Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEBIDANAN

POST PARTUM SC DENGAN BENDUNGAN ASI

Nama Mahasiswa :
NIM :
Tangggal pengkajian :
Jam :
Tempat : IRNA DAHLIA II RSUD GAMBIRAN

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama : Ny. R Nama : Tn. K
: Tn. B : Tn. B
Umur : 38 tahun Umur : 39 tahun
: 35 Tahun : 35 Tahun
Bangsa/ suku : Jawa Bangsa/ suku : Jawa
Jawa Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
: Islam : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
: D2 Keolahragaan : D2 Keolahragaan
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Penjahit
: Guru : Guru
Penghasilan : - Penghasilan : Rp.1.000.000
: Rp. 1.200.000,- Penghasilan
Alamat : Ds. Banyarmlati 1.200.000,-
RT 01 RW 08
Mojoroto

2. Keluhan Utama
Ibu mengeluh payudaranya terasa bengkak, keras, nyeri dan terasa keras
3. Riwayat keluhan utama
Ibu mengeluh payudaranya terasa bengkak, merah, nyeri dan terasa keras
sejak tanggal 04 juli 2020 pukul 20.30 WIB, ibu mengatakan suhu badannya
terasa panas, bayinya malas menyusu dan ibu merasa cemas dan tidak
nyaman dengan keadaannya.
4. Riwayat Kesehatan
 Ibu tidak memiliki riwayat penyakit menurun
 Ibu tidak pernah memiliki riwayat penyakit yang serius
 Ibu tidak sedang menderita penyakit apapun
 Ibu tidak memiliki alergi terhadap obat dan juga makanan

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


 Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat keturunan penyakit kronis,
menurun dan menular seperti; TBC, jantung, hipertensi, diabetes
Millitus, kanker, dsb.
 Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat keturunan kembar

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu (P1001)

Tgl/thn Tempat Jenis Penyulit Anak


No UK
persalinan Prsalinan/penolong persalinan persalinan
  Seks BB PB Ket
03 Juli
1
2020
Bidan 9 bln SC - ♂ 2900 gr 48 cm

6. Riwayat KB
Ibu tidak pernah menjadi akseptor KB
8. Pola Kehidupan Sehari-Hari
a. Pola Nutrisi
Di RS : Ibu boleh makan setelah kentut, dengan menu bertahap
yang disediakan rumah sakit.
Di Rumah : Tidak ada masalah dalam hal pemenuhan nutrisi. Tidak ada
pantangan terhadap makanan tertentu. Menu : nasi, sayur,
lauk, buah. Minum sehari  6 – 7 gelas (1500 cc).
b. Pola Eliminasi
Di RS : BAB 2 hari sekali, agak keras. BAK terpasang kateter,
setelah kateter dilepas ibu bisa BAK seperti biasa tidak ada
gangguan.
Di Rumah : BAB 1x / hari, agak keras, warna kekuningan tidak ada
keluhan. BAK 5-6 x / hari, warna jernih, tidak ada keluhan.
c. Personal Hygiene
Di RS : Hari I-II setelah operasi ibu hanya diseka dan ganti baju
setelah diseka, hari III ibu sudah mandi, sikat gigi,
keramas, ganti baju tiap selesai mandi.
Di Rumah : Mandi, sikat gigi 2 x /hari, keramas 2 hari sekali, ganti baju
dan celana dalam tiap selesai mandi.
d. Pola Istirahat
Di RS : Ibu mengatakan tidak mengalami kesulitan atau gangguan
selama istirahat baik malam maupun siang.
Di Rumah : Tadi malam ibu bisa istirahat dan merasa cukup ( 8 jam)
mulai jam 21.00 – 05.00 WIB walaupun perutnya
terkadang merasa nyeri dan tidak nyaman.
e. Pola Aktivitas
Di RS : Pertama ibu belajar miring kekanan dan kekiri, duduk,
berdiri kemudian bisa kekamar mandi sendiri.
Di Rumah : Ibu sudah bisa kekamar mandi sendiri, mulai
menggendong bayinya sendiri, tetapi masih takut untuk
memandikan bayinya, untuk pekerjaan rumah tangga
masih dikerjakan suami dan ibunya.
f. Hub Seksual
Ibu mengatakan belum pernah melakukan hubungan seksual karena masih
dalm masa nifas.
9. Hubungan Psikososial dan Spiritual.
 Ibu bahagia atas kelahiran putra keduanya dengan selamat.
 ibu merasa senang karena keluarga menerima kelahiran anak pertamanya
dan ikut membantu mengasuh bayinya.
10. Latar Belakang Sosial Budaya
 Dalam keluarga ibu mempunyai kepercayaan/ adat malakukan selamatan
sepasaran (7hari) dan selapanan (40 hari) setelah melahirkan.

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
KU : baik,
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Emosional : Baik
TD : 110/ 80 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Respirasi : 26 x/ menit
0
Suhu : 36,5 C
TB : 161 cm
BB : 52 Kg
Lila : 26 cm
2. Pemeriksaaan Khusus
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 120/ 80 mmHg
2) Nadi : 80x/ menit dengan teratur
3) Suhu badan : 38,7 OC di bawah axilar
4) Pernapasan : 22x/ menit
c. Pemeriksaan fisik terfokus
1) Payudara
Pada kedua payudara ibu tampak merah, puting susu menonjol,
hiperpigmentasi pada areola mammae, tampak bengkak, keras, panas
dan terasa nyeri ketika dilakukan palpasi.
2) Abdomen
Tidak ada bekas operasi, tampak striae alba, linea nigra, TFU (Tinggi
Fundus Uteri) 2 jari bawah pusat, tidak ada nyeri tekan pada perut
bagian bawah
3) Genitalia
Tampak pengeluaran lochea rubra, tampak luka jahitan, vagina tidak berbau
amis, dan tidak ada varices
4) Ekstremitas
Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada varises.

KESIMPULAN
Ny. “S” P2002 post partum SC hari ke 5, KU ibu baik

II. Identifikasi diagnosa/ masalah


Dx : Ny. “S” P2002 post partum nomal SC hari ke 5
Ds : - Ibu mengatakan telah melahirkan anak kedua lima hari yang lalu
- Ibu mengatakan kadang merasa nyeri pada luka bekas jahitan
Do : inspeksi :
▪ Ibu tampak baik-baik saja dan tenang
▪ TTV
- TD : 110 / 80 mmHg
- Nadi : 80 x / menit
- Resp : 26 x / menit
0
- Suhu : 36,5 C
- TB : 161 cm
- BB : 52
Dada (payudara)
- simetris : +/+
- Pembesaran : +/+
- Hiperpigmentasi (areola) : +/+
- Papila Mamae : Menonjol,
- Benjolan Tumor : tidak ada
- Kebersihan ; bersih
Abdomen : - Pembesaran : (+)
- Striea : (-)
- linea : (+)
- luka parut : (-)
- luka bekas operasi : (+)/ kering
Anogenital : - Perineum : baik
- Vulva vagina : Merah Kebiruan
- Pengeluaran darah dan lendir : (+)
- jahitan perineum : (+), kering
- varises : (-)
- Odema : (-)
- lokhea : (+), warna merah
kecoklatan
Palpasi
 Payudara : colustrum (-), pengeluaran ASI (+), benjolan/tumor (-)
 Perut : TFU= pertengahan pusat simpisis, involusi utetrus
berjalan normal
Auskultasi
Bising usus : Normal, 4-5 x/menit

III. Antisipasi masalah potensial :


Dx : Ny. “S” P2002 post partum SC hari ke 5
Dx pot : terjadi infeksi pada luka jahitan
IV. Identifikasi kebutuhan segera : -
V. Intervensi
Diagnosa : Ny. “S” P2002 post partum SC hari ke 5
Tujuan : - Post partum berjalan normal tanpa komplikasi
- Keadaan Ibu dan Janin baik
Kriteria hasil : Keadaan umum ibu baik.
Tensi : 100/60 -< 140/90 mmHg
Nadi : 80 - 100 x/menit
Suhu : 36,5 - 37,5 0C
Pernapasan : 16 - 20 x/menit
TFU : pertengahan pusat simpisis
Uterus berkontraksi dengan baik.
Rencana :
1. Observasi involusi; tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, perdarahan.
R/ :
 Kegagalan miometrium untuk berinvolusi dapat
mengakibatkan fundus uteri lebih tinggi dari yang seharusnya, dan
kontraksi uterus yang lembek. Hal ini menandakan kemungkinan
tertahannya jaringan plasenta atau adanya infeksi.
 Lochia secara normal berbau amis. Pada infeksi lochia
menjadi purulen dan berbau busuk.
 Dengan monitor secara teratur diharapkan dapat
mendeteksi secara dini adanya kondisi abnormal sehingga dapat segera
diambil tindakan yang tepat dan cepat.
2. Anjurkan ibu untuk melakukan ambulasi secara bertahap. Klien boleh
melakukan aktifitas ringan seperti perawatan diri, menggendong, menyusui
bayinya dan lain-lain.
R/ : Meningkatkan sirkulasi dan aliran darah balik vena dari ekstremitas
bawah, menurunkan pembentukan thrombus akibat aliran darah yang
statis.
3. Observasi peristaltik usus.
R/ :
 Peristaltik usus menandakan bahwa sistem pencernakan sudah berjalan
normal.
 Pada hari pertama setelah pembedahan  bising usus biasanya belum
terdengar. Pada hari kedua bising usus masih lemah, dan baru aktif
pada hari ketiga.
 Gejala kembung dan nyeri akibat inkoordinasi usus apat menjadi
masalah yang menyusahkan pada hari kedua dan ketiga post operatif.
4. Bantu ibu untuk meneteki bayinya dan ajarkan cara meneteki yang benar.
R/ : Dengan isapan bayi pada puting semakin merangsang kontraksi
payudara (let down reflex) sehingga mamae akan dapat mengeluarkan
ASI
5. Ingatkan pada ibu untuk selalu membersihkan putting susu dan melakukan
perawatan payudara.
R/ : Dengan perawatan pada payudara yang baik maka diharapkan akan
meningkatkan produksi ASI.
6. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makan dengan diit tinggi kalori tanggi
protein.
R/ : Nutrisi yang adekuat diperlukan oleh tubuh untuk mengganti sel yang
rusak dan untuk memperlancar produksi ASI
7. Lakukan pemeriksaan TTV
R/ : Tanda tanda vital merupakan parameter yang paling cepat dan tepat
utamanya deteksi adanya kelainan.
8. Lanjutkan terapi medis dari rumah sakit
R/ : Terapi yang tepat membantu memulihkan stamina tubuh ibu.
Antibiotik untuk mencegah infeksi. Analgetik diberikan untuk
menurunkan ketidaknyamanan yang dapat mempengaruhi untuk
melakukan perawatan diri.
9. Beritahu ibu tentang tanda-tanda bahaya post patum
R/ : ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya post
post partum, segera terdeteksi dan dapat diatasi.
10. Anjurkan ibu untuk segera KB setelah masa nifas berakhir
R/ : agar ada jarak dengan kelahiran yang berikutnya

Potensial terjadi infeksi pada luka operasi


Tujuan : infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil :
 Luka kering tidak ada eksudat
 Pembalut luka tetap kering.
 Tidak ada tanda tanda infeksi pada daerah luka operasi, seperti kemerahan,
panas, nyeri.
Intervensi :
1. Beritahu pada ibu untuk selalu menjaga gurita yang dipakai, linen alas
tidur. Diskusikan juga dengan ibu pentingnya kelanjutan tindakan ini
setelah dirumah.
Rasional :
Membantu mencegah dan membatasi penyebaran infeksi.
2. Inspeksi balutan abdominal tehadap eksudat atau rembesan. Lepaskan
balutan apabila ada indikasi (ada eksudat, perembesan)
Rasional :
 Balutan steril menutupi luka pada 24 jam pertama kelahiran membantu
melindungi luka dari cedera dan kontaminasi.
 Rembesan dapat menandakan adanya hematoma, gangguan penyatuan
jahitan yang memerlukan intervensi lanjutan.
3. Inspeksi pada luka operasi terhadap proses penyembuhan, perhatikan
kemerahan, edema, nyeri, eksudat atau gangguan penyatuan.
Rasional :
Secara dini mengetahui tanda tanda infeksi pada luka.
4. Luka harus tetap di jaga agar selalu kering.
Rasional :
Kondisi yang lembab akan mempermudah tumbuhnya mikro organisme.
5. Ganti pembalut dengan cara yang steril.
Rasional :
Untuk mengurangi kontaminasi dengan mikro organisme lain.

3.6 Implementasi
Diagnosa : Ny. “S” P2002 post partum SC hari ke 5
Tanggal : 03 Oktober 2007 pukul : 08.25 WIB
1. Melakukan pemerikasaan TFU, Kontraksi uterus, perdarahan.
TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi uterus tidak begitu jelas karena distensi
abdomen, perdarahan sedikit di pembalut, tidak penuh dan berwarna
merah, bau khas.
2. Menganjurkan ibu bangun dari posisi berbaring ke posisi duduk kurang
lebih 5 menit. Selanjutnya berdiri dan kemudian berjalan perlahan lahan.
Ibu sudah boleh melakukan aktifitas ringan seperti perawatan diri,
menggendong, menyusui bayinya, menyapu.
3. Memeriksa peristaltic usus. Peristaltic usus normal
4. Membantu ibu meneteki bayinya dan menjelaskan cara meneteki yang
benar:
 Cuci tangan
 Kedua puting dibersihkan dengan kapas yang direndam dengan air
hangat
 Oleskan ASI ke putting susu
 Bayi disusukan secara bergantian dan payudara kiri ke payudara kanan
selama ± 15 - 20 menit. Kemudian sebaliknya jika menyusui lagi
dimulai dengan payudara yang terakhir ditetekan. Setelah selesai
menyusui mulut dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan kapas yang
direndam air hangat.
 Bayi hendaknya disendawakan dulu supaya udara yang terhisap bisa
keluar sebelum ditidurkan.
 Payudara yang masih ada sisa ASI supaya dikeluarkan dengan alat
pompa susu.
5. Mengajarkan pada ibu tentang perawatan payudara yaitu :
 Mengompres puting susu dengan kapas minyak sampai ± 10 - 15
menit kemudian puting susu dibersihkan dengan kapas minyak
tersebut agar kerak-kerak yang menempel lepas
 Menyiram payudara dengan air hangat dan dingin secara bergantian
 Kemudian payudara dikeringkan dengan handuk dan menganjurkan
pada ibu memakai BH yang menyangga.
6. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung
cukup gizi seperti sayuran yang berwarna hijau, lauk yang berprotein
tinggi, seperti tahu, tempe, ikan laut, ayam, telur, daging dan minimal
minum air putih 7 - 8 gelas sehari.
7. Mengukur TTV; Tekanan darah 120 / 80 mmHg, nadi 88 x / mnt, suhu
36,4C, pernafasan 20 x/mnt
8. Mengingatkan ibu untuk tetap meminum obat dari rumah sakit yaitu :
 Mefinal 3 x 1
 Amoxan 3 x 1
 Metherinal 3 x 1
 Antasid doen 3 x 1
 Emineton 1 x 1

Potensial terjadi infeksi pada luka operasi


1. Memberitahu pada ibu untuk selalu menjaga gurita, pakaian dan alas agar
selalu bersih. Membantu ibu untuk mengganti gurita dengan yang bersih.
2. Melihat balutan luka operasi. Luka operasi kering, tidak ada perembesan
atau eksudat.
3. Menanyakan pada ibu apakah daerah sekitar luka terasa nyeri dan ibu
mengatakan hanya kadang-kadang saja nyeri jika ibu merasa kecapekan.
4. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga balutan luka operasi supaya tetap
kering.
5. Menganjurkan inu untuk mengeringkan daerah alat kelamin setelah ganti
pembalut. Sering ganti pembalut dan celana dalam, serta mengajari cara
cebok yang benar, yaitu dari depan kearah belakang.

3.7 Evaluasi
Tanggal 03 Oktober 2007 jam 08.35 WIB
S : Ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan yang diberikan dan
berjanji akan melaksanakan apa yang telah dianjurkan oleh bidan.
O : Keadaan umum ibu baik, ibu tampak tenang dan mengerti.
A : Ny. “S” P2002 post partum SC hari ke 5
P : - Menganjurkan untuk kontrol ulang 1 minggu lagi
- Menganjurkan kepada ibu untuk menyusui bayinya.
- Mengigatkan ibu agar datang ke posyandu untuk mengimunisasi BCG
bayinya.
- Lanjutkan intervensi yang belum tersampaikan
BAB 4
PEMBAHASAN

Pengalaman bersalin bagi setiap wanita agak menjadi kenangan yang samar-
samar mengingat dalam menjalani persalinan terdapat begitu banyak hal yang terjadi,
banyak hal yang menegangkan dan semuanya ini berlangsung dalam waktu yang
relatif singkat, jadi hal-hal yang terjadi pada masa nifas inilah yang biasanya teringat
oleh sebagian besar pasien kebidanan.
Pengetahuan masa nifas sangat penting bagi ibu dan keluarga untuk mencagah
trjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu dalam masa nifas ibu
dianjurkan untuk melakukukan kunjungan pada bidan minimal 2-3 kali.
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan Pada kasus Ny. ‘S’ P2002 dengan post
partum SC hari ke5 . Salah satu efek dari anastesi spinal adalah depresi otot polos
usus dan kandung kemih yang menyebabkan peningkatan resiko retensio urin, pada
usus dapat mengganggu motilitas usus sampai beberapa hari, gejala kembung dan
inkoordinasi usus dapat menjadi masalah yang menyusahkan pada hari ke 3.
Intervensi yang dilakukan pada kasus ini adalah pada hari ke 4 jadi masalah-masalah
tersebut sudah tidak terjadi. Yang diutamakan adalah perawatan luka operasi,
menganjurkan untuk menjaga kebersihan luka, genetalia, perawatan payudara dan
anjuran untuk pemberian ASI eksklusif. Untuk masalah potensial adalah potensial
infeksi. Tetapi dengan perawatan post natal yang benar dan klien sangat kooperatif
maka infeksi tidak terjadi.
Pada kasus Ny. ”S” P2002 dengan post partum SC hari ke5 ini tidak terjadi
kesenjangan antara teori dan praktek. Mulai dari pengkajian, identifikasi masalah,
masalah potensial, intervensi, implementasi dan evaluasi semua sesuai dengan teori.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Periode pasca pertum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai
organ-organ reproduksi kembali keadaan normal sebelum hamil. Periode ini
kadang-kadang disebut puerperlum atau trimester keempat kehamilan.
Poerubahan fisiuologis yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal,
dimana proses-proses pada kehamilan berjalan terbalik. Banyak factor,
termaqsuk tingkat energi, tingkat kenyamanan, kesehatan bayi baru lahir, dan
perawatan serta dorongan semangat yang diberikan tenaga kesehatan
professional ikut membentuk respons ibu terhadap bayinya selama masa ini.
Untuk memberi perawatan yang menguntungkan ibu, bayi dan keluarganya,
seorang perawat harus memanfaatkan pengetahuannya tentang anatomi dan
fisiologi ibu pada periode pemilihan, karakteristik fisik dan perilaku bayi baru
lahir dan respon keluarga terhadap kelahiran seorang anak
Pada kasus Ny. ‘S’ P2002 dengan post partum SC hari ke5, ibu dalam
keadaan baik dan proses involusi berjalan normal tanpa komplikasi. Setelah
dilakukan intervensi ternyata ditemukan dalam evaluasi berhasil sesuai dengan
tujuan sekalipun tidak semuanya karena evaluasinya hanya dilakukan sesaat
saat ibu selesai pemeriksaan.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menambah sumber kepustakaan dan pengetahuan dibidang
kebidanan khususnya mengenai masalah nifas baik fisiologis maupun
patologis dengan atau tanpa komplikasi.
5.2.2 Bagi Lahan Praktek
Bagi bidan diharapkan lebih dapat memberikan asuhan kebidanan
yang bermutu, cepat, cermat dan sabar untuk menangani masalah nifas
baik fisiologis maupun patologis dengan atau tanpa komplikasi.sehingga
dapat mencegah terjadinya komplikasi.
5.2.3 Bagi Penulis
Sebagai calon bidan hendaknya selalu berupaya meningkatkan
ilmu dan ketrampilan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
masalah nifas baik fisiologis maupun patologis dengan atau tanpa
komplikasi..
5.2.4 Bagi Keluarga
Keterlibatan keluarga dalam memotivasi ibu dalam masa nifas agar
ibu mendapatkan dukungan baik secara fisik dan mental.

Anda mungkin juga menyukai