Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN PERILAKU JAJANAN KURANG SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA

ANAK (USIA 8-10 TAHUN) DI SD NEGERI 01 PAKISAJI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN


MALANG

Syafrianty Ferdhita Alfiriza


Jurusan Prodi Keperawatan program Sarjana di STIKes Kepanjen
ferdhitalfire@gmail.com

Abstrak
Pada anak-anak saat ini banyal sekali yang membeli jajanan di tempat yang kurang higeinis anak-
anak melihat jajanan dari tampilanya tidak melihat apakah jajanan tersebut layak di konsumsi,bersih
dan sehat, sehingga seringkali setelah mengkonsusmsi jajanan kurang sehat banyak sekali terjadi
diare. Peneliti memilih hubungan perilaku jajanan kurang sehat untuk meneliti dan mengetahui
perilaku dari anak-anak yang suka jajan sembarangan tanpak memilah-memilah terlebih dahulu.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan Perilaku Jajanan Kurang Sehat
Dengan Kejadian Diare Pada Anak (Usia 8-10 Tahun) Studi Pada Siswa Kelas III di Sekolah Dasar
Negeri 01 Pakisaji Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Penelitian ini adalah Deskriptif Analitik
yaitu survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan
terjadi dengan pendekatan secara Cross – Sectional di Sekolah Dasar Negeri 01 Pakisaji yang
diambil menggunakan teknik purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah Spearmen
Rank. Penelitian di Sekolah Dasar Negeri 01 Pakisaji menunjukkan keseluruhan perilaku siswa
tentang perilaku mengkonsumsi jajanan kurang sehat yaitu didapatkan bahwa keseluruhan
responden memiliki perilaku jajanan kurang sehat sebanyak 56 responden dengan persentase 100%
dan sebagian besar responden mengalami tingkat kejadian diare sedang sebanyak 45 responden
dengan persentase 80.36%. hasil analisis menggunakan analisis uji korelasi Spearman Rank
dengan taraf signifikasi p <0.05 didapatkan p 0.000 lebih kecil dari p <0.05, maka dapat disimpulkan
bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, artinya ada hubungan antara perilaku jajanan kurang sehat
dengan kejadian diare. Berdasarkan hasil uji Spearmen Rank menunjukkan adanya hubungan
Perilaku Jajanan Kurang Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Anak (Usia 8-10 Tahun) Studi Pada
Siswa Kelas III di Sekolah Dasar Negeri 01 Pakisaji .

Kata Kunci : Hubungan perilaku, jajanan kurang sehat, kejadian diare.

1
Abstract
Many children today buy snacks in less hygienic places children see snacks from their appearance
do not see whether the snacks are suitable for consumption, clean and healthy, so often after
consuming unhealthy snacks many diarrhea occurs. The researcher chose the relationship of
unhealthy hawker behavior to research and find out the behavior of children who like snacks randomly
without sorting them out first. The purpose of this study is to determine whether there is a relationship
between Unhealthy Snack Behavior and Diarrhea Occurrence in Children (Ages 8-10 Years) in Class
III Students at Pakisaji 01 Elementary School Pakisaji District, Malang Regency. This research is
descriptive analysis, namely survey or research that tries to explore how and why health phenomena
occur with a cross-sectional in 01 Pakisaji Public Elementary School taken using purposive sampling
technique. The statistical test used is Spearmen Rank. The study in Public Elementary School 01
Pakisaji showed the overall behavior of students about unhealthy snacks consumption behavior,
which was found that all respondents had as many healthy behaviors as 56 respondents with a
percentage of 100% and most respondents experienced moderate rates of diarrhea by 45
respondents with percentage of 80.36%. the results of the analysis using Spearman Rank correlation
test analysis with a significance level of p <0.05 obtained p 0.000 smaller than p <0.05, it can be
concluded that H1 is accepted and H0 is rejected, meaning that there is a relationship between
unhealthy snack behavior and the incidence of diarrhea. Based on the results of the Spearmen Rank
test showed a relationship between Unhealthy Snack Behavior and Diarrhea Occurrence in Children
(Ages 8-10 Years) Study in Class III Students in Pakisaji 01 Elementary School.

Keywords : Relationship behavior, unhealthy snacks, diarrhea incidence.

Pendahuluan

Penyakit diare sudah tidak asing lagi dan


bahkan sering dijumpai pada anak-anak.
Diareyaitu penyakit dengan salah satu
tandanya Buang Air Besar (BAB) encer lebih selain dari zat berbahaya itu kebersihan dalam
dari 3 kali dalam sehari (Ariani, 2016). Ada jajanan juga patut diragukan. (Moehyi, 2017).
salah satu faktor resiko penyebab terjadinya Penyakit diare sampai dengan saat ini
diare pada anak yaitu keracunan makanan. masih menjadi penyebab kedua morbiditas
Keracunan makanan bisa disebabkan karena dan mortalitas pada anak seluruh dunia
anak mengkonsumsi makanan ataupun terutama negara berkembang. Penyebab
jajanan yang kurang terjamin kebersihannya kematian anak terbanyak saat ini masih
(Wong, 2009). Makanan seperti jajanan diakibatkan oleh diare dan pneumonia (Anik,
biasanya digemari oleh anak-anak sekolah 2010). Penyakit diare pada anak terjadi
terutama pada anak SD. Karna terbiasanya karena kurangnya pengetahuan dan
jajan ini dapat memperburuk keadaan kesadaran hidup bersih dan sehat terutama
kesehatan anak karena anak yang sering kebiasaan cuci tangan dan makan jajanan
salah dalam memilih jajanan di sekolahnya, sembarangan yang dapat menimbulkan
contohnya seperti makanan instan yang dampak negatif, yaitu dapat menghambat
banyak mengandung pewarna dan bahan proses tumbuh kembang anak yang akhirnya
pengawet kebanyakan mengandung tinggi dapat menurunkan kualitas hidup anak
kalori, sehingga membuat cepat kenyang, (Permata, 2010).

1
Survei morbiditas yang dilakukan oleh contoh dalam kehidupan sehari- hari adalah
Subdit Diare, Departemen Kesehatan penyimpanan air di rumah atau kantin atau
Indonesia tahun 2000 sampai dengan 2010 warung sekolah dan di halaman depan
terlihat kecenderungan insidens naik. Pada sekolah, penggunaan atau juga kemungkinan
tahun 2000 IR (Incidence Rate) penyakit diare kontaminasi silang dari makanan mentah ke
301/1000 penduduk, tahun 2003 naik menjad makanan yang sudah di masak, atau dari
374/1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi tempat pembungkus atau penampung,
423/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi makanan dan peralatan masak, atau status
411/1000 penduduk (Hardi, 2012). kesehatan dan perilaku hygiene para
pengolah makanan. Dari kondisi ini makanan
Menurut Wong (2009) ada beberapa
dapat terkontaminasi oleh berbagai racun,
faktor yang menyebabkan terjadinya diare
sehingga bisa menimbulkan diare karena
adalah mengkonsumsi makanan atau jajanan
terdapat berbagai macam mikroba. Makanan
yang kurang terjaga kebersihannya,
atau jajanan yang sering dikonsumsi anak
kurangnya sumber air bersih, kebersihan yang
sekolah sangat sensitif terhadap pencemaran,
buruk dan lingkungan yang kurang baik
yang bersumber dari bahan tambahan pangan
ataupun polusi udara, maka memegang
berupa pewarna tekstil, zat pengawet, dan
peranan yang cukup penting dalam
pemanis buatan (Aditya, 2013).
memberikan asupan energi dan zat gizi lain
bagi anak-anak usia sekolah. Konsumsi Kasus diare di Kabupaten Malang,
makanan jajanan anak sekolah perlu Jatim, hingga kini cukup tinggi, setiap
diperhatikan karena aktivitas anak yang tinggi. bulannya angka kasus diare yang terdata di
Konsumsi makanan jajanan anak diharapkan Dinas Kesehatan setempat lebih dari 2.000
dapat memberikan kontribusi energi dan zat kasus, sesuai data di Dinas Kesehatan
gizi lain yang berguna untuk pertumbuhan Kabupaten Malang, jumlah kasus diare yang
anak. terjadi pada bulan November 2008 sebanyak
7.134, bulan Desember sebanyak 6.153 kasus
Beberapa faktor yang menyebabkan
dan Januari 2009 saat ini masih dalam
terjadinya diare adalah mengkonsumsi
pendataan.
makanan jajanan yang tidak terjamin
kebersihannya, lingkungan, peran keluarga, Anak sekolah sebagian besar kurang
dan ekonomi. Di daerah yang masih di memahami dalam cara menentukan jajanan
pinggiran kota tingkat higienitas suatu jajanan yang sehat dan kurang sehat sehingga
yang dikonsumsi oleh anak- anak masih berdampak buruk pada kesehatannya sendiri
rendah. Dapat dibuktikan dengan angka (Suci, 2009). Anak-anak biasanya membeli
kejadian diare yang sering melanda anak- jajanan kesukaan mereka tanpa memikirkan
anak didaerah pinggiran kota. Anak usia bahan-bahan dan zat yang terkandung
sekolah dasar lebih sering jajan berupa es didalamnya (Judarwanto, 2008). Anak sekolah
yang berwarna mencolok dan menggunakan biasanya mempunyai lebih banyak aktivitas di
pemanis atau penambah rasa tambahan, cilok luar rumah dan sering melupakan waktu
dengan saus merah yang mencolok, jajanan makan sehingga mereka memilih untuk
pedas dengan menggunakan cabai serbuk, membeli jajanan di sekolah agar dapat
jelly yang menggunakan pewarna mengganjal perut (Rakhmawati, 2009).
dikarenakan jelly terlihat dengan warna yang Kebiasaan jajanan ini biasanya dapat
mencolok, dan masih banyak lagi. Cara dipengaruhi oleh faktor jenis makanan,
persiapan dan penyimpanan bahan makanan karakteristik personal (pengetahuan tentang
dapat menimbulkan akibat buruk, sebagai jajanan, kecerdasan, persepsi, dan emosi),

3
dan faktor lingkungan (Ariandani, 2011). jajanan sering terkena penyakit diare. Pada
Masalah pada kebiasaan jajan yang kurang saat ini penyakit diare masih sering
sehat pada anak harus ditangani supaya menimbulkan kejadian luar biasa dengan
dapat terhindar dari berbagai macam resiko jumlah penderita yang dikatakan cukup
penyakit (Evy, 2008). banyak dalam kurun waktu yang singkat. Saat
Makanan atau jajanan yang bergizi ini banyak anak yang terkena diare karena
bisa diperoleh dari makanan utama dan tidak memperdulikan kebersihan pada jajanan
makanan jajanan. Makanan jajanan yaitu yang akan dimakan. Anak usia sekolah pada
makanan dan minuman yang biasanya umumnya banyak yang masih kurang
diperjual belikan oleh pedagang kaki lima di memahami tentang kesehatan bagi tubuhnya
pinggir jalanan dan di tempat keramaian (Saroso, 2009). Makanan jajanan tertentu
umum lain yang bisa langsung dikonsumsi yang mengandung Bahan Tambahan Pangan
tanpa pengolahan yang kurang hygienis. Jenis (BTP) seperti boraks, formalin dan pewarna
makanan ini mencakup buah-buahan segar tekstil ternyata dapat mempengaruhi fungsi
dan sayuran yang dijual di luar peraturan otak yaitu termasuk gangguan perilaku pada
daerah pasar untuk dikonsumsi langsung anak sekolah. Gangguan perilaku tersebut
(WHO, 2015). meliputi gangguan tidur, gangguan
Aspek negatif makanan jajanan yaitu konsentrasi, gangguan emosi, hiperaktif dan
jika dikonsumsi berlebihan dapat memperberat gejala pada penderita autism.
menyebabkan terjadinya kelebihan asupan Pengaruh jangka pendek penggunaan BTP ini
energi pada tubuh. Penggunaan pada menimbulkan gelaja-gejala yang sangat
campuran bahan kimia berbahaya atau bahan umum seperti pusing, mual, muntah, diare
tambahan pangan yang kurang tepat oleh atau bahkan kesulitan buang air besar
pengkonsumsi jajanan yaitu salah satu contoh (Widodo, 2013)
yang rendah tingkat kurangnya pengetahuan Pengetahuan untuk makanan dan
pengkonsumsi dengan keamanan makanan kesehatan itu sangat penting untuk dipahami
jajanan. Kurangnya pengetahuan karena pengetahuan makanan dan kesehatan
pengkonsumsi dengan penyalahgunaan adalah kebiasaan yang rutin dilakukan oleh
tersebut dan praktik hygiene yang masih manusia sehingga harus memahami tentang
rendah merupakan penyebab utama pada makanan atau jajanan apa dan mana saja
masalah keamanan makanan jajanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi untuk
(Bondika, 2011). kesehatan tubuh. (Amelia Kindi, 2013).
Penyakit saluran pencernaan yang Belum ada data yang pasti mengenai
sering dialami oleh anak-anak di usia sekolah angka kejadian diare pada anak Sekolah
dasar salah satunya ialah diare. Hal ini Dasar di Desa Pakisaji Kecamatan Pakisaji
diperkirakan kemungkinan kebiasaan anak- Kabupaten Malang tentang yang terkait
anak yang gemar membeli jajanan di dengan perilaku jajan anak. Berdasarkan latar
sembarang tempat. Jajanan dengan jenis dan belakang tersebut penulis tertarik meneliti
harga yang murah biasanya banyak diminati apakah ada hubungan perilaku jajan dengan
oleh anak di sekolah dasar, makin rendah kejadian diare pada anak Sekolah Dasar di
harga suatu jajanan makin rendah pula Desa Pakisaji Kecamatan Pakisaji Kabupaten
kualitas yang digunakan dalam komposisi Malang (Aditya, 2013).
pembuatan jajanan seperti digunakannya
Metodologi
bahan-bahan makanan yang kurang sehat
dan biasanya sudah tercemar oleh kuman dan Desain penelitian yang digunakan pada
tidak terjaga kebersihannya. Itulah salah satu penelitian ini yaitu menggunakan korelasi.
sebabnya anak-anak yang gemar membeli

4
Penelitian korelasi adalah masalah penelitian
keperawatan yang bersifat menghubungkan
antara 2 variabel dalam penelitian (Nursalam,
2011). Penelitian ini menggunakan
pendekatan cross sectional dimana variable
bebas (perilaku jajanan kurang sehat) dan
variable terkait (tingkat kejadian diare) di ukur
dalam waktu yang bersamaan.

Populasi penelitian adalah objek penelitian


atau objek yang diteliti (Notoadmotjo, 2012).
Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh siswa
dan siswi kelas III di SD Negeri 01 Pakisaji,
Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang
sejumlah 70 siswa

Sampel terdiri atas bagian populasi


terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai
subjek penelitian melalui sampling.
(Nursalam, 2016).

Dalam penelitian ini, peneliti


menggunakan siswa kelas III di SD Negeri 01

Pakisaji yang hadir di penelitian berjumlah 56


anak. Dalam menentukan sampel penelitian
ada dua syarat yaitu representatif (Mewakili)
dan sampel harus cukup banyak.

Instrument penelitian adalah alat–alat


yang digunakan untuk pengumpulan data
(Notoatmodjo, 2012). Untuk melakukan
pengumpulan data perilaku jajanan kurang
sehat, peneliti menggunakan alat ukur berupa
kuesioner pengetahuan makanan sehat yang
terdapat 13 pernyataan didalamnya dan
kuesioner tersebut berupa check list
yang berisi pilihan benar atau salah.
Sementara untuk mengetahui
kejadian diare pada anak, peneliti juga
menggunakan alat ukur berupa kuesioner
tentang kejadian diare pada anak, terdapat 1
pernyataan didalamnya dan kuesioner berupa
check list yang berisi pilihan jawaban skor
tinggi - sedang - rendah.

5
Hasil Penelitian dan Pembahasan

Data Umum

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden


Table 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
responden di SD Negeri 01 Pakisaji Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1. Laki-laki 33 59%
2. Perempuan 23 41%
Total 56 100%
Sumber: Data Kuesioner bulan Maret 2019

Pada table 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar responden (59%) berjenis
kelamin laki-laki

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden


Table 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik responden berdasarkan usia responden di SD
Negeri 01 Pakisaji Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
No Usia (tahun) Frekuensi Persentase (%)
1. 8-10 56 100%
2. 11-14 0 0%
Total 56 100%
Sumber: Data Kuesioner bula Maret 2019
Pada table 4.2 menunjukan bahwa seluruh responden (100%) berusia 8-10
tahun.

Data Khusus

a. Klasifikasi Data Khusus Berdasarkan Perilaku Jajanan Kurang Sehat


Table 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan klasifikasi perilaku jajanan kurang
sehat di SD Negeri 01 Pakisaji Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
No Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)
1. Baik 0 0%
2. Cukup 17 30%
3. Kurang 39 70%
Total 56 100%
Sumber: Data Kuesioner bulan Maret 2019
Pada table 4.3 diatas menunjukan bahwa seluruh siswa-siswi responden memiliki
perilaku kurang baik.
b. Klasifikasi Data Khusus Berdasarkan Tingkat Kejadian Diare
Table 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan klasifikasi tingkat kejadian diare di SD
Negeri 01 Pakisaji Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
No Klasifikasi Frekuensi Persentase (%)
1. Tinggi 0 0%
2. Sedang 45 80%

6
3. Rendah 11 20%
Total 56 100%
Sumber: Data Kuesioner bulan Maret 2019
Pada table 4.4 diatas didapatkan bahwa sebagian besar responden dengan
tngkat kejadian diare yang sedang sebanyak 45 responden dengan persentase
80%.

Menyajikan hasil analisis korelasi Spearman Rank. Table terdiri atas koefisien kolerasi
(r), nilai p, dan jumlah subjek.

Kejadian Diare
Perilaku Jajanan Kurang Sehat R 0,01
P 0,00
N 56
Uji korelasi Spearman Rank.

Berdasarkan hasil table 4.6 dari analisa uji SPSS, dapat dilihat bahwa ada hubungan
perilaku jajanan kurang sehat dengan kejadian diare, dilihat menggunakan analisis uji
korelasi Spearman Rank dengan taraf signifikasi p <0.05 didapatkan p 0.000 maka dapat
disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, artinya ada hubungan antara perilaku
jajanan kurang sehat dengan kejadian diare. Untuk menilai ada tidaknya hubungan
perilaku jajanan kurang sehat dengan kejadian diare menggunakan uji korelasi
Spearman Rank dan diperoleh nilai korelasi spearman (r) sebesar 0,01 menunjukan
bahwa kekuatan korelasi lemah dan arah korelasi positif (tidak berlawanan arah).

7
Pembahasan murah, biasanya semakin rendah harga suatu
barang atau jajanan maka semakin rendah
Perilaku Jajanan Kurang Sehat
pula kualitasnya seperti digunakannya bahan-
Berdasarkan hasil penelitian yang bahan makanan yang kurang baik dan
dilakukan di SD Negeri 01 Pakisaji Kecamatan biasanya sudah tercemar oleh kuman
Pakisaji Kabupaten Malang pada siswa (Saroso, 2009).
dengan jumlah responden 56 didapatkan
bahwa sebagian besar responden memiliki Tingkat Kejadian Diare
perilaku jajanan kurang sehat sebanyak 56 Berdasarkan hasil penelitian yang
responden dengan persentase 100%. dilakukan di SD Negeri 01 Pakisaji Kecamatan
Pakisaji Kabupaten Malang pada siswa
Perilaku anak tentang jajanan kurang
dengan jumlah responden 56 didapatkan
sehat sangat perlu diperhatikan karena dari
bahwa sebagian besar responden dengan
keseluruhan siswa masih mengkonsumsi
tingkat kejadian diare yang sedang sebanyak
jajanan dan makanan sembarangan.
45 responden dengan persentase 80%.
Makanan jajanan ini merupakan makanan dan
Tingkat kejadian diare yang terjadi
minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh
dikarenakan bahwa siswa berperilaku
pedagang kaki lima di pinggir jalanan atau di
kebiasaan mengkonsumsi jajanan kurang
tempat-tempat keramaian umum yang
sehat atau jajan sembarangan, tanpa
langsung dimakan atau dikonsumsi oleh
memperdulikan jajanan yang dikonsumsinya
mereka. Makanan tersebut sering tidak
sehat atau kurang sehat bagi dirinya.
disiapkan secara higienis dan juga
Beberapa faktor mengapa terjadinya
menggunakan bahan-bahan berbahaya
diare pada anak SD Negeri 01 Pakisaji yaitu
misalnya zat pewarna karena harganya yang
tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah
murah sehingga tidak baik untuk pencernaan
makan jajanan, memilih jajanan yang
meraka.
berwarna-warni mencolok, mengkonsumsi
Faktor lain yang mendukung perilaku minuman yang rasanya sangat manis
anak dalam memilih jajanan yang kurang (pemanis buatan), lebih memilih membeli
sehat adalah tayangan pada media masa, jajanan atau makanan didepan sekolah dan
makanan yang sering di tayangkan di media dipinggir jalan, tidak memperdulikan
masa lebih popular dikalangan anak-anak dan kebersihan makanan, tidak memperdulikan
membuat anak-anak tertarik meskipun kandungan gizinya pada makanan, lebih suka
makanan tersebut kurang sehat. Seberapa memilih jajan di sekolah dari pada sarapan di
besar perilaku anak yang ada hubungannya rumah, tidak memperhatikan tanggal
dengan perilaku pemilihan makanan jajanan kadaluarsa pada kemasan, lebih menyukai
kurang sehat. Sikap atau perilaku seorang jajanan instan dari pada membawa bekal dari
anak adalah hal yang termasuk penting dan rumah, terpengaruh oleh teman yang suka
berpengaruh dalam memilih makanan jajanan jajan sembarangan, suka membeli makanan
( Notoatmodjo,2008 ). Masalah kesehatan yang harganya murah tetapi makanan kurang
yang sering ditemukan pada anak karena bersih, terbiasa jajan dengan kandungan yang
konsumsi makanan jajanan adalah penurunan berbahaya seperti pengawet, pewarna,
nafsu makan, gangguan saluran pencernaan pemanis buatan, dsb.
dan jika dikonsumsi secara terus menerus
akan mempengaruhi status gizi anak. Hal Hubungan antara Perilaku Jajanan Kurang
tersebut dimungkinkan karena anak sering Sehat denga Kejadian Diare
membeli makanan jajanan sembarangan. Berdasarkan hasil table 4.6
Anak cenderung memilih jenis jajanan yang didapatkan bahwa keseluruhan responden

8
memiliki perilaku jajanan kurang sehat pandang seseorang terhadap masalah gizi.
sebanyak 56 responden dengan persentase Perilaku makan pada dasarnya merupakan
100% dan sebagian besar responden bentuk penerapan kebiasaan makan
mengalami tingkat kejadian diare sedang (Khomsan, 2010).
sebanyak 45 responden dengan persentase Hasil penelitian menunjukan sikap
80%. hasil analisis menggunakan analisis uji anak yang berperilaku kurang baik. Hal ini
korelasi Spearman Rank dengan taraf disebabkan anak yang mempunyai perilaku
signifikasi p <0.05 didapatkan p 0.000 lebih mendukung terpengaruh oleh lingkungan
kecil dari p <0.05, maka dapat disimpulkan terutama teman sebayanya. Perilaku
bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, artinya ada mendukung dalam pemilihan jajanan, tetapi
hubungan antara perilaku jajanan kurang timbul keinginan ingin mencicipi jajanan yang
sehat dengan kejadian diare. Untuk menilai dimakan oleh temannya. Perilaku yang
ada tidaknya hubungan perilaku jajanan muncul adalah meniru teman meskipun tidak
kurang sehat dengan kejadian diare sesuai dengan perilaku yang dimilikinya, hal
menggunakan uji korelasi Spearman Rank ini sesuai dengan karateristik anak sekolah
dan diperoleh nilai korelasi spearman (r) dasar yaitu suka meniru orang-orang di
sebesar 0,01 menunjukan bahwa kekuatan sekitarnnya termasuk orang tua, guru, dan
korelasi lemah dan arah korelasi positif (tidak teman sebayanya (Notoatmodjo, 2008).
berlawanan arah).
Kesimpulan
Perilaku suatu tindakan atau aktivitas
Berdasarkan hasil penelitian yang
akan tetapi merupakan predisposisi tindakan
telah dilakukan di SDN 01 Pakisaji
atau perilaku. Perilaku merupakan kesiapan
Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang
untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan
penelitian dan pembahasan dapat
tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap
disimpulkan yaitu :
objek. Perilaku yang baik belum tentu
1. Dari hasil penelitian perilaku anak
memunculkan tindakan atau membentuk
keseluruhan kurang baik dalam memilih
perilaku yang baik (Susanto, 2008).
jajanan kurang sehat.
Perilaku jajanan anak dipengaruhi 2. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
oleh pengetahuan gizi, sikap, serta perilaku sebagian besar responden dengan
yang terkait dalam pengambilan keputusan tingkat kejadian diare yang sedang
pemilihan makanan jajanan sehat. 3. Dari hasil penelitian bahwa ada
Terbentuknya perilaku akan dipengaruhi oleh hubungan antara perilaku jajanan kurang
pengetahuan, sikap dan tindakan anak sehat dengan kejadian diare di SD Negeri
mengenai pemilihan makanan jajanan sehat. 01 Pakisaji Kecamatan Pakisaji
Apabila pengetahuan, sikap dan tindakan Kabupaten Malang.
anak masih kurang memadai, maka pemilihan
makananjajanan menjadi kurang tepat Saran
(Hartono dan Widyastuti, 2009). Berdasarkan keterangan di atas,
Perilaku konsumsi makan seperti diharapkan penelitian ini bermafaat bagi
halnya perilaku lainnya pada diri seseorang, responden, lahan penelitian, institusi
satu keluarga atau masyarakat dipengaruhi keperawatan, keperawatan komunitas, serta
oleh wawasan dan cara pandang dan faktor bagi penelitian selanjutnya. Dibawah ini
lain yang berkaitan dengan tindakan yang adalah saran yang peneliti berikan, berikut
tepat. Di sisi lain, perilaku konsumsi makan penjelasannya:
dipengaruhi pula oleh wawasan atau cara 1.Responden

9
Diharapkan dapat memberikan tambahan
sikap atau perilaku dalam memilih jajanan
yang sehat, bergizi untuk dikonsumsi.
2.Lahan Penelitian
Kantin sekolah diharapkan dapat
menyediakan makanan jajanan yang sehat
dan dapat dipantau secara berkala,
memberlakukan peraturan kepada penjual
makan keliling yang mangkal dilingkungan
sekolah sesuai syarat-syarat penelitian,
menyelenggarakan catering khusus untuk
snack atau makanan jajanan. Diharapkan
hasil penelitian ini menjadi bahan masukan
bagi pihak sekolah dalam upaya
meningkatkan sikap siswa dalam memilih
jajanan yang sehat dan bergizi untuk
dikonsumsi.
3.Institusi Keperawatan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan referensi dalam
kegiatan akademik di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kepanjen. Seperti pengabdian
masyarakat, penyuluhan kesehatan yang
bermanfaat untuk masyarakat.
4.Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat di
gunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti
selanjutnya acuan informasi dalam
mengembangkan penelitian sikap atau
perilaku anak memilih jenis makanan di
sekolah dasar dan faktor lain yang
mempengaruhi perilaku anak dalam memilih
jajanan dan makanan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Kindi. 2013. Hubungan Pengetahuan Makanan dan Kesehatan Dengan Frekuensi Konsumsi
Makanan Jajanan Pada Anak Sekolah Dasar Pembangunan Laboratorium Universitas
Negeri Padang. Ejournal, Vol:2, No:1
Ariandani, B. 2011. Factor Yang Berhubungan Dengan Pemeliharaan Makanan Jajanan Pada Anak
Sekolah Dasar
Ariani, A. Putri 2016. Diare: Pencegahan dan Pengobatannya. Yogyakarta: Nuha Medika
Arikunto,S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Bondika, 2011. Factor Yang Berhubungan Dengan Pemeliharaan Makanan Jajanan Pada Anak
Sekolah Dasar . Jurnal Psikobuana, Vol:1, No:1
Depkes RI, 2009. Pedoman Keamanan Pangan Di Sekolah Dasar. Direktorat Bina Gizi Ditjen Bina
Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak Kementrian Kesehatan.
Dr. Yayat Suharyat, M.Pd. 2009. HUBUNGAN ANTARA SIKAP, MINAT DAN PERILAKU MANUSIA
. Jurnal Psikobuana, Vol:1, No:1
Evy. 2008. Keamanan Pangan Di Sekolah Rendah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Hardi, Masni. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita dan Anak.
Baranglompo. Jurnal Ilmiah, Vol:1 No:1
Hidayat, A. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik. Analisis Data. Jakarta: Salemba
Medika.
Judarwanto. 2008. Jangan Sepelahkan Sarapan Pagi Untuk Si Kecil. Pikiran Rakyat Bandung
Khomsam, A. 2008. Solusi Makanan Sehat. Bogor: IPB

Lia Fitriani, Septian Andriyani, 2015, HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP
ANAK USIA SEKOLAH AKHIR (10-12 TAHUN) TENTANG MAKANAN JAJANAN DI SD
NEGERI II TAGOG APU PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT
Moehyi, S 2017. Dasar-dasar Ilmu Gizi 2. Jakarta. Pustaka Kemang

Notoatmodjo, S. 2008. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hal:
16,124,125
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan,Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan, Ed.Rev. Jakarta : Rineka Cipta


Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam, 2014. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional edisi 4.
Jakarta : Salemba Medika

11
Palupi, A. 2009. Status Gizi dan Hubungan dengan Kejadian Diare pada Anak. Yogyakarta. Jurnal
Gizi Klinik Indonesia, Vol.1 , No.1
Pradipta, Aditya. 2013. Hubungan Perilaku Jajan Dengan Kejadian Diare pada Anak. Banjarbaru.
Jurnal Berkala Kedokteran, Vol.9 No.1
Rakhmawati, E. (2009). Waspadai Jajanan Anak di Sekolah. Jakarta : Penerbit Buku Kompas
Saifuddin 2015. Sikap Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Shet, Mini. 2015. Diarrhea Prevention Trough Food Safety Edducation. Indian. Journal Of Pediatrics

Suci, E 2009. Gambaran Perilaku Jajanan Murid Sekolah Dasar. Jakarta. Jurnal Psikobuana, Vol:1,
No:1
Trevino. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Insidens Diare Anak. Jakarta. Jurnal Ilmiah, Vol.2
No2
Permata, Widya. 2010. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Kejadian Diare
Akut Pada Anak Di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Universitas Sam Ratulangi
Pradipta, Aditya. 2013. Hubungan Perilaku Jajan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Sekolah Dasar
Di Kel. Cempaka Kecamatan Cempakakota Banjarbaru (Jurnal Berkala Kedokteran
Wardhani, Dea Priska K. 2012. Factor-faktor yang Berhubungan dengan Frekuensi Kejadian Diare
pada Anak. Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1 No.2
WHO. 2016. Kader Kesehatan Masyarakat, Buku Kedokteran. Jakarta.

Widodo. 2013. Antisipasi Perilaku Makan Anak Sekolah. Jakarta: Erlangga.

Wong, 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

12

Anda mungkin juga menyukai