OLEH :
NATERCIA DE DEUS TILMAN
NIM. 121714201013
Oleh :
Natercia De Deus Tilman , Ahmad Wasis Setyadi2, Hakim Tobroni3
1
(1)
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti Mulia Kediri
(2)(3)
Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti Mulia Kediri
1
PENDAHULUAN
2
penduduk global secara drastis, dan terhadap berbagai aspek kehidupan. Ancaman
penyakit ini dihadapi oleh banyak negara, terjadi pada semua kelompok umur,
terutama pada kelompok umur tua atau lanjut usia. Lanjut usia menghadapi risiko
yang signifikan terkena penyakit virus Corona ini, apalagi jika mereka mengalami
gangguan kesehatan seiring dengan penurunan kondisi fisiologi (Intarti et al.,
2021).
Langkah-langkah untuk mengurangi stres dan strategi koping yang efektif
untuk lansia dan pengasuh mereka sangat penting untuk kesejahteraan fisik dan
emosional mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka (Walarine & K V,
2020). Stres lansia terjadi sebagai akibat kecemasan lansia karena lansia rentan
terserang berbagai penyakittermasuk Covid-19 yang disebabkan oleh virus
Corona (Satgas Covid, 2020). Kecemasan yang merupakan salah satu gejala stres
lansia dalam menghadapi situasi dalam pandemi Covid-19 seharusnya mendapat
dukungan oleh pasangan dan anggota keluarga, dengan bersedia mendengar
keluhan keluhan lansia, mampu dan memiliki waktu untuk selalu dekat dan
mendampingi lansia. Anggota keluarga lansia juga bertanggung jawab dan
berperan sebagai teman lansia dalam menghadapi hari harinya. Begitu pula dalam
stres lansia, terdapat dukungan keluarga untuk memelihara kesehatan dengan
melakukan dukungan terhadap kesehatan lansia (Intarti et al., 2021).
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Perubahan Interaksi Sosial dengan Tingkat
Stress Lansia pada saat Pandemi Covid-19 di UPT PSTW Jombang di Pare
Kabupaten Kediri”.
Metode
Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yaitu metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistic, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2017). Desain penelitian yang
peneliti gunakan adalah korelasi analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu
jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel
independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2018).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia di di UPT PSTW Jombang di
Pare Kabupaten Kediri sebanyak 88 lansia dan sampel adalah sebagian lansia di
UPT PSTW Jombang di Pare Kabupaten Kediri sebanyak 47 responden
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dimana, lembar
kuesioner diisi oleh responden dengan memberikan tanda centang (√) pada salah
satu jawaban. Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui
keterkaitan antara variabel bebas dan terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah interaksi sosial. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat stress
lansia. Dalam penelitian ini analisis bivariat dilakukan dengan rumus Spearman
rank
3
HASIL
4
4.2.1 Data Khusus
1. Identifikasi Frekuensi Interaksi Sosial dan Tingkat Stress Lansia di UPT
PSTW Jombang di Pare Kabupaten Kediri
5
sebaliknya semakin rendah interaksi sosial lansia maka tingkat stress lansia
meningkat.
PEMBAHASAN
6
masing lansia dan sudah sering berkumpul dalam setiap kegiatan yang diadakan di
UPT PSTW.
Interaksi sosial memberikan pengaruh terhadap kesejahteraan psikologis
yang dimiliki seseorang yang dibuktikan dengan terdapat hubungan yang
signifikan. Hal ini sesuai dengan teori kesejahteraan psikologis, yang mana salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kesejahteraan psikologis
seseorang adalah interaksi sosial. Oleh karena itu, menurut peneliti untuk
menjadikan masa tua dapat berkualitas dan sejahtera terdapat beberapa faktor
yang masing-masing faktor harus dipenuhi. Interaksi sosial lansia yang menjadi
salah satu faktor tersebut sangat berperan dalam menjadikan lansia aktif
berhubungan positif dengan orang lain.
7
stress lansia yang biasanya dialami karena kesulitan dalam beraktivitas, sehingga
dengan fasilitas tersebut lansia beraktivitas dengan mandiri.
3. Analisis Hubungan Perubahan Interaksi Sosial dengan Tingkat Stress
Lansia pada saat Pandemi Covid-19
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 31 responden yang memiliki
interaksi sosial tinggi seluruhnya (100,0%) memiliki tingkat stress normal dan
dari 16 responden yang memiliki interaksi sosial rendah sebagian besar (56,2%)
memiliki tingkat stress ringan.
Berdasarkan analisis data menggunakan uji Spearman Rank diperoleh nilai
sig (2-tailed) atau p = 0,000 dan taraf kesalahan atau α = 0,05, jadi p < α ,
0,000 < 0,05 sehingga H1 diterima maka H0 ditolak, artinya ada hubungan
perubahan interaksi sosial dengan tingkat stress lansia pada saat pandemi covid-19
di UPT PSTW Jombang di Pare Kabupaten Kediri Tahun 2021. Nilai coefficient
correlation sebesar -0,736 artinya kekuatan hubungan termasuk kategori kuat.
Hubungan antar variabel adalah negatif artinya semakin tinggi interaksi sosial
maka tingkat stress menurun, begitu juga sebaliknya semakin rendah interaksi
sosial lansia maka tingkat stress lansia meningkat.
Kelompok lansia merupakan salah satu kelompok rentan yang paling
berisiko tertular virus, yang paling ditakutkan sekarang adalah Covid-19, karena
dengan bertambahnya usia, tubuh akan mengalami berbagai penurunan akibat
terjadinya proses penuaan. Sistem imun sebagai pelindung tubuhpun tidak bekerja
sekuat ketika waktu muda, inilah alasan kenapa orang lanjut usia rentan terserang
berbagai penyakit termasuk Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona. Hal ini
membuat banyak orang stres termasuk petugas kesehatan, terlebih kalau mereka
mempunyai lansia satu rumah. Untuk itu butuh penanganan yang serius dan
perhatian khusus pada kelompok lansia supaya lansia jangan sampai tertular
dengan virus Covid-19 (Roziika, 2020).
Menjaga kesehatan mental lansia selama pandemi COVID-19 memerlukan
bantuan dari semua pihak. Keluarga, petugas kesehatan, pemerintah, dan lansia itu
sendiri wajib bekerjasama. Pengetahuan, sikap, dan perilaku lansia harus
ditingkatkan dalam menghadapi kondisi pandemi COVID-19 ini. Adaptasi dan
bertahan itulah kunci mengatasi kondisi pandemi ini. Menjaga jarak fisik,
mencuci tangan, menggunakan masker, mengonsumsi makanan bergizi, dan
berolahraga ringan. Hobi yang bisa dilakukan dalam ruangan seperti membaca
buku, melukis, maupun menonton film bisa tetap dilakukan. Penjelasan harus
diberikan seringkas mungkin kepada lansia. Jika lansia mengerti, maka mereka
akan merasa aman dan damai. Kualitas hidup akan meningkat. Hubungan sosial
dengan keluarga dan sahabat melalui alat komunikasi harus tetap dilakukan.
Dukungan emosional sangat penting untuk lansia yang hidup sendirian.
8
jombang di pare kabupaten kediri tahun 2021. Kekuatan hubungan termasuk
kategori kuat dan negatif.
Saran
Daftar Pustaka
9
10