Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL ILMIAH

MANFAAT PENDIDIKAN GIZI TENTANG JAJANAN BERBAHAYA

Disusun Oleh:

 Duwi Anjarwati (21141231815563)


 Qori’k Amalia Hafids All Fatih
 Hasim Muzadi
 Bima Aryo Tejo

FAKULTAS PERTANIAN

PRODI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN DAN AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG 2023

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN..........................................................................1

GAGASAN ....................................................................................2

a)

KESIMPULAN ..............................................................................3

DAFTAR PUTAKA........................................................................4
I. PENDAHULUAN

Pangan atau makanan merupakan kebutuhan primer setiap manusia. Keamanan


serta kebersihan makanan tersebut menjadi faktor yang tidak kalah penting untuk
diperhatikan oleh masyarakat. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari
adanya efek samping yang ditimbulkan dari beragam makanan sepertiterjadinya
kontaminasi, penyalahgunaan bahan makanan, dan keracunan makanan (Kasus
keamanan pangan yang banyak dijumpai adalah keracunan pangan, dimana salah
satu sumber pangan yang menyebabkan keracunan adalah makanan jajanan.
Masalah pangan yang bermutu, aman dan bergizi seimbang tidak terlepas dari
faktor keamanan pangan. Masalah keamanan pangan memang menjadi isu
strategis saat ini. Berbagai kasus gangguan kesehatan manusia akibat
mengonsumsi pangan yang tercemar oleh cemaran fisik, biologis, dan kimia telah
terjadi diberbagai daerah dan bahkan tergolong sebagai kejadian luar biasa.Kasus
keracunan makanan sering terjadi pada anak usia sekolah mulai dari anak TK, SD,
SLTP bahkan anak usia remaja yaitu SMA (Depkes, 2007). Berbagai jenis pangan
dan minuman yang beredar di Indonesia, baik secara sengaja maupun tidak
disengaja telah diwarnai dengan pewarna tekstil atau yang bukan food grade, yang
tidak diizinkan digunakan dalam pangan. Pewarna-pewarna tersebut memang
lebih banyak digunakan untuk tekstil, kertas, atau kulit. Berdasarkan beberapa
penelitian telah dibuktikan bahwa beberapa zat pewarna tekstil yang tidak
diizinkan tersebut bersifat racun bagi manusia sehingga dapat membahayakan
kesehatan konsumen, dan senyawa tersebut mempunyai peluang dapat
menyebabkan kanker pada hewanhewan percobaan (Cahyadi, 2006). Pengetahuan
anak tentang jajanan sekolah sangat berpengaruh terhadap pemilihan jajanan
disekolah maupun dirumah, pengetahuan anak dapat diperoleh baik secara internal
maupun eksternal. Pengetahuan secara internal yaitu pengetahuan yang berasal
dari diri sendiri serta pengalaman hidup sedangkan pengetahuan eksternal yaitu
pengetahuan yang berasal dari luar maupun orang lain sehingga pengetahuan anak
tentang jajanan berbahaya bertambah. Penyuluhan gizi adalah suatu pendekatan
edukatif untuk menghasilkan perilaku individu/masyarakat yang diperlukan dalam
peningkatan atau mempertahankan gizi baik. Tujuan penyuluhan gizi adalah
terciptanya sikap positif terhadap gizi, terbentuknya pengetahuan dan kecakapan
memilih dan menggunakan sumber-sumber pangan, timbulnya kebiasaan makan
yang baik, dan adanya motivasi untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal yang
berkaitan dengan gizi (Suhardjo, 1996). Promosi kesehatan dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai metode dan media yang disesuaikan dengan
sasaran. Cara efektif dalam pendekatan kelompok adalah dengan metode ceramah.
Pada metode ceramah dapat terjadi proses perubahan perilaku kearah yang
diharapkan melalui peran aktif sasaran dan saling tukar pengalaman sesama
sasaran (Notoatmodjo, 2005).Banyaknya jajanan seperti cimol ,sempol ,Kondisi
jajanan tersebut diperkirakan banyak yang menggunakan zat pewarna buatan
secara berlebihan dan sehingga warnanya sangat mencolok dan zat pemanis
buatan berlebihan sehingga rasa manisnya sangat menyengat. Tujuan penelitian
ini adalah (1).Mengetahui pengetahuan tentang jajanan berbahaya sebelum diberi
7 pendidikan gizi dengan media leaflet serta (2).Mengetahui tingkat pengetahuan
tentang jajanan berbahaya sesudah diberi pendidikan gizi dengan media leaflet.
II. GAGASAN

a) Pemicu gagasan

Makanan Jajanan adalah jenis makanan makanan yang dijual, di pinggir jalan, di
stasiun, di pasar, di daerah pemukiman dan lokasi serupa (Winarno, 1997).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
942/Menkes/SK/VII/2003, makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang
diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai
makanan siap saji.Makan makanan untuk dijual kepada umum selain yang
disajikan oleh jasa katering,restoran,dan hotel. Kebiasaan makanan di Indonesia
adalah makan utama dua atau tiga kali dengan snack yang disajikan di antaranya.
Sarapan biasanya pukul 07.00, selingan pukul 10.00 hingga 11.00, makan siang
pukul 12.00, selingan pukul 16.00 hingga 17.00 dan makan malam pukul 19.00.
Camilan di antara waktu makan utama dianjurkan untuk anak-anak karena 2
hingga 3 jam setelah makan, nutrisi dalam makanan akan berkurang sehingga
aktivitas tubuh berkurang. Agar makanan jajanan berfungsi untuk menggantikan
zat gizi yang berkurang, maka jajanan yang dikonsumsi harus bergizi baik dan
memiliki kalori minimal 150-200 serta protein yang cukup dan kebersihannya
harus dijaga (Tarwotjo, 1998).

b) solusi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Pasal


942/MENKES/SK/VII/2003, Pasal 2 menyebutkan bahwa pelanggan
jajanan merupakan orang berhubungan langsung atau tidak langsung
dengan makanan dan perlengkapannya, mulai dari memasak hingga
membersihkan dan mengolahnya. Transportasi ke tahap penyajian.
Pelanggan makanan jajanan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut
dalam melakukan kegiatan pelayanan penanganan makanan jajanan: Tidak
menderita penyakit menular seperti batuk, pilek, flu, diare dan sakit perut.
Luka tertutup (bila terjadi luka terbuka/borok atau luka lainnya); menjaga
kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian. Kenakan celemek dan topi
serta cuci tangan anda setiap kali anda menangani makanan. Anda harus
menggunakan alat/peralatan atau bantalan tangan untuk menyentuh
makanan. Jangan menggaruk anggota badan (telinga, hidung, mulut dan
bagian lainnya) saat merokok. Jangan batuk atau bersin di depan jajanan
yang disediakan atau tanpa penutup mulut atau hidung. Pasal 9 juga
menyatakan bahwa makanan jajanan yang dijual harus dibungkus atau
ditutup. Pembungkus yang digunakan atau penutup makanan jajanan harus
bersih dan tidak mencemari makanan.
c) LANGKAH LANGKAH UNTUK MENCEGAH TERJADINYA
BAHAYA JAJAN DI LUAR

1.Introspeksi dan Beri Contoh


Sudah bukan rahasia lagi kalau anak cenderung meniru kebiasaan
orangtuanya. Sebelum ibu memarahi Si Kecil karena terlalu sering jajan,
ibu perlu introspeksi diri lebih dahulu. Apakah ibu dan keluarga lainnya
juga hobi ngemil? Jika iya, ibu juga perlu mengerem kebiasaan ini.
Jika ibu masih suka ngemil, anak akan melihat kebiasaan ini sebagai hal
yang boleh dilakukan, karena ibu juga melakukannya. Sehingga, sesering
apa pun ibu menasihati dan melarangnya untuk ngemil, Si Kecil akan tetap
meminta. Sehingga perhatikan juga kebiasaan ibu dan keluarga di rumah
ya.
2. Berikan Pengertian Tentang Jajan Berlebihan
Selain memberi contoh, ibu juga perlu memberi pengertian tentang bahaya
dan risiko jajan berlebihan pada anak. Apalagi jika jajanan favorit anak
adalah makanan yang kurang sehat, misalnya digoreng dengan minyak
jelantah, tidak dicuci bersih, atau makanan cepat saji yang tinggi
kolesterol.
Ibu perlu mengajari Si Kecil untuk memilah makanan berdasarkan gizinya,
dan mengedukasi Si Kecil tentang kandungan dari jajanan favoritnya.
Diharapkan, semakin lama, Si Kecil akan semakin sadar dan bisa
mengerem kebiasaan jajannya.
3. Buatkan Camilan Sehat
Hadirkan juga pilihan camilan alternatif yang lebih sehat namun tak kalah
enak dan menarik. Untuk itu, ibu perlu lebih kreatif dalam memvariasikan
jenis serta tampilan camilan Si Kecil. Ini karena anak kecil memang
cenderung cepat bosan, dan lebih tertarik pada makanan yang menarik
secara visual. Selain itu, bawakan bekal camilan sehat ini untuk Si Kecil
agar ia tak jajan sembarangan saat di sekolah.
4. Batasi Uang Saku
Cara mengatasi anak yang suka jajan selanjutnya adalah dengan
membatasi uang sakunya. Jika ibu memang biasa memberi uang saku
besar, mulailah untung menghitung ulang kebutuhan makan dan jajan
harian Si Kecil. Tak lupa, beri pengertian pada Si Kecil mengapa ibu
mengurangi uang jajannya.
5. Atur Waktu Makan dan Ngemil
Cara efektif mengurangi anak yang jajan berlebihan selanjutnya adalah
dengan disiplin mengatur waktu makan dan ngemil anak. Hindari memberi
waktu ngemil menjelang makan siang atau makan malam. Jika Si Kecil
merengek minta jajan sebelum waktu yang ditetapkan, mintalah dia untuk
menunggu sampai waktunya tiba. Dengan ini, ibu juga bisa melatih
kedisiplinan anak.
6. Makan Sebelum Pergi Keluar
Sebelum pergi ke mal, taman, rumah saudara, ataupun bermain bersama
teman, selalu ajak Si Kecil untuk makan hingga kenyang. Apalagi jika
waktu bermain keluar ini berdekatan dengan jam makan siang. Karena itu,
siapkan dan ajak Si Kecil makan. Karena saat kenyang, Si Kecil jadi tidak
terlalu rentan untuk jajan.

III KESIMPULAN
Melalu analisi yang sudah dilakukan dapt disimpulkan bahwa jajanan sebarangan tidak
baik jika dikonsumsi terus menerus karena dapat menimbulkan banyak sekali bahaya
yang sangat mengangu kesehat tubuh dan pertubuhan bagi anak anak .
DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi,W. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara. Depkes.


2007.Sistem Keamanan Terpadu Jajanan Anak Sekolah. Jakarta: WHO Gardjito,
M. 2009. Pengelolaan Pangan dan Gizi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Iswaranti, Widjajarta M., Februhartanty J., 2007. Jajanan Di Indonesia Berkualitas
Buruk. http://www.replubika.co.id Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi 2. Jakarta: Papas
Sinar Sinanti. Notoatmodjo, S. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi
revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo,S. 2005. Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoadmodjo, S. 2007.
Promosi Kesehatan Teori dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoadmodjo,
S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Nuraini, H., 2007. Memilih dan Membuat Makanan Jajanan Yang Sehat dan
Halal. Jakarta: Qultum media Solihin, P. 2005. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak.
Jakarta: jaya baru. Suhardjo. 1996. Berbagai Cara pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi
Aksara. Supariasa. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC,https://www.halodoc.com/artikel/6-cara-mengatasi-anak-yang-suka-
jajan

Anda mungkin juga menyukai