Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA DENGAN GIZI KURANG DI

PUSKESMAS GARUDA KOTA PEKANBARU TAHUN 2019

Liva Maita1) Devi Nuraini2)


STIKes Hang Tuah Pekanbaru

ABSTRAK

Gizi kurang adalah keadaan kurang zat gizi tingkat sedang yang disebabkan oleh
rendahnya asupan energi dan protein dalam waktu cukup lama yang ditandai dengan berat
badan menurut umur (BB/U) yang terdapat pada Kartu Menuju Sehat (KMS) menunjukan
angka <-3SD sampai dengan <-2SD tabel baku WHO-NCHS atau garis kurva berada di
warna kuning. Adapun salah satu faktor penyebab terjadinya gizi kurang pada anak adalah
penyakit infeksi, makanan yang tidak seimbang dan pola asuh anak. Laporan kasus ini
bertujuan untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan gizi kurang secara
menyeluruh dan berkesinambungan melalui metode pendekatan pendokumentasian
SOAP. Pengambilan kasus dilaksanakan dengan mendatangi Puskesmas Garuda
Pekanbaru dan kemudian dilakukan kunjungan rumah pasien.

Kesimpulan dari asuhan kebidanan An. R dengan gizi kurang, setelah dilakukan
asuhan kebidanan selama 3 kali kunjungan kepada pasien maka hasil yang di dapat pada
kajian terakhir yaitu gizi kurang dengan kategori status kurva KMS menurut BB/U berada
di warna kuning. Disarakan untuk Puskesmas Garuda agar mendatangi rumah balita
dengan gizi kurang untuk langsung memberikan biskuit khusus balita dengan gizi kurang.

Kata kunci : Asuhan Kebidanan, Balita, Gizi Kurang

49 STIKes Hang Tuah Pekanbaru


LATAR BELAKANG tertentu (pola asuh), sosial ekonomi dan
penyakit infeksi (Anik Sholika, 2017).
Gizi kurang adalah keadaan kurang
zat gizi tingkat sedang yang disebabkan Setiap anak mengalami tahap
oleh rendahnya asupan energi dan pertumbuhan dan perkembangan dalam
protein dalam waktu cukup lama yang masa hidupnya. Pertumbuhan meliputi
ditandai dengan berat badan menurut perubahan tinggi badan, berat badan,
umur (BB/U) yang terdapat pada Kartu gigi, struktur tulang dan karakteristik
Menuju Sehat (KMS) menunjukan angka seksual. Untuk mengetahui tumbuh
<- 3SD sampai dengan <-2SD tabel baku kembang anak terutama pertumbuhan
WHO-NCHS (Kemenkes, 2011). fisiknya digunakan parameter
antropometri. Berat badan dan panjang
Masalah gizi kurang masih tersebar
badan merupakan salah satu ukuran
luas di negara-negara berkembang
antropometri yang terpenting karena
termasuk di Indonesia, masalah yang
dipakai untuk memeriksa kesehatan anak
timbul akibat asupan gizi yang kurang
pada semua kelompok umur biasa dapat di
diantaranya Kurang Energi Protein (KEP),
lihat pada Kartu Menuju Sehat (KMS)
Kekurangan Vitamin A (KVA), Gangguan
(Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Akibat Kekurangan Yodium (GAKY),
dan Anemia. Gizi juga sangat Berdasarkan data UNICEF
berpengaruh terhadap perkembangan otak menunjukkan pada tahun 2012
dan perilaku, kemampuan bekerja dan diperkirakan 25% atau 162 juta anak-
produktivitas serta daya tahan terhadap anak diseluruh dunia mengalami
penyakit infeksi (Irianti, 2019). malnutrisi, sedangkan di Indonesia
terdapat 36% balita yang mengalami
Ada beberapa hal yang menjadi
malnutrisi. Gizi kurang merupakan salah
penyebab gangguan gizi, baik secara
satu masalah gizi utama pada balita di
langsung maupun secara tidak langsung.
Indonesia. Prevalensi gizi kurang dan gizi
Penyebab langsung gangguan gizi pada
buruk mulai meningkat pada usia 6-11
anak khususnya pada balita adalah tidak
bulan dan mencapai puncaknya pada usia
sesuainya jumlah gizi yang diperoleh dari
12-23 bulan dan 24-35 bulan (Irianti,
makanan dengan kebutuhan tubuhnya.
2019).
Penyebab tidak langsung gangguan gizi
yaitu adanya pantangan atau kebiasaan Secara nasional tahun 2007
yang merugikan terhadap bahan makanan prevalensi gizi buruk adalah 5,4% dan gizi

50 STIKes Hang Tuah Pekanbaru


kurang 10,9%. Pada tahun 2010 ke empat yaitu Puskesmas Senapelan
prevalensi gizi buruk sebesar 4,9% dan dengan jumlah gizi kurang 25 orang, dan
gizi kurang 11,9%. Sedangkan pada tahun yang terakhir yaitu Puskesmas Harapan
2013 prevalensi gizi buruk dan gizi kurang raya dengan jumlah gizi kurang yaitu 13
mengalami peningkatan sebesar 5,7% dan orang.
13,9%. Untuk mencapai sasaran MDG
Selama penulis melakukan Praktik
tahun 2015 yaitu 15,5% maka prevalensi
Klinik Kebidanan (PKK) di Puskesmas
gizi buruk dan gizi kurang secara nasional
Garuda, penulis mendapatkan ada
harus turun sebesar 4,1% dalam periode
kejadian gizi kurang pada balita di salah
tahun 2013 – 2015 (Fauziah, Lilis,
satu Posyandu wilayah kerja Puskesmas
Rahman, Nurdin, & Hermiyanti., 2017).
Garuda. Dari uraian tersebut, penulis
Status gizi buruk dan gizi kurang di tertarik melakukan asuhan kebidanan pada
Provinsi Riau pada tahun 2018 yaitu balita dengan gizi kurang di Puskesmas
18,5% . Rata-rata angka status gizi buruk Garuda Kota Pekanbaru.
dan kurang gizi berdasarkan Riskesdas
METODOLOGI KASUS
tahun 2018 yaitu 17,7% sedangkan
target RPJMN yaitu 17,0%. Metode laporan ini adalah studi
(Riskesdas,2018). kasus dengan latar belakang asuhan
kebidanan pada balita dengan gizi
Berdasarkan data sasaran program
kurang. Pengambilan kasus dilakukan di
kesehatan yang di dapatkan dari Dinas
Garuda pada tanggal 27 Juni 2019
Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2018
sampai 10 Juli 2019.
terdapat 21 Puskesmas yang ada di
seluruh Kota Pekanbaru. Data tersebut Intrumen yang digunakan berupa
menyatakan bahwa terdapat 5 puskesmas format pendokumentasian asuhan
tertinggi dengan kejadian gizi kurang kebidanan pada balita, buku KMS yang
pada balita, mulai dari urutan yang dimiliki pasien, perlengkapan
pertama yaitu Puskesmas Sidomulyo pemeriksaan balita (timbangan berat
jumlah gizi kurang pada balita yaitu badan, alat ukur tinggi badan bayi, pita
69 orang, urutan yang ke dua adalah meteran, dan thermometer), media untuk
Puskesmas Garuda dengan jumlah gizi konseling yang digunakan berupa
kurang yaitu 57 orang, urutan yang ke brosur/ lefleat.
tiga yaitu Puskesmas Rejosari dengan
jumlah gizi kurang yaitu 27 orang, urutan

51 STIKes Hang Tuah Pekanbaru


KAJIAN KASUS a. Kajian data Objektif

1. Kajian I Keadaan umum anak baik dan


terlihat rewel, Berat Badan 9 kg,
Kunjungan pertama dilakukan pada
Tinggi Badan 80 cm,
tanggal 27 Juni 2019, pukul 06.20
WIB di rumah paisen. Suhu 37,7oC, Nadi 116 x/
menit, Pernafasan 35 x/ menit,
a. Kajian Data Subjektif Lingkar Lengan 13 cm, Lingkar

Anak usia 25 bulan, jenis Kepala 45 cm.

kelamin: laki-laki, anak ke-2, b. Assasment


mengalami demam sudah 4 hari,
sudah berobat ke klinik terdekat. An. R, usia 25 bulan dengan gizi

Tidak minum susu formula kurang disertai demam 4 hari.

karena anak tidak mau. Terlihat c. Plan


rewel karena tidak enak badan.
Informasi dan edukasi
Pada bulan Juni ibu tidak datang
ke posyandu untuk melakukan 1. Memberitahu hasil
penimbangan BB. BB bulan pemeriksaan, BB 9 kg, TB
April 9,8 kg, BB bulan Mei 9,8
80 cm, Suhu 37,7oC,
kg. Imunisasi anak lengkap
Pernafasan 35x/i, LL 13cm,
yang di lakukan di Rumah Sakit
LK 45cm.
Zainab. Tidak memiliki riwayat
peyakit keluarga/ menurun. 2. Menganjurkan ibu untuk
Nafsu makan kurang, waktu tidur memberikan makan 3 x
siang rata- rata setiap hari hanya sehari dan memberikan
30 menit. Suami seorang cemilan seperti roti, bubur
pedagang dan Ibu tidak bekerja, kacang hijau, buah-buahan,
menjaga anak dirumah. Keadaan dan yang lainya yang
ekonomi keluarga menengah. memiliki gizi baik.
Hubungan sosial dengan
3. Lanjutkan obat demam
lingkungan sekitar baik.
dan dan disertai
mengompres dengan air
hangat di bagian kening,

52 STIKes Hang Tuah Pekanbaru


leher, ketiak, dan perut. Jika menit, Pernafasan 30 x/ menit,
sudah sembuh, hentikan Lingkar Lengan 13 cm, Lingkar
pemberian obat penurun Kepala 45 cm.
panas.
c. Assasment
4. Memberitahu ibu akan ada
An. R, usia 25 bulan dengan
kungjungan rumah pada
gizi kurang .
tanggal 03 Juli 2019.
d. Plan
1. Kajian II
Informasi dan Edukasi
Kunjungan kedua dilakukan pada
tanggal 03 Juli 2019, pukul 09.30 1. Memberitahu hasil
WIB di rumah paisen. pemeriksaan, BB 9,2 kg dan
kenaikan BB dari minggu
a. Kajian Data Subjektif
lalu yaitu 0,2 kg. BB saat ini
Anak sudah dapat beraktifitas masih tidak sesuai dengan
seperti biasa. Anak sedang umur anak karena status
mengkonsumsi sarapan dengan kurva pada KMS menurut
bubur ayam yang dimakan BB/U berada di warna
sendiri tanpa bantuan orang kuning.
tua. Makanan kesukaan anak
2. Memberitahu ibu cara
yaitu nasi dengan lauk pauk
memvariasikan makanan
seperti tahu, tempe, telur, dan
agar anak tidak bosan
sayuran yang diolah dengan
dengan makanan yang
berbagai jenis masakan.
dimakan dengan cara
Makanan yang tidak disukai
membentuk berbagai jenis
anak yaitu ikan. BB anak pada
karakter atau membuat
tanggal 27 Juni 2019 yaitu 9 kg.
semenarik mungkin.
b. Kajian data Objektif
3. Memberitahu makanan
Keadaan umum anak baik, selingan yang mudah di
Berat Badan 9,2 kg, kenaikan dapat dan bergizi seperti
BB yaitu 0,2 kg. Tinggi Badan 80 puding buah-buahan

cm, Suhu 37,1oC, Nadi 112 x/ ataupun jus buah, roti, bubur

53 STIKes Hang Tuah Pekanbaru


kacang hijau, bubur sum- diusahakan untuk dibuat
sum dan lain-lain. semenarik mungkin.

4. Memberitahu ibu bahwa akan a. Pengkajian Data Objektif


dilakukan kunjungan rumah Keadaan umum anak baik,
pada tanggal 10 Juli 2019. Berat Badan 9,5 kg, kenaikan
Berat Badan yaitu 0,3 kg. Tinggi
Kajian III
Badan 80 cm, Suhu 37,1 oC,
Kunjungan kedua dilakukan pada Nadi 110 x/i, Pernafasan 30
tanggal 10 Juli 2019, pukul 09.30 x/i, Lingkar Lengan 13 cm,
WIB di rumah paisen. Lingkar Kepala 45 cm.

a. Pengkajian Data Subejktif c. Assasment

Anak sudah dibawa ke An. R usia 25 bulan dengan


Posyandu pada tanggal 08 Juli gizi kurang.
2019 dan di dapatkan hasil BB
yaitu 9,5 kg. Petugas kesehatan d. Plan

menganjurkan ibu untuk Informasi dan edukasi


membawa anak ke Puskesmas
1.Memberitahu hasil
agar mendapatkan biskuit
pemeriksaan, bahwa saat ini
khusus untuk penambahan berat
BB anak yaitu 9,5 kg,
badan tetapi ibu tidak bersedia
kenaikan BB anak dari
karena alasan yang tidak
tanggal 03 Juli 2019 yaitu 0,3
diketahui. Pada tanggal 03
kg, tetapi tetap belum sesuai
Juli 2019 di dilakukan
dengan umur. Karena,
penimbangan BB yaitu 9,2 kg.
menurut BB/U pada KMS
Saat ini anak sudah
untuk anak laki-laki dengan
mengkonsumsi sarapan dengan
usia 25 bulan BB normal
roti marrie dan teh hangat.
antara 10 kg sampai 15,5 kg.
Pemberian makan utama tetap 3
Dengan BB yang baik, maka
kali sehari, dengan lauk pauk
anak akan sehat dan juga tidak
seperti tahu, tempe, telur, dan
mudah untuk terserang
sayuran yang diolah dengan
penyakit.
berbagai jenis masakan. Sudah

54 STIKes Hang Tuah Pekanbaru


2. Menganjurkan ibu untuk tetap Kemudian anak terbiasa makan
memberikan makanan sendiri tanpa pantauan orang tua
seimbang dan membentuk dalam waktu lebih kurang 1 jam
makanan supaya menjadi makanan habis. Faktor yang
lebih menarik. menyebabkan anak lama
menghabiskan makanan adalah
3. Menganjurkan ibu agar anak
sambil menonton TV. Menurut teori
banyak istirahat yaitu tidur
(Sudjatmoko, 2011) salah satu faktor
siang 2 jam dan tidur malam 9
yang menyebabkan anak lama untuk
jam.
mengabiskan makanan adalah
4. Menganjurkan ibu untuk tetap kurangnya perhatian orang tua
rutin mengikuti terhadap anak/ pola asuh.
posyandu agar mengetahui
Pada data objektif di dapatkan
tumbuh kembang anak.
keadaan umum anak baik, BB bulan
5. Menyarankan ibu pergi ke Juni: 9 kg, BB bulan Juli: 9,5 kg terjadi
Puskesmas untuk kenaikan BB 0,5 kg. Dinilai dari BB/U,
mendapatkan biskuit khusus saat ini BB anak termasuk pada
anak untuk membantu kategori “T” (tidak naik). Menurut teori
penambahan berat badan. (Kementerian Kesehatan Republik
Karena hal tersebut adalah Indonesia, 2015) anak laki-laki usia 25
salah satu program dari bulan dan memiliki BB 9,5 kg termasuk
pemerintah. dalam kategori gizi kurang, karena status
kurva KMS terletak di warna kuning.
Saat dilakukan pengukuran lingkar
PEMBAHASAN lengan di dapatkan hasil yaitu 13 cm.
Menurut (Septikasari, 2018), lingkar
Pada data subjektif ditemukan
lengan normal anak balita yaitu 14 cm–
bahwa anak rewel karena sedang
15,2 cm.
mengalami demam sudah 4 hari dan
nafsu makan anak berkurang. Memberitahu ibu bahwa berat
Menurut teori (Alimul, 2010) anak badan anak saat ini tetap belum sesuai
yang menderita penyakit akan dengan umur, menurut teori
mengalami penurunan berat badan (Kementerian Kesehatan Republik
dan juga penurunan nafsu makan. Indonesia, 2015) anak di nyatakan gizi

55 STIKes Hang Tuah Pekanbaru


kurang jika berat badan tidak naik 2 kali SARAN
berturut-turut atau pun garis kurva
a. Bagi Puskesmas Garuda
KMS berada di warna kuning.
Pekanbaru
Mengingatkan ibu kembali untuk
Diharapkan kepada Puskesmas
memberikan makan 3 x sehari dan juga
Garuda untuk lebih memperhatikan
membentuk makanan semenarik
balita dengan gizi kurang dengan cara
mungkin agar anak tidak bosan.
langsung mendatangi rumah balita
Karena menurut teori (Septikasari,
untuk memberikan makanan
2018)
tambahan yaitu biskuit khusus balita
Pemberian makan 3 x shari dengan gizi kurang.
dengan memperhatikan prinsip
b. Bagi STIKes Hang Tuah
keanekaragaman atau variasi makanan
Pekanbaru
akan memenuhi kebutuhan gizi
seseorang. Kemudian tetap mengajurkan Diharapkan pada pihak STIKes untuk
ibu untuk mengajak anak istirahat lebih banyak menyediakan buku
selama 2 jam untuk tidur siang dan 9 tentang gizi kurang supaya menjadi
jam untuk tidur malam. Menganjurkan pedoman untuk studi kasus
ibu untuk tetap mengikuti posyandu selanjutnya.
secara rutin agar mengetahui tumbuh
c. Bagi Penulis
kembang anak, menurut teori (Febry,
2012) fungsi Kartu Menuju Sehat Diharapkan pada penulis selanjutnya
(KMS) untuk mencatat berat badan, mendapatkan waktu yang sesuai
memantau pertumbuhan anak setiap untuk melakukan studi kasus yang
bulan dan sebagai media penyuluhan dapat memantau kenaikan berat
gizi dan kesehatan. badan hingga dalam batas normal.

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Setelah mengumpulkan data
secara keseluruhan dapat dibuat Alimul, A. (2010). Pengantar Ilmu

kesimpulan yaitu An. R usia 25 bulan kesehatan anak untuk pendidikan

dengan gizi kurang, berat badan berada di kebidanan. Salemba Medika.

status kurva berwarna kuning. Jakarta.

56 STIKes Hang Tuah Pekanbaru


Anik Sholika, dkk. (2017). Faktor - Kemenkes, R. (2011). Buku sk
Faktor yang Berhubungan dengan antropometri.
Status Gizi Balita di Pedesaan dan https://doi.org/10.1055/s-0029-
Perkotaan. Jurnal Kesehatan 1219204
Masyarakat, 2(1), 9–18.
Kementerian Kesehatan RI. (2014).
Fauziah, Lilis, Rahman, Nurdin, & Peraturan Menteri Kesehatan
Hermiyanti. (2017). Faktor Risiko Republik Indonesia Nomor 66
Kejadian Gizi Kurang Pada Balita Tahun 2014 Tentang Pemantauan
Usia 24-59 Bulan Di Kelurahan Pertumbuhan, Perkembangan, Dan
Taipa Kota Palu. Ilmiah Gangguan Tumbuh Kembang, 1–
Kedokteran, 4, 29. 365.

Irianti, B. (2019). Faktor- Faktor Yang Riskesdas. (2018). Hasil Utama


Menyebabkan Status Gizi Kurang Riskesdas Tentang Prevalensi
Pada Balita Di Wilayah Kerja Diabetes Mellitus di Indonesia
Puskesmas Sail Pekanbaru Tahun 2018. https://doi.org/1 Desember
2016. Midwifery Journal: Jurnal 2013
Kebidanan UM. Mataram, 3(2),
Sudjatmoko. (2011). Masalah makan
95.
pada anak, 10(1), 36–41.
https://doi.org/10.31764/mj.v3i2.478

57 STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Anda mungkin juga menyukai