Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN SIKAP PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR DALAM


MEMILIH MAKANAN JAJANAN DI SDN II JAHIANG DESA
SUKARASA KECAMATAN SALAWU

Disusun Oleh:

RISMAYATUL FARIDAH
NPM. C1814201110

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makanann merupakan sumber energi dan berbagai zat gizi

untuk mendukung hidup manusia. Tetapi makanan juga dapat menjadi

wahana bagi unsur pengganggu kesehatan manusia bahkan dapat

menyebabkan kematian. Makanan yang baik harus bermutu dan aman

dikonsumsi. Mutu pangan menurut UU No.7 Tahun 1996 tentang

pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan

pangan, kandungan gizi, dan standar perdagangan terhadap bahan

makanan, dan minuman (Vevriati, 2008).

Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang disajikan

dalam wadah atau sarana penjualan di pinggir jalan, tempat umum

atau tempat lainnya, yang terlebih dahulu sudah dipersiapkan atau

dimasak ditempat produksi, dirumah atau ditempat berjualan.

Makanan jajanan dapat berupa minuman atau makanan dengan jenis,

rasa, dan warna yang bervariasi dan memikat. Variasi rasa, jenis dan

terutama warna yang memikat dan menarik minat anak sekolah untuk

membeli makanan jajanan. (Food and Agriculture Organization,

2013).

Pada umumnya anak usia sekolah akan menghabiskan sebagian

besar aktivitasnya disekolah sehingga dapat mempengaruhi pola


makan sehari-hari, termasuk kebiasaan jajanan disekolah. Pada tahap

perkembangannya usia anak sekolah dasar dapat memilih menu atau

makanan yang diinginkannya sehingga peluang anak untuk jajan

disekolah menjadi lebih besar (Iklima, 2017).

Anak sekolah pada umumnya setiap hari menghabiskan

sepertiga harinya disekolah selama 4-5 jam disekolah oleh karenanya

asupan gizinya harus diperhatikan. Pada kelompok usia 6-12 tahun

memerlukan energi sebesar 1.500-2.000 kilo kalori per hari.

Kebutuhan energi anak sekolah dapat diperoleh melalui makanannya

yang berasal dari rumah dan juga dari makanan jajanan yang dibeli

oleh anak-anak karena sebagian waktu mereka berada disekolah.

Ketersediaan jajana tidak sehat dan sehat disekolah berpengaruh

terhadap pemilihan jajanan pada anak. Anak cenderung membeli

makanan jajanan yang tersedia paling dekat dengan keberadaannya.

Oleh sebab itu, jajanan yaang sehat harusnya tersedia baik dirumah

maupun dilingkungn sekolah agar akses anak terhadap jajanan sehat

tetap terjamin (Siti Qurotul Aini, 2019).

Makanan sehat menurut persfektif islam, sebagaimana yang

telah dijelaskan oleh firman Alloh SWT (QS. Al-baqarah:168) :

‫ت ال َّشي ْٰط ۗ ِن اِنَّهٗ لَ ُك ْم َعد ٌُّو‬ َ ‫ض َح ٰلاًل‬


ِ ‫طيِّبًا ۖ َّواَل تَتَّبِعُوْ ا ُخطُ ٰو‬ ٓ
ِ ْ‫ٰياَيُّهَا النَّاسُ ُكلُوْ ا ِم َّما فِى ااْل َر‬

‫ُّمبِي ٌْن‬

Artinya: “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang

halal dan baik yang terdapat dibumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah setan. Sungguh setan itu musuh yang nyata

bagimu”.

Menjaga kesehatan tubuh dengan mengkonsumsi makan dan

minuman yang halal dan thayyib merupakan suatu kewajiban bagi

setiap muslim. Makanan yang halal dan thayyib artinya makanan dan

minuman yang ijinkan untuk dikonsumsi menurut islam, menurut

jenis makanan dan cara memperolehnya. Halal dalam pemahaman

fuqaha adalah halal dari segi zatnya dan prosessnya. Disebut thayyib

juga jika makanan tersebut aman, baik dan tidak menimbulkan

masalah bagi tubuh jika dikonsumsi, baik jangka pendek maupun

jangka panjang dan dapat memberi manfaat bagi tubuh.

Dampak negatif akibat mengkonsumsi makanan jajanan

sekolah dan makanan umum lainnya bisa muncul dalam jangka

pendek atau panjang mengkonsumsi bahan tambahan makanan akan

menimbulkan efek yang merugikan bagi kesehatan jika dikonsumsi

dalam jumlah yang berlebihan seperti pemanis buatan (sakarin dan

siklamat) dapat menimbulkan kanker, pengawet makanan dapat

menimbulkan racun, pewarna makanan dapat menimbulkan racun dan

kanker, penyedap rasa yaitu MSG (mosodium glutamat) dapat

menimbulkan kanker.

Berdasarkan penelitian World Health Organization (2019)

menunjukan bahwa setiap tahun sekitar 600 juta kasus penyakit

bawaan makanan (foodborne illness) diketahui menyebabkan 1 dari


10 orang jatuh sakit setelah mengkonsumsi makanan yang tercemar.

Didapatkan laporan kesehatan pada tahun 2017 bahwa di Indonesia

terdapat 30 kasus keracunan akibat makanan dan minuman, 62,2%

diantaranya disebabkan oleh makanan dan 7,69% disebabkan oleh

minuman (BPOM RI, 2017).

Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) menjadi

permasalaahn penting ditandai dengan masih banyaknya jajanan yang

belum memenuhi syarat. Hasil uji yang dilakukan Badan Pengawas

Obat Dan Makanan (BPOM) pada Januari-agustus tahun 2014 hampir

sepertiga jajanan anak sekolah di 23.500 sekolah dasar dan madrasah

ibtidaiyah di Indonesia tercemas mikroba berbahaya, penggunaan

bahan berbahaya dan BTP yang tidak memenuhi syarat. Lembaga

pendidikan menjadi nomor urut dua sebagai tempat terjadinya KLB

keracunan makanan yang tertinggi setelah empat tinggal yaitu

sebanyak 15 kejadian (28,30%) dan kejadian tertinggi terjadi di

sekolah dasar sebanyak 9 kejadian (BPOM,2017).

Didapatkan laporan kesehatan Nasional pada tahun 2019

bahwa data kasus yang paling banyak korban keracunan dengan

tingkat pendidikan, menempati urutan ketiga adalah pendidikan SD

sebanyak 872 kasus, laki-laki sebanyak 549 orang dan perempuan

sebanyak 323 orang (BPOM RI, 2019).

Berdasarkan provinsi kejadian, terdapat 5 provinsi tertinggi

yang mengalami keracunan diantaranya Jawa Barat, Jawa Timur, DKI


Jakarta, Bali dan Banten. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi

paling tertinggi yang didapatkan laporan data kasus keracunan,

penyebab keracunan diantaranya minuman (13,19%), makanan

(7,63%) dan kimia (7,01%) (BPOM, RI, 2019).

Kesehatan anak sekolah sangat menjadi prioritas pada saat ini,

salah satu yang perlu diperhatikan pada masa anak sekolah adalah

kebiasaan makan anak di sekolah yang dipelajari tanpa sengaja yang

tidak melalui proses pendidikan, mereka juga mulai dapat memilih

dan membeli sendiri menu makanan. Hal ini merupakan pertama

kalinya anak memiliki kesempatan untuk memilih sendiri makanan

yang dikonsumsinya sesuai dengan yang mereka inginkan untuk

dimakan. Pemilihan jajanan merupakan perwujudan perilaku, perilaku

adalah cara seseorang untuk bertindak atau berkelakuan yang sama

dan harus di ikuti oleh semua anggota yang ada dilingkungannya

(Nurul Iklima, 2017).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh

peneliti di SDN II Jahiang Desa Sukarasa, didapatkan hasil bahwa

sekolah tersebut memiliki 2 kantin di dalam sekolah yang terdapat

makanan jajanan sehat, namun didalam kantin tersebut juga terdapat

beberapa makanan jajanan yang tidak sehat, selain didalam kantin

masih banyak juga penjaja makanan diluar sekolah seperti bubur

ayam, lengko ayam, cimol basah, makaroni basah, sosis bakar saos,

siomay, es rasa, seblak. Namun makanan tersebut tercemar oleh debu


dan mengandung bahan pangan yang tidak baik bagi kesehatan.

Berhubungan di SDN II Jahiang belum pernah ada yang melakukan

penelitian maka berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran sikap perilaku anak

sekolah dasar dalam memilih makanan jajanan di SDN II Jahiang

Desa Sukarasa”.

B. Rumusan Masalah

Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang disajian

dalam wadah atau sarana penjualan diinggir jalan atau ditempat sarana

umum lainnya. Makanan jajanan dapat berupa makanan atau minuman

dengan berbagai varian jenis, rasa dan warna yang bervariasi yang

dapat memikat anak sekolah, sehingga anak dapat bebas memilih

jajanan yang lebih menarik sesuai dengan yang mereka inginkan tanpa

memikirkan kandungan zat gizi didalam jajanan tersebut. Berdasarkan

permasalahan tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Bagaimanakah gambaran sikap perilaku anak sekolah dasar

dalam memilih jajanan sekolah di SDN II Jahiang Desa Sukarasa?”

C. Tujuan Penlitian

1. Tujuan umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

sikap perilaku anak sekolah dasar dalam memilih jajanan di SD

Negeri II Jahiang Desa Sukarasa Kecamatan Salawu.

2. Tujuan khusus
a. Mengetahui sikap siswa dalam memilih jajanan anak sekolah

dasar di SDN II Jahiang Desa Sukarasa

b. Mengetahui perilaku siswa dalam mengkonsumsi jajanan anak

sekolah di SDN II Jahiang Desa Sukarasa

c. Mengidentifikasi pengetahuan siswa anak sekolah dasar dalam

memilih jajanan di SDN II Jahiang Desa Sukarasa

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Sebagai informasi tambahan bagi peneliti berikutnya dalam

melakukan penelitian konsumsi jajanan sekolah.

2. Bagi Profesi Perawat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi kepada

perawat untuk melakukan tindakan preventif guna mencegah

konsumsi jajanan yang tidak sehat bagi kesehatan siswa.

3. Bagi Fikes Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan dan engetahuan

dalam memberikan penjelasan tentang pengaruh konsumsi jajanan

pada anak sekolah dasar.

4. Bagi Sekolah Dasar Negeri II Jahiang

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pola asuh orangtua

dan guru terutama dalam pengaruh konsumsi jajanan anak

sekolah.

Anda mungkin juga menyukai