PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pedagang kaki
lima dimana tempat penjualan atau yang dijual untuk umum selain yang
bahasa Indonesia jajanan makanan yaitu jenis makanan yang dijual dikaki
Jajanan anak sekolah ini sedang mendapat sorotan khusus , karna selain
banyak dikonsumsi oleh anak juga banyak bahaya yang mengancam dari
pandemic Covid-19 saat ini, sangat penting untuk mendorong peran aktif
keluarga, terutama orang tua agar anak tidak mudah sakit.
(Rakhmawati,2020).
bergizi dan juga dimasak sendiri. Dan juga mengajarkan kepada anak
dengan orang lain dan yang peling penting hindari makanan yang tidak
sehat (Harsono,2020).
berubah. Selain jajanan yang disediakan orang tua dirumah, Anak akan
jajanan yang baik dan tidak baik. Peran orang tua adalah faktor
melihat anaknya masih sehat dan bisa melakukan aktivitas seperti biasa,
tetapi dibalik itu mereka tidak mengetahui bahwa kecukupan gizi untuk
kimia berbahaya. Dari 163 sampel jajanan anak yang diuji di 10 provinsi,
adryan,dkk (2015)”.
dampak negatif bagi kesehatan anak misalnya diare, kekurangan gizi, dan
gangguan pertumbuhan seperti shunting. Dikutip dari RISKESDES thn
2010, prevelensi shunting yang terjadi pada anak usia 6-12 tahun masih
pada konsetrasi belajar anak. Makan dari itu pendidikan gizi sangat
dibutuhkan agar anak dapat memahami dapat memilih jajanan yang baik
yang sehat dan aman adalah makanan yang tidak mengandung bahan-
nilai gizi yang diharapkan (energy sekitar 1600-1800 kkal, dan protein
sekitar 35-50 gram). Makanan seperti cilok, sosis bakar, bakwan, memiliki
berat perporsi hanya 5-30 gram, dengan nilai energy 0-95 kkal, dan
pangan mungkin langka. Dalam situasi sulit ini, dapat dimengerti jika
orang tua cenderung mengandalkan makanan siap saji atau makanan
Anak-anak pada umunya akan jajan satu atau dua kali sehari agar
tetap bertenaga. Ganti pilihan kudapan manis atau asin seperti permen
dan keripik, dengan makanan yang lebih sehat : berbagai kacang, keju,
nagasari, arem-arem, atau buah potoh, telur rebus, opsi kudapan sehat
(Unicef,2020).
Saat ini belum ada bukti bahwa makanan atau kemasan makanan
mereka. Namun, interaksi dengan orang lain menjadi faktor yang lebih
mungkin, dimana usia anak yang sesuai untuk diberikan edukasi adalah
anak yang berada diusia 6-14 tahun, karena pada usia ini anak mulai
pendidikan gizi adalah usia 11 tahun karena pada usia tersebut anak
2015).
selain itu dapat menghadirkan daya tarik bagi anak terutama animasi
angka kematian yang disebabkan oleh kanker dan jantung coroner dalah
diakibatkan dari pola makan yang tidak sehat adalah obesitas, dan
B. Perumusan Masalah
ialah :
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
covid-19.
b. Diketahui ada pengaruh pengetahuan dan kebiasaan anak
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi peneliti
pandemic covid-19.
E. Penelitian sejenis
. penelitian penelitian
nelayan n bahwa
kupang penyuluhan
memberikan
dampak
yakni
meningkatka
pengetahuan
siswa
tentang
bagaimana
cara
pemilihan
jajanan yang
sehat.
karena menggunakan
media media
sudah pada
tentang animasi.
jajanan
sehat
sehingga
anak
mengalami
ketertarikan
untuk
memahami.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Makanan jajanan
Jajanan dan anak adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan,
yang dijual oleh pedagang kaki lima adalah makanan dan minuman
yang disiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima dijalanan atau
(Rahmi, 2018).
kebiasaan mereka.
c. Faktor lingkungan sosial, dari segi kependudukan, tingkat
serta sifat-sifatnya.
sebagainya.
2. Usia anak
perlindungan anak, yang masuk dalam usia anak adalah dia yang
menurut WHO 2002 Anak adalah mereka yang memiliki usia 7-12
gizi anak sehingga bisa lebih baik hal ini menjadi langkah yang baik
1. Definisi
Jajanan berbahaya adalah jajanan yang banyak mengandung
zat kimia yang tidak boleh dicampurkan kedalam makanan dan cara
uji petik yang dilakukan pada sekitar 4.500 sekolah dasar disejumlah
bahan kimia berbahaya. Dari 163 sampel jajanan anak yang diuji di
pencernaan.
b. Racun dan toksin yang masuk yang disebabkan oleh
(formalin,boraks).
a) Formalin
Formalin merupakan nama dagang dari larutan 30-40%
b) Boraks
c) Siklamat
Secret, 2013).
d) Metanil yellow
bahkan muntah.
risiko, makanan yang tidak ditutp lalu dimakan yang sudah dihinggapi
gelas dan piring tidak dicuci dengan bersih. Hal ini yang orang
laku.
menarik.
siswinya.
penyakit
1. Kebiasaan jajan
(Safriana,2012).
akan hal yang manis dan gurih sering dimanfaatkan oleh para penjual
yang baik dan yang tidak baik untuk kesehatan mereka. Peran orang
tua juga menjadi faktor utama dalam perilaku jajan anak. Orang tua
menjadi pola asuh yang baik dan benar. Menurut Singgih D.Gunarso
keinginanan anak pada pola asuh yang diterapkan. Banyak orang tua
gizi untuk anaknya masih kurang dan jutru akan menambah timbunan
konsumsi.
lucu sesuai selera anak, beri hiasan warna-warni, tata dipiring mungil
yang indah. Hal ini bisa menjadi alternatif pemecahan masalah agar
a. Anak yang tidak sarapan pagi karena orang tua yang tidak
melakukan jajan.
D. Konsep Covid 19
(Kemenkes,2020).
rentan terkena corona adalah orang tua dari usia 70 tahun keatas. Dan
dilakukan pada lebih dari 72.000 pasien yang terjangkit virus corona.
Menuruit data saat ini tidak a ak-anak yang meninggal dunia karena virus
gejala infeksi corona yang dialami anak-anak justru tak sedikit yang
2020).
keadaan kotor dan rajin cuci tangan sebelum dan setelah makan, setelah
bermain, saat masuk rumah dan setelah memegang hewan. Anak anak
lebih memahami apa yang kita sampaikan apabila anak melihat contoh
langsung, karena anak akan maniru apa yang dilakukan oleh orang
pandemic Covid-19 saat ini, sangat penting untuk mendorong peran aktif
(Rakhmawati,2020).
Walaupun sekolah diliburkan dan diganti dengan pembelajaran
online dirumah akan tetapi anak akan tetap jajan karena kebiasaan ini
adalah sediakan cemilan sehat dirumah agar anak tidak lagi jajan diluar,
membantu mengatasi agar anak tetap berada dirumah karena pada saat
1. Pengertian
oleh pengirim kepenerima pesan itu senditi. Maka dari itu dapat
(Antono, 2018).
demikian ciri-ciri umum dari media adalah bahwa media itu dapat
a) Ciri fiksatif
b) Ciri Manipulative
Yaitu dimana media menginformasikan suatu kejadia
c) Ciri distributive
3. Manfaat media
antara lain :
daya indera
belajar.
disampaikan.
pengirim pesan.
Menurut (Sinta, 2011 dalam Antono, 2018) media dibagi menjadi 3
yaitu :
a. Media cetak
balik, bisa dalam bentuk buku dimana tiap lembar berisi gambar
maupun dikendaraan.
b. Media elektronik
a) Televisi, bentuk menyampaikan informasi dapat berupa bentuk
masalah kesehatan.
c) Video
kesehatan
e) Media animasi
5. Media animasi
a) Pengertian animasi
dimasyarakat
d) Media animasi dapat menghindari dari masalah salah
pengertian
suara dan gambar sehingga lebih menambah daya tarik anak untuk
belajar.
lain.
1) Pengetahuan
a. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan ialah hasil dari “tahu” hal ini dapat terjadi apabila
Dewi, 2010).
b. Jenis pengetahuan
2) Pengetahuan ilmiah
tertentu.
3) Pengetahuan agama
umatnya.
c. Tingkat pengetahuan
1) Tahu (Know)
paling rendah.
2) Memahami (Comprehension)
3) Aplikasi (application)
4) Analisi (Analysis)
5) Sintesis (synthesis)
tertentu.
6) Evaluasi (Evaluation)
2) Pekerjaan
kelurganya.
3) Umur
4) Pendidikan
a. Pengertian pendidikan
b. Tujuan pendidikan
Secara umum, tujuan pendidikan adalah untuk
2010).
1) Dimensi sasaran
Individu.
kelompok.
masyarakat luas
murid
keluarga pasien.
syaratnya adalah :
H. Kerangka teori
Pengetahuan
tentang jajanan Kebiasaan jajan
- Tidak mematuhi
protokol kesehatan
Edukasi jajanan
- Kontak langsung
menggunakan
dengan penjaja
media animasi
makanan
- Tidak cuci tangan
sebelum memegang
makanan
I. Kerangka konsep
- Pengetahuan
- Tidak sarapan
pagi
- Faktor psikologis
Independen - Faktor kebutuhan
Dependen
biologis
- Kebiasaan
membawa bekal
Tingkat pengetahuan dan
Edukasi jajanan kebiasaan jajanan anak
selama pandemik covid-
menggunakan media animasi
19
Keterangan :
: Variable Independen
: Variabel Dependen
J. Definisi operasional
2.2 tabel Definisi Operasional
Operasional
Dependen
pengetahuan 100%
jawaban
benar
<55%
sekolah jika
maupun jawaban
dilingkungan benar
masyarakat 55%-75%
Kurang
baik : jika
jawaban
benar
<55%
Independen
1. Edukasi Edukasi
jajanan peningkatan
menggunk pengetahuan
an media mengenai
animasi jajanan
dengan
menggunkan
media animasi
karena anak
akan lebih
mudah
memahami
informasi yang
diberikan
sehingga anak
dapat memeilih
makanan yang
sehat untuk
mereka
konsumsi baik
itu
dilingkungan
sekolah
maupun di
masyarakat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian
1. Waktu penelitian
2. Tempat Penelitian
kesehatan.
O1 X O2
Keterangan :
form (pretest)
kesehatan.
D. Populasi, Sampel dan Sampling
1) Populasi
2) Sampel
3) Sampling
E. Pengumpulan Data
berikut :
1. Data primer
https://bit.ly/2X5kagh
2. Data sekunder
penelitian (RT).
F. Instrumen Pengumpulan Data
1. Kuesioner A
yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.
presentasi <55%.
2. Kuesioner B
dengan total item sama atau diatas 0,3 maka item tersebut
4. Uji Reliabilitas
kuesioner ini digunakan dua kali atau lebih pada lain waktu. Uji
G. Pengolahan Data
sebagai berikut :
1) Editing
Proses editing (penyuntingan data) dilakukan secara langsung
2) Coding
3) Tabulating
2018, h.45).
H. Analisa Data
tabulasi, dan uji statistik yang dilakukan adalah univariat dan bivariat
1) Analisa Univariat
penelitian.
2) Analisa Bivariat
I. Etika Penelitian
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
oleh peneliti.
BAB IV
Makassar. Namun dalam skripsi ini peneliti hanya fokus pada salah
Kecamatan Rappocini
Kecamatan Rappocini
topografi dibawah 500 meter dari permukaan laut. Hal ini menandakan
Mangasa pada masa awal bergabung dengan Makassar memiliki
Pusat Statistik,2017)
dengan dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau. Musim
curah hujan sekitar 198 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada awal
3. Jumlah penduduk
jumlah 34 anak dan untuk jumlah keseluruhan warga yang ada disana
B. HASIL PENELITIAN
1. Karasteristik Responden
Karasteristik N %
Jenis kelamin
1 Laki-Laki 14 41,2
2 Perempuan 20 58,8
Total 34 100
Umur
1 5 tahun 5 14,7
2 6 tahun 5 14,7
3 7 tahun 6 17,6
4 8 tahun 9 26,5
5 9 tahun 5 14,7
6 10 tahun 4 11,8
Total 34 100
kanak-kanak.
Pre Test
No Variabel Pengetahuan Kebiasaan
N % N %
1 Kurang Baik 23 67,6 32 94,1
2 Cukup Baik 8 23,5 2 5,9
3 Baik 3 8,8 0 0
Total 34 100 34 100
Post Test
No Variabel Pengetahuan Kebiasaan
N % N %
1 Kurang Baik 3 8,8 3 8,8
2 Cukup Baik 3 8,8 4 11,8
3 Baik 28 82,4 27 79,4
Total 34 100 34 100
jajan anak setelah edukasi yaitu kategori kurang baik sebanyak 3 responden
Variabel T Df Sig.(2-tailed)
Pre Test Pengetahuan
-8,591 33 0,000
Post Test Pengetahuan
Pada tabel 4.4 disajikan hasil uji paired sample t test pada pre test
33 dan nilai sig.(2-tailed) = 0,000, berarti nilai p-vlue = 0,000 < 0,05 H o
Variabel T Df Sig.(2-tailed)
Pre Test Pengetahuan
-9,115 33 0,000
Post Test Pengetahuan
Pada tabel 4.5 disajikan hasil uji paired sample t test pada pre test
nilai sig.(2-tailed) = 0,000, berarti nilai p-vlue = 0,000 < 0,05 H o ditolak.
C. PEMBAHASAN
kadaluarsa dari jajanan yang mereka beli. Sedangkan kategori cukup baik
sebanyak 8 responden (23,5%) Anak tersebut sudah b erada pada usia yang
bisa memahami dan bisa membedakan mana yang baik dan benar,
(85,3%) terdapat 19 anak yang terbiasa keluar rumah tanpa memakai masker
jajanan yang mengandung penyedap rasa dan pengawet yang banyak serta
makanan yang tidak tertutup. Dan Sebanyak 2 responden (5,9%) Lebih suka
makanan dirumah dari pada jajan diluar dan termasuk pada kategori cukup
baik.
menghasilkan 1.41 dan nilai mean untuk kebiasaan jajan hanya 1.24.
“Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melalui mata dan telinga. (Notoadmodjo. S, 1993 di kutip oleh Hasmi, 2016)”
pada saat pre-test rata-rata skor pengetahuan pada siswa kelas IV dan V di
SD Mardi Yuana Depok masih berada dalam kategori rendah yaitu sebesar
31.69.
pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. Dalam hal ini, kebiasaan
anak dalam pemilihan jajan yang sehat dipengaruhi oleh pengindraan
terhadap gambar atau objek pada animasi yang diberikan selama proses
penyuluhan”
Hal ini sejalan dengan penelitian Nununk Suryani dkk (2016) dalam
peningkatan kebiasaan anak untuk menjadi lebih baik, faktor yang dapat
diberikan kepada anak dapat merubah sikap dari belum paham menjadi
pengetahuan anak dan kebiasaan yang terus menerus dilakukan oleh anak
diluar rumah.
(8,8%) Hal ini dipengaruhi karena anak tersebut terlambat hadir pada saat
edukasi dilakukan. Kategori cukup baik sebanyak 3 responden (8,8%) Anak
membelinya.
responden (8,8 Hal ini dipengaruhi karena anak tersebut terlambat hadir pada
anak tersebut mulai membiasakan diri memakai masker pada saat keluar
responen (79,4) karena anak sudah paham, mereka mulai membiasakan diri
dan tidak jajan sembarangan. Dari hasil analisis uji t pada pre-test
0,000, berarti nilai p-vlue = 0,000 < 0,05 H o ditolak. Dengan demikian,
pengetahuan jajan anak selama pandemik covid-19 pada data pre-test dan
post-test.
diperoleh nilai sig.(2-tailed) = 0,000, berarti nilai p-vlue = 0,000 < 0,05 H o
suatu komunikasi tertentu akan tergantung pada sejauh mana komunikasi itu
sebelum dan setelah edukasi yaitu 85 meningkat menjadi 90. Untuk mean
Hal ini dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan pengetahuan dan sikap
penyuluhan dengan media minicardi dari yang awalnya nilai tata-rata 60,6
pengertian jajanan sehat, jenis jajanan sehat, dampak dari jajanan yang tidak
sehat dan cara mencuci tangan dengan benar. Hal ini dapat disimpulkan
peningkatan pengetahuan tentang jajana sehat pada siswa kelas IV & V SDN
02 Mulyoagung
Pada kondisi pandemic covid-19 saat ini orang tua harus tetap
memberikan nutrisi yang baik dengan belanja makanan yang bergizi serta
dimasak sendiri. Orang tua juga mengajarkan perlindungan yang baik kepada
memakai masker, rajin cuci tangan, jaga jarak dan menghindari makanan
dimasa pandemic covid-19 saat ini, perawat anak juga perlu mendorong aktif
keluarga, terutama orang tua agar anak tidak mudah sakit (Rakhmawati,
2020).
diluar rumah saat ini sangat berbahaya akibat adanya virus yang menyebar,
dikonsumsi oleh anak, dan anak juga akan memerhatikan protokol kesehatan
animasi, hal ini menunjukkan bahwa edukasi ini memiliki dampak yakni
pada taraf kepercayaan 0,05. Pada penelitian ini metode penyampaian materi
D. Kekurangan Penelitian
menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas dari adanya kekurangan. Hal
A. Kesimpulan
kurang baik.
B. SARAN
maupun minuman
harus jajan.