhan dari
keadaan atau prilaku objek sasaran (Nasution, 2006: 9-11). Sementara itu,
data informasi tentang poplasi yang besar dengan menggunakan sampel yang
relatif lebih kecil. Penelitian survei mulai berkembang dari abad ke 20-an.
dari kelompok besar orang dengan tujuan mendiskripsikan berbagai aspek dan
2) Data informasi diperoleh dari pengajuan pertanyaan (tertulis dan bisa juga
lisan) dari populasi, 3) Data informasi diperoleh dari sampel bukan dari
31
Seperti yang tertera diatas ada beberapa tahap atau proses dari
penelitian survei, dan tahap-tahap umum tersebut dapat diambil secara garis
6. Pengolahan data.
atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar
32
memberikan informasi tentang data yang dimiliki dan tidak bermaksud
menguji hipotesis.
33
BAB IV
Kecamatan Ngemplak memiliki luas 35,71 km2 dan terdiri dari 5 Desa
sebesar 66.899 jiwa, terdiri dari 33.495 laki-laki dan 33.404 perempuan.
Kecamatan Ngemplak adalah 1.873 jiwa per km2. Desa yang relatif paling
(BPS, 2019).
34
Pada penelitian ini, sekolah dasar negeri yang diobservasi dan diteliti
B. Hasil Penelitian
Sekolah adalah suatu unit kegiatan di sekolah yang memberi manfaat bagi
kesehatan. Karena itu suatu kantin sehat harus dapat menyediakan makanan
utama atau ringan yang menyehatkan, yaitu bergizi, higienis dan aman
35
dikonsumsi, bagi peserta didik serta warga sekolah lainnya. Tujuan kantin
sekolah, tempat warga sekolah untuk memilih makanan yang aman dan
bergizi, serta sebagai media pendidikan dan budaya makan makanan sehat dan
bergizi.
sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada pada kantin sehat atau belum. Adapun
36
KM1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
KM2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
indicator dari Komitmen dan Manajemen yang dilihat dari apakah piihak
37
protocol Kesehatan, atau dapat dikatakan 6 sekolah dasar dari 22 sekolah
Hal tersebut juga dapat dilihat dari hasil deskripsi data pada table
yang memenuhi skor 3 dan skor 4. Yang mana artinya pada skor 3,
38
pengawas tidak berjalan sesuai dengan tugasnya. Sementara pada skor 4,
artinya sekolah telah membentuk tim pengawas kantin dan tim pengawas
kantin sekolah karena kurangnya sumber daya manusia yang ada pada
sekolah tersebut. Guru dan staff sudah sibuk dengan tupoksi kerjanya
rangkap.
sebagai berikut.
39
Gambar diagram di atas, menunjukkan rata-rata skor dari seluruh
pengadaan kantin sehat. Dapat dilihat bahwa rata-rata skor tertinggi dari
lebihd ari 40% dari sampel penelitian. Hal ini artinya pemenuhan aspek
40
Sarana prasarana juga menjadi hal utama dalam perwujudan kantin
sehat. Kriteria kantin yang sehat perlu ditunjang oleh sarana prasarana
tempat makan, dan tempat penyimpanan yang harus sesuai standar kantin
hasil data survey yang telah diolah menggunakan software analisis IBM
SDM1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pertama dalam aspek Sumber Daya Manusia yang harus dipenuhi untuk
pelindung diri seperti masker, celemek, sarung tangan, dan tutup kepala
41
Sebagaimana data pada table tersebut, terlihat bahwa mayoritas
celemek, sarung tangan, masker, dan tutup kepala untuk petugas yang
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
keadaan sehat atau tidak menderita penyakiti batuk, pilek, atau penyakit
lainnya.
42
Sebagaimana data pada table tersebut, terlihat bahwa mayoritas
penjual selalu berjualan dalam keadaan sehat dan pihak sekolah sudah
untuk melihat apakah petugas kantin dalam keadaan baik, petugas kantin
harus melalui cek suhu terlebih dahulu sebelum memasuki areal sekolah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
43
Tabel di atas menunjukkan deskripsi data pada indicator ketiga
44
Tabel 4.6 Deskripsi Data Sumber Daya Manusia (4)
SDM4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
keempat dalam aspek Sumber Daya Manusia yang harus dipenuhi untuk
45
tiga sekolah yang benar-benar melakukan control dan pengawasan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kelima dalam aspek Sumber Daya Manusia yang harus dipenuhi untuk
dan minuman, 100% penjual dari sampel penelitian tidak merokok dan
merokok. Selain itu seluruh sekolah dasar pada sampel penelitian ini
kantin.
46
sekolah dasar negeri di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, adalah
sebagai berikut.
pengadaan kantin sehat. Dapat dilihat bahwa rata-rata skor tertinggi dari
frekuensi lebih dari 40% dari sampel penelitian. Hal ini artinya
47
di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ngemplak masih tergolong
cukup baik.
Sarana prasarana juga menjadi hal utama dalam perwujudan kantin sehat.
Kriteria kantin yang sehat perlu ditunjang oleh sarana prasarana yang
mendukung Pembiasaan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang memadai. Sarana
dan prasarana yang memadai untuk kantin sehat sekolah, diantaranya dalam
penyimpanan yang harus sesuai standar kantin sehat. Juga tersedia sarana
pengendalian hama dan serangga. Berdasarkan hasil data survey yang telah
SP1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pertama dalam aspek Sarana dan Prasarana yang harus dipenuhi untuk
48
protocol Kesehatan dimana kebersihan lantai bangunan pada kantin
dimana diperlihatkan dari skor yang cukup baik yaitu masuk kepada
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
harinya.
49
diperlihatkan dari skor yang cukup baik yaitu masuk kepada skor 3-4.
lain tidak memiliki pengawas khusus untuk kebersihan kantin karena itu
sekolah tersebut.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
50
udara dimana diperlihatkan dari skor yang cukup baik yaitu masuk
kepada skor 3-4 hal ini dikarenakan mayoritas kantin merupakan kantin
dapat dengan bebas dan baik beredar. Pada enam sekolah yang
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
keempat dalam aspek Sarana dan Prasarana yang harus dipenuhi untuk
pencahayaan yang baik. Hal ini terliaht dari lampu dalam kantin yang
51
begitu efektif untuk menerima cahaya ke dalam. Akan tetapi meski
dengan cahaya yang cukup terang untuk para penjual yang ada di
SP5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
dan tikus.
dan tikus. Hal ini dikarenakan untuk serangga dan hama, pihak sekolah
52
yang sudah menemui adanya hama tersebut, langsung menyewa
pengadaan kantin sehat. Dapat dilihat bahwa rata-rata skor tertinggi dari
53
lebih dari 40% dari sampel penelitian. Hal ini artinya pemenuhan aspek
d. Bahan Pangan
pada siswa juga sangat penting dalam implementasi dari kantin sehat di
bahan-bahan tersebut menjadi sorotan pada bagian ini. Maka data hasil
survey yang dilakukan peneliti dan diolah dengan IBM SPSS untuk aspek
BP1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
54
Berdasarkan table di atas, dapat diketahui bahwa seluruh
kantin sekolah secara khusus, akan tetapi setiap bahan pangan maupun
BP2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
55
dikarenakan seluruh sekolah mengecam dan benar-benar menjaga atas
kandungan yang ada pada bahan pangan yang hendak diolah untuk
yang akan dijajakan harus terbebas dari zat-zat berbahaya dan apabila
BP3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
protocol Kesehatan dimana bahan pangan yang akan diolah harus tidak
boleh kadaluarsa.
56
sering melakukan sidak dadakan untuk melihat apakah ada bahan
pengadaan kantin sehat. Dapat dilihat bahwa rata-rata skor tertinggi dari
frekuensi lebih dari 50% dari sampel penelitian. Hal ini artinya
57
pemenuhan aspek bahan pangan dalam pengadaan kantin sehat di
baik.
e. Pangan Jadi
hanya menjual makanan olahan, namun juga makanan yang sudah jadi.
hasil survey yang dilakukan peneliti dan diolah dengan IBM SPSS untuk
PJ1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
58
protocol Kesehatan dimana bahan tambahan pangan kadarnya sudah
penjualan makanan yang jelas ijin edarnya dan apabila tidak memiliki
ijin edar maka manajemen sekolah perlu untuk mengetahui siapa yang
langsung.
PJ2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
dalam aspek Pangan Jadi yang harus dipenuhi untuk mewujudkan kantin
kadaluarsa.
59
diperjualkan dan juga telah memperingati penjual kantin sekolah untuk
PJ3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
dalam aspek Pangan Jadi yang harus dipenuhi untuk mewujudkan kantin
khasnya.
60
Tabel 4.18 Data Deskripsi Pangan Jadi
PJ4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
dalam aspek Pangan Jadi yang harus dipenuhi untuk mewujudkan kantin
61
Gambar 4.5 Diagram Pangan Jadi
pengadaan kantin sehat. Dapat dilihat bahwa rata-rata skor tertinggi dari
frekuensi lebih dari 40% dari sampel penelitian. Hal ini artinya
baik.
dimiliki secara terpisah, tidak lembab, jauh dari bahan berbahaya, dan
suhu penyimpanan yang harus sesuai. Hal-hal ini penting agar dapat
62
menjaga bahan pangan agar tidak terkontaminasi oleh bahan-bahan
dari kebusukan. Maka data hasil survey yang dilakukan peneliti dan
diolah dengan IBM SPSS untuk aspek Pangan Jadi adalah sebagai
berikut.
PBP1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pangan jadi.
pangan sudah terkontrol dengan baik dan sudah dipisahkan dari bahan
pangan karena areal penjualan kantin yang sudah cukup mumpuni untuk
memisahkan keduanya.
63
Tabel. 4.20 Data Deskripsi Penyimpanan Bahan Pangan
PBP2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pestisida.
Kesehatan siswa.
PBP3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
64
mewujudkan kantin sehat. Data di atas menunjukkan hasil pelaksanaan
65
Gambar diagram di atas, menunjukkan rata-rata skor dari
tertinggi dari sampel penelitian adalah pada rata-rata skor sebesar 3,57
dengan frekuensi lebih dari 50% dari sampel penelitian. Hal ini artinya
sangat baik.
66
apakah kantin tersebut sesuai dengan protocol Kesehatan yang
Maka dari itu, berikut adalah paparan data hasil survey pada aspek
DR1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
DR2
Cumulative
Frequency 67Percent Valid Percent Percent
kondisi bersih.
68
Tabel 4.24 Data Deskripsi Dapur/Ruang Tempat Pengolahan Makanan
DR3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tersebut dengan baik karena ruangan untuk penjual kantin sudah cukup
DR4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
69
menunjukkan hasil pelaksanaan protocol Kesehatan dimana bebas dari
serangga dan hewat pengerat Ketika terdapat laporan adanya tikus atau
kecoa di sekolah.
DR5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
bersih.
70
service yang selalu merawat dan menjaga kebersihan sekolah,
DR6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
71
Tabel 4.22 Data Deskripsi Dapur/Ruang Tempat Pengolahan Makanan
DR7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
perlatan.
tempat cuci piring pada areal kantin khusus untuk penjual kantin.
Beberapa sekolah sudah melengkapi satu tempat cuci piring untuk satu
bergantian.
DR8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
72
Tabel di atas menunjukkan deskripsi data pada indicator kedelapan dalam
Kesehatan dimana tersedianya tempat sampah yang kuat, kedap air, dan tertutup.
73
Gambar diagram di atas, menunjukkan rata-rata skor dari
skor tertinggi dari sampel penelitian adalah pada rata-rata skor sebesar 4
dengan frekuensi menacpai 100% dari sampel penelitian. Hal ini artinya
h. Penyajian/Penjualan Pangan
secara jelas. Maka berikut adalah paparan data hasil survey yang telah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
74
untuk mewujudkan kantin sehat. Data di atas menunjukkan hasil
tertutup dan sesuai dengan tara pangan atau food grade hingga mencapai
dan bersih, akan tetapi penyajian dilakukan dengan tidak tertutup dan
PP2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
75
setelah pemasakan untuk pangan protein tinggi dan bersantan dan
penyajian tersebut.
PP3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
76
wadah bukan berbahan plastic yang mana terlihat dari pemerolehan skor
kepada siswa.
PP4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
77
PP5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
78
Gambar 4.8 Diagram Penyajian/Penjualan Pangan
tertinggi dari sampel penelitian adalah pada rata-rata skor sebesar 2,4
dengan frekuensi menacpai lebih dari 40% dari sampel penelitian. Hal
beserta rambu-rambunya. Apalagi saat ini kita memasuki era baru paska
79
covid-19 sehingga perlu adanya strategi untuk mengurangi jumlah
Maka dari itu, berikut adalah data hasil survey yang telah diolah oleh
FM1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
80
kursi pada areal kantin sebelum dan sesudah waktu istirahat. Akan tetapi
lebih lanjut.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
81
melakukan pemberian jarak namun masih belum dilakukan karena
pengawasan.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
duduk dalam satu meja hanya boleh diisi 2 orang secara selang-seling.
82
kantin yang tidak sebanding dengan banyaknya siswa, sehingga apabila
yang malah akan membuat kantin menjadi lebih tidak tertib. Maka dari
bahwa satu meja hanya boleh diisi 2 orang secara selang-seling, namun
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
83
skor 2. Hal ini dikarenakan tidak mencukupinya areal kantin apabila
areal kantin.
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
lintas satu arah yaitu dengan adanya arah masuk dan arah keluar yang
84
13,6% dari sampel penelitian yang juga memberikan batas pemisah.
Untuk 50% lainnya hanya memberikan penanda arah jalur dan arahan
bahwa rata-rata skor tertinggi dari sampel penelitian adalah pada rata-
85
rata skor sebesar 2,2 dengan frekuensi menacpai lebih dari 30% dari
j. Fasilitas Sanitasi
menciptakan kebersihan yang baik pula pada siswa, terlebih saat akan
tertutup dan dibuang secara berkala, serta petugas dan alat kebersihan
selalu sigap sedia. Maka dari itu, berikut adalah hasil survey pada aspek
FS1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
86
dimana tersedia dan berfungsinya baik fasilitas air bersih, tempat cuci
fasilitas air bersih, tempat cuci tangan yang baik dengan dilengkapi
sabun cuci tangan, dan tempat sampah yang tertutup dan selalu dijaga
kebersihannya.
sebagai berikut.
87
Gambar diagram di atas, menunjukkan rata-rata skor dari
pengadaan kantin sehat. Dapat dilihat bahwa rata-rata skor tertinggi dari
menacpai 100% dari sampel penelitian. Hal ini artinya pemenuhan aspek
k. Pengunjung Kantin
88
Maka dari itu, berikut adalah hasil data survey yang telah diolah oleh
PK1
Cumulative
Valid Frequency Percent Valid Percent Percent
makanan.
mendapatkan skor 3 dan 4 pada indicator ini. Yang artinya pada skor 3,
siswa cuci tangan dan juga memberikan masker pula, akan tetapi
89
menjelaskan bahwa selain mewajibkan dalam bentuk peraturan, sekolah
PK2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kesehatan dimana posisi tempat duduk harus berjarak minimal 1,5 meter
keterbatasan luas dari ruangan kantin yaitu sebanyak 40.9% dari sampel
90
Gambar diagram di atas, menunjukkan rata-rata skor dari
pengadaan kantin sehat. Dapat dilihat bahwa rata-rata skor tertinggi dari
frekuensi menacpai lebih dari 40% dari sampel penelitian. Hal ini
baik.
C. Pembahasan
91
dasar negeri se-kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta adalah
sebagai berikut:
Rata Skor
rendah
Pengolahan Makanan
rendah
92
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa keseluruhan hasil
melihat dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa aspek paling rendah adalah
dengan adanya komitmen yang kuat maka akan melahirkan kewenangan yang
kuat dalam mewujudkan kantin sehat sekolah. Komitmen ini bisa dibuktikan
dengan surat tugas dari kepala sekolah kepada yang ditunjuk menjadi
minuman yang dijual di kantin adalah merupakan pangan yang aman. Selain
itu, diperlukan juga aturan dan kebijakan mengenai kantin sehat sekolah mulai
mutu produk yang dijual di kantin sekolah (Umi, 2020: 26-32). Komitmen
dan manajemen yang baik pada pengaturan kantin sehat maka dapat
mengenai peningkatan mutu pada kantin sehat dan pentingnya kantin sehat
pada Kesehatan siswa. Serta juga mengerahkan beberapa guru pilihan untuk
93
dengan guru piket dimana guru piket juga bertanggung jawab atas
94
BAB V
A. Kesimpulan
berikut:
95
4. Selain itu aspek lain yang mendapatkan skor rata-rata dalam
B. Saran
dapat terawasi dengan baik dan lebih ketat. Untuk sekolah yang
96
DAFTAR PUSTAKA
Afriyan, F. A. (2021). Pengaruh Strategi Promosi dan Fluktuasi Harga Emas terhadap
Nasabah untuk Berinvestasi di PT. PEgadaian Cabang Kebumen. Purwokerto:
IAIN Purwokerto.
BPS. (2019). Kecamatan Ngemplak Dalam Angka 2019. Sleman: Badan Pusat
Statistik Kabupaten Sleman.
Jogja, R. (2022, September 23). 70 Persen Siswa Keracunan Belum Masuk Sekolah.
Retrieved from RADAR JOGJA:
https://radarjogja.jawapos.com/magelang/2022/09/23/70-persen-siswa-
keracunan-belum-masuk-sekolah/
97
Krisnamurni. (2007). Keamanan Pangan pada Penyelenggaraan Makanan di Rumah
Sakit. Pertemuan Ilmiah Nasional . Semarang: Asosiasiasi Dietisien
Indonesia, 19-21.
Moehyi. (2001). Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Jakarta: Bharata.
Nuraida. (2011). Menuju Kantin Sehat di Sekolah. Jakarta: Jenderal Pendidikan Dasar
Kementerian Pendidikan Nasional , 7(3), 131-140.
Putri, Z. S. (2021). Analisis Fluktuasi Harga Emas dan Tingkat Inflasi terhadap
Pendapatan Gadai Emas Syariah di Bank Syariah Mandiri. Indonesian Journal
of Economics and Management, 1(3), 489-498.
98
Setyosari. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media,
96.
Sikettang, H. (2020). Analisis Sanitasi Dasar, dan Tingkat Kepadatan Lalat pada
Kantin Siswa Sekolah Menengah Pertama Kecamatan Kerajaan Kabupaten
Pakpak Bharat 2019. Skripsi, Universitas Sumatera Utara.
Suluh, D. (2018). Studi Kondisi Hygiene Dan Kualitas Bakteriologis Escherichia Coli
Makanan Jajanan Pada Kantin Sekolah Dasar Di Kecamatan Oebobo Kota
Kupang Tahun 2015. Prosiding Seminar Nasional Kebidanan, 181-187.
Widodo. (2017). Metodologi Penelitian: Populer dan Praktis. Jakarta: Rajawali Pers,
74-85.
99
LAMPIRAN
Data Responden
Nama :
Sekolah :
1. Isilah tanda check () pada kolom yang sesuai dengan aspek penilaian
yang ada.
2. Kriteria penilaian:
S = Sudah Dilakukan
B = Belum Dilakukan
3. Penilaian Bahasa
Alternatif
Indikator Butir Penilaian
Pilihan
Penilaian S B
A. Komitmen dan 1. Komitmen ini bisa dibuktikan
Manajemen dengan surat tugas kepada
penanggung jawab kantin
2. Manajemen memberikan
aturan dan kebijakan mengenai
kantin
B. Sarana dan 3. Fasilitas Sanitas
Prasarana
4. Dapur
5. Tempat makan
6. Tempat penyimpanan
7. Sarana pengendalian hama
dan serangga
100
C. Sumber Daya 8. Penjual tidak dalam keadaan
Manusia sakit
9. Penjual mempunyai perilaku
higenis
101
rambu-rambu kebersihanya, ada pertukaran udara,
serta jauh dari tempat
penampungan sampah, WC, dan
pembungan limbah (jarak minimal
20 m)
I. Fasilitas Sanitasi 21. kantin dengan ruangan tertutup
maupun kantin terbuka harus
memiliki suplai air bersih yang
cukup, baik untuk mengelola
makanan maupun untuk kebersihan
102