diare
dan
presentasi
kematiannya
di
dunia
mengalami
kejadian diare pada pasien rawat inap berada di posisi pertama, pada tahun
2009 angka kejadian diare sebesar 143.696 kasus dan jumlah pasien yang
meninggal sebanyak 1.747, pada tahun 2010 angka kejadian diare sebesar
71.889 kasus dan jumlah pasien yang meninggal sebanyak 1.289.
Berdasarkan data DINKES provinsi SUMSEL pada tahun 2010,
penemuan penderita diare balita di kabupaten/kota dengan target SPM 70%.
capaian 15 kabupaten/kota rata-rata 3,24%, yang berarti bahwa persentase
penderita balita yang ditangani terhadap jumlah perkiraan penderita diare di
wilayah tersebut adalah 3,24%. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya
terjadi peningkatan jumlah penderita yaitu dari 67.391 penderita (capaian
SPM 2,23%) pada tahun 2008 menjadi 98.890 penderita (capaian SPM
3,24%) pada tahun 2009.
Dari data DINKES Kota Palembang persentase kejadian diare pada
tahun 2009 sebanyak 54.612 penderita, pada tahun 2010 kejadian diare
sebanyak 49.897 penderita, pada tahun 2011 sebanyak 45.593 penderita, pada
tahun 2012 kejadian diare terus meningkat pada bulan Januari angka kejadian
sebanyak 3.616 kasus dan sampai bulan Agustus angka kejadian diare
meningkat menjadi 5.049 kasus dan terjadi peningkatan pada bulan Januari
sampai ke Februari 2013 sebesar 7,3%.
Pada dasarnya penyakit diare dapat dicegah, salah satu cara yang
dapat digunakan untuk mencegah diare yaitu dengan menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah tangga. Dari data yang di dapat untuk
tingkat keberhasilan program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah
tangga di Indonesia sebanyak 7.961.965 rumah tangga yang ber-PHBS dari
59.118.900 rumah tangga jika di persentasekan sebanyak 53,89%, sedangkan
untuk data keberhasilan program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
rumah tangga Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 409.897 rumah tangga
yang ber-PHBS dari 1.714.700 rumah tangga, jika di persentasekan sebanyak
46,49%
(Kementerian
Kesehatan
Republik
Indonesia
tahun
2012).
kasus. setelah peneliti melakukan wawancara pada 5 orang tua yang datang
ke puskesmas dengan balita mengalami diare, 3 diantaranya belum
melakukan PHBS rumah tangga secara keseluruhan.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti menarik kesimpulan
bahwa kejadian diare pada setiap tingkat angka kejadianya masih tinggi oleh
karena itu, maka penulis tertarik untuk meneliti Hubungan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat Rumah Tangga dengan Kejadian Diare Pada Balita di
Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013.
B. Rumusan Masalah
Diare masih merupakan masalah utama pada anak balita, khususnya
di negara berkembang seperti Indonesia. Masih tingginya angka kejadian
diare dan pelaksanaan PHBS rumah tangga yang belum
maksimal oleh
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
rumah tangga dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas
Sukarami Palembang Tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya distribusi frekuensi perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) rumah tangga dalam memberi ASI eksklusif pada keluarga
3. Balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas 1 tahun atau lebih
populer dengan pengertian usia di bawah 5 tahun, (Septiari, 2012).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah merupakan perbuatan atau tindakan dan
perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati, di gambarkan dan
dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya. Perilaku
diatur oleh prinsip dasar perilaku yang menjelaskan bahwa ada hubungan
antara perilaku manusia dengan peristiwa lingkungan. Perubahan
perilaku dapat diciptakan dengan merubah peristiwa di dalam lingkungan
yang menyebabkan perilaku tersebut (Maryunani, 2013).
Menurut Sulzer, Azaroff, Mayer: 1977 dalam teori ABC atau
yang dikenal dengan model ABC mengungkapkan bahwa perilaku adalah
merupakan suatu proses dan sekaligus hasil interaksi antara : Antecedent,
Behavior, Concequences (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Becker (1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku
kesehatan dan membedakan menjadi tiga, yakni :
kemampuan
untuk
mengenali
dan
d) Analisis (analisys)
Analisis
adalah
suatu
kemampuan
untuk
menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponenkomponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi,
dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk
meletakan atau menghubungkan bagianbagian didalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f) Evaluasi (evaluation)
Evalusi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian suatu materi atau
objek.
3) Factor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Factor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu
pendidikan, informasi / media massa, social, budaya dan
ekonomi, lingkungan, pengalaman, usia (Budiman dan Agus,
2013).
4) Pengukuran tingkat pengetahuan
Menurut Skinner, bila seseorang mampu menjawab
mengenai materi tertentu baik secara lisan maupun tulisan,
maka dikatakan seseorang tersebut mengetahui bidang tersebut.
Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
d) Media massa.
e) Lembaga pendidikan dan lembaga agama.
f) Pengaruh faktor emosional.
4) Tahapan sikap
Dalam taksonomi Bloom (1956) tahapan domain sikap
adalah sebagai berikut (Budiman dan Agus, 2013).
a) Menerima
Tahap sikap menerima adalah kepekaan seseorang
dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang
datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi,
gejala, dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini, misalnya
adalah kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus.
b) Menanggapi
Tahap sikap menanggapi adalah kemampuan yang
dimiliki oleh seseorang untuk mengikutsertakan dirinya
secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi
terhadapnya.
c) Menilai
Tahap sikap menilai adalah memberikan nilai atau
memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau
objek sehingga apabila kegiatan tersebut tidak dikerjakan,
dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan.
d) Mengelola
Tahap sikap mengelola adalah mempertemukan
perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang
universal, yang membawa pada perbaikan umum.
e) Menghayati
Tahap sikap mengahayati adalah keterpaduan semua
sistem
nilai
yang
telah
dimiliki
seseorang,
yang
c. Tindakan (Practice)
1) Pengertian
Praktek adalah hal apa yang dilakukan oleh responden
terhadap terkait dengan kesehatan misalnya : cara pencegahan
penyakit, cara peningkatan kesehatan, cara memperoleh
pengobatan yang tepat dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
2) Tingkatan praktik menurut kualitasnya menurut Notoatmodjo
2010
a) Praktik terpimpin (guide response)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan
sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntutan atau
menggunakan panduan.
b) Praktik secara mekanisme (mechanism)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau
mempraktikan sesuatu hal secara otomatis maka disebut
praktik atau tindakan mekanis.
c) Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang
sudah berkembang. Artinya, apa yang dilakukan tidak
sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah
meningkat dengan
mengatur
yang
sudah
dimasak
untuk
digunakan
kemudian
E.coli,
Salmonella,
ECHO,
Shigella,
Coxsackie,
protozoa
(Entamoeba
histolytica,
terjadi
perubahan
kapasitas
usus
yang
akhirnya
faktor
malabsorpsi
merupakan
kegagalan
dalam
makanan, ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap
dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus yang
mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makan yang
kemudian menyebabkan diare. Keempat, faktor psikologis dapat
mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik usus yang akhirnya
mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan
diare (Hidayat, 2008).
6. Komplikasi
Komplikasi kehilangan akibat diare.
a. Dehidrasi
1) Ringan (5%BB).
2) Sedang (5-10%BB).
3) Berat (10-15%BB).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,
bradikardia, perubahan elektrokardiogram).
d. Hipoglikemia.
e. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik.
f. Malnutrisi energi protein, (akibat muntah dan diare, jika lama atau
kronik) (Arief & Kristiyanasari, W, 2009).
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemerikasaan objektif utama pada pasien penderita diare akut
adalah penentuan tingkat keparahan dehidrasi dan deplesi elektrolit.
Adanya demam menunjukan infeksi oleh salmonella, shigella, atau
campylobacter. Pemeriksaaan colok dubur dan sigmoidoskopi harus
dilakukan. Keduanya bertujuan menilai tingkat radang rektal (Sodikin,
8.
2012).
Pencegahan Diare
a. Memberi ASI eksklusif kepada bayi usia 4-6 bulan.
b. Menghindari penggunaan susu botol.
c. Memperbaiki
cara
penyiapan
dan
penyimpanan
makanan
pendamping ASI.
d. Menggunakan air bersih untuk minum.
e. Mencuci tangan dengan baik sesudah buang air besar dan setelah
membuang feses bayi, serta sebelum makan.
f. Membuang feses secara benar.
D. Konsep Balita
1. Pengertian
Balita adalah anak dengan usia di bawah 5 tahun dengan
karakteristik pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun
dimana umur 5 bulan berat badan naik 2x berat badan lahir, dan 3x berat
badan lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4x pada umur 2 tahun. Balita
juga diartikan anak yang telah menginjak usia diatas 1 tahun atau lebih
populer dengan pengertian usia anak di bawah 5 tahun (Septiari, 2012).
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Persalinan Di Tolong
Tenaga Kesehatan
Memberi ASI Eksklusif
Menimbang Bayi Setiap
Bulan
Prilaku Hidup
Bersih dan Sehat
Rumah Tangga
A. Definisi Konsepsional
Kerangka konsep dalam suatu penelitian adalah suatu uraian dan
visiualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang
lainnya, atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari
masalah yang ingin diteliti. Konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk
dengan menggeneralisasi suatu pengertian. Oleh sebab itu, konsep tidak dapat
diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan dapat diukur,
maka konsep tersebut harus dijabarkan ke dalam variabel-variabel. Dari
variabel itulah konsep dapat diamati dan diukur (Notoatmodjo, 2012).
Jenis variabel diklasifikasikan menjadi bermacam-macam tipe untuk
menjelaskan
penggunaannya
dalam
penelitian.
Beberapa
variabel
Memberi ASI
Eksklusif
Mencuci Tangan
dengan Air Bersih dan
Sabun
Kejadian Diare
Menggunakan Air
Bersih
Menggunakan Jamban
Sehat
B. Operasional Variabel
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2012).
Tabel 3.1 Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah
Tangga dengan Kejadian Diare pada Balita di Puskesmas Sukarami
Palembang 2013
Definisi
Skala
Variabel
Cara Ukur
Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional
Ukur
Memberi ASI
Eksklusif
Bayi diberi
ASI saja tanpa
makanan
tambahan
selama 6 bulan
1.ASI eksklusif
jika bayi
diberi ASI
sampai
umur 6
bulan tanpa
makanan
tambahan
Wawancara
Salah satu
tindakan
Mencuci
sanitasi dengan
Tangan dengan membersihkan
Wawancara
Air Bersih dan tangan dan jari
Sabun
jemari dengan
air ataupun
cairan lainnya
Menggunakan
Air Bersih
Air yang
dipergunakan
sehari-hari
untuk minum,
mandi,
mencuci dan
sebagainya
Wawancara
Kuesioner
2.Tidak ASI
eksklusif
jika bayi
diberi ASI
dan
makanan
tambahan
sampai
umur 6
bulan
(Kemenkes
RI 2011)
Ordinal
1. Baik jika
nilai = 6
Kuesioner
2. Kurang
baik jika
nilai < 6
(Kemenkes
RI 2011)
1. Air bersih
jika nilai
=4
2. Air
Kuesioner
kurang
bersih jika
nilai < 4
(Kemenkes
RI 2011)
Ordinal
Ordinal
1. Jamban
sehat jika
nilai = 9
Suatu ruangan
yang
mempunyai
fasilitas
pembuangan
kotoran
manusia
Wawancara
Kuesioner
Suatu
peristiwa yang
Kejadian Diare menerangkan
jumlah
penderita diare
Wawancara
Kuisioner
Menggunakan
Jamban Sehat
2. Jamban
kurang
sehat jika
nilai < 9
(Kemenkes
RI 2011)
1. Diare jika
BAB cair
> 3x
sehari
dalam 6
bulan
terakhir.
2. Tidak
diare jika
BAB cair
3x
sehari
dalam 6
bulan
terakhir
Ordinal
Ordinal
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya
dalam penelitian. Oleh karena itulah maka dari peneliti dituntut
kemampuanya untuk dapat merumuskan hipotesis ini dengan jelas. Di dalam
penelitian ada dua jenis hipotesis yang digunakan yaitu hipotesis kerja atau
disebut dengan hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho) (Arikunto,
2010).
Bedasarkan tujuan dan kerangka konsep penelitian, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
Ha :
1. Ada hubungan memberi ASI eksklusif dengan kejadian diare pada balita.
2. Ada hubungan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dengan
kejadian diare pada balita.
3. Ada hubungan menggunakan air bersih dengan kejadian diare pada balita.
4. Ada hubungan menggunakan jamban sehat dengan kejadian diare pada
balita.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian
yang
digunakan
adalah
kuantitatif
dengan
Puskesmas
Sukarami
Palembang.
yang
tidak
didasarkan
atas
kemungkinan
yang
dapat
merupakan
kegiatan
penelitian
untuk
Pada
umumnya
dalam
analisis
ini
hanya
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh peneliti di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013.
A. Gambaran Umum Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah satuan organisasi
fungsional
yang
menyelenggarakan
upaya
kesehatan
yang
bersifat
rujukan
berdasarkan
kebijaksanaan
teknis
yang
Jumlah Penduduk
32223
19636
51859
2.
5505
3153
3663
3.
Jumlah Bayi
440
274
318
4.
Jumlah Balita
1229
661
1880
5.
Jumlah Posyandu
11
17
6.
Jumlah Kader
d) Rujukan
7) Penyuluhan kesehatan masyarakat
a) Didalam gedung puskesmas
b) Diluar gedung puskesmas
8) Usaha kesehatan sekolah (UKS)
a) Pendataan dan penimbangan anak TK
b) Pendataan dan skrining anak SD kelas I
c) Imunisasi (Bias)
9) Perawatan kesehatan masyarakat
a) Rujukan kasus risiko tinggi
b) Kunjungan rumah penderita TB paru dan lain-lain
c) Kunjungan rumah bumil, bayi, balita berisiko tinggi
10) Kesehatan gigi dan mulut
a) Pengelolaan penyakit gigi dan mulut
b) Penyuluhan penyakit gigi dan mulut di Posyandu
c) Penyuluhan dan pemeriksan gigi di TK dan SD
Frekuensi
Persentase
ASI eksklusif
21
52,5
19
47,5
Total
40
100
Kurang Baik
13
32,5
Total
40
100
No
Frekuensi
Persentase
27
67,5
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Menggunakan Air Bersih di
Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013
No
Frekuensi
Persentase
Air Bersih
30
75
10
25
Total
40
100
Menggunakan Jamban
Sehat
Frekuensi
Persentase
Jamban Sehat
30
75
10
25
Total
40
100
Kejadian Diare
Frekuensi
Persentase
Diare
19
52,5
Tidak Diare
21
47,5
Total
40
100
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel
independen (memberi ASI eksklusif, mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun, menggunakan air bersih dan menggunakan jamban sehat)
dengan variabel dependen (kejadian diare pada balita), uji hubungan pada
1.
2,
Memberi ASI
Eksklusif
ASI Eksklusif
Tidak ASI
Eksklusif
Total
Tidak
Diare
Total
Diare
11
52,4
10
47,6
21
100
10
52,6
47,4
19
100
21
52,5
19
47,5
40
100
OR
95%
CI
P
Value
1,010
(,2923,500)
1,000
No
Mencuci
Tangan
dengan Air
Bersih dan
Sabun
Kejadian Diare
Total
Tidak
Diare
N %
Diare
1.
Baik
16
59,3
11
40,7
27
100
2,
Kurang Baik
38,5
61,5
13
100
21
52,5
19
47,5
40
100
Total
OR 95%
CI
P
Value
0,430
(,1111,667)
0,370
No
Menggunaka
n Air Bersih
Kejadian Diare
Tidak
Diare
Diare
N %
n
%
Total
1.
Air Bersih
18
60
12
40
30
100
2,
Air Kurang
Bersih
30
70
10
100
Total
21
52,5
19
47,5
40
100
OR
95%
CI
P
Value
0,430
(,1111,667)
0,148
No
Kejadian Diare
Menggunaka
n Jamban
Sehat
Total
Tidak
Diare
N %
Diare
1.
Jamban Sehat
17
56,7
13
43,3
30
100
2,
Jamban
Kurang Sehat
40
60
10
100
21
52,5
19
47,5
40
100
Total
Dari
tabel
5.10,
dapat
diketahui
bahwa
OR
95%
CI
P
Value
0,510
(,1192,188)
0,473
keluarga
yang
C.
Pembahasan
1. Pembahasan
a.
Diare
Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari, dengan
atau tanpa darah dan lendir dalam feses. Secara epidemiologik,
biasanya diare didefinisikan sebagai pengeluaran feses lunak atau
cair tiga kali atau lebih dalam satu hari, tetapi ibu mungkin
menggunakan istilah berbeda-beda untuk menggambarkan diare.
Secara lebih praktis diare didefinisikan sebagai frekuensi feses
menjadi lebih lunak pada anak sehingga dianggap abnorma oleh
ibu anak tersebut (Sodikin, 2012).
Hasil penelitian ini didapatkan balita yang mengalami diare
dalam 6 bulan terakhir sebanyak 19 (47,5%) keluarga dan
responden yang balitanya tidak mengalami diare dalam 6 bulan
terakhir sebanyak 21 (52,5%) keluarga dari 40 keluarga.
b.
frekuensi jajan pada anak balita juga sudah tinggi sehingga rentan
terkena infeksi saat bermain atau dari jajanan.
c.
0,370
intensitas bermain yang sering dan frekuensi jajan pada anak balita
juga sudah tinggi sehingga rentan terkena infeksi saat bermain atau
d.
dari jajanan.
Hubungan Menggunakan Air Bersih dengan Kejadian Diare pada Balita.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di Puskesmas
Sukarami Palembang tahun 2013 didapatkan p value = 0,148
berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku hidup
bersih dan sehat rumah tangga dalam menggunakan air bersih
eksklusif dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas
Sukarami Palembang tahun 2013.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Supiyan (2012), di
dapatkan p value = 0,433 ini menunjukan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara menggunakan air bersih dengan
kejadian diare pada balita.
Menurut Maryunani (2013), air adalah kebutuhan dasar yang
di pergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi,
mencuci dan sebagainya agar kita tidak terkena penyakit atau
terhindar dari sakit. Adapun syarat-syarat air bersih yaitu tidak
berwarna (jernih), tidak keruh, (harus bebas dari pasir, debu,
lumpur, sampah), tidak berasa, dan tidak berbau (bau amis, dan
belerang). Menurut Arief dan Weni. K.(2009), salah satu cara
untuk mencegah terjadinya diare pada balita yaitu dengan
menggunakan air bersih untuk minum.
Peneliti berpendapat bahwa tidak adanya hubungan antara
menggunakan air bersih dengan kejadian diare pada balita
dikarenakan penelitian ini di tujukan pada balita usia 1-5 tahun. Di
0,473
unit
penampungan
kotoran
dan
air
untuk
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) rumah tangga dengan kejadian diare pada balita di
Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013 adalah sebagai berikut :
1. Proporsi memberi ASI eksklusif didapatkan yang memberi ASI ekslusif
sebanyak 21 responden (52,5%), dan responden yang tidak memberikan
ASI eksklusif sebanyak 19 responden (47,5%).
2. Proporsi mencuci tangan dengan air bersih dan sabun didapatkan
responden yang baik dalam mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
sebanyak 27 responden (67,5%), dan responden yang kurang baik
sebanyak 13 responden (32,5%).
3. Proporsi menggunakan air bersih
didapatkan
responden
yang
6. Tidak ada hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah
tangga dalam memberi ASI eksklusif dengan kejadian diare pada balita di
Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013
7. Tidak ada hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah
tangga dalam mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dengan
kejadian diare pada balita di Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013
8. Tidak ada hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah
tangga dalam menggunakan air bersih dengan kejadian diare pada balita di
Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013
9. Tidak ada hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah
tangga dalam menggunakan jamban sehat dengan kejadian diare pada
balita di Puskesmas Sukarami Palembang tahun 2013
B. SARAN
1. Bagi Puskesmas Sukarami Palembang
Pada operasional variabel perilaku hidup bersih dan sehat rumah
tangga, diharapkan Puskesmas Sukarami memberikan informasi kepada
masyarakat tentang penyebab dan tanda gejala diare, dan memberikan
informasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengawasi perilaku
bermain dan perilaku jajan untuk mencegah terjadinya penyakit diare
pada balita.
2. Bagi Keluarga
Diharapkan keluarga selalu memperaktikan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS), mengawasi perilaku bermain dan jajan balita untuk
mencegah terjadinya penyakit diare ataupun penyakit lainnya.
3. Bagi Peneliti Yang Akan Datang
Diharapkan adanya peneliti yang lebih lanjut untuk mengetahui
hubungan perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga dengan kejadian
DAFTAR PUSTAKA
Arief dan Weni. K. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta.
Bea. S, Bety. 2012. Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Budiman dan Agus. R. 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Sikap dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemban Medika.
Hidayat A. A. A. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta : Salemba Medika.
Maryunani, Anik. 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta : TIM.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
. 2012. Metodeogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. 2011. Konsep dan
Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta Salemba Medika.
Proverawati, A dan Eni. R. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Yogyakarta : Nuha Medika.
Sodikin. 2011. Keperawatan Anak Gangguan Pencernaan. Jakarta : EGC.
Ari, K. 2011. Pengaruh PHBS Tatanan Rumah Tangga Terhadap Diare Balita Di
Kelurahan Gandus Palembang [skripsi], (online). PSIK Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
http://eprints.unsri.ac.id/889/1/makalah_PHBS_keluarga_diare.pdf
Diakses Tanggal 9 Mei 2013.
(online)
Supiyan. 2012. Hubungan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah
Tangga dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Rejosari Kecamatan
Tenayan Raya Kota Pekanbaru [skirpsi], (online). PSIK, Universitas Riau.
http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1882/1/JURNAL%20SUPIYAN
%20pdf..pdf (online) Diakses Tanggal 9 Mei 2013.
Kusumawati, O. 2011. Hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Kejadian
Diare Pada Balita Usia 1-3 Tahun Studi Kasus Di Desa Tegowanu Wetan
Kecamatan Tegowanu Grobongan [Jurnal], (online). Alumni Program Studi
S1Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang.
http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/view/69
(online) Diakses Tanggal 9 Mei 2013.
Furwanto, R. 2013. Hubungan Status Sosial Ekonomi dengan PenerapanPerilaku Hidup
Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga di Kelurahan Suka Mulia Kecamatan
Sail Kota Pekanbaru [Jurnal], (online).
http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1951/1/pdf%20roby.pdf
Diakses Tanggal 9 Mei 2013.
(online)
http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_DATA_KESEHATAN_INDONESIA
TAHUN_2011.pdf (online) Diakses Tanggal 9 Mei 2013.