Anda di halaman 1dari 5

GAMBARAN MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR

PADA MASA PEMBELAJARAN JARAK JAUH


DI SDN 1 BENDO PARE-KEDIRI

Yoshua Elyan Pama Weri 1*, Mirthasari Palupi2


1
Program Studi Akademi Gizi STIKES Karya Husada Kediri, gizikhkediri@gmail.com, (0354) 394909
2
Program Studi Akademi Gizi STIKES Karya Husada Kediri, gizikhkediri@gmail.com, (0354) 394909

Abstrak

Menjaga pola makan yang baik dan sehat sangat penting selama pandemi COVID-19. Walaupun tidak ada makanan
atau suplemen makanan yang dapat mencegah penularan virus COVID-19, mengubah pola makan dengan
mengkonsumsi makan bergizi seimbang yang sehat dan sangat penting dalam meningkatkan sistem kekebalan
tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan makanan jajanan anak sekolah dasar pada masa pembelajaran
jarak jauh. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Variabel tunggal dalam penelitian ini
adalah gambaran makanan jajanan anak sekolah dasar pada masa pembelajaran jarak jauh. Instrumen penelitian
dalam penelitian ini menggunakan kuesioner melalui handphone melalui aplikasi WhatsApp (WA) untuk membagikan
link google form. Hasil penelitian menunjukkan hasil penelitian hampir seluruh responden mengkonsumsi makanan
jajanan yang baik selama masa pembelajaran jarak jauh sebanyak 21 responden (84,0%) dan sebagian kecil
mengkonsumsi makanan jajanan yang tidak baik sebanyak 4 responden (16,0%). Peran ibu sangat diperlukan dalam
menentukan jajanan yang sehat untuk anak, yaitu dengan cara memilih ataupun membuatkan sendiri makanan
jajanan sesuai keinginan anak.

Kata Kunci: Makanan Jajanan, Pembelajaran Jarak Jauh

Abstract

Maintaining a good and healthy diet was very important during the COVID-19 pandemic. Although there was no food
or dietary supplement that can prevent the transmission of the COVID-19 virus, changed your diet by consumed a
balanced, healthy diet was very important in boosted the immune system. This study aims to describe the snacks for
elementary school children during the distance learned period. The research design in this research was descriptive
research. The single variable in this study was the description of snacks for elementary school children during the
distance learned period. The research instrument in this study used a questionnaire via cellphone via the WhatsApp
(WA) application to share the google form link. The results showed that almost all respondents consumed good
snacks during the distance learned period as many as 21 respondents (84.0%) and a small portion consumed bad
snacks as many as 4 respondents (16.0%). The role of the mother is very necessary in determining healthy snacks
for children, namely by choosing or making their own snacks according to the child's wishes.

Keywords: Snacks, Distance Learning

1
Gambaran makanan jajanan anak sekolah dasar pada masa pembelajaran jarak jauh
(Yoshua, et al.)

PENDAHULUAN Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Di dunia saat ini sedang marak-maraknya wabah tahun 2019 sekitar 40%-44% pangan jajanan anak
coronavirus. Coronavirus itu sendiri adalah keluarga sekolah tidak memenuhi syarat kesehatan. Menurut
besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala BPOM (2019) menemukan dari 7.200 sampel yang
ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis corona diambil dari beberapa pedagang jajanan anak sekolah
virus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat yang tersebar di Indonesia terdapat beberapa sampel
menimbulkan gejala berat. Coronavirus Diseases 2019 tidak memenuhi syarat.
(COVID-19) merupakan penyakit jenis baru yang belum Dampak dari pandemi pada kehidupan seseorang dan

pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda masyarakat pada bidang pangan juga akan terjadi.
dan gelaja umum infeksi COVID-19 antara lain gejala Ketersediaan dan akses pangan masyarakat menjadi
gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan penting sehingga pemerintahpun terus berusaha
sesak napas (Yurianto, Ahmad, Bambang Wibowo, 2020). membantu bukan saja dalam bantuan materi transfer
Pandemi COVID-19 (corona virus) menyebabkan banyak uang langsung juga dalam bantuan pangan. Penyelesaian
perubahan dalam kehidupan sehari-hari. Gizi yang baik masalah covid-19 ini pada dampak sosial tidak bisa hanya
juga sangat penting sebelum, selama dan setelah infeksi. diserahkan pada pemerintah tetapi setiap keluarga harus
Karena Infeksi menyebabkan tubuh penderita demam, berusaha untuk mengatasi masalah terutama pangan
sehingga membutuhkan asupan energy dan zat gizi. (Saragih, Bernathan, 2020)
Menjaga pola makan yang baik dan sehat sangat penting WHO telah merekomendasikan menu gizi seimbang

selama pandemi COVID-19. Walaupun ada ditengah pandemi COVID-19. Artinya, disetiap menu
tidak
makanan atau suplemen makanan yang dapat mencegah makanan harus mencakup nutrisi lengkap, baik itu
penularan virus COVID-19, mengubah pola makan makronutrien seperti karbohidrat, protein, lemak, serta
dengan mengkonsumsi makan bergizi seimbang yang mikronutrien dari vitamin dan mineral. Namun, untuk
sehat dan sangat penting dalam meningkatkan sistem membuat fondasi daya tahan tubuh yang kuat (building
kekebalan tubuh yang baik (Akbar, 2020). block), kita harus fokus pada asupan protein. (WHO,

Berdasarkan Riskesdas (2018), prevalensi gizi kurang 2020)


secara nasional bersifat fluktuatif karena pada tahun 2010 Upaya pengawasan jajanan makanan merupakan

prevalensi gizi kurang 18,4% dan mengalami penurunan salah satu bentuk usaha menangani permasalahan
pada tahun 2015 yaitu 17,9%, tetapi pada tahun 2018 makanan yang dikonsumsi oleh siswa-siswa di sekolah
prevalensi gizi kurang mengalami peningkatan kembali seluruh Indonesia, karena dominan kasus anak yang
19,6% yang terdiri dari 13,9% gizi kurang dan 5,7% gizi keracunan di sekolah disebabkan makanan yang dijual
buruk. oleh pedagang jajanan tidak higeines memenuhi standar

Rendahnya kualitas makanan jajanan anak sekolah kebersihan dan kesehatan. Lemahnya pengawasan
dapat memperburuk status gizi anak sekolah akibat jajanan ini berdampak buruk bagi kesehatan siswa, yang
terganggunya asupan gizi. Untuk mewujudkan dan berdampak tidak baik bagi kesehatan tubuhnya dimasa
menjaga keamanan, mutu dan gizi makanan yang mendatang (Setyawan, 2017). Koordinasi oleh pihak
dikonsumsi oleh anak-anak, perlu adanya peran orang sekolah, persatuan orang tua murid, dapat menjadi
tua, keluarga, orang terdekat, produsen makanan, elemen pengawas penyajian makanan ringan yang bisa diatur
masyarakat dan pemerintah (Kemenkes RI, 2014). porsi dan nilai gizinya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
anak. Upaya ini tentunya akan lebih murah dan efisien
dibanding membiarkan anak jajan diluar sekolah, dimana
jajanan yang tersedia belum memiliki jaminan gizi dan

Yoshua Elyan Pama Weri kebersihan yang memenuhii standar (Syafiq, 2015).
yoshuaelyan@gmail.com
Wulla Waijelu Sumba Timur NTT

2
Anak usia sekolah mempunyai kebiasaan makan HASIL PENELITIAN
makanan jajanan. Kebiasaan jajan cenderung menjadi Gambaran Makanan Jajanan Anak Masa Pembelajaran
bagian budaya dalam suatu keluarga. Selama pandemi Jarak Jauh
yang terjadi pada saat ini maka proses pembelajaran
No Makanan Frekuensi Prosentase
jarak jauh dilakukan di semua sekolah, dalam hal tersebut Jajanan
makanan jajanan yang kurang memenuhi syarat 1 Tidak Baik 4 16,0%
2 Baik 21 84,0%
kesehatan dan gizi akan mengancam kesehatan anak
Jumlah 25 100%
dapat terkontrol oleh orang tua.
Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa
pada 10 keluarga diketahui bahwa 8 orang tua (80%) dari 25 responden, hampir seluruh responden
mengkonsumsi makanan jajanan yang baik selama masa
orang tua memantau anak pada saat jajan dan 2 orang
pembelajaran jarak jauh sebanyak 21 responden (84,0%)
tua (20%) tidak mengontrol makanan jajanan anaknya. dan sebagian kecil mengkonsumsi makanan jajanan yang
tidak baik sebanyak 4 responden (16,0%).
Kebiasaan jajan anak dalam sehari dilakukan sebanyak 5-
7 kali dalam sehari dengan jajanan yang sering
dikonsumsi seperti: roti, coklat, biskuit dan makanan PEMBAHASAN
ringan lainnya yang tersedia di warung-warung terdekat. Berdasarkan penelitian tentang gambaran
makanan jajanan anak sekolah dasar pada masa
Makanan jajanan yang sering dikonsumsi anak-anak pembelajaran jarak jauh di SDN 1 Bendo Pare-Kediri di
selama proses pembelajaran jarak jauh yaitu coklat dan dapatkan 25 responden, dengan hasil penelitian hampir
seluruh responden mengkonsumsi makanan jajanan yang
orang tua berpendapat bahwa makanan jajanan tersebut baik selama masa pembelajaran jarak jauh sebanyak 21
baik jika tidak dikonsumsi secara berlebihan. responden (84,0%) dan sebagian kecil mengkonsumsi
makanan jajanan yang tidak baik sebanyak 4 responden
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti (16,0%).
tertarik melakukan penelitian dengan judul ”Gambaran Jajan menurut kamus besar bahasa Indonesia
berarti kue atau panganan, membeli makanan (nasi, kue,
Makanan Jajanan Anak Sekolah Dasar pada Masa dan sebagainya) di warung. Makan merupakan salah satu
Pembelajaran Jarak Jauh di SDN 1 Bendo Pare-Kediri”. dari kebutuhan pokok manusia untuk dapat
melangsungkan kehidupannya selain kebutuhan sandang
dan perumahan. Jajan selain mengandung gizi juga
merupakan media untuk berkembangbiaknya mikroba
METODE PENELITIAN atau kuman terutama makanan yang mudah membusuk
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini yang mengandung kadar air serta nilai protein yang tinggi.
Kemungkinan lain masuknya atau berasalnya bahan-
adalah penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian bahan berbahaya seperti: debu, tanah, rambut manusia
yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan manusia
(DepkesRI, 2016).
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara Pemilihan makanan jajanan pada anak usia
obyektif (Notoatmodjo, 2016). Subyek penelitian dalam sekolah dalam keadaan yang tidak baik. Indikator yang
termasuk kedalam pemilihan makanan jajanan yang tidak
penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas V SDN 1 Pare- baik dalam penelitian ini diantaranya adalah pemilihan
Kediri. Banyaknya siswa yang diambil sebagai subyek terkait makanan (food) yaitu sifat fisik/kimia makanan,
pemilihan terkait personal (person) yaitu rasa dan
penelitian pada penelitian ini sebanyak 25 siswa. pemilihan terkait sosial-ekonomi (social-economic) yaitu
Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, merk, ketersediaan, dan lingkungan. Dengan demikian
maka anak harus merubah pola pemilihan yang tidak baik
Kuesioner diisi dengan memberikan tanda check list (√) menjadi baik, sebagaimana menurut data BPOM tentang
pada salah satu jawaban Setelah data didapatkan, maka kejadian luar biasa keracunan pangan menunjukkan
bahwa 19% kasus keracunan terjadi di sekolah dan
dilakukan analisis prosentase. sekitar 78,57% menimpa anak sekolah dasar (BPOM,
2011 dalam Iklima, 2017).
Menurut asumsi peneliti, pada saat ini jajanan di
lingkungan rumah semakin beraneka ragam dari mulai
jajanan tradisional sampai jajanan modern sehingga
mampu menarik para anak untuk mengkonsumsi jajanan
di sekitar rumah. Ketersediaan jajanan sehat dan tidak
sehat di sekitar rumah berpengaruh terhadap pemilihan

3
Gambaran makanan jajanan anak sekolah dasar pada masa pembelajaran jarak jauh
(Yoshua, et al.)

makanan jajanan pada anak-anak. Anak akan lebih Dari hasil penelitian didapatkan hampir seluruh
cenderung untuk membeli makanan jajanan yang tersedia responden pernah memperoleh informasi tentang
paling dekat dengan keberadaannya. Oleh sebab itu, perawatan lansia sebanyak 10 responden (83,3%).
jajanan yang sehat seharusnya tersedia baik di rumah, Pengetahuan seseorang juga dapat di pengaruhi oleh
maupun di lingkungan rumah agar akses anak terhadap informasi yang didapatkan individu itu sendiri. Pelayanan
jajanan sehat tetap terjamin, untuk mendapatkan kesehatan berupa penyuluhan yang dilakukan oleh kader
makanan jajanan yang baik diperlukan peran ibu yang dan petugas kesehatan, menjadi sumber informasi yang
dapat memilih ataupun membuatkan sendiri makanan efektif untuk meningkatkan pengetahuan seseorang
jajanan yang baik dan sehat. Keluarga memegang (Mubarok, 2015). Menurut asumsi peneliti informasi
peranan penting yaitu mencapai memberikan asuhan merupakan salah satu aspek yang berperan dalam
kesehatan keluarga yang bertugas dalam pemeliharaan pembentukan persepsi, semakin luas informasi yang
kesehatan (care giver) para anggotanya. diberikan maka akan semakin baik persepsi yang
Hasil penelitian didapatkan hampir seluruh dimilikinya. Informasi yang diberikan oleh tenaga
responden mengkonsumsi makanan yang baik sebanyak kesehatan sesuai dengan kaidah kesehatan, sehingga
21 responden (84,0%), dimana anak lebih suka makanan pembentukan persepsi menjadi positif. Selain dari
jajanan yang dibuat oleh ibu di rumah dan mereka suka petugas kesehatan informasi juga dapat diperoleh melalui
jajan berat (roti, biskuit, pentol) daripada jajanan ringan berbagai sumber seperti masyarakat sekitar, media
(ciki-ciki, coklat). Hal ini di pengaruhi oleh beberapa faktor massa dan internet sehingga masyarakat lebih mudah
yaitu usia ibu, pendidikan, pekerjaan dan informasi. dalam mendapatkan informasi. Semakin banyak informasi
Dari data umum penelitian di dapatkan data yang dimiliki oleh keluarga maka akan keluarga akan
bahwa hampir setengah responden berumur 30-35 tahun semakin tahu tentang penyakit dan perawatan yang
sebanyak 11 responden (44,0%). Pada usia 30-40 dibutuhka oleh lansia sehingga motivasi dalam merawat
tersebut tantangan nyata bagi keluarga adalah memenuhi lansia pun juga akan mengalami peningkatan.
setiap kebutuhan anggota keluarga, dan juga untuk Hasil penelitian didapatkan hampir setengah
memenuhi fungsi-fungsi keluarga secara umum (Depkes responden memiliki motivasi sedang sebanyak 2
RI, 2015). Menurut asumsi peneliti semakin bertambah responden (16,7%). Hal ini di pengaruhi oleh beberapa
umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan faktor yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, hubungan
pola pikirnya. Responden dalam penelitian ini merupakan dengan lansia, pekerjaan dan informasi.
kelompok dewasa yang telah memiliki tanggung jawab Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian
terhadap anggota keluarga atau orang lain. besar responden berusia 31-40 tahun. Faktor yang
Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar mempengaruhi suatu pengetahuan yaitu umur keluarga
responden berpendidikan terakhir SMA sebanyak 17 penderita terhadap daya tangkap dan pola pikir
responden (68,0%). Tingkat pendidikan dapat seseorang (Notoatmodjo, 2016). Menurut asumsi peneliti
meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan. semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam daya tangkap dan pola pikirnya.
smempengaruhi pikiran seseorang. Seorang yang
s Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
berpendidikan ketika menemui suatu masalah akan s responden memiliki jenis kelamin perempuan. Seorang
berusaha berfikir sebaik mungkin dalam menyelesaikan
s wanita menyadari jika untuk memberikan perhatian
masalah tersebut. Orang yang berpendidikan baik
s kepada keluarga merupakan suatu kewajiban. Peran
cenderung akan mampu berfikir tenang terhadap suatu s seorang wanita dalam merawat anggota keluarga
masalah (Perry & Potter, 2015). Menurut asumsi peneliti merupakan bentuk budaya yang telah terjadi pada
semakin tinggi pendidikan seseorang akan memberikan masyarakat (Yuhono, 2017). Menurut asumsi peneliti
respon yang tepat dalam pengambilan sikap saat
s s seorang perempuan harus memiliki keterampilan dalam
menhadapi suatu kondisi. Selain itu semakin tinggi mengatur keadaan rumah dan merawat semua anggota
pendidikan maka akan semakin mudah dalam memahami
s s keluarga terutama yang membutuhkan bantuan.
informasi yang dimilikinya sehingga informasi yang di Hasil data umum responden menunjukkan bahwa
dapatkan dapat diaplikasikan dengan maksimal.
s s pendidikan responden adalah SMA. Unsur karakteristik
Dari hasil penelitian didapatkan hampir setengah yang berperan penting dalam pelaksanaan tugas
responden (48,0%) merupakan ibu rumah tangga. Status kesehatan keluarga salah satunya adalah pendidikan,
pekerjaan berhubungan dengan persepsi diri seseorang merupakan faktor yang mempengaruhi pola pikir
dan mendorong lebih percaya diri dan bertanggung jawab
s seseorang. Pendidikan akan membentuk cara berpikir
untuk menyelesaikan tugas (Dahliyani, 2014). Menurut
s s seseorang termasuk membentuk kemampuan untuk
asumsi peneliti seseorang yang pekerjaannya sebagai ibu memahami faktor-faktor yang berkaitan dengan penyakit
rumah tangga mempunya tanggung jawab penuh dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk menjaga
terhadap keadaan rumah dan keluarga. Seorang ibu kesehatan (Perry & Potter, 2015). Menurut asumsi peneliti
rumah tangga akan lebih memiliki banyak waktu dalam seseorang yang berpendidikan menengah akan memiliki
pemberian / membuat makanan jajanan yang baik kemampuan berfikir dan lebih mampu mengerti dan
daripada ibu yang bekrja. Semakin banyak waktu luang paham terhdap suatu informasi.
yang dimiliki maka kesempatan untuk memantau Dari hasil penelitian didapatkan bahwa hubungan
makanan jajanan anak juga akan semakin meningkat dengan lansia sebagai anak. Kasih sayang anak kepada
sehingga ibu rumah tangga akan lebih memberikan orang tua tentu tiada batasan, makin besar kasih sayang
perhatian pada kondisi kesehatan keluarga terutama seseorang maka makin besar pulas motivasi melakukan
anak. perawatan (Friedman, 2015). Menurut asumsi peneliti hal
ini yang bisa yang mendongkrak faktor harapan

4
mempengaruhi motivasi. Harapan anak kepada orang tua Universitas Hasanuddin. Jurnak Komunikasi
tentu sangat menentukan besarnya motivasi untuk
KAREBA 4 (4).
melakukan sesuatu.
Dari hasil penelitian didapatkan pekerjaan [2]. Alhidayati. 2018. Faktor-Faktor yang Berhubungan
responden sebagai ibu rumah tangga. Pekerjaan
dengan Pemilihan Makanan Jajanan Sehat pada
seseroang dari satu sisi menyebabkan waktu interaksi
responden menjadi terbatas, dan merupakan dasar Siswa. Collaborative Medical Journal (CMJ) Vol 1 No
kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
2
keluarga (Wiyono, 2016). Menurut asumsi peneliti
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga memberikan [3]. Anggraini. 2019. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
tanggung jawab terhadap keadaan rumah dan keluarga,
Terhadap Pengetahuan, Sikap, Dan Frekuensi
sehingga ibu rumah tangga mempunyai banyak waktu
untuk merawat lansia yang ada di rumah. Konsumsi Makanan Jajanan. Jurnal Kesmas
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa hampir
Asclepius (JKA) Volume 1, Nomor 1. e-ISSN : 2684-
seluruh responden pernah memperoleh informasi tentang
makanan jajanan yang baik sebanyak 21 responden 8287 p-ISSN : 2656-8926 DOI:
(84,0%). Informasi verbal maupun non verbal, saran dan
https://doi.org/10.31539/jka.v1i1.605
bantuan yang nyata dan tingkah laku yang diberikan oleh
orang-orang yang akrab dengan subyek didalam [4]. BPOM. 2019. Laporan Tahunan Badan Pengawasan
lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan
Obat dan Makanan. Jakarta: Deperindag.
hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional
atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya [5]. Diskominfotik. 2020. Materi Komunikasi Risiko
(Ghotlib, 2015). Menurut asumsi peneliti hal ini
COVID-19 untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
memungkinkan bahwa daya serap dalam memperoleh
informasi cukup baik sehingga dapat lebih memahami World Health Organization Western Pacific Region.
tentang cara memberikan makanan jajanan yang sehat
[6]. KEMENKES. 2020. Kesiapsiagaan Menghadapi
kepada anak.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan Infeksi Covid-19. Jurnal Kesehatan. Kementerian
bahwa sebagian kecil mengkonsumsi makanan jajanan
Kesehatan Republik Indonesia.
yang tidak baik sebanyak 4 responden (16,0%). Pelatihan
perilaku hidup bersih dan sehat baik berupa penyuluhan [7]. WHO. 2020. menu gizi seimbang. World Health
dan demonstrasi dapat meningkatkan pengetahuan dan
Organization.
skill guru, serta meningkatkan perilaku yang mendukung
pola personal hygiene yang baik pada anak (Solehati,
2015). Menurut asumsi peneliti masih adanya anak yang
mengkonsumsi makanan yang tidak baik dikarenakan
pada responden tersebut belum pernah mendapatkan
informasi mengenai makanan jajanan yang baik untuk
anak sehingga orang tua kurang memiliki pengetahuan
yang baik sehingga berpengaruh dalam konsumsi
makanan jajanan anak.

SIMPULAN DAN SARAN


Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh
responden mengkonsumsi makanan jajanan yang baik
selama masa pembelajaran jarak jauh sebanyak 21
responden (84,0%) dan sebagian kecil mengkonsumsi
makanan jajanan yang tidak baik sebanyak 4 responden
(16,0%). Bagi responden diharapkan untuk lebih
meningkatkan wawasan tentang pentingnya mengatur
kebiasaan jajan selama pembelajaran jarak jauh,
sehingga keadaan tubuh menjadi sehat terutama dalam
menghadapi pandemi pada saat ini.

DAFTAR PUSTAKA
[1]. Alimuddin, Tawany & Nadjib. 2015. Intensitas
Penggunaan E-Learning dalam Penunjnag
Pembelajaran Mahasiswa Program Sarjana (S1) di

Anda mungkin juga menyukai